2018-01-26
Raja Yordania Abdullah II memuji peranan
Arab Saudi yang berhasil membatasi gerakan Iran di Timur Tengah. Raja Yordania
mengatakan bahwa Arab Saudi telah aktif dan memiliki peran positif dalam
menghadapi kebijakan agresif Iran di Yaman, Suriah, Irak dan Lebanon.
“Arab Saudi, di bawah kepemimpinan Raja
Salman bin Abdul Aziz memimpin peran proaktif yang belum pernah kita lihat
sebelumnya di Timur Tengah untuk membatasi gerakan Iran,” ungkap Raja Abdullah
II di Forum Ekonomi Dunia, di Davos, Swiss, seperti dilansir dari Asharq
Al Awsat, Jumat, (26/1/18).
Raja Abdullah II menunjukkan campur
tangan kebijakan Iran di sejumlah negara Arab dan memperingatkan bahaya
intervensi Iran kepada kelompok milisi di Lebanon, Irak, Suriah dan Yaman yang
memicu ketegangan sektariandi wilayah tersebut.
Raja Abdullah II menambahkan bahwa Arab
Saudi tidak hanya memperhatikan aktivitas destabilisasi Iran, tapi juga semua
negara di kawasan ini, “terutama setelah kami melihat dampak dari kebijakan ini
di Suriah, Irak, Yaman dan Lebanon. Saya lihat kebijakan Arab Saudi sangat
positif untuk wilayah ini,” kata Raja Abdullah II.
Raja Abdullah menjelaskan : “Kami percaya
bahwa dialog adalah cara terbaik untuk memecahkan masalah. Namun kebijakan
agresif Iran telah menimbulkan masalah besar di Suriah, Lebanon dan Yaman Ada
kekhawatiran tentang masa depan Lebanon, yang telah sangat menderita selama
beberapa dekade terakhir karena Iran telah menciptakan masalah baru di wilayah
tersebut.” (DH/MTD)
Sumber : Asharg Al
Awsat
Al-Jubeir : Campur Tangan Iran di Lebanon, Suriah dan Yaman adalah Ancaman
Serius bagi Arab Saudi
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel
al-Jubeir mengatakan bahwa Iran adalah sumber bahaya terbesar di kawasan ini
karena campur tangannya di Lebanon, Yaman dan Suriah.
Al-Jubeir mengungkapkannya dalam
konferensi pers di saat kunjungannya ke Brussels bertemu dengan Menteri Luar
Negeri Belgia, Didier Reynders.
“Iran telah menyelundupkan rudal balistik
kepada milisi Houthi di Yaman. Rudal tersebut telah diluncurkan ke Arab Saudi
berulang kali oleh milisi tersebut. Ini adalah ancaman serius bagi keamanan
Arab Saudi,” ungkap Al Jubeir, seperti dilansir dari Al
Arabiya, Sabtu, (20/1/18).
“Pemberian sanksi terhadap Iran harus
diberlakukan untuk mencegah Teheran memperkaya uranium. Perjanjian nuklir Iran
perlu diperbaharui,” tambah Al Jubeir.
Sementara itu, Reynders mengungkapkan
bahwa perjanjian nuklir dengan Iran masih berjalan dan pelaksanaannya penting
bagi dunia internasional. Reynders mengatakan : “Kami akan membahas
keterlibatan Iran dalam serangan rudal balistik dan ancaman perang di wilayah
ini”.
Menanggapi konflik yang sedang
berlangsung di Yaman, Al Jubeir mengatakan bahwa Arab Saudi melakukan operasi
militer bersama Koalisi Arab untuk mencegah jatuhnya Yaman ke tangan Iran dan
Hizbullah. Al Jubeir menunjukkan bahwa Riyadh telah melindungi lebih dari satu
juta pengungsi Yaman sejak krisis dimulai. (DH/MTD)
Sumber : Al Arabiya