Wednesday, March 18, 2015

Pengkhianatan Syiah Sepanjang Sejarah

Sejarah adalah kumpulan peristiwa masa lalu yang merupakan gudang informasi tentang segala hal positif maupun negatif. Kekayaan sejarah menjadi asset umat manusia untuk belajar banyak hal tentang kehidupan. Maju dan mundurnya suatu bangsa atau peradaban sangat bergantung sejauh mana sejarah itu digali. Megahnya bangunan sejarah karena ada perancang dan pelaksananya. Robohnya bangunan sejarah karena ada penghancurnya, baik internal maupun eksternal.
Demikian pulalah yang terjadi pada sejarah peradaban Islam. Sejarah Islam telah ditulis dan dibukukan oleh sejarawan muslim dan non muslim. Di antaranya adalah buku History of Civilization karya Will Durant, Tarikhul Umam wal Muluk karya Ath-Thabari, Tarikhul Islam karya Adz-Dzahabi, dll. Penulisan sejarah lebih banyak bersifat pemaparan kronologis dan sedikit yang bersifat analitis seperti kitab Marwiyat Abi Mukhnaf fi Taarikh Thabari karya Dr. Yahya Ibrahim Yahya atau Khuqbatun minat Tarikh karya Utsman Khamis. Adapun manipulasi sejarah ternyata yang paling banyak melakukannya adalah kaum Syiah terutama oleh Al-Mas’udi dalam kitab Muruujudz Dzahab, Abu Mukhnaf dan Saif bin Umar dalam riwayat-riwayat Ath Thabari dan sebagainya.
Sebelum memaparkan peristiwa-peristiwa pengkhianatan Syiah sepanjang sejarah, ada baiknya menjawab pertanyaan penting: Mengapa tokoh Syiah suka berkhianat? DR. Imad Ali Abdus Sami’ memaparkan panjang lebar dalam bukunya “Pengkhianatan-Pengkhianatan Syiah” Tetapi intinya bahwa selain pengikut Syiah kafir karena itu halal darahnya. Hal itu besumber dari akidah mereka. Sekedar contoh saya bawakan dua riwayat dalam kitab utama mereka.

الأصول من الكافي/ محمد بن يعقوب الكليني ج. 2 ص. 409 -410:

1- عن أبي عبد الله قال: أهل الشام شر من أهل الروم و أهل المدينة شر من أهل مكة و أهل مكة يكفرون بالله جهرة
2- عن سماعة عن أبي بصير عن أحدهما عليهما السلام: إن أهل المكة يكفرون بالله جهرة وإن أهل المدينة أخبث من أهل مكة، أخبث منهم سبعين ضعفا.
“Buku Al-Ushul minal Kaafi, Muhammad bin Ya’qub Al-Kulaini, Juz. 2, hlm. 409-410:
1. Dari Abi Abdillah berkata, “Penduduk Syam lebih buruk daripada penduduk Romawi dan penduduk Madinah lebih buruk daripada penduduk Makkah dan penduduk Makkah kafir kepada Allah secara terang-terangan.

2. Dari Sama’ah dari Abi Bashir dari salah satu keduanya ‘alaihis salam berkata, “Sesungguhnya penduduk Mekkah mengkafiri Allah secara nyata dan penduduk Madinah lebih buruk daripada penduduk Mekkah, lebih buruk daripada mereka tujuh puluh kali lipat.”

Bahasan kita kali ini adalah sejarah tentang pengkhianatan Syiah agar kita bisa mengambil pelajaran dan tidak lengah.
Sejarah Pengkhianatan Syiah
Pertama, pengkhianatan yang dilakukan oleh Abu Lu’luah Al-Majusi dengan membunuh Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. Kaum Syiah menjulukinya dengan “Baba Syujauddin”(sang pembela agama yang gagah berani). Kuburannya di Iran dikunjungi dan dihormati oleh kaum Syiah. Bahkan para ulama syiah berdoa, “Ya Allah kumpulkan kami di akherat kelak bersama Abu Lu’lulah”. Dr. Akram Dhiya’ Al Umari mengkisahkan:
و قد غلبت الدولة الإسلامية في عهده (أي عمر بن الخطاب) الفرس و الروم و حررت الهلال الخصيب و مصر و مصرت الكوفة و البصرة و الفسطاط و مازالت في صعود و امتداد حتى إغتاله أبو لؤلؤة المجوسى غلام المغيرة بن شعبة و هو يؤم المسلمين في صلاة الفجر ليلة الأربعاء ليال بقين من ذي الحجة سنة 23 للهجرة بعد خلافة دامت عشر سنين و ستة أشهر
“Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, umat Islam berhasil menaklukan Persia, Romawi, Bulan Sabit Subur(fortile caesent) (Mesopotamia, Suriah-Palestina) dan Mesir. Umat Islam juga berhasil menjadikan Kufah, Bashrah dan Fusthat sebagai pusat kota. Demikianlah, Islam terus berekspansi sampai akhirnya Khalifah Umar dibunuh oleh Abu Lu’lu’ah Al-Majusi, budak dari Mughirah bin Syu’bah, ketika beliau sedang mengimami shalat shubuh pada malam Rabu bulan Dzulhijjah tahun ke-23 hijriah. Khalifah meninggal setelah memerintah selama 10 tahun 6 bulan.”
Kedua, pengkhianatan Abdullah bin Saba’. Ia adalah orang yang pertama kali mendirikan Syiah. Para ulama syiah, sebagaimana dikatakan oleh mantan tokoh Syiah Sayyid Husen Al Musawi dalam bukunya Lillah tsumma Lit Tarikh, mengakui bahwa Abdullah bin Saba’ adalah pendiri syiah. Pengakuan ini ada dalam lebih dari 20 buku referensi Syiah. Abdullah bin Saba’ adalah Yahudi yang berpura-pura masuk Islam dan menebarkan fitnah di kalangan masyarakat awam agar memberontak kepada Khalifah Utsman bin Affan pada tahun ke-34 hijriah. Satu tahun kemudian, yaitu pada tahun ke-35 hijriah, ribuan orang dengan alasan melaksanakan haji, datang ke Madinah dan mengepung rumah Utsman bin Affan selama 40 hari dan melarang shalat di masjid. Sampai akhirnya mereka membunuh Khalifah Utsman.
Ketiga: pengkhianatan pengikut Syiah dengan membunuh Ali bin Abi Thalib, Hasan dan Husain. Ketika Hasan dan Husain akan pergi ke Khufah, Muhammad bin Ali bin Abi Thalib menasehatinya agar tidak pergi ke Kufah dengan berkata, ”
يا أخي أن أهل الكوفة قد عرفت غدرهم بأبيك و أخيك و قد خفت أن يكون حالك كحال من مضى (اللهوف لإبن طاوس ص 39 و عاشورا للإحساء ص. 110)
Saudaraku, engkau telah mengetahui bahwa penduduk Kufah mengkhianati Ayahmu dan Saudaramu. Saya takut keadaanmu akan seperti keadaan orang-orang yang telah berlalu(pergi ke Kufah).” (Al-Luhuf, Ibnu Thawus hlm 39, dan Asyura, Al-Ihsa, hlm. 110).
Dalam kitab Man Qatala Husain(Siapa pembunuh Husain)karangan Abdullah bin Abdul Aziz dipaparkan secara rinci siapa yang sebenarnya membunuh Sayyidina Husain. Bahwa, ternyata pembunuhnya adalah orang Syiah sendiri yaitu Sanan bin Anas An-Nakhai dan Syammar bin Dzil Jusyan yang dipimpin oleh Ubaidillah bin Ziyad.
Dalam kitab Taarikh Abil Fida’ Al Musamma Al-Mukhtashar fi Akhbaril Basyar Juz 1 hlm. 265 jelas sekali kronologis terbunuhnya Imam Husain oleh kaum Syiah sendiri yang dipimpin oleh Ubaidillah bin Ziyad yang sebelumnya merupakan tentara di pasukan Ali bin Abi Thalib (148 H – 193 H/786 M – 842 M).
Keempat, pengkhianatan Alib bin Yaqtin pada masa Harun Al-Rasyid yang telah merobohkan penjara yang dihuni oleh 500 narapidana kemudian dia mengirim surat kepada Imam Al-Kadzim menanyakan hal itu dan dijawab bila kamu bertanya sebelum peristiwa itu terjadi maka darah mereka tidak masalah (tidak berdosa) tetapi karena kamu bertanya setelah terjadi maka kamu harus bayar kaffarah setiap yang terbunuh dengan seekor kambing jantan. (Hakikatus Syiah, hlm. 55).
Kelima, Pengkhianatan Khalifah Abbasiyah yaitu An-Nashir Lidinillah.

Ibnu Katsir berkata:

كان قبيح السيرة في رعيته ظالمًا لهم، فخرب في أيام العراق وتفرق أهله في البلاد، وكان يفعل الشيء وضده.. وكان اعتنق المذهب الشيعي.. ويقال كان بينه وبين التتر مراسلات حتى أطمعهم في البلاد، وهذه طامة صغرى عندها كل ذنب عظيم
(البداية و النهاية لإبن كثير ج 13 ص. 106 – 107 بتصرف)
Nashir Lidinillah memiliki perilaku buruk terhadap rakyatnya dan mendhaliminya. Ia menghancurkan dan memisahkan keluarganya ketika berada di Irak. Ia berbuat sesuatu dan kebalikannya. Ia menganut madzhab Syiah. Dikatakan bahwa antara dirinya dengan Tatar terjadi surat menyurat agar ia tertarik ke negaranya. Ini adalah bencana kecil, baginya setiap dosa besar terjadi.” (Al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir, Juz 13 hlm. 106 – 107).
Keenam, Dinasti Fathimiyah di Mesir sejak tahun 301 H – 567 H adalah pemerintahan Syiah yang memaksakan ajaran Syiah kepada penduduk Ahlus Sunah dengan berbagai cara. Dan yang lebih pahit dari itu bekerja sama dengan tentara Salib untuk membantai umat Islam Ahlus Sunnah yang berada di bawah kekuasaan Dinasti Saljuk yang sunni.
Dr. Yusuf Ghawanimah menukil sejarah, “Bahwa pengepungan kaum Salibis terhadap Anthokia menyenangkan hati Al-Afdhal(pemimpin Dinasti Fathimiyah saat itu) dan menganggap kekalahan Dinasti Turki Saljuk(yang sunni) berarti kemenangan baginya.
Ketujuh, Pengkhianatan menteri Syiah Muhammad bin Al-Qami dan Nashiruddin Ath-Thusi pada pemerintahan Al-Mu’tashim Billah pada tahun 656 H bekerja sama dengan Tatar yang dipimpin oleh Hulako Khan dengan pasukan berjumlah 200 ribu dan mengepung Baghdad serta membantai kaum muslimin baik laki, perempuan, orang tua, dan anak-anak dan jumlahnya tidak ada yang tahu kecuali Allah(lihat: Al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir).
Pada tahun 658 H Tatar bersama komandannya yaitu Hulako Khan mengepung Syam dan membantai penduduknya dan dibiarkan selamat dua ulama Syiah yaitu Kamaluddin At-Taflisi dan Muhammad bin Yusuf Al Kanji karena mereka bekerja sama dengan Tatar.
Kedelapan, Pengkhianatan Dinasti Shofawi di Persia tahun 1447 M – 1736 M. Dr. Badri Yatim, M.A. menyebutkan, “Ketika kerajaan Usmani sudah mencapai puncak kemajuannya kerajaan Sofawi di Persia baru berdiri, kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dalam perkembangannya, kerajaan Sofawi sering bentrok (baca perang) dengan Turki Usmani (Sunni). Bahkan kerajaan Mughal di India tersusupi menteri Syiah bernama Bairam Khan.
Kesembilan, Pengkhianatan Khomeini berdasarkan penuturan DR. Musa Al-Musawi, “Mendiang telah memimpin Iran selama 10 tahun dengan api dan besi dan telah menggantung oposisinya sebanyak 150.000 orang, mengusir 3 juta orang, membungkam kebebasan 50 juta warga Syiah dalam ranah politik, pemikiran, dan sosial, menimbulkan kemiskinan yang tidak ada taranya, menyebabkan perang dengan Irak dan memakan korban sekitar satu juta orang, dan 100 ribu orang Syiah dipenjara.
Kesepuluh, Pengkhianatan organisasi amal yang melahirkan “Hizbullah” dengan membantai warga Palestina Sunni sebanyak 3100 antara yang terbunuh dan terluka pada tanggal 20 Mei 1985 sampai 18 Juni 1985. Begitu pula pembantaian Syiah Irak bekerja sama dengan tentara Amerika. DR. Harits Adh-Dhori melaporkan jumlah Ahlus Sunah Irak yang terbunuh mencapai 200 ribu orang, 100 ribu dibunuh Syiah dan 100 ribu lainnya dibunuh oleh tentara Amerika. Kaum Syiah ketika membunuh ulama dan para khatib ahlus sunah dengan cara sadis memotong-motong anggota tubuh dan mencongkel mata dengan besi panas sebelum dibunuh. Bahkan para pembesar Iran di Qum dan Bashrah menyatakan kalau tidak karena Syiah Kabul dan Baghdad tidak akan jatuh.
Kesebelas, pengkhianatan Syiah di Bahrain, Yaman, Saudi Arabia, Pakistan, dan lain-lain adalah bukti nyata dari kekejaman Syiah. Apakah kita akan menunggu mereka beraksi di Asia Tenggara terutama Malaysia dan Indonesia?
Keduabelas, kerja sama Iran, Amerika, dan Zionis Israel dalam jual beli senjata yang terkenal dengan “Iran Gate”. Bahkan kitab مواقف العلماء و المفكرين من الشيعة الإثنا عشرية / إعداد موقع الراصد menyebutkan 13 dokumen jual beli senjata antara Iran dan Israel.
Masihkan kita tertipu? Wallahu A’lam.
(Farid Achmad Okbah, M.Ag)

Sekilas Sejarah Hitam Syiah Sepanjang Zaman


Di bawah ini adalah ringkasan sejarah kelompok Rafidhah (sebutan yang diberikan para ulama terhadap aliran Syi’ah), kanker yang menggerogoti umat Islam dan penyakit yang menular, kami akan menyebutkan – dengan izin Allah – peristiwa-peristiwa nyata dan penting yang pernah dilalui dalam sejarah mereka. Semoga ringkasan singkat ini mampu membuka pandangan mayoritas Ahlus Sunnah yang telah termakan isu dan slogan-slogan pendekatan antara Islam dan Rafidhah.
14 H. Pada tahun inilah pokok dan asas dari kebencian kaum Rafidhah terhadap Islam dan kaum muslimin, karena pada tahun ini meletus perang Qadisiyyah yang berakibat takluknya kerajaan Persia Majusi, nenek moyang kaum Rafidhah. Pada saat itu kaum muslimin dibawah kepemimpinan Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu.
16 H. Kaum muslimin berhasil menaklukkan ibu kota kekaisaran Persia, Mada’in. Dengan ini hancurlah kerajaan Persia. Kejadiaan ini masih disesali oleh kaum Rafidhah hingga saat ini.
23 H. Abu Lu’lu’ah Al-Majusi yang dijuluki Baba ‘Alauddin oleh kaum Rafidhah membunuh khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu. Dan ini merupakan salah satu simbol mereka dalam memusuhi Islam.
34 H. Munculnya Abdullah bin saba’, si yahudi dari yaman yang dijuluki Ibnu Sauda’ berpura-pura masuk Islam, tapi menyembunyikan kekafiran dalam hatinya. Dia menggalang kekuatan dan melancarkan provokasi melawan khalifah ketiga Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu hingga khalifah tersebut dibunuh oleh para pemberontak karena fitnah yang dilancarkan oleh Ibnu Sauda’ (Abdullah bin Saba’) pada tahun 35 H. Keyakinan yang diserukan oleh Abdullah bin Saba’ ini berasal dari pokok-pokok ajaran Yahudi, Nasrani dan Majusi yaitu menuhankan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, wasiat, raj’ah, wilayah, keimamahan, bada’ dan lain-lain.
36 H. Malam sebelum terjadinya perang Jamal, kedua belah pihak telah sepakat untuk berdamai. Mereka bermalam dengan sebaik-baik malam sementara Abdullah bin Saba’ beserta pengikutnya bermalam dengan penuh kedongkolan. Lalu dia membuat provokasi kepada kedua belah pihak hingga terjadilah fitnah seperti yang diinginkan oleh Ibnu Saba’. Pada masa kekhilafahan Ali bin Abi Thalib, kelompok Abdullah bin Saba’ datang kepada Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu seraya berkata, “Kamulah, kamulah!!” Ali bin Abi Thalib menjawab: “Siapakah saya?”, mereka berkata: “Kamulah sang pencipta!”, lalu Ali bin Abi Thalib menyuruh mereka untuk bertaubat tapi mereka menolak. Kemudian Ali bin Abi Thalib menyalakan api dan membakar mereka.
41 H. Tahun ini adalah tahun yang paling dibenci oleh kaum Rafidhah karena tahun ini dinamakan tahun jama’ah (tahun persatuan) kaum muslimin dibawah pimpinan sang penulis wahyu, khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan Radhiyallahu ‘anhu, dimana Hasan bin Ali bin Abi Thalib menyerahkan kekhilafahan kepada Mu’awiyah. Maka dengan ini surutlah tipu daya kaum Rafidhah.
61 H. Pada tahun ini Husein bin Ali Radhiyallahu ‘anhu terbunuh di karbala yaitu pada hari ke-10 bulan muharram setelah ditinggalkan oleh para penolongnya dan diserahkan kepada pembunuhnya.
260 H. Hasan Al-Askari meninggal dunia, namun kaum Rafidhah menyangka bahwa imam ke-12 yang ditunggu-tunggu (Muhammad bin Al-Hasan Al-Askari) telah bersembunyi di sebuah sirdab (ruang bawah tanah) di samurra’ dan akan kembali lagi ke dunia.
277 H. Munculnya gerakan Al-Qaramithah beraliran Rafidhah di daerah kufah dibawah kendali Hamdan bin Asy’ats yang dikenal dengan julukan Qirmith.
278 H. Munculnya gerakan Al-Qaramithah beraliran Rafidhah di daerah Bahrain dan Ahsa’ yang dipelopori oleh Abu Sa’id Al-Janabi.
280 H. Munculnya kerajaan Zaidiyah beraliran Syi’ah di Sha’dah dan Shan’a daerah Yaman, dibawah kepemimpinan Al-Husein bin Al-Qasim Ar-Rasiy.
297 H. Munculnya kerajaan Ubaidiyin di Mesir dan Maghrib (Maroko) yang didirikan oleh Ubaidillah bin Muhammad Al-Mahdi.
317 H. Abu Thahir Ar-Rafidhi Al-Qurmuthi sampai dan memasuki kota Mekah pada hari tarwiyah (8 Dzulhijjah) lalu membunuh para jamaah haji di masjidil Haram serta mencongkel hajar Aswad dan membawanya ke tempat ibadah mereka di Ahsa’. Dan hajar Aswad itu berada disana sampai tahun 355 H. Kerajaan mereka tetap eksis di Ahsa’ hingga tahun 466 H. Pada tahun ini berdirilah kerajaan Hamdaniyah di Mousul dan Halab kemudian tumbang pada tahun 394 H.
329 H. Pada tahun ini Allah telah menghinakan kaum Rafidhah karena pada tahun ini dimulailah Ghaibah Al-Kubra atau menghilang selamanya. Menurut mereka, imam Rafidhah yang ke-12 telah menulis surat dan sampai kepada mereka yang bunyinya: “Telah dimulailah masa menghilangku dan aku tidak akan kembali sampai masa yang diizinkan oleh Allah, maka barangsiapa yang mengatakan bahwa dia telah berjumpa denganku maka dia adalah pendusta dan telah tertipu.” Semua ini mereka lakukan dengan tujuan menghindari akan banyaknya pertanyaan orang-orang awam kepada ulama mereka tentang keterlambatan Imam Mahdi keluar dari persembunyiannya.
320-334 H. Munculnya kerajaan Buwaihiyah beraliran Rafidhah di daerah Dailam yang didirikan oleh Buwaih bin Syuja’. Mereka membuat kerusakan-kerusakan di kota Baghdad, Iraq, sehingga orang-orang bodoh pada masa itu mulai berani memaki-maki para Sahabat Radhiyallahu ‘anhum.
339 H. Hajar Aswad dikembalikan ke Mekkah atas rekomendasi dari pemerintahan Ubaidiyah di mesir.
352 H. Pemerintahan Buwaihiyun mengeluarkan peraturan untuk menutup pasar-pasar pada tanggal 10 muharram dan meliburkan semua kegiatan jual beli. Lalu para wanita keluar rumah tanpa mengenakan jilbab dengan memukul-mukul diri mereka di pasar-pasar. Pada saat itulah pertama kali dalam sejarah diadakan perayaan kesedihan atas meninggalnya Husein bin Ali bin Abi Thalib.
358 H. Kaum Ubaidiyun beraliran Rafidhah menguasai Mesir. Salah satu pemimpinnya yang terkenal adalah Al-Hakim Biamrillah yang mengklaim dirinya sebagai Tuhan dan menyeru kepada ajaran reinkarnasi. Dengan runtuhnya kerajaan ini pada tahun 568 H muncullah gerakan Druz yang berfaham kebatinan.
402 H. Keluarnya pernyataan kebatilan nasab Fatimah yang digembar-gemborkan oleh penguasa kerajaan Ubaidiyah di Mesir dan menjelaskan ajaran mereka yang sesat dan mereka adalah zindiq dan telah dihukumi kafir oleh seluru ulama’ kaum muslimin.
408 H. Penguasa kerajaan Ubaidiyah di Mesir yang bernama Al-Hakim Biamrillah mengklaim bahwa dirinya adalah Tuhan. Salah satu dari kehinaannya adalah dia berniat untuk memindahkan kubur Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam dari kota madinah ke mesir sebanyak 2 kali. Yang pertama adalah ketika dia disuruh oleh beberapa orang zindik untuk memindahkan jasad Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam ke Mesir. Lalu dia membangun bangunan yang megah dan menyuruh Abul Fatuh untuk membongkar kubur Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam lalu masyarakat tidak rela dan memberontak sehingga membuat dia mengurungkan niatnya. Yang kedua ketika mengutus beberapa orang untuk membongkar kuburan Nabi. Utusan ini tinggal didekat mesjid dan membuat lobang menuju kubur Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Lalu makar itupun ketahuan dan utusan tersebut dibunuh.
483 H. Munculnya gerakan Al-Hasyasyin yang menyeru kepada kerajaan Ubaidiyah berfaham Rafidhah di Mesir didirikan oleh Al-Hasan As-Shabah yang berketurunan darah persia. Dia memulai dakwahnya di wilayah persia tahun 473 H.
500 H. Penguasa Ubaidiyun membangun sebuah bangunan yang megah di Mesir dan diberi nama mahkota Al-Husein. Mereka menyangka bahwa kepala Husein bin Ali bin Abi Thalib dikuburkan di sana. Hingga saat ini banyak kaum Rafidhah yang pergi berhaji ke tempat tersebut. Kita bersyukur kepada Allah atas nikmat akal yang diberikan kepada kita.
656 H. Pengkhianatan besar yang dilakukan oleh Rafidhah pimpinan Nasiruddin At-Thusi dan Ibnul Alqomi yang bersekongkol dengan kaum Tartar Mongolia sehingga kaum Tartar masuk ke Baghdad dan membunuh lebih dari 2 juta muslim dan membunuh sejumlah besar dari Bani Hasyim yang seolah-olah dicintai oleh kaum Rafidhah. Pada tahun yang sama muncullah kelompok Nushairiyah yang didirikan oleh Muhammad bin Nusair berfaham Rafidhah Imamiyah.
907 H. Berdirinya kerajaan Shafawiyah di Iran yang didirikan oleh Syah Ismail bin Haidar Al-Shafawi yang juga seorang Rafidhah. Dia telah membunuh hampir 2 juta muslim yang menolak memeluk madzhab Rafidhah. Pada saat masuk ke Baghdad dia memaki-maki Khulafa’ Rasyidin di depan umum dan membunuh siapa saja yang tidak mau memeluk madzhab Rafidhah. Tak ketinggalan pula dia membongkar banyak kuburan orang-orang Sunni (Ahlus Sunnah) seperti kuburan Imam Abu Hanifah.
Termasuk peristiwa penting yang terjadi pada masa kerajaan Shafawiyah adalah ketika Shah Abbas berhaji ke Masyhad untuk menandingi dan memalingkan orang-orang yang melakukan haji ke Mekah. Pada tahun yang sama Shadruddin Al-Syirazi memulai dakwahnya kepada madzhab Baha’iyah. Mirza Ali Muhammad Al-Syirazi mengatakan bahwa Allah telah masuk ke dalam dirinya, setelah mati dia digantikan oleh muridnya Baha’ullah. Sementara itu di India muncul kelompok Qadiyaniyah pimpinan Mirza Ghulam Ahmad yang mengatakan bahwa dirinya ialah Nabi dan keyakinan-keyakinan lainnya yang batil. Kerajaan Safawiyah berakhir pada tahun 1149 H.
1218 H. Seorang Rafidhah dari Irak datang ke daerah Dar’iyah di Najd dan menampakkan kesalehan serta kezuhudannya. Pada suatu hari, dia shalat di belakang Imam Muhammad bin Su’ud lalu diapun membunuhnya ketika sedang sujud dalam shalat Ashar dengan menggunakan belati yang disembunyikan dan telah dipersiapkannya. Semoga Allah memerangi kaum Rafidhah para pengkhianat.
1289 H. Pada tahun ini buku Fashlul Khitab fi Itsbati Tahrifi Kitabi Rabbil Arbab (kalimat penjelas bahwa kitab Allah telah diselewengkan dan diubah) karangan Mirza Husain bin Muhammad An-Nuri At-Thibrisi. Kitab ini memuat pendapat dan klaim-klaim Rafidhah bahwasanya Al-Qur’an yang ada saat ini telah diselewengkan, dikurangi dan ditambah.
1366 H. Sebuah majalah Rafidhah dengan nama Birajmil Islam terbit dengan memuat syair-syair yang mengutamakan tanah karbala atas Mekkah Al-Mukarramah.
Ia karbala tanah membentang, thawaflah tujuh kali pada tempat kediamannya,
Tanah mekkah tak memiliki keistimewaan dibanding keistimewaannya,
Sebongkah tanah, meski hamparan gersang adanya,
Mendekat dan mengangguk-angguk bagian atasnya kepada bagian yang dibawahnya.
1389 H. Khomeini menulis buku Wilayatul faqih dan Al-Hukumah Al-Islamiyah. Sebagian kekafiran yang ada pada buku tersebut (Al-Hukumah Al-Islamiyah, hal. 35) : Khomeini berkata bahwa termasuk keyakinan pokok dalam madzhab kami adalah bahwa para imam kami memiliki posisi yang tidak dapat dicapai oleh para malaikat dan para Nabi sekalipun.
1399 H. Berdirinya pemerintahan Rafidhah di Iran yang didirikan oleh penghianat besar Khomeini setelah berhasil menumbangkan pemerintahan Syah di Iran. Ciri khas negara Syi’ah Iran ini adalah mengadakan demonstrasi dan tindakan anarkis atas nama revolusi Islam di tanah suci Mekah pada hari mulia yaitu musim haji pada setiap tahun.
1400 H. Khomeini menyampaikan pidatonya pada peringatan lahirnya Imam Mahdi fiktif mereka pada tanggal 15 Sya’ban. Sebagian pidatonya berbunyi demikian : “Para Nabi diutus Allah untuk menanamkan prinsip keadilan di muka bumi tapi mereka tidak berhasil, bahkan Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam yang diutus untuk memperbaiki kemanusiaan dan menanamkan prinsip keadilan tidak berhasil.. yang akan berhasil dalam misi itu dan menegakkan keadilan di muka bumi serta dapat meluruskan segala penyimpangan adalah Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu….” Begitulah menurut Khomeini para Nabi telah gagal, termasuk Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam sementara revolusi kafirnya dianggapnya sebagai suatu keberhasilan dan keadilan.
1407 H. Jamaah haji iran mengadakan demonstari besar-besaran di kota Mekah pada hari jum’at di musim haji tahun 1407 H. Mereka melakukan tindakan perusakan di kota Mekah seperti yang telah dilakukan oleh nenek moyang mereka kaum Al-Qaramithah, mereka membunuh beberapa orang aparat keamanan dan jamaah haji, merusak dan membakar toko, menghancurkan dan membakar mobil-mobil beserta mereka yang ada di dalamnya. Jumah korban saat itu mencapai 402 orang tewas, 85 dari mereka adalah aparat keamanan dan penduduk Saudi.
1408 H. Mu’tamar Islam yang diadakan oleh Liga Dunia Islam di Mekah mengumumkan fatwa bahwa Khomeini telah kafir.
1409 H. Pada musim haji tahun ini kaum Rafidhah meledakkan beberapa tempat di sekitar Masjidil Haram di kota Mekah. Mereka meledakkan bom itu tepat pada tanggal 7 Dzulhijjah dan mengakibatkan tewasnya seorang jamaah haji dari Pakistan dan melukai 16 orang lainnya serta mengakibatkan kerusakan materi yang begitu besar. 16 pelaku insiden itu berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1410 H.
1410 H. Khomeini meninggal dunia, semoga Allah memberinya balasan yang setimpal. Kaum Rafidhah membangun sebuah bangunan diatas kuburannya yang menyerupai ka’bah di Mekah, semoga Allah memerangi mereka.
Dan akan senantiasa terus berulang sejarah tentang peristiwa dan pengkhianatan mereka dengan tujuan menghancurkan Islam dan melemahkan kita kaum muslimin, ketahuilah wahai kaum muslimin, setiap kali ada pengkhianatan hampir pasti dibelakangnya ada campur tangan kaum Rafidhah.
(saifalbattar/syiahindonesia/arrahmah.com) Oleh Saif Al BattarAhad, 21 Rabiul Akhir 1434 H / 24 Februari 2013 20:0
http://www.arrahmah.com/kajian-Islam/sekilas-sejarah-hitam-syiah-sepanjang-zaman.html#sthash.vnvXq0T7.dpuf