Monday, September 13, 2021

Penaklukan Konstantinopel Oleh Muhammad Al Fatih (1453) Tidak Ada Kaitannya Dengan Nubuat Nabi. Tidak Mungkin Nabi Memuji Pemimpin Dan Pasukan Yang Sama Melakukan Kekejaman (Genoside) Di Jazirah Arab (Madinah Al-Munawwarah, Hijaz) Dan Mesir, Hampir Terjadi Tragedi Aneksasi Oleh Nomaden Pendengki Arab, Utsmaniyah.

Cuplikan Pidato Heroik Presiden Erdogan
https://youtu.be/Aiw0pdrlQBc


Kebencian Turki Utsmani Terhadap Arab
https://youtu.be/zxxuKT3R2Kg


Dagelan murokkab pidato Erdogan :
●Menafsirkan Al Qur’an Surat Al Fath (48) dengan Futuh (penaklukan) kota Istambul ?
●Mengklaim keturunan Ashim bin Tsabit (sahabat Nabi) ?
●Memuji- muji Mustafa Kamal Ataturk (anti Arab dan Islam).
●Tidak mungkin hadits Nabi (penaklukan Konstantinpel) untuk perusak dan pembantai keji (genoside) Penduduk Madinah Al-Munawwarah (Hijaz), tempat dan penduduknya yang dipuji Allah dan Rasulnya (selain Syam dan Yaman). Penduduk Madinah (dan sekitarnya, Hijaz) yang dibunuh dan diusir Utsmaniyah kemungkinan ahlul bait Nabi dan keturunan Sahabat Nabi (tiga generasi terbaik setelah Nabi).  Lihat keutamaan Madinah pada artikel paling dibawah.


Tidak ada kaitan nubuat hadits Nabi dengan penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al Fatih tahun 1453. Tidak mungkin Nabi memuji pemimin dan  pasukan yang sama melakukan kekejaman (genoside) terhadap Jazirah Arab, Hijaz (Madinah al-Munawwarah ) dan Mesir.  Bangsa Turki saat ini bukan Boemipoetra  (Pendudukan Anatolia Abad 11 Dan Konstantinopel Abad 15), beda dengan Bangsa Arab. Apakah hadits (penaklukan konstantinopel) dinisbatkan kepada Muhammad Al Fatih (utsmaniyah) ?


Apakah mungkin perilaku seperti bagian dari “Nubuat Nabi (ajaran Islam)”
●Pencurian, Perampokan Dan Penindasan Di Damaskus Dan Kairo
●Kekejaman Di Kairo, Meniru Tatar Mongol
●Asal Usul Turki Utsmani: Jalaluddin Rumi & Sifat Keji Keturunan Tatar Mongol
●Kebencian Turki Utsmani Terhadap Arab
●Tahukah Anda, tak Satu Pun Penguasa Ottoman Berhaji, Mengapa? (Indikator kebencian thd Arab dan Islam Arab)
●Turki Utsmani, Pembunuhan Keluarga Hingga Ilmu Tanjim

Daulah Utsmaniyah Bukan Khilafah Islamiyah, Non Arab (qurays), jelas bukan Nubuat (hadits) yang disebut Nabi :
 
1.Pendengki Arab, perusak Al Haramain (Madinah Al Munawarroh), juga kekejamannya di Arab Mesir, tidak lama setelah klaim penaklukan Konstantinopel, menyelisihi Al Qur’an dan Hadits. Tidak ada satupun Negara (bangsa Arab) yang sudi berbahasa Turki.
2.Tidak ada pemimpinnya yang pernah menunaikan haji selama 400 tahun menjajah Arab (Invasi, Ghazwu).
3.Pada tahun 1453, dia berhasil memasuki Konstantinopel dan menggulingkan negara Bizantium. Kemudian kota tersebut dinamai “Islam Baul” dan menjadikannya sebagai ibukotanya. Ottoman tidak mampu ekspansi lebih banyak ke Eropa, mereka dikalahkan oleh Austria dan Rusia.
Maka pada awal abad keenam belas, mereka menuju ke negara-negara Arab 4.El-Desouky menyatakan, “Utsmani tidak lebih sebagai perampok dan penjajah yang menduduki negara-negara Arab selama empat abad, mereka sama seperti kolonialisme Prancis dan Inggris, mereka hanya menghabiskan kekayaan bangsa Arab dan mewarisi kelemahan serta keterbelakangan mereka.”
5. Sejarah mencatat, bahwa sejak cikal bakal Daulah Utsmaniyah muncul di tahun 618 H (1221 M), yang menguasai daerah yang cukup luas di wilayah Turki, Ertugrul tidak sama sekali mendeklarasikan sebagai “Khilafah Islamiyah.”
6.Utsman, pencetus pertama Daulah Utsmaniyyah, yang mulai memperluas kekuasaannya, hingga pada tahun 688 H (1289 M), cukup bergelar “Badisyah Ali Utsman,” tidak juga mengaku sebagai “Khilafah Islamiyah.”
7.Salim Awwal (918H/1512M– 926H/1520M)  yang berupaya untuk menyatukan seluruh negeri Islam, yang belum berada dalam kekuasaannya, tidak juga mendeklarasikan khilafah.
8.Tetapi setelah berhasil menguasai Hijaz, Sultan Salim Awwal, menisbatkan dirinya sebagai khalifah kaum muslimin.
9.Daulah Ustmaniyah kemudian berubah status khilafah. Ini terjadi di tahun 926 H, setelah lebih dari 300 tahun dimulainya kepemimpinan keluarga Utsman.
10.Padahal, khilafah islamiyah merupakan kaidah syar’i yang jelas, merupakan kewajiban umat Islam secara keseluruhan, berdasarkan ijmak ulama.
Khilafah yang syar’i  mengharuskan adanya kesepakatan dari seluruh kaum muslimin. Bukan hanya kelompok tertentu yang menjajah kawasan tertentu di muka bumi ini.
11.Proklamasi khilafah tanpa adanya kesepakatan bersama itu adalah fitnah. Karena, dengan tidak adanya kesepakatan bersama otomatis menempatkan kaum muslimin yang tidak mengakui khilafah ini berada di luar hukum khilafah ini.
12.Dari sinilah jelas kaidahnya bahwa khilafah tidak diperolah dari peperangan dan pembunuhan, tetapi syura di antara kaum muslimin.
13.Secara ringkas, al-Mawardi mensyaratkan khilafah harus memenuhi 8 kriteria, yang terakhir Nasab, yaitu harus dari nasab Arab, Quraisy.
14.Akhir yang dramatis Daulah Utsmani memiliki peran dalam memfasilitasi penjajahan asing di negara-negara Arab. Dan itu adalah alasan utama terjadinya bentrokan antara orang Arab dan Turki dalam masa tersebut.
15.Banyak orang Arab mengingat pembantaian Utsmani terhadap warga Armenia, walaupun telah terjadi dalam beberapa tahun lamanya.
Tetapi tidak banyak dari mereka yang ingat pembantaian Utsmani terhadap orang-orang Arab sendiri, yang berlangsung selama 400 tahun, dalam tahun-tahun yang suram, berat, dan biadab dari pendudukan Turki.
Dan korban pembantaian, yang merenggut nyawa banyak orang, tidak terhitung banyaknya. Di antaranya pembunuhan dengan senjata atau kelaparan dan membiarkan wabah tho’un yang menimpa, seperti yang terjadi di Mesir dan Syam, sebagai contoh.
Begitu pula pembersihan, dengan mengosongkan kota-kota bersejarah, mencuri harta pusaka, kemudian menyelundupkannya ke Turki. Seperti yang terjadi di Mesir dan Semenanjung Arab.
Termasuk mengungsikan secara paksa warga yang memiliki keterampilan ke Astana, untuk membangun masjid-masjid mewah dan istana-istana keluarga Utsmaniyah.
Daulah Utsmani juga melakukan genosida kota-kota dari penduduk aslinya, seperti menggusur dengan pengusiran dan kelaparan, untuk meninggalkan kota tempat tinggalnya. Ini seperti yang terjadi di Madinah.
Portal berita “Al-Ain” memberikan permisalan atas pembantaian tersebut dengan ungkapan: “Ini bukan sekedar titik di lautan yang diperkenankan atas luasnya.”
Dengan menyaksikan bagaimana bangsa Turki membersihkan bangsa Arab dengan segala cara, mirip dengan tujuan keserakahan bangsa Turki kuno dalam menduduki sebuah wilayah.
Yaitu, sejak suku-suku penyerbu Turki datang dari celah pegunungan Asia Tengah sebagai tentara bayaran terhadap tentara Islam. Ini adalah kisah keserakahan yang panjang, apa pun “baju” yang dikenakan oleh Turki Utsmani.
Dan saat ini, Ataturkiyya atau Ikhwaniyan Erdogan, mereka berusaha menghidupkannya kembali. Menyebarkan kembali gagasan mitos kekhalifahan Utsmani, dan menantang konsep tanah air.
Akan tetapi ada harapan bahwa orang-orang Arab akan aktif dalam menuntut Turki agar bertanggung jawab atas kejahatannya terhadap mereka.

 

Index “Turki Utsmani”
Genoside Dan Pengelabuan Sejarah Utsmaniyah Di Jazirah Arab
Buku yang Menguak Dugaan Kekejaman Ottoman di Madinah
(Book by Saudi author unravels Ottoman atrocities in Madinah) 
Sejarah Penyerbuan dan Penaklukan Kairo oleh Kesultanan Utsmaniyah (mengerikan)
Kekejaman Daulah Turki Utsmani di Mesir
Ketika Pasukan Ottoman Tiba di Madinah al-Munawwarah
Kebencian Turki Utsmani Terhadap Arab"
Daulah Utsmaniyah Bukan Khilafah Islamiyah
Khilafah Utsmani: Gelar Khalifah Manipulatif
Khilafah Utsmani: Gelar Khalifah Manipulatif
Akar Sekulerisasi Turki Utsmani Dan Sumber Hukum Kerajaan Arab Saudi (1)
Akar Sekulerisasi Turki Utsmani Dan Sumber Hukum Kerajaan Arab Saudi (2)
Derajat Hadits Bahwa Sebaik-Baik Pemimpin Adalah Yang Menaklukan Konstantinopel
Ancaman Bagi Orang Yang Membenci Kota Madinah Dan Ahlul Ilmunya..
Turki Utsmani Pencuri Benda Pusaka Madinah
Sejarah Pencurian Utsmaniyah di al-Haramain al-Syarifain
Peta (kemaruk dan ekpansionis) Turki 2050: Picu Kembali Kampanye Boikot Produk Turki di Arab Saudi


Mengapa Turki mengecam pendudukan Israel sedang wilayahnya sendiri didapat dari menduduki Byzantium?
 
Memang betul, Republik Turki sekarang berdiam di lokasi yang penduduk aslinya dulu banget bukanlah orang-orang Turki.

 

Wilayah Republik Turki sekarang


Republik Turki sekarang menempati dua wilayah besar:
 
1.Anatolia (Anatolia - Wikipedia), atau yang dulu di jaman Romawi disebut sebagai "Asia" (ya, nama benua Asia berawal dari daerah ini), belakangan disebut "Asia Minor" atau "Asia Kecil". (Lihat peta disumber)

Anatolia di jaman Romawi


2. Trakia (Thrace - Wikipedia) timur di benua Eropa. (Lihat peta disumber)

Wilayah yang dulu disebut Trakia sekarang terbagi di tiga negara: Bulgaria, Yunani, Turki


Kedua daerah ini adalah ada di antara daerah-daerah di bumi ini yang mengenal peradaban dari waktu yang amat sangat lama.
 
Trakia dulu dihuni oleh suku-suku yang disebut oleh orang-orang Yunani sebagai "orang Trakia". Daerah ini dulu berada di bawah pengaruh Persia, tapi belakangan mengalami helenisasi (Yunanifikasi) pada abad kelima SM, sehingga orang-orang Trakia jadi bagian dari orang-orang Yunani: secara bahasa, kultur, dan juga kawin campur.
 
Ada banyak bangsa dan kerajaan yang pernah berdiri di Anatolia. Dulu dikenal sebagai negerinya orang Het, mereka punya negaranya sendiri yang disebut sejarawan sebagai Imperium Het (Hittites - Wikipedia) pada abad 18–12 SM. Ada juga kerajaan Lidia yang pertama kali membuat uang logam di abad 7 SM. Lalu berbagai imperium menjadikan Anatolia sebagai wilayahnya: Neo-Asiria, Achaemenid Persia, dan Makedonia/Yunani (Alexander Agung) yang memulai proses helenisasi atas Anatolia. Setelah imperium Alexander pecah, ada negara-negara helenik kecil seperti Attalid dan Pontus. Seleukia (dinasti pecahan imperium Alexander yang berpusat di Suriah) juga pernah menguasai Anatolia. Dan akhirnya Romawi secara bertahap menguasai semua kerajaan-kerajaan di Anatolia dan menciptakan pax romana, kecuali di daerah timur yang sering menjadi ajang pertarungan Romawi dengan Parthia (Persia). Pada abad 1 SM, seluruh Anatolia sudah berbicara dalam bahasa Yunani.
 
Oleh Kaisar Konstantin Agung di abad 4 M ibukota imperium dipindah dari Roma ke satu kota kecil di Trakia di selat Bosporus yang strategis, namanya Byzantium. Kota Byzantium ini dirubah namanya jadi Konstantinopolis/
Konstantinopel ("Kotanya Konstantin"). Dan Kristenisasi pun dimulai. Di akhir abad 4 M waktu imperium itu terbagi dua menjadi kerajaan kembar (Kekaisaran Romawi Barat dan Kekaisaran Romawi Timur), Trakia dan Anatolia sudah memeluk Kekristenan (belakangan jadi disebut Kristen Orthodox Timur). Bahasa dominan masih bahasa Yunani, yang menjadi bahasa resmi dari Kekaisaran Romawi timur di abad 7 M oleh Kaisar Heraklius.
 
Kekaisaran Romawi Timur ini disebut oleh sejarawan modern sebagai Imperium Byzantine (Byzantine Empire - Wikipedia), diambil dari nama kota Byzantium yang menjadi Konstantinopel.
 
Lalu, datanglah orang-orang Turki. Orang-orang Turki adalah bangsa-bangsa nomaden yang datang dari pegunungan Altai di Asia Tengah yang sudah beragama Islam. Sebenarnya sudah pernah ada bangsa Turki yang datang dan bikin kacau imperium Romawi sebelumnya, yaitu orang-orang Hun. Tapi kali ini yang datang adalah Imperium Seljuk yang didirikan Tughril, seorang kepala suku dari Oghuz Turk. Tughril mendirikan imperium Seljuk (Seljuk Empire - Wikipedia)   pada abad 11 M di Khurasan (sekarang bagian dari Iran). Imperium baru ini berkembang dan di era kepemimpinan anak Tughril, Alp Arslan, Seljuk sudah merangsek ke Anatolia bagian timur di mana gerombolan-gerombolan Seljuk menyerang, menjarah dan membakar desa-desa milik Imperium Byzantine.

Maka pada 1071 Kaisar Romanos IV membawa bala tentaranya ke perbatasan timur untuk menghadapi gangguan Turki ini. Tapi karena Alp Arslan mendapatkan informasi intelijen tentang kedatangan pasukan Romanos, dia menyambutnya dengan bala tentara juga. Mereka bertemu di Manzikert dan jadi pertempuran yang menjadi titik balik Byzantine. (Battle of Manzikert - Wikipedia)   Pertempuran ini berakhir dengan kekalahan telak Romawi/Byzantine dan kaisar Romanos ditawan oleh pasukan Seljuk.
 

Posisi Seljuk dan Byzantine pada waktu pertempuran Manzikert


Setelah pertempuran ini, Turkifikasi (Turkification - Wikipedia) pun dimulai. Bangsa Turki makin banyak merangsek ke Anatolia karena secara alam kondisi alam dan iklimnya mirip dengan Asia Tengah, bisa untuk beternak dan bertani. Seorang panglimanya, Suleiman ibn Qutulmish, membawa pasukannya masuk lebih jauh ke Anatolia dan mendirikan kerajaan baru yang dinamakan Kesultanan Romawi pada 1077 (Sultanate of Rum - Wikipedia). "Lho kok namanya Romawi?" Iya, karena Suleiman mengambil daerah Romawi (Byzantine) dan mendirikan kerajaan Islam di sana, makanya namanya jadi Kesultanan Romawi.

Peta ekspansi Kesultanan Romawi Seljuk


Bahkan lambangnya pun niru lambang Byzantine: elang berkepala dua


Kesultanan Romawi Seljuk ini dan juga Imperium Seljuk yang lebih besar akhirnya runtuh oleh invasi Mongol pada abad 14. Dari 'bangkai' Imperium Seljuk inilah, muncul beylik-beylik (kadipaten) yang memerintah Anatolia pada abad 14. Salah dari beylik ini dipimpin oleh Osman Bey, yang kemudian akan menaklukkan semua beylik-beylik ini dan membangun imperiumnya sendiri yang kita kenal sebagai Imperium Ottoman/Utsmani.
 

Beylik-beylik (kadipaten) di Anatolia pada abad 14.


Kalau Seljuk selama ini gak pernah bisa nyebrang Bosporus dan menaklukkan Trakia, Ottoman di bawah Sultan Mehmed II pada 1453 berhasil menaklukkan Konstantinopel dan menghancurkan sisa-sisa Imperium Romawi sama sekali.

Lukisan Sultan Mehmed II dari Imperium Ottoman memasuki kota Konstantinopel dengan berkemenangan


Imperium Ottoman (Ottoman Empire - Wikipedia) hidup cukup lama, total 623 tahun. Tahun 1922 Republik Turki akhirnya berdiri dan Kesultanan Ottoman dibubarkan.
 
Proses Turkifikasi di Anatolia adalah proses yang terjadi 1000 tahun yang lalu dan penaklukan Konstantinopel terjadi 568 tahun yang lalu. Yang melakukan Turkifikasi atas Anatolia adalah Imperium Seljuk. Yang menaklukkan Konstantinopel Mehmed II dari Ottoman.
 
Ini ada video bagus yang bercerita tentang Turkifikasi Anatolia:



Turkification of Anatolia - Nomads DOCUMENTARY
https://youtu.be/JBgq1taoUsY


Perspektif Historis Daulah Utsmani  di Jazirah Arab.
 
Apakah Masuknya Utsmani Ke Negara-Negara Arab 500 Tahun Yang Lalu Merupakan Invasi (Ghazwu) Atau Penaklukan (Futuh) ?
 
Akhir yang dramatis Daulah Utsmani memiliki peran dalam memfasilitasi penjajahan asing di negara-negara Arab. Dan itu adalah alasan utama terjadinya bentrokan antara orang Arab dan Turki dalam masa tersebut.
 
Apakah masuknya Utsmani ke negara-negara Arab 500 tahun yang lalu merupakan invasi (ghazwu) atau penaklukan (futuh) ?
Apakah era di mana sebagian besar negara-negara Arab di bawah pemerintahan Ottoman selama empat abad merupakan pendudukan asing atau persatuan di bawah panji kekhalifahan ?
Apakah Utsmani menyebabkan orang-orang Arab tertinggal atau apakah mereka berkontribusi untuk kebangkitan dan pembangunan kota-kota Arab ?
 
Ini merupakan pertanyaan dan masih ada yang lainnya, tentang era Utsmani di negara-negara Arab bukanlah hal yang baru.
Utsmani, berasal dari suku-suku pastoral Turki yang tidak memiliki peradaban dan tinggal di barat laut Cina. Keadaannya sebagaimana suku-suku nomaden, yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, melakukan peperangan dengan banyak kelompok peradaban, hingga akhirnya established di pertengahan abad ke-12 M.
Dr. Assem El-Desouky, profesor sejarah modern dan kontemporer di Universitas Helwan, Mesir, memaparkan fakta-fakta kemunculan Daulah Utsmaniyah (Ottoman).
Dia mengatakan: “Utsman Ghazi saat berkuasa, nama yang kemudian dinisbatkan dengan nama Daulah Utsmaniyah, di dekat perbatasan negara Byzantium yang menjalani fase kemunduran, saat terjadi konflik.
Salah satu kaisar Bizantium, memanfaatkan Utsman dan pasukannya, yang membuka jalan bagi Ottoman untuk menduduki Balkan di pertengahan abad ketiga belas.
Pada pertengahan abad ke-15, khususnya pada tahun 1453, dia berhasil memasuki Konstantinopel dan menggulingkan negara Bizantium. Kemudian kota tersebut dinamai “Islam Baul” dan menjadikannya sebagai ibukotanya.
Ottoman tidak mampu ekspansi lebih banyak ke Eropa, mereka dikalahkan oleh Austria dan Rusia.
Maka pada awal abad keenam belas, mereka menuju ke negara-negara Arab dan berada di bawah kendali mereka selama empat abad.
Pada saat itu, negara-negara Arab memiliki peradaban tersendiri, sehingga Ottoman membiarkan bangsa Arab sebagaimana adat tradisinya dan mencukupkan dengan kesetiaan.
Selama penunjukkan gubernur Ottoman di wilayah Arab, mereka ditunjuk untuk jangka tidak lama, yaitu tiga tahun saja. Karena ada kekhawatiran bangsa Arab akan merdeka dari pusat, yang mengarah pada upaya pemberontakan terhadapnya.
Meski bangsa Arab hidup di bawah kekuasaan Utsmani, mereka tetap dengan peradaban sebelumnya, yaitu terpecah-pecah dalam banyak suku, baik secara agama ataupun jumlah.
Daulah Utsmaniyah kemudian mengangkat “Srouji,” yang tugasnya hanya mengumpulkan uang dan pajak di wilayah yang dikuasainya, di beberapa daerah.
Dengan menunjuk gubernur dalam waktu terbatas, muncul kesenjangan di antara para sesepuh kabilah, antara bangsa Arab dan Daulah Utsmani.
Dengan latarbelakang inilah, sejarawan El-Desouky meringkas fakta sejarah hubungan Daulah Utsmaniyah dengan negara-negara Arab, hanya dalam tiga kata “uang, kedaulatan, dan kontrol.”
 
Perampokan dan Penjajahan
 
El-Desouky menyatakan, “Utsmani tidak lebih sebagai perampok dan penjajah yang menduduki negara-negara Arab selama empat abad, mereka sama seperti kolonialisme Prancis dan Inggris, mereka hanya menghabiskan kekayaan bangsa Arab dan mewarisi kelemahan serta keterbelakangan mereka.”
Dalam pandangannya, tidak bisa dikatakan bahwa masuknya bangsa muslim ke tanah muslim lainnya, sebagai penaklukan. El-Desouky memastikan bahwa ini bertentangan dengan kaidah ilmu dan sejarah.
Dia menganggap bahwa peristiwa penaklukan Utsmani dan kebesarannya didasarkan pada emosi dan antusiasme agama, “dengan dalih bahwa Daulah Utsmani mampu melindungi dunia Arab dari penetrasi Syiah, dengan menghadapi negara Safawi di Iran.”
Menurut El-Desouki, Sultan Utsmani adalah seorang kaisar kolonial dan negara-negara Arab menderita dengan ketergantungannya atas penjajahan mereka. Tidak ada tanda kebangkitan atau peradaban, tetapi mereka datang untuk menguasai, yang Arab dilarang untuk itu oleh Utsmani.
Akhir yang dramatis Daulah Utsmani memiliki peran dalam memfasilitasi penjajahan asing di negara-negara Arab. Dan itu adalah alasan utama terjadinya bentrokan antara orang Arab dan Turki dalam masa tersebut.
Banyak orang Arab mengingat pembantaian Utsmani terhadap warga Armenia, walaupun telah terjadi dalam beberapa tahun lamanya.
Tetapi tidak banyak dari mereka yang ingat pembantaian Utsmani terhadap orang-orang Arab sendiri, yang berlangsung selama 400 tahun, dalam tahun-tahun yang suram, berat, dan biadab dari pendudukan Turki.
Dan korban pembantaian, yang merenggut nyawa banyak orang, tidak terhitung banyaknya. Di antaranya pembunuhan dengan senjata atau kelaparan dan membiarkan wabah tho’un yang menimpa, seperti yang terjadi di Mesir dan Syam, sebagai contoh.
Begitu pula pembersihan, dengan mengosongkan kota-kota bersejarah, mencuri harta pusaka, kemudian menyelundupkannya ke Turki. Seperti yang terjadi di Mesir dan Semenanjung Arab.
Termasuk mengungsikan secara paksa warga yang memiliki keterampilan ke Astana, untuk membangun masjid-masjid mewah dan istana-istana keluarga Utsmaniyah.
Daulah Utsmani juga melakukan genosida kota-kota dari penduduk aslinya, seperti menggusur dengan pengusiran dan kelaparan, untuk meninggalkan kota tempat tinggalnya. Ini seperti yang terjadi di Madinah.
Portal berita “Al-Ain” memberikan permisalan atas pembantaian tersebut dengan ungkapan: “Ini bukan sekedar titik di lautan yang diperkenankan atas luasnya.”
Dengan menyaksikan bagaimana bangsa Turki membersihkan bangsa Arab dengan segala cara, mirip dengan tujuan keserakahan bangsa Turki kuno dalam menduduki sebuah wilayah.
Yaitu, sejak suku-suku penyerbu Turki datang dari celah pegunungan Asia Tengah sebagai tentara bayaran terhadap tentara Islam. Ini adalah kisah keserakahan yang panjang, apa pun “baju” yang dikenakan oleh Turki Utsmani.
Dan saat ini, Ataturkiyya atau Ikhwaniyan Erdogan, mereka berusaha menghidupkannya kembali. Menyebarkan kembali gagasan mitos kekhalifahan Utsmani, dan menantang konsep tanah air.
Akan tetapi ada harapan bahwa orang-orang Arab akan aktif dalam menuntut Turki agar bertanggung jawab atas kejahatannya terhadap mereka.
Seperti mengembalikan warisan dan barang-barang kuno dari peninggalan yang dicuri dari Mesir dan negara-negara lainnya, seperti yang disimpan di Museum Topkapi atau lainnya di Turki.
*) Dari sumber Dr. Assem El-Desouky, Profesor Sejarah Modern dan Kontemporer di Universitas Helwan dan Portal Berita Al-‘Ain.
https://saudinesia.com/2020/07/13/perspektif-historis-daulah-utsmani-di-jazirah-arab/


Keimanan Akan Kembali Ke Kota Madinah
 
Diantara keutamaan yang lain dari kota Madinah adalah iman akan kembali ke Madinah, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
 
ﺇﻥَّ ﺍﻹِﻳْﻤﺎَﻥَ ﻟَﻴَﺄْﺯِﺭُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳْﻨَﺔِ ﻛَﻤَﺎ ﺗﺄْﺯِﺭُ ﺍﻟْﺤَﻴَّﺔُ ﺇِﻟَﻰ ﺟُﺤْﺮِﻫَﺎ
 
Sesungguhnya iman akan kembali ke kota Madinah sebagaimana ular kembali kelubang atau sarangnya. [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]
 
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mensifati kota Madinah bahwasanya "kota Madinah memakan negeri-negeri", beliau bersabda :
 
ﺃُﻣِﺮْﺕُ ﺑِﻘﺮﻳﺔ ﺗَﺄْﻛُﻞ ﺍﻟْﻘُﺮَﻯ . ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ : ﻳَﺜْﺮِﺏُ، ﻭَﻫِﻲ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔ
 
"Aku diperintahkan untuk berhijrah ke sebuah kota yang memakan kota-kota yang lain, mereka menamakannya kota tersebut adalah Yatsrib, padahal namanya adalah Al-Madinah" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
 
Kota Madinah menggugurkan dosa dan kesalahan karena keutamaannya, atau karena cobaan yang dihadapi oleh seorang hamba di kota Madinah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
 
ﺇﻧﻬﺎ ﻃﻴﺒﺔٌ ﺗَﻨْﻔِﻲ ﺍﻟﺬُّﻧﻮﺏَ ﻛَﻤَﺎ ﺗَﻨْﻔِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ ﺧﺒﺚ ﺍﻟﻔِﻀَّﺔ
 
"Sesungguhnya Madinah adalah Toibah, ia menghilangkan dosa-dosa sebagaimana api yang menghilangkan kotoran-kotoran perak" (HR Al-Bukhari)
 
Dan kota Madinah mengusir golongan buruk dari manusia, Nabi bersabda :
 
ﺗَﻨْﻔِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺱَ ﻛَﻤَﺎ ﻳَﻨْﻔِﻲ ﺍﻟْﻜِﻴﺮ ﺧﺒﺚ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳﺪ
 
"Kota Madinah mengusir manusia yang buruk darinya, sebagaimana alat pandai besi yang menghilangkan karat besi" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
 
Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyamakan kekuatan kota Madinah untuk membersihkan dari kotoran sebagaimana alat kekuatan alat pandai besi, maka beliau bersabda :
 
ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔُ ﻛَﺎﻟْﻜِﻴْﺮِ ﺗَﻨْﻔِﻲ ﺧَﺒَﺜَﻬَﺎ
 
"Kota Madinah seperti alat pandai besi, membersihkan dari kotorannya" (HR Al-Bukhari dan Muslim)
 
Madinah adalah kota yang aman untuk menegakkan syi'ar-syi'at Islam, dan darinya tersebarlah agama, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
 
ﺇِﻧَّﻬَﺎ ﺣَﺮَﻡٌ ﺁﻣِﻦٌ
 
"Sesungguhnya Madinah adalah tanah haram (suci) yang aman" (HR Muslim)
 
Barangsiapa yang menghendaki keburukan di kota Madinah maka Allah akan membinasakannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
 
ﻣَﻦْ ﺃَﺭَﺍﺩَﻫَﺎ ﺑِﺴُﻮْﺀٍ ﺃَﺫَﺍﺑَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻛَﻤَﺎ ﻳَﺬُﻭْﺏُ ﺍﻟْﻤِﻠْﺢُ ﻓِﻲ ﺍﻟﻤَﺎﺀِ
 
 
"Barangsiapa yang menghendaki keburukan padanya maka Allah akan meleburkannya sebagaimana garam yang melebur di air" (HR Ahmad)
 
لاَ يَكِيْدُ أَهْلَ الْمَدِينَة أحدٌ إِلَّا انْمَاعَ كَمَا يَنْمَاعُ الْمِلْحُ فِي المَاءِ
 
“Tidaklah seorangpun yang berencana buruk kepada penduduk kota Madinah kecuali ia akan lebur sebagaimana garam yang lebur di air”(HR Al-Bukhari)
 
Dan barangsiapa yang berencana buruk kepada penduduk kota Madinah maka Allah akan membinasakannya dan Allah tidak akan menundanya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
 
ﻻَ ﻳَﻜِﻴْﺪُ ﺃَﻫْﻞَ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔ ﺃﺣﺪٌ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻧْﻤَﺎﻉَ ﻛَﻤَﺎ ﻳَﻨْﻤَﺎﻉُ ﺍﻟْﻤِﻠْﺢُ ﻓِﻲ ﺍﻟﻤَﺎﺀِ
 
"Tidaklah seorangpun yang berencana buruk kepada penduduk kota Madinah kecuali ia akan lebur sebagaimana garam yang lebur di air" (HR Al-Bukhari)
 
Barangsiapa yang menghendaki keburukan kepada penduduk kota Madinah maka Allah mengancamnya dengan adzab yang pedih di neraka. Nabi bersabda :
 
ﻭَﻟَﺎ ﻳُﺮِﻳﺪ ﺃﺣﺪٌ ﺃﻫﻞَ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔ ﺑِﺴﻮﺀ ﺇِﻟَّﺎ ﺃﺫﺍﺑﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﺫَﻭْﺏَ ﺍﻟﺮَّﺻَﺎﺹِ، ﺃَﻭ ﺫَﻭْﺏَ ﺍﻟْﻤِﻠْﺢِ ﻓِﻲ ﺍﻟﻤَﺎﺀِ
 
"Dan tidak seorangpun yang menghendaki keburukan kepada penduduk kota Madinah kecuali Allah akan meleburkannya di neraka sebagaimana leburnya timah, atau leburnya garam di air" (HR Muslim)
 
Barangsiapa yang menakut-nakuti penghuni kota Madinah maka Allah akan menjadikannya takut dan mengancamnya dengan laknat, Nabi berkata
 
ﻣَﻦْ ﺃَﺧَﺎﻑَ ﺃَﻫْﻞَ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳْﻨَﺔِ ﻇَﺎﻟِﻤًﺎ ﻟَﻬُﻢْ ﺃَﺧَﺎﻓَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﻛَﺎﻧَﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻟَﻌْﻨَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻼَﺋِﻜَﺔِ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺃَﺟْﻤَﻌِﻴْﻦَ ﻻَ ﻳُﻘْﺒَﻞُ ﻣِﻨْﻪُ ﺻَﺮْﻑٌ ﻭَﻻَ ﻋَﺪْﻝٌ
 
"Barangsiapa yang menakut-nakuti penduduk kota Madinah dengan menzolimi mereka, maka Allah akan menjadikan mereka takut, dan atas dia laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia, tidak akan diterima darinya amal wajibnya dan tidak juga amal sunnahnya" (HR An-Nasai)
 
Karena kemuliaan kota Madinah maka Allah menjadikan daerah sekitar masjid Nabawi sebagai tanah haram, sebagaimana kota Mekah. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
 
ﻭَﺇِﻧِّﻲ ﺣَﺮَّﻣْﺖُ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔَ ﻛَﻤَﺎ ﺣَﺮَّﻡَ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢُ ﻣَﻜَّﺔَ
 
"Sesungguhnya aku telah menjadikan Madinah sebagai tanah suci/haram sebagaimana Ibrahim menjadikan Mekah sebagai tanah haram" (HR Muslim)
ungarans.blogspot.co.id
 
●Di setiap jalan-jalan Madinah itu terdapat malaikat (yang menjaga) agar tidak dimasuki wabah penyakit dan Dajjal (HR. Muslim No. 5236).
●Tidak ada satu negeri yang tidak dimasuki Dajjal, kecuali Mekah dan Madinah, dan tidak ada satu jalan di Madinah, kecuali terdapat malaikat yang berbaris menjaganya. (HR. MuslimNo.2449). 
●Mereka (Islam & ummatnya) berlindung diantara dua masjid (Masjidil Haram & Masjid Nabawi) sebagaimana ular berlindung dalam lubangnya” (Hadits Shahih, Muslim 2/76 An-Nawawiy).
 
Ancaman Bagi Orang Yang Membenci Kota Madinah Dan Ahlul Ilmunya..
http://lamurkha.blogspot.com/2015/09/ancaman-bagi-orang-yang-membenci-kota.html
Ketika Banyak Ulama Yang Membingungkan,Carilah Ilmu Syar'i Di Madinah
http://lamurkha.blogspot.com/2018/02/ketika-banyak-ulama-yang.html?m=0
Keistimewaan kota Madinah || Ustadz DR. Dasman Yahya Ma'ali, Lc, MA
https://youtu.be/sjtiYBa_yww
Bandingkan Pidato Pelantikan Presiden Erdogan Dan Raja Salman. Bersumpah Dimakam Yang Mulia (Mustafa Kemal Ataturk, Tokoh Anti Islam Dan Arab). Tahun 2005 (Juga Di Tahun 2016) Erdogan Bertemu Perdana Menteri Israel Ariel Sharon (Penjaga Bangsa Palestina Di Sabra-Shatila) Di Yerusalem. Di Akherat Anda Bersama Pilihan Yang Anda Cintai.
http://lamurkha.blogspot.com/2018/07/bandingkan-pidato-pelantikan-presiden.html
Presiden Erdogan Bersumpah Dengan “Kehormatan (Selain Nama Allah)”
http://lamurkha.blogspot.com/2020/09/presiden-erdogan-bersumpah-dengan.html


Daulah Utsmani: dari Pembunuhan Saudara Hingga Ilmu Tanjim
https://youtu.be/i07uh9vugF0

Halaqah 2: Jalaludin Rumi dan Mongol, Sifat Keji yang Diturunkan Kepada Turki Utsmani
https://youtu.be/M0CcQkDwvM4

Halaqah ke-3 Turki Utsmani: Pencurian, Perampokan dan Penindasan di Damaskus dan Kairo
https://youtu.be/PD3AM-8h9Hg

Akidah Turki Utsmani Dari Awal Berdiri Sampai Keruntuhannya
https://youtu.be/Ynfvt3AFMJg
Sufisme Daulah Utsmaniyah: Akar Permusuhan Terhadap Syiar Tauhid
https://youtu.be/QAqOEjk8lWI

Kenapa Daulah Utsmaniyah memerangi dakwah tauhid?
https://youtu.be/3rCUd1ifPDc
 
●Rasulullah bersabda, "Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik baik pasukan," (Hadits riwayat Ahmad bin Hanbal)
 
●Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
 
لَتُفتَحنَّ القُسطنطينيةُ ولنِعمَ الأميرُ أميرُها ولنعم الجيشُ ذلك الجيشُ
 
“Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu“
 
Bangsa Nomaden tersebut (Turki) bukan hanya menaklukan konstatinopel, tapi melakukan menjajahan - perampokan dan genoside terhadap Jazirah Arab (Madinah, Hijaz) dan Mesir. Apakah benar hadits ini ditujukan kepada Muhammad Al Fatih Fatih 2 


Hadits  tentang kabar pembebasan dan penaklukan Konstantinopel yang kemudian melahirkan sejarah yang mengagumkan yang mana para sahabat berlomba-lomba untuk membuktikannya,8 yaitu hadis dari Abdullah bin Bisyr Al Ghonawi, ia berkata: Bapakku telah menceritakan kepadaku: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu“.9
Layaknya sebuah sayembara, janji yang disebutkan di atas memotivasi setiap pemimpin kaum muslimin untuk merealisasikannya. Sejarah mencatat bahwa upaya serius penaklukan Konstantinopel telah berlangsung sejak masa Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan (668-669 M). Namun karena kuatnya pertahanan musuh, pasukan Islam yang dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah, belum mampu menaklukkan kota tersebut. Saat pengepungan ini, salah seorang Sahabat Nabi, Abu Ayyub Al-Anshari wafat lalu Beliau dimakamkan di dekat dinding Konstantinopel sesuai wasiatnya. Selama 800 tahun lamanya sebelum di taklukan oleh Muhammad Al-Fatih. Mimpi indah tersebut hanya tersimpan rapi dalam lembaran- lembaran kitab hadis dan belum ada satu pun yang berhasil mewujudkannya. Bahkan, telah terjadi sekitar 11 kali percobaan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh besar yang dimulai sejak masa khalifah usman bin affan.10
 
Namun secara historis keberhasilan atas penaklukan Konstantinopel merupakan komplikasi dari semakin mundurnya dan melemahnya kekuasaan Byzantium yang terjepit akibat perluasan kekuasaan yang dilakukan Daulah Usmaniyah serta tidak adanya bantuan dari Eropa. Usaha penyatuan Gereja Timur (Konstantinopel) dan Gereja Barat (Katolik) di Roma yang di harapkan dapat membuat Paus mengirim bantuan ke Timur justru membuat menimbulkan perpecahan di kalangan pengikut Gereja Timur dengan adanya pro dan kontra.11
John Freely mengemukakan bahwa, Kekaisaran Byzantium yang bangkit itu hanya menempati potongan kecil dari daerah yang pernah dia kuasai semasa puncak kejayaan. Pada abad ke-15, Byzantium terdiri tidak lebih dari Bithynia, sebagian Peloponnesos, dan Trakia, daerah paling tenggara dari Balkan hingga ke Selat Dardanella, Laut Marmara dan Bosporus, Selat  bersejarah yang memisahkan Eropa dan Asia.12
 
Setelah Turki Usmani mengepung Konstantinopel dari berbagai arah, penyatuan gereja Timur dan Barat tidak begitu berpengaruh terhadap kekuatan Romawi Timur. Bantuan besar yang diharapkan oleh Kaisar Konstantinus Palaiologos ternyata tidak terwujud, kecuali bantuan dari pasukan Venesia dan Genoa yang membawa perlengkapan perang serta tentara yang ahli dan berani. Di sisi lain, Turki Utsmani yang semakin kuat dan semakin ahli dalam strategi perang tidak lagi mampu dibendung oleh
pasukan Konstantinopel. Cita-cita menaklukkan Konstantinopel yang selama berabad-abad mengalami kegagalan akhirnya terwujud pada masa pemerintahan Sultan Muhammad II bin Murad, yang dikenal dengan nama Mehmet al- Fatih pada tahun 1453 Masehi.
8. Ramyi Al-Munyawi, Muhammad Al-Fatih, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2012), Vii.
9. Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, (Kairo: Muassah Ar-Risalah, 1999),
juz. 4, 335, no. 18977.
10Ramyi Al-Munyawi, Muhammad Al-Fatih., 5-6.
11Yulian eko Eko Fernandes, dkk, Tinjauan Historisitas Penaklukan Konstantinopel Oleh Mehmet II Al Fatih Tahun 1453, jurnal. FKIP. UNILA.
12John freely, Sultan Mehmet II sang Penakluk, (Tangerang: Pustaka Alvabet, 2012), 2.