[ ada beberapa artikel terkait ]
Keliru
menafsirkan dalil hinggap pada Quraish Shihab, meski dia seorang guru besar
dalam bidang tafsir dan doktor pertama di Asia Tenggara dalam bidang tafsir Al
Quran.
Pada
tayangan “Tafsir Al-Misbah” yang disiarkan oleh Metro TV pada Sabtu, 12 Juli
2014, Prof DR Quraish Shihab mengeluarkan pernyataan kontroversial bahwa Nabi
Muhammad SAW tidak dijamin masuk surga.
Tayangan
yang akhirnya diunggah di Youtube itu, alumni universitas Al Azhar ini berdalil
dengan hadits tentang amalan shalih itu merupakan salah satu faktor yang bisa
memasukkan seseorang ke dalam surga.
“Tidak
benar. Saya ulangi lagi tidak benar bahwa Nabi Muhammad mendapat jaminan Surga.
Nahh.. surga itu hak prerogratif Allah. Ya tho? memang kita yakin bahwa beliau
mulia. kenapa saya katakan begitu? Karena ada seorang sahabat nabi dikenal
orang… terus teman-teman disekitarnya berkata, bahagialah engkau akan mendapat
surga. Kemudian nabi dengar, siapa yang bilang begitu, nabi berkata, tidak
seorang pun orang masuk surga karena amalnya, dia berkata baik amalnya akan
masuk surga, surga adalah hak prerogratif Tuhan,” ujar Quraish Shihab dalam
rekaman yang diunggah di Youtube.
“Kalau
ditanya, kamu pun tidak wahai Muhammad? kecuali kalau Allah menganugerahkan
rahmat kepada saya. jadi kita berkata, kita berkata dalam konteks surga dan
neraka tidak ada yang dijamin tuhan kecuali kita katakan bahwa tuhan menulis di
dalam kitab sucinya bahwa yang taat itu akan dapat surga. Ada ayatnya,” tambah
Quraish Shihab yang kemudian langsung menuai kecaman.
Jika
kita mengikuti logika yang dibawa oleh Quraish Shihab, maka seluruh risalah dan
ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW otomatis perlu dikritisi seluruhnya.
Sebab, kemungkinan ada kekeliruan di dalam sebagian ajaran ataupun seluruhnya.
Menurut
Direktur Forum Studi Sekte-sekte Islam, Ustadz Anung Al-Hamat, hadits tersebut
bukan berarti Rasul SAW tidak masuk surga. Justru banyak dalil dari ayat dan
hadits yang menegaskan bahwa Beliau SAW akan menjadi penghulu surga untuk
orang-orang yang beriman.
Dikutip
dari Kiblat.net Senin (14/7/2014), “Jadi hadits tersebut tidak benar jika
dipahami bahwa Rasul SAW tidak dijamin masuk surga, justru banyak dalil yang
menjelaskan adanya jaminan Rasul SAW masuk surga,” ujar anggota Majelis
Intelektual dan Ulama Muda (MIUMI)
Di
antaranya adalah, pertama, Rasulullah SAW menjelaskan
bahwa Aisyah radhiyallahu anha adalah salah satu
istrinya di surga Kedua, Beliau SAW menyebutkan
salah satu wanita penghulu surga adalah Khadijah radhiyallahu
anha (istri
pertama Beliau SAW),
Ketiga, Beliau SAW juga menjelaskan
tentang sahabat-sahabat yang dijamin masuk surga, mereka adalah Ahli Badar,
Bai’aturridwan, dan lainnyay. Tidak mungkin beliau menjamin dan menjelaskan
mereka para sahabat radhiyallahu anhum masuk surga sementara
beliau sendiri belum pasti masuk surga.
Keempat, lanjut Ustadz Anung, telah
diperlihatkan kepada Beliau SAW para penghuni surga dan penghuni neraka. Kelima, di dalam Surat Al-Fatihah,
kita berdoa agar ditunjukan kepada jalan yang lurus yaitu jalannya para Nabi,
shiddiqin, syuhada dan shalihin. Jelas bahwa Nabi SAW masuk ke dalam
golongan para Nabi. Keenam, tidak ada sosok yang sudah diampuni seluruh dosa baik
yang lalu maupun yang akan datang melainkan Nabi Muhammad SAW, dan masih banyak
dalil-dalil lainnya.
Menurut Ustadz Anung, Quraish Shihab menafsirkan
kesimpulan itu hanya dengan sebagian dalil saja. “Kekeliruannya adalah dia
menafsirkan hanya sebagian dalil saja. Padahal, yang benar adalah mengumpulkan
dalil-dalil yang ada kemudian mencontoh para ulama dalam menjelaskan dalil yang
secara dzahir terlihat kontradiktif. Apa yang dikatakan Imam Nawawi dan lainnya
adalah memadukan semua dalil,” ungkap kandidat doktor bidang pendidikan Islam
ini.
Kata Ustadz Anung, di kalangan sekte-sekte yang
menyimpang ada sebagian orang yang lancang dan mengeluarkan pernyataan keji
terhadap Nabi SAW. Di antaranya Al-Gharawi, salah satu tokoh syiah yang
menyatakan bahwa kemaluan Nabi SAW harus masuk neraka karena telah menggauli
beberapa wanita musyrik, (yang dimaksud oleh tokoh Syiah itu adalah ummul mukminin Aisyah
dan Hafsah radhiyallahu anhuma, red). Wal’iyadzu
billah.
BANTAHAN TERHADAP KESALAHAN QURAISH
SHIHAB:
ALLAH
SUDAH MENJAMIN SURGA UNTUK NABI MUHAMMAD [BAG. 1]
Bapak
Quraish berkata :
"Tidak
benar, saya ulangi, tidak benar bahwa Nabi Muhammad sudah dapat jaminan surga.
Surga itu hak prerogatif Allah."
Tanggapan:
Diantara
kenikmatan surga yang telah Allah ta’ala janjikan untuk Nabi kita Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Al-Kautsar, yaitu sebuah sungai yang sangat
indah di surga.
Allah
ta’ala berfirman:
Sesungguhnya Kami telah
memberikan kepadamu Al-Kautsar." [QS. Al-Kautsar: 1]
"Dari
Anas radhiyallahu ‘anhu (tentang firman Allah): "Sesungguhnya Kami telah
memberikan kepadamu Al-Kautsar." Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: Al-Kautsar adalah sungai di surga.
Anas
berkata: Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Aku melihat sebuah
sungai di surga di dua tepinya terdapat kemah-kemah mutiara, maka aku berkata:
Apa ini wahai Jibril? Jibril berkata: Inilah Al-Kautsar yang telah Allah
berikan kepadamu."
[HR.
At-Tirmidzi, Shahih At-Tirmidzi: 2675]
Ayat
dan hadits yang kami sebutkan di atas hanyalah sebagian kecil dari dalil-dalil
Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menerangkan tentang kenikmatan surga yang telah
dijanjikan oleh Allah ta’ala kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,
maka apabila beliau belum mendapat jaminan masuk surga, apakah berarti janji
Allah itu belum dijamin kebenarannya?!
Baca
selengkapnya di:
http://forumsunnah.net/allah-sudah-menjamin-surga-untuk-nabi-muhammad-tanggapan-kepada-prof-quraish-shihab-bag-1/
http://forumsunnah.net/allah-sudah-menjamin-surga-untuk-nabi-muhammad-tanggapan-kepada-prof-quraish-shihab-bag-1/
DR. Ahmad Zain
An-Najah: Hadits Yang Dibawa Quraish Shihab Membantah Dirinya Sendiri
KIBLAT.NET, Jakarta Ulama lulusan Al-Azhar Kairo, DR. Ahmad Zain
An-Najah menyatakan bahwa pernyataan Prof.DR. Quraish Shihab yang mengklaim
bahwa Nabi Muhammad SAW tak dijamin masuk surga tak selayaknya diucapkan di
depan publik, karena dapat membingungkan masyarakat awam.
Tidak selayaknya Pak Quraish Shihab berbicara dalam acara televisi seperti itu yg ditonton banyak orang awam. Pernyataaan seperti itu, yang abu-abu, yang membingungkan masyarakat awam. Yang disalah pahami oleh masyarakat, ujar DR. Ahmad Zain An-Najah kepada reporter Kiblat.net melalui sambungan telepon, Selasa, (15/07).
Doktor dalam bidang fiqh yang juga aktif di Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Pusat ini menegaskan metode pengambilan dalil yang dilakukan Prof. DR. Quraish Shiab juga salah. Menurut beliau, bukan hanya salah kaprah akan tetapi salah sekali.
Tidak mungkin secara akal sehat Rasulullah SAW tidak dijamin masuk surga, beliau itu yang pertama kali masuk surga, beliau itulah yang membawa umat Islam ke Surga. Tidak masuk akal jika tidak dijamin masuk surga, ujar pengampu situs keislaman, ahmadzain.com ini.
Gak usah jauh-jauh. Hadist ini sudah membantah Quraish Shihab sendiri. Bukan juga saya, kecuali dengan rahmat. Itu jelas, kalo orang yang belajar bahasa arab itu jelas bahwa saya tidak demikian, amal saya tidak menyebabkan saya masuk surga kecuali dengan rahmat dari Allah artinya, Rasulullah masuk surga itu dengan rahmat Allah, dengan karunia Allah, dan ternyata Allah memberikan rahmat dan karunianya kepada Beliau. bukan berarti Rasulullah tidak masuk surga,ujarnya.
Menurut Ahmad Zain, dalam hadits tersebut ada illah (pengecualian). Orang yabg tahu bahasa arab akan memahami istilah ini. Misalnya, saya tidak mungkin mati, kecuali dengan izin Allah SWT. Bukan berarti tidak mati. Tetapi yang benar adalah, kejadian itu tidak mungkin terjadi kecuali dengan izin Allah SWT.
Rasul SAW tidak masuk surga kecuali dengan izin Allah, tapi allah telah mengizinkan. Allah SWT telah memberikan maghfirah kepadanya. Jadi, sudah dijamin dari awal. Tidak perlulah hal seperti itu disampaikan kepada masyarakat umum, justeru malah membingungkan,pungkas Ahmad Zain.
Sebelumnya, DR. Ahmad Zain juga pernah membuat buku bantahan terhadap pandanga Quraish Shihab yang menyebutkan bahwa memakai jilbab bagi wanita muslimah tidak wajib. Buku krangan Quraish Shihab berjudul “Jilbab Pakaian Wanita Muslimah dibantah habis oleh doktor lulusan Al-Azhar ini dengan buku berjudul Jilbab dalam Pandangan Syariat, Membantah Pandangan Quraish Shihabâ€.Reporter: HunefEditor: Fajar Shadiq
Tidak selayaknya Pak Quraish Shihab berbicara dalam acara televisi seperti itu yg ditonton banyak orang awam. Pernyataaan seperti itu, yang abu-abu, yang membingungkan masyarakat awam. Yang disalah pahami oleh masyarakat, ujar DR. Ahmad Zain An-Najah kepada reporter Kiblat.net melalui sambungan telepon, Selasa, (15/07).
Doktor dalam bidang fiqh yang juga aktif di Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Pusat ini menegaskan metode pengambilan dalil yang dilakukan Prof. DR. Quraish Shiab juga salah. Menurut beliau, bukan hanya salah kaprah akan tetapi salah sekali.
Tidak mungkin secara akal sehat Rasulullah SAW tidak dijamin masuk surga, beliau itu yang pertama kali masuk surga, beliau itulah yang membawa umat Islam ke Surga. Tidak masuk akal jika tidak dijamin masuk surga, ujar pengampu situs keislaman, ahmadzain.com ini.
Gak usah jauh-jauh. Hadist ini sudah membantah Quraish Shihab sendiri. Bukan juga saya, kecuali dengan rahmat. Itu jelas, kalo orang yang belajar bahasa arab itu jelas bahwa saya tidak demikian, amal saya tidak menyebabkan saya masuk surga kecuali dengan rahmat dari Allah artinya, Rasulullah masuk surga itu dengan rahmat Allah, dengan karunia Allah, dan ternyata Allah memberikan rahmat dan karunianya kepada Beliau. bukan berarti Rasulullah tidak masuk surga,ujarnya.
Menurut Ahmad Zain, dalam hadits tersebut ada illah (pengecualian). Orang yabg tahu bahasa arab akan memahami istilah ini. Misalnya, saya tidak mungkin mati, kecuali dengan izin Allah SWT. Bukan berarti tidak mati. Tetapi yang benar adalah, kejadian itu tidak mungkin terjadi kecuali dengan izin Allah SWT.
Rasul SAW tidak masuk surga kecuali dengan izin Allah, tapi allah telah mengizinkan. Allah SWT telah memberikan maghfirah kepadanya. Jadi, sudah dijamin dari awal. Tidak perlulah hal seperti itu disampaikan kepada masyarakat umum, justeru malah membingungkan,pungkas Ahmad Zain.
Sebelumnya, DR. Ahmad Zain juga pernah membuat buku bantahan terhadap pandanga Quraish Shihab yang menyebutkan bahwa memakai jilbab bagi wanita muslimah tidak wajib. Buku krangan Quraish Shihab berjudul “Jilbab Pakaian Wanita Muslimah dibantah habis oleh doktor lulusan Al-Azhar ini dengan buku berjudul Jilbab dalam Pandangan Syariat, Membantah Pandangan Quraish Shihabâ€.Reporter: HunefEditor: Fajar Shadiq
Tulisan
Terkait:
Majelis Fatwa MIUMI: Quraish
Shihab Bertobatlah pada Allah
Ketua
Majelis Fatwa Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ahmad Zain
An-Najah, meminta kepada Quraish Shihab untuk menarik ucapannya yang
ditayangkan pada acara “Tafsir al-Mishbah” di Metro TV, 12 Juli 2014.
Ahmad Zain juga meminta Quraish Shihab untuk bertobat kepada Allah.
“Beliau
semestinya menarik ucapan itu dan bertobat kepada Allah,” tegas Ahmad Zain,
seperti dikutip kiblat.net.
Soal
tayangan Tafsir al- Mishbah (12/07), Ahmad Zain mengkritisi cara pandang
Quraish Shihab yang hanya mengambil dalil sepotong-potong. “Seolah Rasullah SAW
tidak masuk syurga dengan amalannya, titik. Padahal di situ bukan titik, tapi
ada koma. Yaitu rahmat dan karunia Allah. Itu yang tidak dibaca!!” kata Ahmad
Zain.
Menurut
penulis buku “Jilbab Menurut Syariat Islam (Meluruskan Pandangan Quraish
Shihab)” itu, Quraish Shihab dalam beberapa hal tidak mampu memahami
nash-nash Qur’an dan hadist.
“Kita sudah pernah menulis bantahan terhadap bukunya
beliau yang jilbab. Jadi tahu persis bagaimana karakter Quraish Shihab. Dia itu
maunya ilmiah, malah ga ilmiah, membuat bingung orang. Itu gaya Quraish Shihab
seperti itu,” kata Ahmad Zain.
Ahmad Zain juga membeberkan sejumlah kelemahan ilmiah
Quraish Shihab. Diantaranya ialah tidak cerman dan teliti dalam penukilan,
sangat sedikit menggunakan referensi fiqh, tidak merujuk pada referensi primer,
pengaburan terhadap pendapat para ulama, dan seabreg kurangnya pemenuhan amanah
ilmiah dalam mengambil kesimpulan hukum.
Terkait polemik tayangan Tafsir al-Mishbah (12/07), di
situs quraishshihab.com, Quraish Shihab memberikan klarifikasi. “Uraian
tersebut dalam konteks penjelasan bahwa amal bukanlah sebab masuk surga, walau
saya sampaikan juga bahwa kita yakin bahwa Rasulullah akan begini (masuk
surga),” tulis Quraish Shihab.
Menurut Quraish Shihab, uraiannya tersebut bukan
berarti tidak ada jaminan dari Allah bahwa Rasul tidak masuk surga. “Saya
jelaskan juga di episode yang sama bahwa Allah menjamin dengan sumpah-Nya bahwa
Rasulullah SAW akan diberikan anugerah-Nya sampa beliau puas, yang kita pahami
sebagai Surga dan apapun yang beliau kehendaki. Wa la sawfa yu’thika rabbuka fa
tharda,” urai Quraish Shihab.
“ Itu yang saya jelaskan tapi sebagian dipelintir,
dikutip sepotong dan di luar konteksnya. Silakan menyimak ulang penjelasan saya
di episode tersebut. Mudah-mudahan yang menyebarkan hanya karena tidak mengerti
dan bukan bermaksud memfitnahm,” pungkas Quraish Shihab.
Muhsin Labib: Cap Syiah Pada
Quraish Shihab Bukan Tuduhan, Justru Atribut Berkelas
Dedengkot Syiah
Indonesia, Muhsin Labib ikut angkat bicara soal 'Cap' Quraish Shihab sebagai
penganut syiah.
Muhsin menyatakan itu
bukan merupakan tuduhan, tetapi justru atribut berkelas, karena identik dengan
peradaban Islam yang dibangun di atas filsafat, tasawuf, teks dan lainnya.
Pernyataan itu
disampaikan dosen filsafat UIN Syarif Hidayatullah, Muhsin Labib, menyikapi
polemik tuduhan Syiah yang dialamatkan kepada Quraish Shihab. “Cap Syiah bukan
tuduhan, justru atribut berkelas karena identik dengan peradaban Islam yang
dibangun di atas filsafat, tasawuf, teks dll,” tulis Muhsin Labib di akun
Twitter @muhsinlabib.
Dalam “kuliah twitter”
(kultwit), sosok yang dikenal sebagai tokoh Syiah ini, membeberkan upaya
sejumlah pihak yang menimpakan fitnah dengan tudingan penganut Syiah. “Bila
tokoh-tokoh pendukung toleransi di-Syiahkan, yang tersisa hanya 2, yang
dikafirkan dan mengkafirkan. Setelah itu, yang ada yang mengkafirkan,” tulis
@muhsinlabib.
Muhsin Labib juga
membeberkan sejumlah modus yang diarahkan untuk menyingkirkan tokoh-tokoh
toleran. Salah satu modus itu adalah pemutarbalikan fakta. “Meski selalu
sasaran pembunuhan,Syiah ditampilkan sebagai pelaku via ceramah-ceramah,
situs-situs Wahabi dan video-video gratis,” kicau @muhsinlabib.
Wah
Makin Error antek syiah!
Sebelumnya polemik
tayangan Tafsir
Al-Misbah yang dibawakan
Quraish Shihab di Metro TV pada
Sabtu (12/7) menunai kontroversi. Itu setelah pakar tafsir terkemuka tersebut
menyinggung bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak mendapat jaminan tempat di surga.
Pernyataan itu
dikeluarkan alumnus Universitas Al Azhar Kairo itu ketika ditanya sang pembaca
acara bahwa Rasulullah adalah manusia mulia yang dijamin masuk surga.
Berikut kutipan dialog tersebut:
“Tidak benar. Saya ulangi tidak benar bahwa Nabi Muhammad mendapat jaminan Surga. Surga itu hak prerogratif Allah. Memang kita yakin bahwa Beliau mulia. Mengapa saya katakan begitu? Karena ada seorang sahabat Nabi dikenal orang, terus teman-teman di sekitarnya berkata, 'bahagialah Engkau akan mendapat surga'. Kemudian Nabi dengar, siapa yang bilang begitu, Nabi berkata, tidak seorang pun orang masuk surga karena amalnya, dia berkata baik amalnya akan masuk surga, surga adalah hak prerogratif Tuhan,” ujar Quraish Shihab.
Dia melanjutkan, “Kalau ditanya, kamu pun tidak wahai Muhammad? Kecuali kalau Allah menganugerahkan rahmat kepada saya. Jadi kita berkata, kita berkata dalam konteks surga dan neraka tidak ada yang dijamin Tuhan, kecuali kita katakan bahwa Tuhan menulis di dalam kitab sucinya bahwa yang taat itu akan dapat surga. Ada ayatnya,” tambahnya.
Berikut kutipan dialog tersebut:
“Tidak benar. Saya ulangi tidak benar bahwa Nabi Muhammad mendapat jaminan Surga. Surga itu hak prerogratif Allah. Memang kita yakin bahwa Beliau mulia. Mengapa saya katakan begitu? Karena ada seorang sahabat Nabi dikenal orang, terus teman-teman di sekitarnya berkata, 'bahagialah Engkau akan mendapat surga'. Kemudian Nabi dengar, siapa yang bilang begitu, Nabi berkata, tidak seorang pun orang masuk surga karena amalnya, dia berkata baik amalnya akan masuk surga, surga adalah hak prerogratif Tuhan,” ujar Quraish Shihab.
Dia melanjutkan, “Kalau ditanya, kamu pun tidak wahai Muhammad? Kecuali kalau Allah menganugerahkan rahmat kepada saya. Jadi kita berkata, kita berkata dalam konteks surga dan neraka tidak ada yang dijamin Tuhan, kecuali kita katakan bahwa Tuhan menulis di dalam kitab sucinya bahwa yang taat itu akan dapat surga. Ada ayatnya,” tambahnya.
Pernyataan tersebut
bisa memunculkan pemahaman meragukan kebenaran ajaran Islam yang
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bawa. Jika Muhammad sebagai rasul dalam Islam, dirinya tidak dijamin
masuk surga, apa jaminan kebenaran Islam itu, lalu bagaimana dengan nasib
umat-umatnya yang mengikuti ajarannya.
Alasan tokoh yang
dikenal dekat dengan Syi’ah ini adalah hadits yang diterjemahkan olehnya,
“Tidak seorangpun masuk surga karena amalnya.”
Makna hadits yang
disebutkan bapak dari Najwa Shihab yang tak berjilbab, telah ditulis Imam
Nawawi di shahihnya dengan judul bab,
بَاب لَنْ يَدْخُلَ
أَحَدٌ الْجَنَّةَ بِعَمَلِهِ بَلْ بِرَحْمَةِ اللَّهِ تَعَالَى
“Bab: Seseorang tidak
masuk surga dengan amalnya, tapi dengan rahmat Allah Ta’ala.”
Kemudian beliau
menyebutkan hadits yang berbunyi,
وَاعْلَمُوا أَنَّهُ
لَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِنْكُمْ بِعَمَلِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا
أَنْتَ قَالَ وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ
وَفَضْلٍ
“Dan ketahuilah, sesungguhnya
salah seorang kalian tidak akan selamat dengan amalnya. Para sahabat brtanya:
tdak pula engau wahai Rasulullah? Beliau menjawab: tidak pusa saya, hanya saja
Allah melimpahkan rahmat dan karunianya kepadaku.” (HR. Muslim)
Letak perelisihan ada
pada huruf (ba’) yang sering diartikan sebab. Berarti seseorang tidak masuk
surga (tidak selamat) dengan sebab amalnya. Padahal sejumlah ayat menerangkan
bahwa amal adalah salah satu sebab masuk ke surga. Yang benar ba’ trsebut
adalah ba’ tsamaniyah, artinya ba’ yang menunjukkan harga. Maksudnya amal bukan
harga (alat barter) untuk masuk surga, tapi masuk surga dengan sebab amal yang
mendapat taufiq dan rahmat dari Allah. Dan kita tidak mendapat taufiq untuk
beramal shalih kecuali dengan rahmat Allah dan karunianya.
Imam Nawawi berkata
dalam syarahnya: Zahir hadits ini menjadi bukti bagi Ahlul Hak bahwa seseorang
tidak berhak mendapat pahala dan surga dengan ketaatannya. Adapun firman Allah
“Masuklah surga dengan apa yang sudah kalian kerjakan”, “Itulah surga yang
diwarisan untuk kalian disebabkan apa yang sudah kalian kerjakan”, dan
ayat-ayat yang menunjukkan bahwa amal menjadi sebab masuk surga lainnya.
Hadits-hadits ini tidak bertentangan dengan makna ayat bahwa masuk surga dengan
sebab amal, lalu taufik untuk beramal, hidayah, dan ikhlas di dalamnya, serta
diterimanya amal dengan sebab rahmat dan karunia Allah Ta’ala. Sehingga maksud
hadits, seseorang tidak masuk surga sebatas dengan amalnya. Dia masuk surga
dengan amal-amal, yaitu dengan sebab amal tersebut yang itu dari rahmat Allah.
Wallahu A’lam.”
Hadits di atas juga
mengabarkan bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendapat jaminan rahmat dan karunia dari Allah
sehingga amal-amal beliau diterima dan dimasukkan ke dalam surga. Maka berdalil
dengan hadits di atas bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak dijamin masuk surga adalah salah besar.
. . . Kaum muslimin
dari kalangan sahabat dan pengikut mereka yang baik meyakini bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam dijamin masuk
surga. . .
. . . Tidak ada yang
menyangsikan bahwa utusan Allah kepada mereka berada di surga Firdaus sesudah
wafatnya. . . .
Dalil-dalil
Rasulullah Dijamin Masuk Surga
Kaum muslimin dari
kalangan sahabat dan pengikut mereka yang baik meyakini bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam dijamin masuk
surga. Tidak ada yang menyangsikan bahwa utusan Allah kepada mereka berada di
surga Firdaus sesudah wafatnya. Berikut ini beberapa sunnah Nabi yang suci
menjelaskannya:
Pertama: menjelang wafatnya
Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam, saat sakit
semakin berat, menyampaikan kepada Fatimah yang merasa kasian dengan
penderitaan ayahnya yang berat. Beliau bersabda kepadanya, “Setelah hari ini,
Ayahmu tidak akan merasakan penderitaan lagi”. Maka saat beliau sudah wafat,
Fatimah berkata,
يَا أَبَتَاهُ
أَجَابَ رَبًّا دَعَاهُ يَا أَبَتَاهْ مَنْ جَنَّةُ الْفِرْدَوْسِ مَأْوَاهْ يَا
أَبَتَاهْ إِلَى جِبْرِيلَ نَنْعَاهْ
“Wahai ayah, Rabb telah
memenuhi doamu. Wahai ayah, surga Firdaus tempat kembalimu. Wahai ayah, kepada
Jibril kami mengkhabarkan atas kewafatanmu.” (HR. Al-Bukhari)
Hadits di atas
mengandung dua bukti bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dijamin surga: 1. ucapan beliau, “setelah hari ini,
Ayahmu tidak akan merasakan penderitaan lagi”, bahwa beliau akan mendapatkan
kenikmatan sesudah ini di surga di sisi Rabbul ‘Alamin. 2. Ucapan Fatimah.
“Wahai ayah, surga Firdaus tempat kembalimu”, ini adalah bukti bahwa orang di
sekitar beliau meyakini bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di surga Firdaus tertinggi setelah wafatnya.
. . . Ucapan Fatimah.
“Wahai ayah, surga Firdaus tempat kembalimu”, ini adalah bukti bahwa orang di
sekitar beliau meyakini bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di surga Firdaus tertinggi setelah wafatnya. . .
Kedua:Diriwayatkan
dari Sahl bin Sa’d Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
أَنَا وَكَافِلُ
الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا
“Saya dan orang yang merawat
anak yatim di surga kelak seperti ini,” seraya beliau mengisyaratkan jari
tengah dan telunjuknya lalu merenggangkan keduanya.” (HR. Muttafaq ‘Alaih) ini juga menunjukkan bahwa
Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam pasti
masuk surga. Dan beliau juga tahu bahwa dirinya akan menjadi penghuni surga
termulia, sehingga beliau mengiming-imingi para sahabatnya untuk melakukan amal
shalih ini supaya bisa dekat dengan beliau di surga.
Ketiga: diriwayatkan dari
Anas bin Malij Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ كَانَ لَهُ
ثَلَاثُ بَنَاتٍ أَوْ ثَلَاثُ أَخَوَاتٍ اتَّقَى اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَأَقَامَ
عَلَيْهِنَّ كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِأَصَابِعِهِ
الْأَرْبَعِ
“Siapa memiliki 3 anak wanita
atau tiga orang saudari perempuan, ia bertakwa kepada Allah ‘Azza Wajalla dan
memenuhi kebutuhan mereka, maka ia bersamaku di surga seperti ini; dan beliau
mengisyaratkan dengan 4 jarinya.”
(HR. Ahmad)
Ini menunjukkan bahwa
Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam dijamin
surga dan beliau yakin bahwa dirinya akan berada di surga setelah wafatnya.
Keempat: Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam mengabaran bahwa
dirinya kelak akan memberikan syafa’at untuk selainnya supaya mereka masuk
surga. Keterangan itu terdapat dalam Shahh Muslim dari ANas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
أَنَا أَوَّلُ
النَّاسِ يَشْفَعُ فِى الْجَنَّةِ وَأَنَا أَكْثَرُ الأَنْبِيَاءِ تَبَعًا
“Aku adalah manusia yang
pertama kali memberi Syafa’at di dalam Surga dan aku adalah diantara Nabi-nabi
yang terbanyak pengikutnya.”
Ini tidak mungkin diucapkan kecuali oleh orang yang yakin dirinya dijamin
surga. Kalau beliau tidak yakin masuk surga bagaimana beliau bisa member
syafaat untuk selainnya?
Hadits di atas
dikuatkan oleh sejumlah riwayat, Imam Bukhari meriwayatkan dalam al-Adab
al-Mufrad, dari Anas Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda:
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ
حَتَّى تدركَا، دَخَلْتُ أَنَا وَهُوَ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ
“Barangsiapa yang memelihara
(mendidik) dua wanita sampai mereka dewasa, maka saya akan masuk surga
bersamanya di surga kelak seperti ini", beliau mengisyaratkan jari
telunjuk dan jari tengahnya."
(Imam Muslim juga meriwayatkan serupa dalam Shahihnya
Dalam Mushannaf Ibnu
Abi Syaibah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: Siapa yang mempunyai dua orang saudari atau
dua orang putri lalu ia berbuat baik kepada keduanya selama mereka bersama
dirinya maka saya dan dia di surga seperti ini,” beliau mendekatkan kedua
jarinya.
Kelima:beliau
menjanjikan tempat mulia bersama beliau di surga bagi mereka yang memiliki
akhlak mulia. Ini menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendapat jaminan surga.
Dari Jabir Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ مِنْ
أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا
“Sesungguhnya orang yang
paling saya cintai dan paling dekat majelisnya denganku di antara kalian hari
kiamat kelak (di surga) adalah yang paling baik akhlaknya…". (HR. Al-Tirmidzi dinyatakan shahih oleh Syaikh
Al-Albani)
Keenam: Sejumlah
sahabat menginginkan agar bisa dekat (menemani) Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam di surga, jika
mereka tidak yakin kalau Nabi mereka mendapat jaminan surga tentu tidak akan
menginginkan hal tersebut.
Disebutkan dalam Shahih
Muslim, Rabi'ah bin Ka'ab Al-Aslami Radhiyallahu 'Anhu bercerita bahwa dia pernah bermalam bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam. Kemudian ia
meyiapkan air wudhu dan keperluannya. Beliau lalu bersabda kepadaku,
"Mintalah sesuatu kepadaku!", saya berkata, "Saya meminta agar
saya bisa bersamamu di surga.” Beliau menjawab, "Adakah permintaan selain
itu", saya berkata, "hanya itu.” Beliau lalu bersabda, "Maka
bantulah aku atas dirimu (untuk memohon kepada Allah agar memenuhi
permintaanmu) dengan memperbanyak sujud (shalat)".” (HR. Muslim)
. . . Sejumlah sahabat
menginginkan agar bisa dekat (menemani) Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam di surga, jika
mereka tidak yakin kalau Nabi mereka mendapat jaminan surga tentu tidak akan
menginginkan hal tersebut. . .
Dan masih banyak lagi
bukti dan keterangan dari nash-nash shahih bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam sudah dijamin
masuk surga. Bahkan beliau mengetahuinya sebelum beliau wafat. Dengan keyakinan
ini beliau memotifasi para sahabatnya untuk mengerjakan amal besar dalam Islam
agar bisa dekat dengannya di surga. Para sahabat pun yakin betul, tanpa ragu,
bahwa Nabinya adalah manusia mulia yang dijamin masuk surga. Sehingga mereka
sangat yakin dalam mengimani beliau dan mengikuti sunnah-sunnahnya. Wallahu
A’lam. [PurWD/adivammar/intel/voa-islam.com]
Tulisan
Terkait:
Quraish
Shihab: Tidak Benar Nabi Muhammad SAW Mendapat Jaminan SurgaKIBLAT.NET, Jakarta –Tokoh yang dikenal dalam
kepakarannya di bidang tafsir, Prof. DR. Quraish Shihab menuai kontroversi di
dunia maya karena dianggap melontarkan penghinaan kepada Rasulullah SAW....
1.
Pernyataan
Quraish Shihab Nabi Tidak Masuk Surga Menuai Kecaman di Dunia Maya KIBLAT.NET, Jakarta – Pernyataan Prof.DR Quraish Shihab
bahwa Nabi Muhammad SAW tidak mendapat jaminan surga mendapat kecaman dari
sosial media. Sebelumnya, dalam tayangan program Tafsir Al-Misbah yang...
2.
Nabi
SAW Tak Dijamin Masuk Surga, FS3I: Quraish Shihab Keliru Tafsirkan Dalil KIBLAT.NET, Jakarta – Dalam tayangan “Tafsir Al-Misbah”
yang disiarkan oleh Metro TV pada Sabtu, 12 Juli 2014, Prof DR Quraish Shihab
mengeluarkan pernyataan kontroversial bahwa Nabi Muhammad...
3.
MPI:
Pernyataan Quraish Shihab Melukai Perasaan Umat Islam KIBLAT.NET, Jakarta – Pernyataan kontroversial yang
dilotarkan oleh Prof. DR. Quraish Shihab pada tayangan “Tafsir Al-Misbah” di
Metro TV pada tanggal 12 Juli 2014, menimbulkan reaksi yang...
4.
Ust
Anung Al-Hamat: Dalil yang Dipakai Quraish Shihab Hadits Shahih, Tapi…KIBLAT.NET, Jakarta – Menanggapi pernyataan Quraish
Shihab yang menuai kontroversi di sosial media, Direktur Forum Studi
Sekte-sekte Islam (FS3I), Ustadz Anung Al-Hamat menegaskan bahwa dalil yang
digunakan Quraish...
5.
Sebut
Nabi Muhammad tak dijamin surga, Quraish Shihab keliru tafsirkan dalil JAKARTA (Arrahmah.com) – Keliru menafsirkan dalil hinggap
pada Quraish Shihab, meski dia seorang guru besar dalam bidang tafsir dan
doktor pertama di Asia Tenggara dalam bidang tafsir...
6.
Video
Kontroversi Quraish Shihab: Nabi Muhammad SAW Tidak Mendapat Jaminan Surga (?) Jakarta (www.lasdipo.com)- Prof. DR. Quraish Shihah
melontarkan pernyataan kontroversial. Tokoh yang dikenal pakar dalam bidang
tafsir tersebut menyatakan bahwa Nabi Muhammad tidak mendapat jaminan surga
dari...
Sumber: http://www.kiblat.net/2014/07/15/dr-ahmad-zain-najah-hadits-yang-dibawa-quraish-shihab-membantah-dirinya-sendiri/
Link
Sumber:
http://www.kiblat.net/2014/07/15/dr-ahmad-zain-najah-hadits-yang-dibawa-quraish-shihab-membantah-dirinya-sendiri/
Ini sederet kekeliruan Prof DR
Quraish Shihab menurut ketua Majelis Fatwa MIUMI
Ketua Majelis Fatwa Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI)
DR. Ahmad Zain An-Najah mengaku bahwa dirinya tahu persis bagaimana karakter
Prof. DR Quraish Shihab. Pada tahun 2006 silam, DR Ahmad Zain yang juga pernah
menempuh studi doktoral di Al-Azhar pernah membuat buku bantahan tentang jilbab
yang ditulis oleh Prof DR Quraish Shihab.
“Kita sudah pernah menulis bantahan terhadap bukunya beliau yang jilbab. Jadi tahu persis bagaimana karakter Quraish Shihab. Dia itu maunya ilmiah, malah gak ilmiah, membuat bingung orang. Itu gaya Quraish Shihab seperti itu,” pungkas DR. Ahmad Zain kepada reporter Kiblat.net, Selasa, (15/07) melalui sambungan telepon.
“Kayak jilbab itu pinginnya ilmiah, tapi membuat bingung orang. Ada beberapa hal yang beliau juga seperti itu, seperti dalam masalah jilbab, syiah dan masalah ini. Itu menunjukkan bahwa beliau itu banyak hal-hal yang beliau itu tidak paham. Bahwa jilbab itu masalah syariah dan usul fiqih, beliau tidak paham. Masalah syiah beliau tidak paham tentang syiah,” tambah beliau.
“Seandainya beliau benar-benar berkata seperti itu, itu tidak pas memahami haditsnya. Cuman dipotong setengah-setengah,” ujar pengampu situs kajian keislaman ahmadzain.com.
DR. Ahmad Zain An-Najah pernah membantah buku karangan Quraish Shihab yang berjudul “Jilbab Pakaian WanitaMuslimah”, dengan buku bantahan berjudul “Jilbab Menurut Syariat Islam (Meluruskan Pandangan Quraish Shihab).
Doktor bidang fiqh tersebut menguraikan dengan gamblang sejumlah kelemahan ilmiah Prof DR Quraish Shihab, diantaranya ialah tidak cerman dan teliti dalam penukilan, sangat sedikit menggunakan referensi fiqh, tidak merujuk pada referensi primer, pengaburan terhadap pendapat para ulama, dan seabreg kurangnya pemenuhan amanah ilmiah dalam mengambil kesimpulan hukum.
“Waktu (membahas masalah) jilbab pun demikian, ketika memahami ulama berbeda pendapat. Berbeda pendapat itu dalam hal apa, itu perbedaan dalam masalah cadar wajib atau tidak wajib,” pungkas beliau.
Dalam konteks ini, DR Ahmad Zain juga mengkritisi carapandang Prof. DR Quraish Shihab yang hanya mengambil dalil sepotong-potong. “Seolah Rasullah SAW tidak masuk syurga dengan amalannya, titik. Padahal di situ bukan titik, tapi ada koma. Yaitu rahmat dan karunia allah. Itu yang tidak dibaca…….!!”
“Itu dipotong setengah-setengah, itulah kekeliruan Quraish Shihab. Beliau suka memotong kalimat yang bersambung, jadi akibatnya fatal,” tambah ulama kelahiran Klaten ini.
Menurut DR Zain, Prof DR. Quraish Shihab dalam beberapa hal tidak mampu memahami nash-nash qur’an dan hadist. Termasuk yang menjadi catatannya lagi, tentang perkara jilbab itu hanya bertujuan supaya perempuan aman, atau tidak disakiti. Prof DR Quraish Shihab justru memahami, ini adalah alasan memakai jilbab, supaya tidak diganggu, supaya jelas ini muslim dan ini tidak muslim. Selama tidak diganggu, maka tidak memakai jilbab tidak apa-apa.
“Ini salah paham, supaya tidak diganggu itu hanyalah salah satu hikmah dari memakai jilbab, bukan tujuan. Jadi, pemahaman beliau dalam masalah fiqih dan usul fiqih, setelah saya baca, agak kurang sempurna,” tambah DR Zain.
Kembali pada hadits yang dijadikan dalil oleh Prof DR Quraish Shihab, DR Zain menegaskan ada istilah dalam hadist ini yang perlu digaris bawahi, Walaa ana, (Dan tidak juga saya, red). Saya tidak masuk surga dengan perbuatan syurga. Namun Prof Quraish Shihab tidak melanjutkan dengan membaca lanjutan hadistnya. Ini merupakan salah kaprah dan kesalahan yang sangat fatal.
Padahal, berdasarkan ayat, hadist, ribuan ayat, ribuan hadist, baik secara langsung maupun tidak langsung, bahwa Nabi Muhammad SAW itu dijamin masuk syurga. Nabi dijamin masuk syurga dan para sahabatnya yang taat dijamin masuk syurga.
“Beliau semestinya menarik ucapan itu dan bertobat kepada Allah,” tutup DR Ahmad Zain.
(kiblat.net)
“Kita sudah pernah menulis bantahan terhadap bukunya beliau yang jilbab. Jadi tahu persis bagaimana karakter Quraish Shihab. Dia itu maunya ilmiah, malah gak ilmiah, membuat bingung orang. Itu gaya Quraish Shihab seperti itu,” pungkas DR. Ahmad Zain kepada reporter Kiblat.net, Selasa, (15/07) melalui sambungan telepon.
“Kayak jilbab itu pinginnya ilmiah, tapi membuat bingung orang. Ada beberapa hal yang beliau juga seperti itu, seperti dalam masalah jilbab, syiah dan masalah ini. Itu menunjukkan bahwa beliau itu banyak hal-hal yang beliau itu tidak paham. Bahwa jilbab itu masalah syariah dan usul fiqih, beliau tidak paham. Masalah syiah beliau tidak paham tentang syiah,” tambah beliau.
“Seandainya beliau benar-benar berkata seperti itu, itu tidak pas memahami haditsnya. Cuman dipotong setengah-setengah,” ujar pengampu situs kajian keislaman ahmadzain.com.
DR. Ahmad Zain An-Najah pernah membantah buku karangan Quraish Shihab yang berjudul “Jilbab Pakaian WanitaMuslimah”, dengan buku bantahan berjudul “Jilbab Menurut Syariat Islam (Meluruskan Pandangan Quraish Shihab).
Doktor bidang fiqh tersebut menguraikan dengan gamblang sejumlah kelemahan ilmiah Prof DR Quraish Shihab, diantaranya ialah tidak cerman dan teliti dalam penukilan, sangat sedikit menggunakan referensi fiqh, tidak merujuk pada referensi primer, pengaburan terhadap pendapat para ulama, dan seabreg kurangnya pemenuhan amanah ilmiah dalam mengambil kesimpulan hukum.
“Waktu (membahas masalah) jilbab pun demikian, ketika memahami ulama berbeda pendapat. Berbeda pendapat itu dalam hal apa, itu perbedaan dalam masalah cadar wajib atau tidak wajib,” pungkas beliau.
Dalam konteks ini, DR Ahmad Zain juga mengkritisi carapandang Prof. DR Quraish Shihab yang hanya mengambil dalil sepotong-potong. “Seolah Rasullah SAW tidak masuk syurga dengan amalannya, titik. Padahal di situ bukan titik, tapi ada koma. Yaitu rahmat dan karunia allah. Itu yang tidak dibaca…….!!”
“Itu dipotong setengah-setengah, itulah kekeliruan Quraish Shihab. Beliau suka memotong kalimat yang bersambung, jadi akibatnya fatal,” tambah ulama kelahiran Klaten ini.
Menurut DR Zain, Prof DR. Quraish Shihab dalam beberapa hal tidak mampu memahami nash-nash qur’an dan hadist. Termasuk yang menjadi catatannya lagi, tentang perkara jilbab itu hanya bertujuan supaya perempuan aman, atau tidak disakiti. Prof DR Quraish Shihab justru memahami, ini adalah alasan memakai jilbab, supaya tidak diganggu, supaya jelas ini muslim dan ini tidak muslim. Selama tidak diganggu, maka tidak memakai jilbab tidak apa-apa.
“Ini salah paham, supaya tidak diganggu itu hanyalah salah satu hikmah dari memakai jilbab, bukan tujuan. Jadi, pemahaman beliau dalam masalah fiqih dan usul fiqih, setelah saya baca, agak kurang sempurna,” tambah DR Zain.
Kembali pada hadits yang dijadikan dalil oleh Prof DR Quraish Shihab, DR Zain menegaskan ada istilah dalam hadist ini yang perlu digaris bawahi, Walaa ana, (Dan tidak juga saya, red). Saya tidak masuk surga dengan perbuatan syurga. Namun Prof Quraish Shihab tidak melanjutkan dengan membaca lanjutan hadistnya. Ini merupakan salah kaprah dan kesalahan yang sangat fatal.
Padahal, berdasarkan ayat, hadist, ribuan ayat, ribuan hadist, baik secara langsung maupun tidak langsung, bahwa Nabi Muhammad SAW itu dijamin masuk syurga. Nabi dijamin masuk syurga dan para sahabatnya yang taat dijamin masuk syurga.
“Beliau semestinya menarik ucapan itu dan bertobat kepada Allah,” tutup DR Ahmad Zain.
(kiblat.net)
Jawaban Telak Buat
Bapak Profesor Yang Menyatakan TIDAK BENAR RASULULLAH SUDAH DIJAMIN
MASUK SURGA..
Juli
15, 2014
Tidak Benar, Nabi Muhammad Dijamin Masuk Surga?
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sehubungan dengan acara tafsi r al-misbah di Metro TV pd
tgl 12 juli 2014. Bp. Quraish Shihab mengatakan “Tidak
benar bahwa Nabi Muhammad sudah dapat jaminan syurga dari Allah S.W.T”. Mohon
penjelasannya.
Video:
Salam,
Dari Roy
Dari Roy
Jawaban:
Wa alaikumus salam wa rahmatullah
Bismillah
was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Surga adalah hak prerogatif Allah. Dialah satu-satunya yang berhak menentukan, siapa yang
akan masuk surga. Akan tetapi, jika Allah telah menegaskan melalui firman-Nya
atau melalui hadis Rasul-Nya bahwa ada beberapa orang yang dijamin masuk
surga, apakah hal ini akan kita ingkari??
Terdapat sangat banyak dalil yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dijamin masuk surga. Baik dalil al-Quran maupun hadis.
Berikut hanya beberapa diantaranya,
Firman Allah,
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا (1) لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا
تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ
وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (2) وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا
Sesungguhnya
Kami telah memberikan kepadamu (Muhammad) kemenangan yang nyata, Supaya Allah
memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang
serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang
lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak). (QS. Al-Fath: 1 – 3).
Allah memberi jaminan mengampuni semua dosa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah lewat dan yang akan datang. Jaminan
ini diberikan oleh Allah ketika beliau masih hidup,bersamaan dengan Allah berikan kepada beliau kemenangan yang
nyata.
Allah juga berfirman,
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ
اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ
وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا. ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ
وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا
Barangsiapa
yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan
orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para
shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka
Itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah,
dan Allah cukup mengetahui.
(QS. An-Nisa: 69 – 70)
Para nabi, para shiddiqin, para syuhada, dan orang-orang shaleh,
mereka di surga.
Memang, untuk manusia SELAIN nabi, kita
tidak bisa memastikan apakah si A itu orang sholeh di sisi Allah atakah bukan.
Tapi untuk nabi, kita wajib memastikan. Karena bagian dari rukun iman adalah
iman kepada para nabi. Dan tidak mungkin iman ini bisa terwujud, sementara kita
tidak tahu siapa saja yang menjadi nabi. Dan siapapun yang termasuk nabi, dia dijamin masuk
surga. Tentu saja Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam termask di dalamnya, karena beliau nabi terbaik.
Allah juga berfirman,
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
”Sesunguhnya Aku berikan kepadamu al-Kautsar.”
Mengenai tafsir al-Kautsar, disebutkan
dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terbangun dari tidur sambil tersenyum.
‘Apa yang membuat anda tertawa, wahai
Rasulullah?’ tanya kami.
“Baru saja turun kepadaku satu surat.”
kemudian Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam membaca
surat al-Kautsar hingga selesai.
”Tahukah kalian, apa itu al-Kautsar?”
tanya Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam.
”Hanya Allah dan
Rasul-Nya yang tahu.” Jawab kami.
Kemudian beliau bersabda,
فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّي فِي الْجَنَّةِ، آنِيَتُهُ أَكْثَرُ
مِنْ عَدَدِ الْكَوَاكِبِ
“Itu adalah sungai, Allah janjikan untuk diberikan kepadaku di
Surga. Jumlah
gayungnya sebanyak bintang..” (HR. Muslim 400,
Ahmad 11996, Nasai 904, Abu Daud 784, dan yang lainnya).
Ayat dan hadis di atas sangat jelas bahwa
beliau dijamin masuk surga. Apa gunanya janji diberi sesuatu di surga,
sementara beliau belum dijamin masuk surga.
Di samping itu,
hadis yang sangat tegas bahwa beliau dijamin masuk surga adalah hadis dari Said
bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, menyebutkan daftar sahabat yang masuk surga,
النَّبِيُّ فِي الْجَنَّةِ، وَأَبُو بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ، وَعُمَرُ فِي
الْجَنَّةِ، وَعُثْمَانُ فِي الْجَنَّةِ، وَعَلِيٌّ فِي الْجَنَّةِ…
”Nabi di surga, Abu Bakr di surga, Umar di surga, Utsman di surga,
Ali di surga….”
(HR. Ahmad 1631, Abu Daud 4649, dan
dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Kemudian hadis dari Sahl bin Sa’d
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنَا وَكَافِلُ اليَتِيمِ فِي الجَنَّةِ هَكَذَا» وَقَالَ
بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى
“Saya bersama orang yang nanggung anak yatim di dalam
surga seperti ini.”
Beliau berisyarat
dengan jari telunjuk dan jari tengah. (HR. Bukhari 6005, Abu Daud 5150, dan
yang lainnya)
Dari Aisyah
radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهُ لا يُدْخِلُ أَحَدًا الجَنَّةَ عَمَلُهُ
قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «وَلا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ»
قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «وَلا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ»
“Tidak ada seorangpun yang dimasukan surga oleh amalnya.”
Para
sahabat bertanya, “Termasuk anda, wahai Rasulullah?”
“Termasuk
saya, hanya saja Allah meliputiku dengan ampunan dan rahmatnya.” (HR. Bukhari 6467, Ahmad 15236).
Hadis ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam telah mendapatkan jaminan surga, karena Allah meliputi beliau dengan ampunan dan rahmatnya,
yang dengan itu beliau dijamin masuk surga.
Semoga Allah menyelamatkan kita dari kesesatan pemikiran orang
liberal, pembela syiah, yang menghina islam dan Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Allahu
a’lam.
Dijawab
oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Video singkat untuk membantah
penyimpangan “pakar tafsir”
Rasulullah Sudah Dijamin
Masuk Surga, Bahkan Manusia Pertama Yang Membuka Pintu Surga, Tidak Seperti
Ucapan Tokoh Ini,. plus Video
Juli 15, 2014
Surga
dan Kenikmatannya ,
Dan Rasulullahlah Yang Pertama Kali Membuka Pintu Dan Memasukinya
الْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ لِلَّهِ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فِي جَنَّاتِ النَّعِيم
”Kekuasaan di hari itu ada pada Allah, Dia memberi
keputusan di antara mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh
adalah di dalam Surga yang penuh kenikmatan.” (Qs.al-Hajj:56)
Pembaca yang budiman…
Ayat tersebut di atas menunjukkan adanya Surga dan
adanya kenikmatan di dalamnya. Barangkali anda bertanya, ” bagaimana sifat
Surga dan apa sajakah bentuk kenikmatan yang ada di dalamnya ?” marilah kita
simak beberapa kabar dari al-Qur’an dan Hadis nabi Shallallohu ‘alaihi wasallam
tentang masalah ini.
• Luasnya
Allah ta’ala berfirman yang artinya,
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari tuhanmu dan
kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertaqwa.” (Qs.Ali
Imron :133)
• Surga
diberi beberapa nama, di antaranya,
1. Darussalam (Qs. Al An’am : 127)
2. Daarul Muttaqiin (Qs.an Nahl:30)
3. Darul Muqomati (Qs. Fathir:35)
4. Jannaatu ‘Adn (Qs. Maryam : 61)
5. Jannaatu an Na’iim (Qs.Luqman : 8)
6. Al Husna (Qs. Yunus : 26)
7. Jannatul Khuldi(Qs.al-Furqon:15)
8. Jannatu ‘Aaliyah(Qs.al-Haqoh:22 dan al-Ghosyiyah :10)
9. Jannatul Firdaus (Qs.al-Kahfi:107 dan al-Mukminun:11)
10. Jannatul Ma’wa (Qs.an Najm:15)
1. Darussalam (Qs. Al An’am : 127)
2. Daarul Muttaqiin (Qs.an Nahl:30)
3. Darul Muqomati (Qs. Fathir:35)
4. Jannaatu ‘Adn (Qs. Maryam : 61)
5. Jannaatu an Na’iim (Qs.Luqman : 8)
6. Al Husna (Qs. Yunus : 26)
7. Jannatul Khuldi(Qs.al-Furqon:15)
8. Jannatu ‘Aaliyah(Qs.al-Haqoh:22 dan al-Ghosyiyah :10)
9. Jannatul Firdaus (Qs.al-Kahfi:107 dan al-Mukminun:11)
10. Jannatul Ma’wa (Qs.an Najm:15)
• Surga
Bertingkat-tingkat
Rosululloh
shallallohu ‘alaihi wasallam bersada,
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ
“Dalam surga terdapat seratus derajat.” (HR.al-Bukhori)
• Jumlah
Pintunya ada 8 buah
Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersada,
“Di surga ada delapan pintu, diantaranya ada yang
dinamakan pintu ar-Rayyan yang tidak akan memasukinya kecuali orang-orang yang
berpuasa.” (HR.Muslim)
• Pintunya bernama
Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersada,
“Barangsiapa yang menginfaqkan dua jenis (berpasangan)
dari hartanya di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga;
(lalu dikatakan kepadanya): “Wahai Abdullah, inilah kebaikan (dari apa yang
kamu amalkan). Maka barangsiapa dari kalangan ahlu shalat dia akan dipanggil
dari pintu shalat, dan barangsiapa dari kalangan ahlu jihad dia akan dipanggil
dari pintu jihad, dan barangsiapa dari kalangan ahlu shadaqah dia akan
dipanggil dari pintu shodaqah, dan barangsiapa dari kalangan ahlu shiyam
(puasa) dia akan dipanggil dari pintu ar-Rayyan “.
Lantas Abu Bakr bertanya; “Jika seseorang dipanggil
dari satu pintu dari pintu-pintu yang ada, itu sebuah kepastian!”.
Dia bertanya lagi; “Dan apakah mungkin setiap orang
akan dipanggil dari pintu-pintu itu semuanya?”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab;
“Benar, dan aku berharap kamu termasuk diantara mereka, wahai Abu Bakar.”
(HR.al-Bukhori-Muslim)
• Pintunya tidak dibuka untuk
siapapun sebelum nabi Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam masuk
Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ فَيَقُولُ
الْخَازِنُ مَنْ أَنْتَ فَأَقُولُ مُحَمَّدٌ فَيَقُولُ بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ
لِأَحَدٍ قَبْلَكَ
“Saya mendatangi pintu surga pada hari kiamat, lalu
saya meminta dibukakan. Lalu seorang penjaga (Malaikat) bertanya, ‘Siapa kamu?
‘ Maka aku menjawab, ‘Muhammad’. Lalu ia berkata,“Khusus untukmu, aku diperintahkan untuk tidak membukakan
pintu untuk siapapun, sebelum kamu masuk.”(HR.Muslim)
•
Bangunannya
Abu Hurairah berkata; Kami bertanya; “Wahai
Rasulullah, beritakanlah kepada kami tentang surga, bagaimana bangunannya?”
beliau bersabda: “Batu batanya dari emas dan perak, adukan semennya adalah
minyak misik adzfar, kerikilnya adalah intan dan permata, lalu debunya adalah
waros (semacam tumbuhan yang harum) dan za`faron, barangsiapa masuk ke dalamnya
maka dia akan kekal dan tidak mati, merasakan nikmat yang kontinu dan tidak
merasa bosan, masa muda mereka tidak pernah hilang dan pakaian mereka tidak
pernah usang.” (HR.Ahmad)
• Sifat Penghuninya
Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Penduduk surga akan masuk surga dalam keadaan tidak berjenggot, wajah mereka
putih berseri-seri, kepala mereka berambut pendek serta mata mereka bercelak,
mereka seperti anak muda yang berumur tiga puluh tiga tahun, ukuran tubuh
mereka sebagaimana penciptaan Adam dengan tinggi tujuh puluh hasta dan lebar
tujuh hasta.”(HR.Ahmad)
“Sesungguhnya golongan pertama dari ummatku yang masuk
surga wujudnya seperti bulan di malam purnama, golongan selanjutnya wujudnya
seperti bintang paling terang di langit, setelah itu mereka bertingkat-tingkat,
mereka tidak kencing, tidak berak, dan tidak meludah, sisir mereka emas, tempat
bara api mereka kayu wangi dan keringat mereka minyak kesturi, postur mereka
sama seperti wujud ayah mereka, Adam, enampuluh dzira’.”(HR.Muslim)
• Bidadari dan Para Wanitanya
خلق الله الحور العين من الزعفران
“Alloh
menciptakan para bidadari dari Za’faron.” (HR.ath Thobroni di dalam al-Mu’jam
al Kabir)
“Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar
pandangannya dan jelita matanya.” (Qs.ash Shoffat: 48)
“Untuk
orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka
dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah.” (Qs.Ali
Imron : 15)
لكل رجل منهم زوجتان على كل زوجة سبعون حلة يبدو مخ ساقها من ورائها
“Setiap lelaki di antara mereka mendapatkan dua istri,
setiap istri mengenakan tujuh puluh perhiasan, sumsumnya terlihat dari
belakang.” (HR.at Tirmidzi) Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih.
•
Penghuninya Bisa Saling Pandang
Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
« إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ لَيَتَرَاءَوْنَ
الْغُرْفَةَ فِى الْجَنَّةِ كَمَا تَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ فِى السَّمَاءِ »
“Sesungguhnya penghuni surga saling melihat
kamar-kamar di surga seperti melihat bintang di langit.” (HR.Bukhori-Muslim)
• Makanan
dan Minuman Penghuninya
Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Penghuni surga makan dan minum di dalamnya, mereka tidak berak, tidak ingusan
dan tidak kencing, tapi makanan mereka itu (menjadi) sendawa, keringat seperti
keringat minyak kesturi, mereka diilhami tasbih dan tahmid seperti kalian
diilhami nafas.”(HR.Muslim)
• Penghuni Surga memperoleh apa yang ia inginkan dan
apa yang ia minta.
Allah ta’ala berfirman, yang artinya, “Di dalamnya
kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa
yang kamu minta.” ( Qs. Fushshilat : 31)
• Di dalam Surga terdapat segala yang diingini oleh
hati dan sedap (dipandang) mata.
Allah ta’ala berfirman, yang artinya, “Dan di dalam
surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang)
mata dan kamu kekal di dalamnya.” ( Qs. Az Zuhruf : 71)
• Seagung-agung Nikmatnya adalah “ memandang Wajah
Allah ta’ala.”
Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Bila penduduk surga telah masuk ke surga, maka Allah berfirman: ‘Apakah kalian ingin sesuatu yang perlu Aku tambahkan kepada kalian?’ Mereka menjawab, ‘Bukankah Engkau telah membuat wajah-wajah kami putih? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam Surga dan menyelamatkan kami dari neraka? ‘ (Beliau bersabda): “Lalu Allah membukakan hijab pembatas, lalu tidak ada satu pun yang dianugerahkan kepada mereka yang lebih dicintai daripada anugrah (dapat) memandang Rabb mereka.” (HR.Muslim)
“Bila penduduk surga telah masuk ke surga, maka Allah berfirman: ‘Apakah kalian ingin sesuatu yang perlu Aku tambahkan kepada kalian?’ Mereka menjawab, ‘Bukankah Engkau telah membuat wajah-wajah kami putih? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam Surga dan menyelamatkan kami dari neraka? ‘ (Beliau bersabda): “Lalu Allah membukakan hijab pembatas, lalu tidak ada satu pun yang dianugerahkan kepada mereka yang lebih dicintai daripada anugrah (dapat) memandang Rabb mereka.” (HR.Muslim)
Demikianlah sekilas tentang surga dan kenikmatannya
yang bisa kami sebutkan mengingat keterbatasan daya tampung tulisan dalam
buletin ini. Dengan demikian tidak berarti bahwa itu sajalah gambaran tentang
Surga beserta nikmat-nikmat yang ada di dalamnya. Wallohu a’lam bish Showab.
Akhirnya, Semoga Allah memasukkan kita ke dalam
Surga-Nya dan mengaruniakan kepada kita seagung-agung nikmatnya, yaitu :
memandang wajah-Nya subhanahu wata’ala. Aamiin.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. (Redaksi)
Sumber :
Diringkas dari “ al-Jannatu wa Na’iimiha ad-Daa-im Ghoiru al-Munqothi’, karya : Abu al-Barro Usamah bin Yaasiin al-Ma’aniy, dengan gubahan dan sedikit tambahan dari sumber lainnya.
Diringkas dari “ al-Jannatu wa Na’iimiha ad-Daa-im Ghoiru al-Munqothi’, karya : Abu al-Barro Usamah bin Yaasiin al-Ma’aniy, dengan gubahan dan sedikit tambahan dari sumber lainnya.
Video tokoh yang mengisi acara di sebuah televisi yang
menyatakan bahwa TIDAK BENAR BAHWA RASULULLAH SUDAH DIJAMIN MASUK SURGA,.
Diacara Tafsir Al-Misbah di Metro TV tanggal 12 Juli
2014 jam 3.05 wib, perkataan bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
tidak benar sudah dijamin oleh Allah masuk Surga … video di menit 19 … Mohon
Klarifikasi dan Diluruskan …
Ini Video nukilan langsung di hal tersebut
Klarifikasi
Quraish Shihab tentang Tayangan Tafsir al-Mishbah 12 Juli 2014
Sehubungan tayangan tafsir Al-Mishbah tanggal 12 Juli
2014 lalu yang ramai dibicarakan, maka Quraish Shibab menyampaikan klarifikasi
langsung, bahwa uraian tersebut dalam konteks penjelasan bahwa amal bukanlah
sebab masuk surga, walau saya sampaikan juga bahwa kita yakin bahwa Rasulullah
akan begini (masuk surga).
Penjelasan saya berdasar hadist a.l.:
لا يدخل احدكم الجنة بعمله قيل
حتى انت يا رسول الله قال حتى
انا الا ان يتغمدني الله برحمنه
“Tidak seorang pun masuk surga karena
amalnya. Sahabat bertanya “Engkau pun tidak?”, beliau menjawab “Saya pun tidak,
kecuali berkat
rahmat Allah kepadaku.”
Ini karena
amal baik bukan sebab masuk surga tapi itu hak prerogatif Allah.
Uraian
di atas bukan berarti tidak ada jaminan dari Allah bahwa Rasul tidak masuk
surga, saya jelaskan juga di episode yang sama bahwa Allah menjamin dengan
sumpah-Nya bahwa Rasulullah SAW akan diberikan anugerah-Nya sampa beliau puas,
yang kita pahami sebagai Surga dan apapun yang beliau kehendaki. Wa
la sawfa yu’thika rabbuka fa tharda. Itu yang saya jelaskan tapi sebagian
dipelintir, dikutip sepotong dan di luar konteksnya. Silakan menyimak ulang
penjelasan saya di episode tersebut. Mudah-mudahan yg menyebarkan hanya karena
tidak mengerti dan bukan bermaksud memfitnah.
sumber
: http://quraishshihab.com/tentang-tayangan-tafsir-al-mishbah-12-juli-2014/