Sunday, December 17, 2017

Mujahidin Palestina Di Pront Terdepan, Yang Ditakuti Yahudi Israel, Bermanhaj Salafi, Sama Dengan Aqidah Sahabat Yang Pernah Menaklukan Jerusalem. Mereka “Al Akhfiya” (Orang-Orang Yang Tidak Suka Popularitas) Bukan Monasiyun, Retorikayun, Aswajayun, Youtubiyyun.

Hasil gambar untuk salafi palestina
Hasil gambar untuk salafi palestina

Alhamdulillah bahwa Salafyyin memiliki peran dalam perkara Palestina sejak dikumandangkannya perang melawan Yahudi. Sejak tahun 1930-an Salafi memiliki peran di Palestina.
Di antara para ulama yang menaruh perhatian terhadap masalah Palestina ialah Syekh Muhammad Rasyid Ridho rahimahullah dalam majalah Al Manar yang berbicara tentang masalah Palestina dalam dua jilid atau lebih. Demikian pula Syekh muhibbuddin alkhatib assalafy dalam majalah Al-fath, mencurahkan usaha yang patut disyukuri dalam hal ini. Demikian pula Syekh Al-Allamah Al-Muhaddits as-Salafi Ahmad Syakir rahimahullah memiliki peran yang patut pula disyukuri.
Adapun di daerah Maghrib yang berperan masalah ini adalah Syekh Abdul Hamid Ibnu baadis rahimahullah wafat tahun 1359 Hijriyah dan Syekh Muhammad Basir Al ibrohimi keduanya pun memiliki usaha yang patut disyukuri.
Demikian pula Syekh Muhammad nashiruddin al-albani rahimahullah beliau adalah salah seorang ulama yang bergabung dengan para Mujahidin di Palestina pada tahun 1948 masehi beliau datang sendiri ke Palestina dengan membawa senjata dan bergabung dalam jihad fisabilillah.
Lantas apakah yang dilakukan oleh orang-orang yang telah membangkitkan kemarahan kaum muslimin?!
Apakah mereka mengajarkan agama dan ilmu kepada rakyat Palestina?!
Ataukah mereka telah mendidik rakyat Palestina di atas masalah-masalah yang kecil dan yang besar?!
Katakanlah demi Allah apa yang telah mereka lakukan?!
Kita harus melihat kondisi kita sekarang ini kuat atau lemah?? kalau kita lemah maka kita harus bersabar dan berdoa untuk kita, keluarga, kaum muslimin yang tertindas khususnya untuk rakyat Palestina.  Kita harus ingat kewajiban kita menuntut ilmu dan beramal saleh. Kita memohon kepada Allah ta'ala agar kita dapat melaksanakan salat di Masjidil Aqsa dan dianugerahi mati syahid Aamiin.

“Diantara tokoh para Mujahidin tersebut adalah seorang mujahid yang terkenal: Muhammad ‘Izzuddiin Al Qassaam –rahimahullah-. Ia adalah pejuang mimbar dakwah Salafiyyah di Palestina!!…”

Mengenai Sikap Ahlus Sunnah Wal Jama’ah tentang problematika  Palestina Syaikh Masyhur bin Hasan Aalu Salman –hafizhahullah- berkata:

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهد الله فهو المهتد ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده ورسوله؛ أما بعد:
Pertama-tama Saya katakan :
Diantara hal bisa dipahami dan telah tegas serta telah ditetapkan (dengan dalil-dalil) bahwasannya; semua kaum Musimin berdosa pada saat ini karena telah lalai terhadap permasalahan Palestina.
Pada kesempatan kali ini, pada simposium yang baik dan berkah ini, Saya akan menyebutkan sedikit hal tentang sikap Salafiyyin terhadap permasalahan Palestina.

Dan hal yang akan Saya sebutkan ini banyak tidak diketahui dalam benak pikiran, bahkan para Hizbiyyin justru mengklaim hal tersebut, untuk memperbanyak jumlah mereka, dan agar memperkuat kekuatan mereka dengannya!

Dalam rangka menempatkan sesuatu sesuai pada tempat yang sebenarnya; maka saya katakan:
[1]. Banyak dari para Mujahidin yang masyhur merupakan Salafiyyin yang ikhlas, merka itu memiliki peran yang patut disyukuri dalam menolong memperjuangkan aqidah dan manhaj.
Diantara tokoh Mujahidin tersebut adalah seorang mujahid yang terkenal:
Muhammad ‘Izzuddiin Al Qassaam –rahimahullah-.
Ia adalah pejuang mimbar dakwah Salafiyyah di Palestina, dan sebelum itu ia pun pejuang di Suria sebelum bergabung dengan batalyon-batalyon mujahidin di Palestina.
Bukti pernyataan tersebut adalah ia menulis kitab yang telah dicetak dengan judul:
‘Kritik dan Penjelasan terhadap kekeliruan Khuzairaan.’
(النقد والبيان في دفع أوهام خزيران ) dalam kitab tersebut ia membantah seorang Sufi yang telah mati dan perusak akal serta penolong kebid’ahan.
Diantara yang ia sebutkan tentang seorang sufi tersebut –pada halaman 25- adalah:
‘Dahulu kami berusaha mengarahkan ustadz al Jazzaar dan muridnya –yaitu: Khuzairani- , dan keduanya itu adalah Sufi; agar mereka berdua mengambil faidah dari kitab Al I’tisham karya Asy Syaatibiy yang merupakan kitab tiada tandingannya dalam bab ini.
Tetapi kami khawatir mereka menuduh bahwa kami terpengaruh faham Wahabi!?’
Ia dikenal ke-salafi-annya dan dahulu musuh-musuhnya mengatakan tentangnya bahwa; Dia itu adalah Wahabiy!
Begitulah julukkan yang disematkan kepada para pendakwah Al Quran dan Sunnah berdasarkan pemahaman Salaful Ummah.
Barang siapa yang memperhatikan kitab karyanya yang telah dicetak itu sebagaimana yang Saya isyaratkan; maka akan menemukan bahwasannya Dia adalah seorang Salafi yang jelas dan terang.

Dan diantara hal yang harus disebutkan pada kesempatan kali ini adalah bahwasannya Salafiyyin melihat pada setiap permasalahan itu secara menyeluruh; diantaranya terhadap permasalahan Palestina ini pun dipandang secara sudut pandang Syar’i, dan mereka akan merealisasikannya dengan perbuatan tanpa banyak berkata-kata.
Kapanpun Allah -‘azza wa jalla- memudahkan bagi mereka Jihad maka mereka pasti langsung pergi Jihad dan tidak mungkin duduk (berdiam diri)!
Namun, Jihad bagi mereka memiliki prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah tertentu dan mereka pun dalam hal-hal tersebut berada di belakang para Ulama yang rabbaniyyin dan bukan di depan (mendahului fatwa) para Ulama.
Maka, permasalahan ini pun (bagi mereka) harus tunduk pada hukum-hukum Syar’i!
Dan mereka –Salafiyyin- meyakini suatu aqidah yang kokoh yang bersumber dari dua wahyu yang mulia -yakni Al Quran dan Sunnah yang shahih- bahwasannya:
Perseteruan kami dengan kaum Yahudi adalah perseteruan eksistensi dan bukan hanya perseteruan perbatasan wilayah!
Inilah diantara keyakinan yang telah kokoh dalam pemahaman mereka (Salafiyyin) terkait permasalahan Palestina ini!
Dan diantara hal yang harus disebutkan pada kesempatan kali ini adalah:
Bahwasannya pengungkapan kesedihan, kepedihan, dan protes dengan kata-kata serta pidato-pidato yang berapi-api yang tidak akan merubah dan tidak akan mengganti (keadaan menjadi lebih baik),
Hendaklah (semangat aktifitas) tersebut diarahkan kepada (semangat menjelaskan) hukum-hukum Syar’i, Aqidah,, dan Syari’at.
Dan, mengarahkan semangat aktifitas tersebut menjadi girah/semangat dalam memperjuangkan Aqidah dan Syari’at merupakan konsekuensi dari hukum-hukum Fiqih serta sesuai dengan kaidah prioritas yang dirumuskan dari kaidah-kaidah dan maqasaashid (tujuan-tujuan) Syari’at.
Karena; yang wajib dalam permasalah Palestina ini adalah: Perbuatan, dan bukan hanya kata-kata kosong!
Dan diantara hal yang harus disebutkan pada kesempatan kali ini adalah:
Bahwasannya Salafiyyin tidak pernah lalai dalam hal menjelaskan dan menyuarakan (permasalahan Palestina ini)!
Mereka tidak tinggal diam serta tidak akan pernah diam!
Dan sebagaimana yang telah Saya jelaskan bahwa (sikap mereka itu) sesuai dengan Maqaashiid Syar’iyyah dan sesuai dengan kaidah-kaidahnya, yaitu:
Bahwasannya menyelisihi Ahlul Kitab -yakni Yahudi dan Nashrani- telah tertanam kuat dalam perasaan setiap Salafi dalam segala urusan kehidupannya, cara pandangnya, dan akhlaknya.”
(1).Sumber: http://meshhoor.com/fatawa/1752/ Penerjemah: Muhammad Hilman Alfiqhy.
(2).Sumber: buku berjudul "Mulia dengan Manhaj Salaf"Pustaka At-Taqwa Halaman: 484-487.
Repost: Akun Muhamad Fajri Bekasi, 29 Robi'ul Awwal 1439 H [https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=567039700314917&id=100010266763678 ]


Tanpa koar-koar di medsos

Dalam kurun 5 tahun sumbangan yang sudah di kucurkan Saudi untuk Palestina.
Kita bandingkan :
Turky 30,14 juta dolar
Qatar 4,17 juta dolar
Saudi cuma 511 juta dollar
Maaf buat yang sering ngatain Saudi cuma diam
#Bukan kebiasaan kami koar-koar dalam berbuat baik (Menlu Saudi)