Wednesday, August 13, 2014

Sebut Nabi Muhammad tak dijamin surga, Quraish Shihab keliru tafsirkan dalil

[ ada beberapa artikel terkait ]

Keliru menafsirkan dalil hinggap pada Quraish Shihab, meski dia seorang guru besar dalam bidang tafsir dan doktor pertama di Asia Tenggara dalam bidang tafsir Al Quran.
Pada tayangan “Tafsir Al-Misbah” yang disiarkan oleh Metro TV pada Sabtu, 12 Juli 2014, Prof DR Quraish Shihab mengeluarkan pernyataan kontroversial bahwa Nabi Muhammad SAW tidak dijamin masuk surga.
Tayangan yang akhirnya diunggah di Youtube itu, alumni universitas Al Azhar ini berdalil dengan hadits tentang amalan shalih itu merupakan salah satu faktor yang bisa memasukkan seseorang ke dalam surga.
“Tidak benar. Saya ulangi lagi tidak benar bahwa Nabi Muhammad mendapat jaminan Surga. Nahh.. surga itu hak prerogratif Allah. Ya tho? memang kita yakin bahwa beliau mulia. kenapa saya katakan begitu? Karena ada seorang sahabat nabi dikenal orang… terus teman-teman disekitarnya berkata, bahagialah engkau akan mendapat surga. Kemudian nabi dengar, siapa yang bilang begitu, nabi berkata, tidak seorang pun orang masuk surga karena amalnya, dia berkata baik amalnya akan masuk surga, surga adalah hak prerogratif Tuhan,” ujar Quraish Shihab dalam rekaman yang diunggah di Youtube.
“Kalau ditanya, kamu pun tidak wahai Muhammad? kecuali kalau Allah menganugerahkan rahmat kepada saya. jadi kita berkata, kita berkata dalam konteks surga dan neraka tidak ada yang dijamin tuhan kecuali kita katakan bahwa tuhan menulis di dalam kitab sucinya bahwa yang taat itu akan dapat surga. Ada ayatnya,” tambah Quraish Shihab yang kemudian langsung menuai kecaman.
Jika kita mengikuti logika yang dibawa oleh Quraish Shihab, maka seluruh risalah dan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW otomatis perlu dikritisi seluruhnya. Sebab, kemungkinan ada kekeliruan di dalam sebagian ajaran ataupun seluruhnya.
Menurut Direktur Forum Studi Sekte-sekte Islam, Ustadz Anung Al-Hamat, hadits tersebut bukan berarti Rasul SAW tidak masuk surga. Justru banyak dalil dari ayat dan hadits yang menegaskan bahwa Beliau SAW akan menjadi penghulu surga untuk orang-orang yang beriman.
Dikutip dari Kiblat.net Senin (14/7/2014), “Jadi hadits tersebut tidak benar jika dipahami bahwa Rasul SAW tidak dijamin masuk surga, justru banyak dalil yang menjelaskan adanya jaminan Rasul SAW masuk surga,” ujar anggota Majelis Intelektual dan Ulama Muda (MIUMI)
Di antaranya adalah, pertama, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa Aisyah radhiyallahu anha adalah salah satu istrinya di surga Kedua, Beliau SAW menyebutkan salah satu wanita penghulu surga adalah Khadijah radhiyallahu anha (istri pertama Beliau SAW),
Ketiga, Beliau SAW juga menjelaskan tentang sahabat-sahabat yang dijamin masuk surga, mereka adalah Ahli Badar, Bai’aturridwan, dan lainnyay. Tidak mungkin beliau menjamin dan menjelaskan mereka para sahabat radhiyallahu anhum masuk surga sementara beliau sendiri belum pasti masuk surga.
Keempat, lanjut Ustadz Anung, telah diperlihatkan kepada Beliau SAW para penghuni surga dan penghuni neraka. Kelima, di dalam Surat Al-Fatihah, kita berdoa agar ditunjukan kepada jalan yang lurus yaitu jalannya para Nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin. Jelas bahwa Nabi SAW masuk ke dalam golongan para Nabi. Keenam, tidak ada sosok yang sudah diampuni seluruh dosa baik yang lalu maupun yang akan datang melainkan Nabi Muhammad SAW, dan masih banyak dalil-dalil lainnya.
Menurut Ustadz Anung, Quraish Shihab menafsirkan kesimpulan itu hanya dengan sebagian dalil saja. “Kekeliruannya adalah dia menafsirkan hanya sebagian dalil saja. Padahal, yang benar adalah mengumpulkan dalil-dalil yang ada kemudian mencontoh para ulama dalam menjelaskan dalil yang secara dzahir terlihat kontradiktif. Apa yang dikatakan Imam Nawawi dan lainnya adalah memadukan semua dalil,” ungkap kandidat doktor bidang pendidikan Islam ini.
Kata Ustadz Anung, di kalangan sekte-sekte yang menyimpang ada sebagian orang yang lancang dan mengeluarkan pernyataan keji terhadap Nabi SAW. Di antaranya Al-Gharawi, salah satu tokoh syiah yang menyatakan bahwa kemaluan Nabi SAW harus masuk neraka karena telah menggauli beberapa wanita musyrik, (yang dimaksud oleh tokoh Syiah itu adalah ummul mukminin Aisyah dan Hafsah radhiyallahu anhuma, red). Wal’iyadzu billah.

BANTAHAN TERHADAP KESALAHAN QURAISH SHIHAB:
ALLAH SUDAH MENJAMIN SURGA UNTUK NABI MUHAMMAD [BAG. 1]
Bapak Quraish berkata  :
"Tidak benar, saya ulangi, tidak benar bahwa Nabi Muhammad sudah dapat jaminan surga. Surga itu hak prerogatif Allah."
Tanggapan:
Diantara kenikmatan surga yang telah Allah ta’ala janjikan untuk Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Al-Kautsar, yaitu sebuah sungai yang sangat indah di surga.
Allah ta’ala berfirman:
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Al-Kautsar." [QS. Al-Kautsar: 1]
"Dari Anas radhiyallahu ‘anhu (tentang firman Allah): "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Al-Kautsar." Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Al-Kautsar adalah sungai di surga.
Anas berkata: Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Aku melihat sebuah sungai di surga di dua tepinya terdapat kemah-kemah mutiara, maka aku berkata: Apa ini wahai Jibril? Jibril berkata: Inilah Al-Kautsar yang telah Allah berikan kepadamu."
[HR. At-Tirmidzi, Shahih At-Tirmidzi: 2675]
Ayat dan hadits yang kami sebutkan di atas hanyalah sebagian kecil dari dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menerangkan tentang kenikmatan surga yang telah dijanjikan oleh Allah ta’ala kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka apabila beliau belum mendapat jaminan masuk surga, apakah berarti janji Allah itu belum dijamin kebenarannya?!

DR. Ahmad Zain An-Najah: Hadits Yang Dibawa Quraish Shihab Membantah Dirinya Sendiri

KIBLAT.NET, Jakarta  Ulama lulusan Al-Azhar Kairo, DR. Ahmad Zain An-Najah menyatakan bahwa pernyataan Prof.DR. Quraish Shihab yang mengklaim bahwa Nabi Muhammad SAW tak dijamin masuk surga tak selayaknya diucapkan di depan publik, karena dapat membingungkan masyarakat awam.
Tidak selayaknya Pak Quraish Shihab berbicara dalam acara televisi seperti itu yg ditonton banyak orang awam. Pernyataaan seperti itu, yang abu-abu, yang membingungkan masyarakat awam. Yang disalah pahami oleh masyarakat, ujar DR. Ahmad Zain An-Najah kepada reporter Kiblat.net melalui sambungan telepon, Selasa, (15/07).
Doktor dalam bidang fiqh yang juga aktif di Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Pusat ini menegaskan metode pengambilan dalil yang dilakukan Prof. DR. Quraish Shiab juga salah. Menurut beliau, bukan hanya salah kaprah akan tetapi salah sekali.
Tidak mungkin secara akal sehat Rasulullah SAW tidak dijamin masuk surga, beliau itu yang pertama kali masuk surga, beliau itulah yang membawa umat Islam ke Surga. Tidak masuk akal jika tidak dijamin masuk surga, ujar pengampu situs keislaman, ahmadzain.com ini.
Gak usah jauh-jauh. Hadist ini sudah membantah Quraish Shihab sendiri. Bukan juga saya, kecuali dengan rahmat. Itu jelas, kalo orang yang belajar bahasa arab itu jelas bahwa saya tidak demikian, amal saya tidak menyebabkan saya masuk surga kecuali dengan rahmat dari Allah artinya, Rasulullah masuk surga itu dengan rahmat Allah, dengan karunia Allah, dan ternyata Allah memberikan rahmat dan karunianya kepada Beliau. bukan berarti Rasulullah tidak masuk surga,ujarnya.
Menurut Ahmad Zain, dalam hadits tersebut ada illah (pengecualian).
Orang yabg tahu bahasa arab akan memahami istilah ini. Misalnya, saya tidak mungkin mati, kecuali dengan izin Allah SWT. Bukan berarti tidak mati. Tetapi yang benar adalah, kejadian itu tidak mungkin terjadi kecuali dengan izin Allah SWT.
Rasul SAW tidak masuk surga kecuali dengan izin Allah, tapi allah telah mengizinkan. Allah SWT telah memberikan maghfirah kepadanya. Jadi, sudah dijamin dari awal. Tidak perlulah hal seperti itu disampaikan kepada masyarakat umum, justeru malah membingungkan,pungkas Ahmad Zain.
Sebelumnya, DR. Ahmad Zain juga pernah membuat buku bantahan terhadap pandanga Quraish Shihab yang menyebutkan bahwa memakai jilbab bagi wanita muslimah tidak wajib. Buku krangan Quraish Shihab berjudul “Jilbab Pakaian Wanita Muslimah dibantah habis oleh doktor lulusan Al-Azhar ini dengan buku berjudul Jilbab dalam Pandangan Syariat, Membantah Pandangan Quraish Shihabâ€.Reporter: HunefEditor: Fajar Shadiq

Tulisan Terkait:


Majelis Fatwa MIUMI: Quraish Shihab Bertobatlah pada Allah

Ketua Majelis Fatwa Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ahmad Zain An-Najah, meminta kepada Quraish Shihab untuk menarik ucapannya yang ditayangkan pada acara “Tafsir al-Mishbah” di Metro  TV, 12 Juli 2014. Ahmad Zain juga meminta Quraish Shihab untuk bertobat kepada Allah.
“Beliau semestinya menarik ucapan itu dan bertobat kepada Allah,” tegas Ahmad Zain, seperti dikutip kiblat.net.
Soal tayangan  Tafsir al- Mishbah (12/07), Ahmad Zain mengkritisi cara pandang Quraish Shihab yang hanya mengambil dalil sepotong-potong. “Seolah Rasullah SAW tidak masuk syurga dengan amalannya, titik. Padahal di situ bukan titik, tapi ada koma. Yaitu rahmat dan karunia Allah. Itu yang tidak dibaca!!” kata Ahmad Zain.
Menurut penulis buku “Jilbab Menurut Syariat Islam (Meluruskan Pandangan Quraish Shihab)” itu,  Quraish Shihab dalam beberapa hal tidak mampu memahami nash-nash Qur’an dan hadist.
“Kita sudah pernah menulis bantahan terhadap bukunya beliau yang jilbab. Jadi tahu persis bagaimana karakter Quraish Shihab. Dia itu maunya ilmiah, malah ga ilmiah, membuat bingung orang. Itu gaya Quraish Shihab seperti itu,” kata Ahmad Zain.
Ahmad Zain juga membeberkan sejumlah kelemahan ilmiah Quraish Shihab. Diantaranya ialah tidak cerman dan teliti dalam penukilan, sangat sedikit menggunakan referensi fiqh, tidak merujuk pada referensi primer, pengaburan terhadap pendapat para ulama, dan seabreg kurangnya pemenuhan amanah ilmiah dalam mengambil kesimpulan hukum.
Terkait polemik tayangan Tafsir al-Mishbah (12/07), di situs quraishshihab.com, Quraish Shihab memberikan klarifikasi. “Uraian tersebut dalam konteks penjelasan bahwa amal bukanlah sebab masuk surga, walau saya sampaikan juga bahwa kita yakin bahwa Rasulullah akan begini (masuk surga),” tulis Quraish Shihab.
Menurut Quraish Shihab, uraiannya tersebut bukan berarti tidak ada jaminan dari Allah bahwa Rasul tidak masuk surga. “Saya jelaskan juga di episode yang sama bahwa Allah menjamin dengan sumpah-Nya bahwa Rasulullah SAW akan diberikan anugerah-Nya sampa beliau puas, yang kita pahami sebagai Surga dan apapun yang beliau kehendaki. Wa la sawfa yu’thika rabbuka fa tharda,” urai Quraish Shihab.
“ Itu yang saya jelaskan tapi sebagian dipelintir, dikutip sepotong dan di luar konteksnya. Silakan menyimak ulang penjelasan saya di episode tersebut. Mudah-mudahan yang menyebarkan hanya karena tidak mengerti dan bukan bermaksud memfitnahm,” pungkas Quraish Shihab.





Muhsin Labib: Cap Syiah Pada Quraish Shihab Bukan Tuduhan, Justru Atribut Berkelas

Dedengkot Syiah Indonesia, Muhsin Labib ikut angkat bicara soal 'Cap' Quraish Shihab sebagai penganut syiah.
Muhsin menyatakan itu bukan merupakan tuduhan, tetapi justru atribut berkelas, karena identik dengan peradaban Islam yang dibangun di atas filsafat, tasawuf, teks dan lainnya.
Pernyataan itu disampaikan dosen filsafat UIN Syarif Hidayatullah, Muhsin Labib, menyikapi polemik tuduhan Syiah yang dialamatkan kepada Quraish Shihab. “Cap Syiah bukan tuduhan, justru atribut berkelas karena identik dengan peradaban Islam yang dibangun di atas filsafat, tasawuf,  teks dll,” tulis Muhsin Labib di akun Twitter @muhsinlabib.
Dalam “kuliah twitter” (kultwit), sosok yang dikenal sebagai tokoh Syiah ini, membeberkan upaya sejumlah pihak yang menimpakan fitnah dengan tudingan penganut Syiah. “Bila tokoh-tokoh pendukung toleransi di-Syiahkan, yang tersisa hanya 2, yang dikafirkan dan mengkafirkan. Setelah itu, yang ada yang mengkafirkan,” tulis @muhsinlabib.
Muhsin Labib juga membeberkan sejumlah modus yang diarahkan untuk menyingkirkan tokoh-tokoh toleran. Salah satu modus itu adalah pemutarbalikan fakta. “Meski selalu sasaran pembunuhan,Syiah ditampilkan sebagai pelaku via ceramah-ceramah, situs-situs Wahabi dan video-video gratis,” kicau @muhsinlabib.
Wah Makin Error antek syiah!
Sebelumnya polemik tayangan Tafsir Al-Misbah yang dibawakan Quraish Shihab di Metro TV pada Sabtu (12/7) menunai kontroversi. Itu setelah pakar tafsir terkemuka tersebut menyinggung bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak mendapat jaminan tempat di surga.
Pernyataan itu dikeluarkan alumnus Universitas Al Azhar Kairo itu ketika ditanya sang pembaca acara bahwa Rasulullah adalah manusia mulia yang dijamin masuk surga.
Berikut kutipan dialog tersebut:
Tidak benar. Saya ulangi tidak benar bahwa Nabi Muhammad mendapat jaminan Surga. Surga itu hak prerogratif Allah. Memang kita yakin bahwa Beliau mulia. Mengapa saya katakan begitu? Karena ada seorang sahabat Nabi dikenal orang, terus teman-teman di sekitarnya berkata, 'bahagialah Engkau akan mendapat surga'. Kemudian Nabi dengar, siapa yang bilang begitu, Nabi berkata, tidak seorang pun orang masuk surga karena amalnya, dia berkata baik amalnya akan masuk surga, surga adalah hak prerogratif Tuhan,” ujar Quraish Shihab.

Dia melanjutkan,
 “Kalau ditanya, kamu pun tidak wahai Muhammad? Kecuali kalau Allah menganugerahkan rahmat kepada saya. Jadi kita berkata, kita berkata dalam konteks surga dan neraka tidak ada yang dijamin Tuhan, kecuali kita katakan bahwa Tuhan menulis di dalam kitab sucinya bahwa yang taat itu akan dapat surga. Ada ayatnya,” tambahnya.
Pernyataan tersebut bisa memunculkan pemahaman meragukan kebenaran ajaran Islam yang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bawa. Jika Muhammad sebagai rasul dalam Islam, dirinya tidak dijamin masuk surga, apa jaminan kebenaran Islam itu, lalu bagaimana dengan nasib umat-umatnya yang mengikuti ajarannya.
Alasan tokoh yang dikenal dekat dengan Syi’ah ini adalah hadits yang diterjemahkan olehnya, “Tidak seorangpun masuk surga karena amalnya.”
Makna hadits yang disebutkan bapak dari Najwa Shihab yang tak berjilbab, telah ditulis Imam Nawawi di shahihnya dengan judul bab,
بَاب لَنْ يَدْخُلَ أَحَدٌ الْجَنَّةَ بِعَمَلِهِ بَلْ بِرَحْمَةِ اللَّهِ تَعَالَى
“Bab: Seseorang tidak masuk surga dengan amalnya, tapi dengan rahmat Allah Ta’ala.”
Kemudian beliau menyebutkan hadits yang berbunyi,
وَاعْلَمُوا أَنَّهُ لَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِنْكُمْ بِعَمَلِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَنْتَ قَالَ وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ
Dan ketahuilah, sesungguhnya salah seorang kalian tidak akan selamat dengan amalnya. Para sahabat brtanya: tdak pula engau wahai Rasulullah? Beliau menjawab: tidak pusa saya, hanya saja Allah melimpahkan rahmat dan karunianya kepadaku.” (HR. Muslim)
Letak perelisihan ada pada huruf (ba’) yang sering diartikan sebab. Berarti seseorang tidak masuk surga (tidak selamat) dengan sebab amalnya. Padahal sejumlah ayat menerangkan bahwa amal adalah salah satu sebab masuk ke surga. Yang benar ba’ trsebut adalah ba’ tsamaniyah, artinya ba’ yang menunjukkan harga. Maksudnya amal bukan harga (alat barter) untuk masuk surga, tapi masuk surga dengan sebab amal yang mendapat taufiq dan rahmat dari Allah. Dan kita tidak mendapat taufiq untuk beramal shalih kecuali dengan rahmat Allah dan karunianya.
Imam Nawawi berkata dalam syarahnya: Zahir hadits ini menjadi bukti bagi Ahlul Hak bahwa seseorang tidak berhak mendapat pahala dan surga dengan ketaatannya. Adapun firman Allah “Masuklah surga dengan apa yang sudah kalian kerjakan”, “Itulah surga yang diwarisan untuk kalian disebabkan apa yang sudah kalian kerjakan”, dan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa amal menjadi sebab masuk surga lainnya. Hadits-hadits ini tidak bertentangan dengan makna ayat bahwa masuk surga dengan sebab amal, lalu taufik untuk beramal, hidayah, dan ikhlas di dalamnya, serta diterimanya amal dengan sebab rahmat dan karunia Allah Ta’ala. Sehingga maksud hadits, seseorang tidak masuk surga sebatas dengan amalnya. Dia masuk surga dengan amal-amal, yaitu dengan sebab amal tersebut yang itu dari rahmat Allah. Wallahu A’lam.”
Hadits di atas juga mengabarkan bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendapat jaminan rahmat dan karunia dari Allah sehingga amal-amal beliau diterima dan dimasukkan ke dalam surga. Maka berdalil dengan hadits di atas bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak dijamin masuk surga adalah salah besar.
. . . Kaum muslimin dari kalangan sahabat dan pengikut mereka yang baik meyakini bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dijamin masuk surga. . .
. . . Tidak ada yang menyangsikan bahwa utusan Allah kepada mereka berada di surga Firdaus sesudah wafatnya. . . .
Dalil-dalil Rasulullah Dijamin Masuk Surga
Kaum muslimin dari kalangan sahabat dan pengikut mereka yang baik meyakini bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dijamin masuk surga. Tidak ada yang menyangsikan bahwa utusan Allah kepada mereka berada di surga Firdaus sesudah wafatnya. Berikut ini beberapa sunnah Nabi yang suci menjelaskannya:
Pertamamenjelang wafatnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, saat sakit semakin berat, menyampaikan kepada Fatimah yang merasa kasian dengan penderitaan ayahnya yang berat. Beliau bersabda kepadanya, “Setelah hari ini, Ayahmu tidak akan merasakan penderitaan lagi”. Maka saat beliau sudah wafat, Fatimah berkata,
يَا أَبَتَاهُ أَجَابَ رَبًّا دَعَاهُ يَا أَبَتَاهْ مَنْ جَنَّةُ الْفِرْدَوْسِ مَأْوَاهْ يَا أَبَتَاهْ إِلَى جِبْرِيلَ نَنْعَاهْ
Wahai ayah, Rabb telah memenuhi doamu. Wahai ayah, surga Firdaus tempat kembalimu. Wahai ayah, kepada Jibril kami mengkhabarkan atas kewafatanmu.” (HR. Al-Bukhari)
Hadits di atas mengandung dua bukti bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dijamin surga: 1. ucapan beliau, “setelah hari ini, Ayahmu tidak akan merasakan penderitaan lagi”, bahwa beliau akan mendapatkan kenikmatan sesudah ini di surga di sisi Rabbul ‘Alamin. 2. Ucapan Fatimah. “Wahai ayah, surga Firdaus tempat kembalimu”, ini adalah bukti bahwa orang di sekitar beliau meyakini bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di surga Firdaus tertinggi setelah wafatnya.
. . . Ucapan Fatimah. “Wahai ayah, surga Firdaus tempat kembalimu”, ini adalah bukti bahwa orang di sekitar beliau meyakini bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di surga Firdaus tertinggi setelah wafatnya. . .
Kedua:Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا
Saya dan orang yang merawat anak yatim di surga kelak seperti ini,” seraya beliau mengisyaratkan jari tengah dan telunjuknya lalu merenggangkan keduanya.” (HR. Muttafaq ‘Alaih) ini juga menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pasti masuk surga. Dan beliau juga tahu bahwa dirinya akan menjadi penghuni surga termulia, sehingga beliau mengiming-imingi para sahabatnya untuk melakukan amal shalih ini supaya bisa dekat dengan beliau di surga.
Ketiga: diriwayatkan dari Anas bin Malij Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ أَوْ ثَلَاثُ أَخَوَاتٍ اتَّقَى اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَأَقَامَ عَلَيْهِنَّ كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِأَصَابِعِهِ الْأَرْبَعِ
Siapa memiliki 3 anak wanita atau tiga orang saudari perempuan, ia bertakwa kepada Allah ‘Azza Wajalla dan memenuhi kebutuhan mereka, maka ia bersamaku di surga seperti ini; dan beliau mengisyaratkan dengan 4 jarinya.” (HR. Ahmad)
Ini menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dijamin surga dan beliau yakin bahwa dirinya akan berada di surga setelah wafatnya.
Keempat: Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengabaran bahwa dirinya kelak akan memberikan syafa’at untuk selainnya supaya mereka masuk surga. Keterangan itu terdapat dalam Shahh Muslim dari ANas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
أَنَا أَوَّلُ النَّاسِ يَشْفَعُ فِى الْجَنَّةِ وَأَنَا أَكْثَرُ الأَنْبِيَاءِ تَبَعًا
Aku adalah manusia yang pertama kali memberi Syafa’at di dalam Surga dan aku adalah diantara Nabi-nabi yang terbanyak pengikutnya.” Ini tidak mungkin diucapkan kecuali oleh orang yang yakin dirinya dijamin surga. Kalau beliau tidak yakin masuk surga bagaimana beliau bisa member syafaat untuk selainnya?
Hadits di atas dikuatkan oleh sejumlah riwayat, Imam Bukhari meriwayatkan dalam al-Adab al-Mufrad, dari Anas Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda:
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تدركَا، دَخَلْتُ أَنَا وَهُوَ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ
Barangsiapa yang memelihara (mendidik) dua wanita sampai mereka dewasa, maka saya akan masuk surga bersamanya di surga kelak seperti ini", beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengahnya." (Imam Muslim juga meriwayatkan serupa dalam Shahihnya
Dalam Mushannaf Ibnu Abi Syaibah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: Siapa yang mempunyai dua orang saudari atau dua orang putri lalu ia berbuat baik kepada keduanya selama mereka bersama dirinya maka saya dan dia di surga seperti ini,” beliau mendekatkan kedua jarinya.
Kelima:beliau menjanjikan tempat mulia bersama beliau di surga bagi mereka yang memiliki akhlak mulia. Ini menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendapat jaminan surga.
Dari Jabir Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا
Sesungguhnya orang yang paling saya cintai dan paling dekat majelisnya denganku di antara kalian hari kiamat kelak (di surga) adalah yang paling baik akhlaknya…". (HR. Al-Tirmidzi dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani)
Keenam: Sejumlah sahabat menginginkan agar bisa dekat (menemani) Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di surga, jika mereka tidak yakin kalau Nabi mereka mendapat jaminan surga tentu tidak akan menginginkan hal tersebut.
Disebutkan dalam Shahih Muslim, Rabi'ah bin Ka'ab Al-Aslami Radhiyallahu 'Anhu bercerita bahwa dia pernah bermalam bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Kemudian ia meyiapkan air wudhu dan keperluannya. Beliau lalu bersabda kepadaku, "Mintalah sesuatu kepadaku!", saya berkata, "Saya meminta agar saya bisa bersamamu di surga.” Beliau menjawab, "Adakah permintaan selain itu", saya berkata, "hanya itu.” Beliau lalu bersabda, "Maka bantulah aku atas dirimu (untuk memohon kepada Allah agar memenuhi permintaanmu) dengan memperbanyak sujud (shalat)".” (HR. Muslim)
. . . Sejumlah sahabat menginginkan agar bisa dekat (menemani) Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di surga, jika mereka tidak yakin kalau Nabi mereka mendapat jaminan surga tentu tidak akan menginginkan hal tersebut. . .
Dan masih banyak lagi bukti dan keterangan dari nash-nash shahih bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sudah dijamin masuk surga. Bahkan beliau mengetahuinya sebelum beliau wafat. Dengan keyakinan ini beliau memotifasi para sahabatnya untuk mengerjakan amal besar dalam Islam agar bisa dekat dengannya di surga. Para sahabat pun yakin betul, tanpa ragu, bahwa Nabinya adalah manusia mulia yang dijamin masuk surga. Sehingga mereka sangat yakin dalam mengimani beliau dan mengikuti sunnah-sunnahnya. Wallahu A’lam. [PurWD/adivammar/intel/voa-islam.com]
Tulisan Terkait:

Quraish Shihab: Tidak Benar Nabi Muhammad SAW Mendapat Jaminan SurgaKIBLAT.NET, Jakarta –Tokoh yang dikenal dalam kepakarannya di bidang tafsir, Prof. DR. Quraish Shihab menuai kontroversi di dunia maya karena dianggap melontarkan penghinaan kepada Rasulullah SAW....
1.         Pernyataan Quraish Shihab Nabi Tidak Masuk Surga Menuai Kecaman di Dunia Maya KIBLAT.NET, Jakarta – Pernyataan Prof.DR Quraish Shihab bahwa Nabi Muhammad SAW tidak mendapat jaminan surga mendapat kecaman dari sosial media. Sebelumnya, dalam tayangan program Tafsir Al-Misbah yang...
2.         Nabi SAW Tak Dijamin Masuk Surga, FS3I: Quraish Shihab Keliru Tafsirkan Dalil KIBLAT.NET, Jakarta – Dalam tayangan “Tafsir Al-Misbah” yang disiarkan oleh Metro TV pada Sabtu, 12 Juli 2014, Prof DR Quraish Shihab mengeluarkan pernyataan kontroversial bahwa Nabi Muhammad...
3.         MPI: Pernyataan Quraish Shihab Melukai Perasaan Umat Islam KIBLAT.NET, Jakarta – Pernyataan kontroversial yang dilotarkan oleh Prof. DR. Quraish Shihab pada tayangan “Tafsir Al-Misbah” di Metro TV pada tanggal 12 Juli 2014, menimbulkan reaksi yang...
4.         Ust Anung Al-Hamat: Dalil yang Dipakai Quraish Shihab Hadits Shahih, Tapi…KIBLAT.NET, Jakarta – Menanggapi pernyataan Quraish Shihab yang menuai kontroversi di sosial media, Direktur Forum Studi Sekte-sekte Islam (FS3I), Ustadz Anung Al-Hamat menegaskan bahwa dalil yang digunakan Quraish...
5.         Sebut Nabi Muhammad tak dijamin surga, Quraish Shihab keliru tafsirkan dalil JAKARTA (Arrahmah.com) – Keliru menafsirkan dalil hinggap pada Quraish Shihab, meski dia seorang guru besar dalam bidang tafsir dan doktor pertama di Asia Tenggara dalam bidang tafsir...
6.         Video Kontroversi Quraish Shihab: Nabi Muhammad SAW Tidak Mendapat Jaminan Surga (?) Jakarta (www.lasdipo.com)- Prof. DR. Quraish Shihah melontarkan pernyataan kontroversial. Tokoh yang dikenal pakar dalam bidang tafsir tersebut menyatakan bahwa Nabi Muhammad tidak mendapat jaminan surga dari...
Sumber: http://www.kiblat.net/2014/07/15/dr-ahmad-zain-najah-hadits-yang-dibawa-quraish-shihab-membantah-dirinya-sendiri/
Link Sumber:
http://www.kiblat.net/2014/07/15/dr-ahmad-zain-najah-hadits-yang-dibawa-quraish-shihab-membantah-dirinya-sendiri/

Ini sederet kekeliruan Prof DR Quraish Shihab menurut ketua Majelis Fatwa MIUMI

Ketua Majelis Fatwa Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) DR. Ahmad Zain An-Najah mengaku bahwa dirinya tahu persis bagaimana karakter Prof. DR Quraish Shihab. Pada tahun 2006 silam, DR Ahmad Zain yang juga pernah menempuh studi doktoral di Al-Azhar pernah membuat buku bantahan tentang jilbab yang ditulis oleh Prof DR Quraish Shihab.
“Kita sudah pernah menulis bantahan terhadap bukunya beliau yang jilbab. Jadi tahu persis bagaimana karakter Quraish Shihab. Dia itu maunya ilmiah, malah gak ilmiah, membuat bingung orang. Itu gaya Quraish Shihab seperti itu,” pungkas DR. Ahmad Zain kepada
 reporter Kiblat.net, Selasa, (15/07) melalui sambungan telepon.
“Kayak jilbab itu pinginnya ilmiah, tapi membuat bingung orang. Ada beberapa hal yang beliau juga seperti itu, seperti dalam masalah jilbab, syiah dan masalah ini. Itu menunjukkan bahwa beliau itu banyak hal-hal yang beliau itu tidak paham. Bahwa jilbab itu masalah syariah dan usul fiqih, beliau tidak paham. Masalah syiah beliau tidak paham tentang syiah,” tambah beliau.
“Seandainya beliau benar-benar berkata seperti itu, itu tidak pas memahami haditsnya. Cuman dipotong setengah-setengah,” ujar pengampu
 situs kajian keislaman ahmadzain.com.
DR. Ahmad Zain An-Najah pernah membantah buku karangan Quraish Shihab yang berjudul “Jilbab Pakaian
 WanitaMuslimah”, dengan buku bantahan berjudul “Jilbab Menurut Syariat Islam (Meluruskan Pandangan Quraish Shihab).
Doktor bidang fiqh tersebut menguraikan dengan gamblang sejumlah kelemahan ilmiah Prof DR Quraish Shihab, diantaranya ialah tidak cerman dan teliti dalam penukilan, sangat sedikit menggunakan referensi fiqh, tidak merujuk pada referensi primer, pengaburan terhadap pendapat para ulama, dan seabreg kurangnya pemenuhan amanah ilmiah dalam mengambil kesimpulan hukum.
“Waktu (membahas masalah) jilbab pun demikian, ketika memahami ulama berbeda pendapat. Berbeda pendapat itu dalam hal apa, itu perbedaan dalam masalah cadar wajib atau tidak wajib,” pungkas beliau.
Dalam konteks ini, DR Ahmad Zain juga mengkritisi
 carapandang Prof. DR Quraish Shihab yang hanya mengambil dalil sepotong-potong. “Seolah Rasullah SAW tidak masuk syurga dengan amalannya, titik. Padahal di situ bukan titik, tapi ada koma. Yaitu rahmat dan karunia allah. Itu yang tidak dibaca…….!!”
“Itu dipotong setengah-setengah, itulah kekeliruan Quraish Shihab. Beliau suka memotong kalimat yang bersambung, jadi akibatnya fatal,” tambah ulama kelahiran Klaten ini.
Menurut DR Zain, Prof DR. Quraish Shihab dalam beberapa hal tidak mampu memahami nash-nash qur’an dan hadist. Termasuk yang menjadi catatannya lagi, tentang perkara jilbab itu hanya bertujuan supaya perempuan
 aman, atau tidak disakiti. Prof DR Quraish Shihab justru memahami, ini adalah alasan memakai jilbab, supaya tidak diganggu, supaya jelas ini muslim dan ini tidak muslim. Selama tidak diganggu, maka tidak memakai jilbab tidak apa-apa.
“Ini salah paham, supaya tidak diganggu itu hanyalah salah satu
 hikmah dari memakai jilbab, bukan tujuan. Jadi, pemahaman beliau dalam masalah fiqih dan usul fiqih, setelah saya baca, agak kurang sempurna,” tambah DR Zain.
Kembali pada hadits yang dijadikan dalil oleh Prof DR Quraish Shihab, DR Zain menegaskan ada istilah dalam hadist ini yang perlu digaris bawahi, Walaa ana, (Dan tidak juga saya, red). Saya tidak masuk surga dengan perbuatan syurga. Namun Prof Quraish Shihab tidak melanjutkan dengan membaca lanjutan hadistnya. Ini merupakan salah kaprah dan kesalahan yang sangat fatal.
Padahal, berdasarkan ayat, hadist, ribuan ayat, ribuan hadist, baik secara langsung maupun tidak langsung, bahwa Nabi Muhammad SAW itu dijamin masuk syurga.
Nabi dijamin masuk syurga dan para sahabatnya yang taat dijamin masuk syurga.
“Beliau semestinya
 menarik ucapan itu dan bertobat kepada Allah,” tutup DR Ahmad Zain.
(kiblat.net)

Jawaban Telak Buat Bapak Profesor Yang Menyatakan TIDAK BENAR RASULULLAH SUDAH DIJAMIN MASUK SURGA..
Juli 15, 2014
Tidak Benar, Nabi Muhammad Dijamin Masuk Surga?
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sehubungan dengan acara tafsi r al-misbah di Metro TV pd tgl 12 juli 2014. Bp. Quraish Shihab mengatakan “Tidak benar bahwa Nabi Muhammad sudah dapat jaminan syurga dari Allah S.W.T”. Mohon penjelasannya.
Video:
Salam,
Dari Roy
Jawaban:
Wa alaikumus salam wa rahmatullah
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Surga adalah hak prerogatif Allah. Dialah satu-satunya yang berhak menentukan, siapa yang akan masuk surga. Akan tetapi, jika Allah telah menegaskan melalui firman-Nya atau melalui hadis Rasul-Nya bahwa ada beberapa orang yang dijamin masuk surga, apakah hal ini akan kita ingkari??
Terdapat sangat banyak dalil yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dijamin masuk surga. Baik dalil al-Quran maupun hadis. Berikut hanya beberapa diantaranya,
Firman Allah,
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا (1) لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (2) وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu (Muhammad) kemenangan yang nyata, Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak). (QS. Al-Fath: 1 – 3).
Allah memberi jaminan mengampuni semua dosa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah lewat dan yang akan datang. Jaminan ini diberikan oleh Allah ketika beliau masih hidup,bersamaan dengan Allah berikan kepada beliau kemenangan yang nyata.
Allah juga berfirman,
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا. ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا
Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui. (QS. An-Nisa: 69 – 70)
Para nabi, para shiddiqin, para syuhada, dan orang-orang shaleh, mereka di surga.
Memang, untuk manusia SELAIN nabi, kita tidak bisa memastikan apakah si A itu orang sholeh di sisi Allah atakah bukan.
Tapi untuk nabi, kita wajib memastikan. Karena bagian dari rukun iman adalah iman kepada para nabi. Dan tidak mungkin iman ini bisa terwujud, sementara kita tidak tahu siapa saja yang menjadi nabi. Dan siapapun yang termasuk nabi, dia dijamin masuk surga. Tentu saja Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam termask di dalamnya, karena beliau nabi terbaik.
Allah juga berfirman,
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
”Sesunguhnya Aku berikan kepadamu al-Kautsar.”
Mengenai tafsir al-Kautsar, disebutkan dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terbangun dari tidur sambil tersenyum.
‘Apa yang membuat anda tertawa, wahai Rasulullah?’ tanya kami.
“Baru saja turun kepadaku satu surat.” kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat al-Kautsar hingga selesai.
”Tahukah kalian, apa itu al-Kautsar?” tanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
”Hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu.” Jawab kami.
Kemudian beliau bersabda,
فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّي فِي الْجَنَّةِ، آنِيَتُهُ أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ الْكَوَاكِبِ
“Itu adalah sungai, Allah janjikan untuk diberikan kepadaku di Surga. Jumlah gayungnya sebanyak bintang..” (HR. Muslim 400, Ahmad 11996, Nasai 904, Abu Daud 784, dan yang lainnya).
Ayat dan hadis di atas sangat jelas bahwa beliau dijamin masuk surga. Apa gunanya janji diberi sesuatu di surga, sementara beliau belum dijamin masuk surga.
Di samping itu, hadis yang sangat tegas bahwa beliau dijamin masuk surga adalah hadis dari Said bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, menyebutkan daftar sahabat yang masuk surga,
النَّبِيُّ فِي الْجَنَّةِ، وَأَبُو بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ، وَعُمَرُ فِي الْجَنَّةِ، وَعُثْمَانُ فِي الْجَنَّةِ، وَعَلِيٌّ فِي الْجَنَّةِ
”Nabi di surga, Abu Bakr di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga….”
(HR. Ahmad 1631, Abu Daud 4649, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Kemudian hadis dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنَا وَكَافِلُ اليَتِيمِ فِي الجَنَّةِ هَكَذَا» وَقَالَ بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى
“Saya bersama orang yang nanggung anak yatim di dalam surga seperti ini.”
Beliau berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah. (HR. Bukhari 6005, Abu Daud 5150, dan yang lainnya)
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهُ لا يُدْخِلُ أَحَدًا الجَنَّةَ عَمَلُهُ
قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «وَلا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ»
“Tidak ada seorangpun yang dimasukan surga oleh amalnya.”
Para sahabat bertanya, “Termasuk anda, wahai Rasulullah?”
“Termasuk saya, hanya saja Allah meliputiku dengan ampunan dan rahmatnya.” (HR. Bukhari 6467, Ahmad 15236).
Hadis ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mendapatkan jaminan surga, karena Allah meliputi beliau dengan ampunan dan rahmatnya, yang dengan itu beliau dijamin masuk surga.
Semoga Allah menyelamatkan kita dari kesesatan pemikiran orang liberal, pembela syiah, yang menghina islam dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Video singkat untuk membantah penyimpangan “pakar tafsir”

Rasulullah Sudah Dijamin Masuk Surga, Bahkan Manusia Pertama Yang Membuka Pintu Surga, Tidak Seperti Ucapan Tokoh Ini,. plus Video
Juli 15, 2014
Surga dan Kenikmatannya , Dan Rasulullahlah Yang Pertama Kali Membuka Pintu Dan Memasukinya

الْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ لِلَّهِ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فِي جَنَّاتِ النَّعِيم
”Kekuasaan di hari itu ada pada Allah, Dia memberi keputusan di antara mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah di dalam Surga yang penuh kenikmatan.” (Qs.al-Hajj:56)
Pembaca yang budiman…
Ayat tersebut di atas menunjukkan adanya Surga dan adanya kenikmatan di dalamnya. Barangkali anda bertanya, ” bagaimana sifat Surga dan apa sajakah bentuk kenikmatan yang ada di dalamnya ?” marilah kita simak beberapa kabar dari al-Qur’an dan Hadis nabi Shallallohu ‘alaihi wasallam tentang masalah ini.
• Luasnya
Allah ta’ala berfirman yang artinya,
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari tuhanmu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.” (Qs.Ali Imron :133)
• Surga diberi beberapa nama, di antaranya, 
1. Darussalam (Qs. Al An’am : 127)
2. Daarul Muttaqiin (Qs.an Nahl:30)
3. Darul Muqomati (Qs. Fathir:35)
4. Jannaatu ‘Adn (Qs. Maryam : 61)
5. Jannaatu an Na’iim (Qs.Luqman : 8)
6. Al Husna (Qs. Yunus : 26)
7. Jannatul Khuldi(Qs.al-Furqon:15)
8. Jannatu ‘Aaliyah(Qs.al-Haqoh:22 dan al-Ghosyiyah :10)
9. Jannatul Firdaus (Qs.al-Kahfi:107 dan al-Mukminun:11)
10. Jannatul Ma’wa (Qs.an Najm:15)
• Surga Bertingkat-tingkat
Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersada,
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ
“Dalam surga terdapat seratus derajat.” (HR.al-Bukhori)
• Jumlah Pintunya ada 8 buah
Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersada,
“Di surga ada delapan pintu, diantaranya ada yang dinamakan pintu ar-Rayyan yang tidak akan memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa.” (HR.Muslim)
• Pintunya bernama
Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersada,
“Barangsiapa yang menginfaqkan dua jenis (berpasangan) dari hartanya di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga; (lalu dikatakan kepadanya): “Wahai Abdullah, inilah kebaikan (dari apa yang kamu amalkan). Maka barangsiapa dari kalangan ahlu shalat dia akan dipanggil dari pintu shalat, dan barangsiapa dari kalangan ahlu jihad dia akan dipanggil dari pintu jihad, dan barangsiapa dari kalangan ahlu shadaqah dia akan dipanggil dari pintu shodaqah, dan barangsiapa dari kalangan ahlu shiyam (puasa) dia akan dipanggil dari pintu ar-Rayyan “.
Lantas Abu Bakr bertanya; “Jika seseorang dipanggil dari satu pintu dari pintu-pintu yang ada, itu sebuah kepastian!”.
Dia bertanya lagi; “Dan apakah mungkin setiap orang akan dipanggil dari pintu-pintu itu semuanya?”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab; “Benar, dan aku berharap kamu termasuk diantara mereka, wahai Abu Bakar.” (HR.al-Bukhori-Muslim)
• Pintunya tidak dibuka untuk siapapun sebelum nabi Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam masuk
Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ فَيَقُولُ الْخَازِنُ مَنْ أَنْتَ فَأَقُولُ مُحَمَّدٌ فَيَقُولُ بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ
“Saya mendatangi pintu surga pada hari kiamat, lalu saya meminta dibukakan. Lalu seorang penjaga (Malaikat) bertanya, ‘Siapa kamu? ‘ Maka aku menjawab, ‘Muhammad’. Lalu ia berkata,“Khusus untukmu, aku diperintahkan untuk tidak membukakan pintu untuk siapapun, sebelum kamu masuk.”(HR.Muslim)
• Bangunannya
Abu Hurairah berkata; Kami bertanya; “Wahai Rasulullah, beritakanlah kepada kami tentang surga, bagaimana bangunannya?” beliau bersabda: “Batu batanya dari emas dan perak, adukan semennya adalah minyak misik adzfar, kerikilnya adalah intan dan permata, lalu debunya adalah waros (semacam tumbuhan yang harum) dan za`faron, barangsiapa masuk ke dalamnya maka dia akan kekal dan tidak mati, merasakan nikmat yang kontinu dan tidak merasa bosan, masa muda mereka tidak pernah hilang dan pakaian mereka tidak pernah usang.” (HR.Ahmad)
• Sifat Penghuninya
Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Penduduk surga akan masuk surga dalam keadaan tidak berjenggot, wajah mereka putih berseri-seri, kepala mereka berambut pendek serta mata mereka bercelak, mereka seperti anak muda yang berumur tiga puluh tiga tahun, ukuran tubuh mereka sebagaimana penciptaan Adam dengan tinggi tujuh puluh hasta dan lebar tujuh hasta.”(HR.Ahmad)
“Sesungguhnya golongan pertama dari ummatku yang masuk surga wujudnya seperti bulan di malam purnama, golongan selanjutnya wujudnya seperti bintang paling terang di langit, setelah itu mereka bertingkat-tingkat, mereka tidak kencing, tidak berak, dan tidak meludah, sisir mereka emas, tempat bara api mereka kayu wangi dan keringat mereka minyak kesturi, postur mereka sama seperti wujud ayah mereka, Adam, enampuluh dzira’.”(HR.Muslim)
• Bidadari dan Para Wanitanya
خلق الله الحور العين من الزعفران
“Alloh menciptakan para bidadari dari Za’faron.” (HR.ath Thobroni di dalam al-Mu’jam al Kabir)
“Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya.” (Qs.ash Shoffat: 48)
“Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah.” (Qs.Ali Imron : 15)
لكل رجل منهم زوجتان على كل زوجة سبعون حلة يبدو مخ ساقها من ورائها
“Setiap lelaki di antara mereka mendapatkan dua istri, setiap istri mengenakan tujuh puluh perhiasan, sumsumnya terlihat dari belakang.” (HR.at Tirmidzi) Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih.
• Penghuninya Bisa Saling Pandang
Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
« إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ لَيَتَرَاءَوْنَ الْغُرْفَةَ فِى الْجَنَّةِ كَمَا تَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ فِى السَّمَاءِ »
“Sesungguhnya penghuni surga saling melihat kamar-kamar di surga seperti melihat bintang di langit.” (HR.Bukhori-Muslim)
• Makanan dan Minuman Penghuninya
Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Penghuni surga makan dan minum di dalamnya, mereka tidak berak, tidak ingusan dan tidak kencing, tapi makanan mereka itu (menjadi) sendawa, keringat seperti keringat minyak kesturi, mereka diilhami tasbih dan tahmid seperti kalian diilhami nafas.”(HR.Muslim)
• Penghuni Surga memperoleh apa yang ia inginkan dan apa yang ia minta.
Allah ta’ala berfirman, yang artinya, “Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.” ( Qs. Fushshilat : 31)
• Di dalam Surga terdapat segala yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata.
Allah ta’ala berfirman, yang artinya, “Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.” ( Qs. Az Zuhruf : 71)
• Seagung-agung Nikmatnya adalah “ memandang Wajah Allah ta’ala.”
Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Bila penduduk surga telah masuk ke surga, maka Allah berfirman: ‘Apakah kalian ingin sesuatu yang perlu Aku tambahkan kepada kalian?’ Mereka menjawab, ‘Bukankah Engkau telah membuat wajah-wajah kami putih? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam Surga dan menyelamatkan kami dari neraka? ‘ (Beliau bersabda): “Lalu Allah membukakan hijab pembatas, lalu tidak ada satu pun yang dianugerahkan kepada mereka yang lebih dicintai daripada anugrah (dapat) memandang Rabb mereka.” (HR.Muslim)
Demikianlah sekilas tentang surga dan kenikmatannya yang bisa kami sebutkan mengingat keterbatasan daya tampung tulisan dalam buletin ini. Dengan demikian tidak berarti bahwa itu sajalah gambaran tentang Surga beserta nikmat-nikmat yang ada di dalamnya. Wallohu a’lam bish Showab.
Akhirnya, Semoga Allah memasukkan kita ke dalam Surga-Nya dan mengaruniakan kepada kita seagung-agung nikmatnya, yaitu : memandang wajah-Nya subhanahu wata’ala. Aamiin.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. (Redaksi)
Sumber :
Diringkas dari “ al-Jannatu wa Na’iimiha ad-Daa-im Ghoiru al-Munqothi’, karya : Abu al-Barro Usamah bin Yaasiin al-Ma’aniy, dengan gubahan dan sedikit tambahan dari sumber lainnya.
Video tokoh yang mengisi acara di sebuah televisi yang menyatakan bahwa TIDAK BENAR BAHWA RASULULLAH SUDAH DIJAMIN MASUK SURGA,.
Diacara Tafsir Al-Misbah di Metro TV tanggal 12 Juli 2014 jam 3.05 wib, perkataan bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam tidak benar sudah dijamin oleh Allah masuk Surga … video di menit 19 … Mohon Klarifikasi dan Diluruskan …
Ini Video nukilan langsung di hal tersebut

Klarifikasi Quraish Shihab tentang Tayangan Tafsir al-Mishbah 12 Juli 2014
REP | 16 July 2014 | 02:21
Sehubungan tayangan tafsir Al-Mishbah tanggal 12 Juli 2014 lalu yang ramai dibicarakan, maka Quraish Shibab menyampaikan klarifikasi langsung, bahwa uraian tersebut dalam konteks penjelasan bahwa amal bukanlah sebab masuk surga, walau saya sampaikan juga bahwa kita yakin bahwa Rasulullah akan begini (masuk surga).
Penjelasan saya berdasar hadist a.l.:
لا يدخل احدكم الجنة بعمله قيل حتى انت يا رسول الله قال حتى 
انا الا ان يتغمدني الله برحمنه
“Tidak seorang pun masuk surga karena amalnya. Sahabat bertanya “Engkau pun tidak?”, beliau menjawab “Saya pun tidak, kecuali berkat rahmat Allah kepadaku.”
Ini karena amal baik bukan sebab masuk surga tapi itu hak prerogatif Allah.
Uraian di atas bukan berarti tidak ada jaminan dari Allah bahwa Rasul tidak masuk surga, saya jelaskan juga di episode yang sama bahwa Allah menjamin dengan sumpah-Nya bahwa Rasulullah SAW akan diberikan anugerah-Nya sampa beliau puas, yang kita pahami sebagai Surga dan apapun yang beliau kehendaki. Wa la sawfa yu’thika rabbuka fa tharda. Itu yang saya jelaskan tapi sebagian dipelintir, dikutip sepotong dan di luar konteksnya. Silakan menyimak ulang penjelasan saya di episode tersebut. Mudah-mudahan yg menyebarkan hanya karena tidak mengerti dan bukan bermaksud memfitnah.
sumber : http://quraishshihab.com/tentang-tayangan-tafsir-al-mishbah-12-juli-2014/