FATWA-FATWA SESAT AGAMA
SYI’AH (BAG. 2)
32. Meriwayatkan hadits dari
keledai.
Kebodohan terbesar dalam
sejarah Ilmu Hadits didunia ini adalah mengambil riwayat hadits dari binatang,
terlebih lagi binatang itu adalah KELEDAI!
Mengambil riwayat dari manusia yang tidak memenuhi syarat sebagai perawi yang
tsiqah saja bisa menjatuhkan derajat hadits menjadi dha’if (lemah) atau Maudhu
(palsu), apalagi jika perawi tersebut binatang? Belum lagi syarat2 lainnya yang
sangat ketat dan teliti.
Siapakah yang mengambil
riwayat dari keledai?
Siapa lagi kalau bukan dari golongan pendusta dan orang2 bodoh, yaitu Syi’ah.
Ajibnya lagi riwayat tersebut terdapat dalam kitab shahih mereka yang berjudul
Al Kaafi, yaitu kitab paling shahih menurut agama Syi’ah (seperti kitab Shahih
Bukhari miliknya Ahlus Sunnah).
Bacalah riwayat dari mereka
ini:
وَ رُوِيَ
أَنَّ أَمِيرَ
الْمُؤْمِنِينَ ( عليه
السلام ) قَالَ
إِنَّ ذَلِكَ
الْحِمَارَ كَلَّمَ
رَسُولَ اللَّهِ
( صلى الله
عليه وآله
) فَقَالَ بِأَبِي
أَنْتَ وَ
أُمِّي إِنَّ
أَبِي حَدَّثَنِي
عَنْ أَبِيهِ
عَنْ جَدِّهِ
عَنْ أَبِيهِ
أَنَّهُ كَانَ
مَعَ نُوحٍ
فِي السَّفِينَةِ فَقَامَ إِلَيْهِ
نُوحٌ فَمَسَحَ
عَلَى كَفَلِهِ
ثُمَّ قَالَ
يَخْرُجُ مِنْ
صُلْبِ هَذَا
الْحِمَارِ حِمَارٌ
يَرْكَبُهُ سَيِّدُ
النَّبِيِّينَ وَ
خَاتَمُهُمْ فَالْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي
جَعَلَنِي ذَلِكَ
الْحِمَارَ .
Dan diriwayatkan bahwasanya
Amiirul Mukminiin (‘alaihis salaam) berkata : “Sesungguhnya keledai itu (yaitu
keledai tunggangan beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam) berkata kepada Rasulullah
(shallallaahu ‘alaihi wa aalihi) : “Demi ayah dan ibuku, sesungguhnya ayahku
telah menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari kakeknya, dari ayahnya :
Bahwasannya ia pernah bersama Nuh di dalam perahu. Maka Nuh bangkit berdiri dan
mengusap pantatnya, kemudian bersabda : ‘Akan muncul dari tulang sulbi keledai
ini seekor keledai yang akan ditunggangi oleh pemimpin dan penutup para Nabi’.
Dan segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku sebagai keledai itu” [kitab
Al-Kaafiy, tepatnya pada jilid 1 halaman 237, pada Baab : Maa ‘indal-aimmah min
silaahi Rasuulillah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wamataa’ihi [بَابُ مَا عِنْدَ
الْأَئِمَّةِ مِنْ
سِلَاحِ رَسُولِ
اللَّهِ ( صلى
الله عليه
وآله ) وَ
مَتَاعِهِ], hadits ke-9.].
Lihatlah, seekor keledai
telah memerankan diri layaknya seorang perawi hadits dengan menggunakan lafadh
: haddatsanii abiy…dst.
Inilah kejahilan kaum Syiah dalam beragama dan ilmu hadits. Siapa lagi yang
sampai detik ini belum mengetahui kesesatan agama Syi’ah?
33. Boleh melihat
wanita-wanita yang sedang telanjang.
Fadhlullah berkata pada kitab
Anikah juz 1 hal 66
“Seandainya wanita-wanita itu
telah terbiasa keluar dengan berpakaian renang maka diperbolehkan melihatnya.
Sama juga halnya melihat aurat yang dibuka sendiri oleh si perempuan, seperti
di nude club atau kolam renang, pantai dan sebagainya.”
34. Boleh menyetubuhi
pelacur.
Jika anda bertanya : Apakah
boleh seorang laki-laki menyetubuhi seorang perempuan, lalu membiarkan
perempuan itu pergi ke pelukan laki-laki lain hanya dengan sekedar mengucapkan
beberapa kata tentang harga dan waktu atau tentang berapa kali, atau kalimat “
aku mut’ahkan diriku kepadamu” (matta’tuka nafsi) tanpa saksi atau wali? Tanpa
perlu mempersoalkan apakah perempuan itu memiliki suami ataukah dia itu
pelacur? pasti akan dijawab berdasar pada sumber yang terkuat dan terpercaya :
boleh, silahkan lihat kitab Al Kafi jilid 5/540.
35. Boleh bermain sex dengan
anak kecil.
Diperbolehkan mut’ah dan
bercumbu dengan anak gadis bila sudah berumur 9 tahun –dalam riwayat lain 7
tahun- dengan syarat tidak memasukkan kemaluannya ke kemaluan anak perempuan
itu karena ditakutkan menjadi aib bagi keluarganya (karena sudah tidak perawan
lagi). (Al Kafi jilid 5 hal 462)
Komentar: bukan karena haram dan
bukan karena tidak sesuai dengan akhlak. Setelah membaca ini silahkan anda
membayangkan masa depan akhlak dan perilaku anak perempuan yang dalam umur
sekecil ini telah mendapat ‘pengalaman sex” dengan melihat alat kelamin
laki-laki dan melihat gerakan-gerakan sex laki-laki, sedang laki-laki itu telah
melakukan segalanya kecuali jima’ (coitus), jima’ dimakruhkan dari depan saja,
berarti diperbolehkan lewat belakang (anal sex).
Apakah ada orang normal yang
memperbolehkan seseorang berbuat demikian pada anak perempuannya, atau
saudaranya, bahkan pada seluruh anak perempuan? Coba bayangkan perasaan anda
jika sekiranya hal itu terjadi pada anak perempuan anda! Anda hanya perlu
membayangkan, tidak lebih dari itu. Hal ini tidak dapat diterima oleh setan
sekalipun, bagaimana dikatakan bahwa yang demikian itu adalah perkataan para
Imam Ahlul Bait?
36. Diperbolehkan melihat
kelamin seseorang dari kaca.
Mereka memperbolehkan melihat
kelamin banci mana yang lebih menonjol untuk kepentingan warisan, mereka
berkata ia boleh melihat dengan kaca , yang dilihat adalah bayangan , bukan
kemaluannya. (Al Kaafi 7-158).
37. Barang siapa haji maka
akan dikunjungi Allah.
Barang siapa telah haji lebih
50 kali maka setiap hari Jum’at dikunjungi oleh Allah. (Faqih man la
Yahdhuruhul Faqih 2/217 Wasa’ilusyi’ah 11/127 ).
38. Meminta pertolongan
kepada para Nabi dan Malaikat dalam sholat.
Ucapkan pada akhir sujudmu,
“Ya Jibril, Ya Muhammad (diulang-ulang)!! berikan saya kecukupan, sesungguhnya
kalian berdua yang memberikan kecukupan dan jagalah saya dengan izin Allah
karena kalian berdua menjaga saya” (Al kafi 2/406).
39. Meminta perlindungan
kepada makhluk dan berbuat dengan nama makhluk.
Riwayat Al Kulaini. Dari Abi
Abdillah ia berkata, Aku berlindung pada Rasulullah dari kejelekan dan kebaikan
yang kamu ciptakan. (Al Kafi 2/391).
Dari Ali Jafar ia berkata :
Bila seseorang sedang sakit maka ucapkanlah (dengan nama Allah, dengan Allah,
dengan utusan Allah). (Al Kafi 2/412).
40. Imamah menurut Syiah
Rafidhoh.
Imamah adalah sebuah jabatan yang
ditentukan dari Allah. Allah telah memilih seorang Nabi dan menentukannya,
begitu juga Allah memilih seorang Imam dan mengangkatnya. (Ashlus Syiah wa
ushuluha hal. 58).
Allah memilih Ali akan tetapi
Ali berkata : “Tinggalkan saya dan cari selain saya, cukup aku menjadi
wakil/pembantumu itu lebih baik daripada menjadi Imam/Khalifah.” Allah memilih
Hasan tapi Hasan menyerahkan kepemimpinan/imamah pada musuh bebuyutan syiah,
yaitu Muawiyah. Dengan itu maka Ali dan Hasan telah merontokkan prinsip Imamah dari
pondasinya.
41. Anaknya Ali bin Abi
Thalib adalah pezina.
Suatu ketika istri Amiril
Mukminin datang dan berkata sambil menangis : “Wahai Amiril mukminin
sesungguhnya saya telah berzina, maka bersihkanlah saya”. Ali pun berkata
dengan suara keras, wahai para manusia sesungguhnya Allah telah menjanjikan
para Nabi dan Nabi menjanjikanku untuk melarang orang yang terkena hukuman
untuk melakukan hukum cambuk, dan barang siapa punya kesalahan seperti
perempuan ini maka jangan ikut mencambuk. Maka seluruh manusia yang berkumpul
di situ pergi meninggalkan tempat selain Ali, Hasan dan Husein, lalu mereka
bertiga menghukum cambuk perempuan itu. Kulaini berkata : Termasuk yang ikut
pergi adalah Muhammad bin Ali bin Abi Tolib. (Al Kafi jilid 7 hal 178)
Hal ini sama seperti yang
tercantum dalam Perjanjian Baru: Yohanes: 88:7 Dan ketika mereka terus-menerus
bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka:
“Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama
melemparkan batu kepada perempuan itu.”
42. Para Imam Syi’ah
dilahirkan melalui paha.
Imam Hasan Askari berkata :
“Sesungguhnya kami para penerima wasiat Imamah tidaklah dikandung di dalam
perut melainkan di pinggang dan tidak dilahirkan lewat rahim melainkan lewat
paha sebelah kanan karena kami titisan cahaya Allah yang bersih dan tidak
terkena kotoran sama sekali”. (Kamaluddin 390, 393 Biharul Anwar jilid 51 hal
2, 13,17, 26 , Itsbatul Hudat jilid 3 hal 409,414 I’lamul Wara hal 394
Dala’ilul Imamah 264).
43. Penebusan dosa seperti
kaum Nasrani.
Umar bin Yazid berkata :
“Saya berkata pada Ali Abdillah As. Tentang firman Allah Saw (Allah hendak
mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu maupun yang akan datang)” Surat Al
Fath ayat 2.
Ia berkata : “Dia tidak
berdosa dan tidak pernah berniat untuk berbuat dosa, tapi Allah membebankan
dosa-dosa mereka pada Nabi, kemudian Allah mengampuninya” (Biharul Anwar
17/76).
44. Imam Syi’ah lebih hebat
dari Nabi.
Musa Al Kazim berkata : “
Sesungguhnya Allah murka pada kaum Syiah. Kemudian Allah menyuruh saya memilih
diri saya ataukah mereka, Maka demi Allah, aku selamatkan mereka dari kemurkaan
Allah” (Al Kafi 1/260).
45. Para imam adalah Allah.
Para imam adalah Asma’ul
Husna (Nama Allah yang Mulia) mereka adalah lidah Allah, Wajah Allah, Mata Allah,
Pinggang Allah, merekalah tangan Allah yang serba bisa. (Al Kafi jilid 1 hal
113).
46. Ali mengelola langit dan
bumi.
Langit dan bumi diciptakan
untuk Ali begitu juga Shiratal Mustaqim, pintunya dan tali penghubung antara
Allah dan hamba-hambanya seperti para Rasul Nabi , para Haji dan para wali, (Al
Wafi 8/224).
Allah telah menciptakan
segala sesuatu di bumi ini dan menyerahkan pengelolaannya kepada Ali dan
keluarganya. Mereka dapat menghalalkan dan mengharamkan apa saja yang mereka
kehendaki, karena kehendak mereka adalah kehendak Allah (Al Kaafi /365).
47. Al Qur’an yang
sebenarnya lebih tebal.
Al-Quran diturunkan terdiri
dari 17 ribu ayat (Al Kafi 2/463). Al Majlisi dalam Mir’atul Uqul mengatakan
bahwa riwayat ini terpercaya.
48. Para imam itu lebih
utama dari para Nabi Allah dan malaikat.
Para Imam memiliki kedudukan
mulia dan kekuasaan atas makhluk, seluruh atom di alam ini tunduk pada mereka.
Posisi ini tidak dicapai oleh malaikat maupun para Nabi. (Kitab Al Hukumah Al
Islamiyah karangan Khomeini halaman 52)
49. Menyuruh tawassul kepada
keluarga Ali.
Tak ada keselamatan kecuali
kalian wahai keluarga Ali, tidak ada tempat selain dari kalian wahai mata Allah
yang melihat (Biharul Anwar : 94/37).
Kalian adalah kesembuhan
utama dan obat yang menyembuhkan bagi yang meminta kesembuhan pada kalian.
Biharul Anwar jilid 94 hal 33.
Para Nabi bertawasul pada
para imam dalam berbagai doa dan permintaan mereka. Ketika Nabi Nuh hendak
tenggelam, ketika Nabi Ibrahim dilempar ke api, Nabi Musa hendak menyeberangi
laut, Nabi Isa akan dibunuh oleh orang Yahudi semuanya bertawasul dengan para
Ahlul Bait untuk keselamatan mereka (Biharal Anwar 26/325 Wasa’ilusyi’ah jilid
4 hal 1134).
Majlisi berkata : Allah hanya
disembah, dikenal dan diesakan dengan perantaraan para Imam. Biharul Anwar
jilid 23 hal 103.
Para imam berkata apabila
kalian punya keinginan kepada Allah tulislah sebuah tulisan pada sesobek kertas
dan letakkan pada salah satu kuburan keluarga Ali atau bungkus dan masukkan
sedikit tanah yang bersih dan letakkan di sebuah sungai, sumur yang dalam atau
oase padang pasir, pasti akan sampai pada Mahdi kemudian akan dia sendiri yang
mengkabulkan apa yang akan menjadi kehendakmu (Biharal Anwar 94/29).
Barang siapa berdoa kepada
Allah dengan perantara Ahlul Bait maka akan mendapatkan keuntungan dan
sebaliknya sampai para Nabi pun terkabulkan karenanya apabila bertawasul dengan
Imam Ahlul Bait (Biharul Anwar : 23/103).
50. Semua akibat dari
perantara Imam.
Nabi Yunus dimakan ikan paus
hanya karena dia mengingkari Imamah Ali bin Abi Tolib, setelah dia percaya maka
dikeluarkan oleh Allah. (Biharul Anwar jilid 26 hal 333.)
Karena perantaraan Imam pohon
bisa berbuah dan buah masak di pohon. Karena perantaraan merekalah sungai
mengalir, karena mereka pula hujan turun dari langit dan rumput tumbuh di
permukaan bumi. Jika tidak ada para imam niscaya Allah tidak akan disembah.(Al
Kafi jilid 1 hal 112).
Para Imam adalah Sholat yang
diperintahkan oleh Allah. Dalam Al Kafi diterangkan mengenai makna Ayat dalam
surat Al Mudatsir ayat 42-43 .
Artinya : “Apa yang membuat
kamu masuk dalam neraka saqor? Kita di dunia tidak pernah menunaikan sholat.”
Maknanya adalah : Kita tidak
mengakui keimamahan Ali dan para Imam dari keturunannya. Kita dulu tidak
menjadi pengikut para Imam. (Al Kafi jilid 1 hal 347-360).
Barang siapa mengenal para
imam berarti beriman dan barang siapa mengingkari maka kafir (Al Kafi 1/144).
Sesungguhnya sayalah (Ali)
yang ditugasi membagi masuknya orang ke surga dan neraka (Al Kafi : 1/ 153).
51. Boleh thawaf selain di
Ka’bah.
Diperbolehkan Thawaf pada
kubur Nabi dan kubur para Imam. (Al Kafi jilid 1 hal 287).
52. Ilmunya Imam sama dengan
ilmunya Allah.
Para imam mengetahui apa yang
ada di langit, bumi, surga, neraka , mereka mengetahui apa yang telah terjadi
dan semua yang terjadi kemudian.(Al Kafi jilid 1 hal. 204)
Mereka mengetahui seluruh
ucapan-ucapan manusia, burung, binatang dan segala yang bernyawa Barang siapa
tidak bersifat demikian maka dia bukan Imam (Al Kaafi 1/225).
Para imam mendapatkan wahyu
yang seperti diceritakan oleh Abi Jafar ia berkata : “Allah tidak akan
menurunkan ilmu kecuali kepada keluarga Nabi dengan perantara Jibril as” (Al
Kaafi 1/330).
Pengetahuan mereka telah
sempurna sejak mereka dilahirkan. Riwayat dari Ya’kub Assiroj suatu ketika ia
masuk ke rumah Abi Abdillah as, ia sedang duduk didekat kepala Abi Hasan Musa
saat dia masih bayi, dia berbisik-bisik dengan Abul Hasan lama sekali, aku pun
diam hingga mereka berdua selesai berbisik-bisik. Aku pun mendekatinya, lalu ia
berkata padaku, “Mendekatlah pada tuanmu. Berikan salam padanya” Maka aku
mendekat dan memberi salam ia (anak) menjawab dengan fasih kemudian ia berkata
padaku, pulang dan gantilah nama anak perempuanmu yang kamu namai kemarin, nama
itu benci oleh Allah. Kemarin aku memberi nama anakku dengan Humaira’. (Al
Kaafi 1/247).(Nota: Humaira’ adalah nama panggilan Aisyah istri Nabi.)
53. Ada sesuatu yang tidak
diketahui Allah.
Sementara para imam
mengetahui seluruh perkara ghoib, tapi menurut mereka Allah tidak memiliki ilmu
secara mutlak , tapi Syi’ah berpendapat bahwa Allah biasa saja mengetahui hal
baru yang tidak diketahui sebelumnya. Setelah Musa Al Kazim wafat, Allah
mengetahui hal baru yang tidak diketahui oleh Allah sebelumnya. Allah tidak
pernah disembah dan diagungkan seperti ketika dikatakan bahwa Allah memiliki
sifat kebodohan seperti ini (Al Kaafi jilid 1 hal 113).. Karena jika Ilmu Allah
itu mutlak maka Dia Maha mengetahui segala sesuatu, baik yang telah terjadi
maupun yang akan terjadi kemudian. Dalam Al Kafi jilid 1 hal 263 dikatakan :
Allah mengetahui sesuatu yang baru tentang Abu Ja’far yang sebelumnya (Allah)
tidak tahu.
54. Ali bisa terbang di atas
awan.
Diriwayatkan oleh Hasyim
Albahroni dari Ali As bahwa Ali pernah mengendarai awan terbang berputar
mengelilingi tujuh bumi. (Madinatul Maajiz 1/542).
Kelompok Yazid bin Muawiyah
mendatangi Ali bin Husein, mereka menemukan Ali sedang mengendarai awan
(Madinatul Maajiz 4/256).
Juga dari Thoba Thaba’i
berkata : Allah telah menguasakan awan pada Ali maka ia berjalan dari dunia
timur ke barat (Tafsir Al Mizan 13/372)
55. Halilintar dan kilat
dibawah perintah Ali.
Dari Abdillah bin Qoosim bin
Sama’ah bin Mihron berkata waktu itu aku berada di dekat Abi Abdillah tiba-tiba
langit berkilat dan berpetir, Abu Abdillah berkata petir ini tidak pernah ada
kecuali atas perintah teman kalian, saya berkata, siapa teman kita ? ia berkata
Amirul Mu’minin As (Al Ikhtishos Lil Mufid hal : 327).
56. Mentalkin Mayit
menggunakan nama-nama para imam.
Hendaknya mayit itu ditalkin
dengan dua syahadat dan menyebut nama-nama imam. Setelah diletakkan di dalam
kubur dan sebelum diletakkan bata di lahat dengan mengucapkan : wahai fulan
anak fulan ingatlah janji pada waktu kamu meninggalkan dunia suatu kesaksian
bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah yang maha Esa dan tidak ada yang
menyekutukannya dan sesungguhnya Muhammad itu hambamu dan utusanmu dan
sesungguhnya Ali adalah pimpinan orang-orang mukmin juga Hasan Husein dan
menyebutkan para imam sebagai imam yang memberi petunjuk dan baik-baik
(Anmihayah hal 38).
57. Yang menyebabkan
timbulnya penyakit kusta.
Dari Abi Abdillah berkata.
Amiril Mukminin : “Berkata janganlah kalian terlentang di pemandian karena akan
menyebabkan melelehnya lemak lambung, dan janganlah menggosok-gosok kedua kaki
dengan tembikar (ceramik) karena akan menyebabkan kusta”. (Al Kafi 6/500)
Dari Abi Abdillah berkata :
“Makan kekenyangan akan menyebabkan sakit kusta”. (Al Kafi 6-269)
58. Mandi menggunakan gayung
tembikar dari mesir akan menyebabkan kamu menjadi kehilangan sifat cemburu.
Dari Abi Al Hasan Arridho
berkata : “Saya mendengarnya berkata dan menyebutkan mesin di berkata dan
berkatalah Nabi, Janganlah kalian makan menggunakan tembikar mesir dan
janganlah membasuh/mandi dengannya karena menyebabkan hilangnya sifat cemburu”.
(Al Kafi 6-386)
59. Membiasakan berada di
kamar mandi bisa membahayakan.
Dari Abil Hasan Arridho berkata
: “Jagalah dirimu dari membiasakan berada di kamar mandi karena itu akan
menyebabkan TBC”. (Al Kafi 6/497)
Bersikatan dipemandian itu
dibenci akan menyebabkan sakit gigi (Man la yahdhuruhul Al Faqih 1/53).
60. Makan wortel bisa untuk
obat kuat.
Demikian diceritakan oleh
Alkulaini dari Abi Abdillah bahwa tersebut diatas dapat menghangatkan lambung,
menambah stamina dalam bersetubuh. (Al Kafi 6/372).
61. Berbicara ketika
bersetubuh dan melihat kelamin wanita bisa menyebabkan kebutaan.
Dari Abi Abdillah berkata :
“Minum air dimalam hari sambil berdiri menyebabkan kencing menjadi merah.
Sedang berbicara pada waktu bersetubuh akan menyebabkan kebisuan”. (Al Kafi
5/498).
Makruh melihat kemaluan
wanita dan menyebabkan kebutaan. (Al Aqil 3/556).
62. Ramadhon adalah salah
satu nama Allah.
Sesungguhnya Ramadhon
termasuk nama Allah. (Al Kafi 4/69).
63. Aduh termasuk nama
Allah.
Dari Abdillah berkata : “Aduh
termasuk salah satu nama Allah. Barang siapa mengucap aduh berarti telah
memohon pertolongan-Nya“. (Biharul Anwar 8/202).
64. Nama-nama Malaikat yang
aneh.
- Fitrus, malaikat ini
bermaksiat, dalam kisah panjang lebar yang penuh kebohongan, akhirnya setelah
mengunjungi kuburan Husain dan berguling-guling di tanahnya terkabullah
tobatnya.
- Shairshail, diatas kedua
pundaknya tertulis kalimat perjodohan cahaya dan cahaya yaitu Ali dan Fatimah.
- Malaikat satu lagi bernama
Khirqa’il memiliki 18 000 sayap, antara sayap satu dengan yang lainnya berjarak
500 tahun (Al Burhan juz 2 hal 327).
- Kitab Al Kafi menerangan
satu lagi malaikat yang bernama Mansur, dia masih selalu menziarahi kuburan
Husein. (Al Kafi jilid 4 hal 583)
65. Imam Mahdi akan keluar
dalam keadaan telanjang.
Diriwayatkan dari “Athausy
wan Nu’mani” dari Imam Ridho : Di antara tanda-tanda keluarnya Imam Mahdi
adalah ia tampak telanjang di poros matahari. (Haquul Yaqin hal 347).
66. Dilarang menyembelih
pejantan yang sedang syahwat.
Kalini berkata : “Rasulullah
melarang menyembelih yang sedang naik syahwatnya”. Al Kafi jilid 6 hal 261.
Syarat menyembelih hewan ditambah satu : Tidak sedang naik syahwatnya.
67. Jangan memakai sandal
berwarna hitam.
Ibnu Babawaih meriwayatkan
dari Abi Abdillah sesungguhnya ia telah melihat seorang laki-laki memakai
sandal berwarna hitam. Ia berkata jangan pakai sandal berwarna hitam sebab itu
menyebabkan lemahnya pandangan mata, menjadikan zakar lembek dan menyebabkan
timbulnya kesedihan. Sebaliknya pakailah sandal yang berwarna kuning karena itu
akan menyebabkan tajamnya mata, menegangkan zakar dan menghilangkan kesedihan.
(Kitabul Hishal juz 1 hal 99).
68. Pedang Ali lebih kuat
dari bumi.
Aljazairi meriwayatkan dari
Albarosi berkata dan sesungguhnya Jibril telah datang kepada Rasulullah dan
berkata wahai Rasul tatkala Ali hendak memukulkan pedangnya pada suatu tempat
yang luas, Allah menyuruh Israfil Mikail untuk menahan lengannya di angkasa
agar tidak memukulkan dengan sekuat tenaganya dan membagi kekuatan menjadi dua
arah. Satu arah dikenakan pada besi dan yang satu pada tanah. Kemudian Allah
menyuruh Jibril agar segera masuk ke bumi untuk menahan agar pedangnya tidak
sampai ke dasar bumi agar jangan sampai bumi terbalik karenanya. Aku pun
menahannya. Pedang itu lebih berat bagi sayapku dari kota kaum Lut, yang
terdiri dari 7 kota. Semuanya ku cabut dari bumi ke 7 dan ku angkat hanya
dengan 1 bulu dari sayapku, aku tunggu perintah Allah hingga waktu sahur untuk
membaliknya, aku tidak merasakan berat seperti berat pukulan pedang Ali bin Abi
Tolib.
Pada saat yang sama ada suatu
peristiwa ketika benteng pertahanan dapat dijebol dan para wanitanya ditahan.
Diantara wanita itu ada yang namanya Shafiyah, dia adalah anak penguasa benteng
tersebut, datang dengan luka di wajahnya. Nabi bertanya kepadanya . Ia berkata
pada waktu Ali datang ke benteng dan kesusahan untuk menembusnya, maka Ali naik
ke menara benteng dan menggoyangkannya. Maka tergoyanglah semua benteng dan
jatuhlah semua yang ada, saat itu saya berada di atas tempat tidurku, lalu aku
jatuh oleh goncangan itu dan tertimpa tempat tidurku. Nabi berkata : “Wahai Shafiyah
waktu Ali marah dan menggoncang benteng Allah marah karena marahnya Ali lalu
Allah menggoncangkan langit dan bumi ”. Dan malaikat ketakutan jatuh
tersungkur. Inilah keberanian ilahi. Saat akan membuka pintu benteng Khoibar,
pada malam hari sebelumnya 40 orang saling bantu membantu untuk menutup pintu
benteng, saat Ali masuk ke benteng, perisainya jatuh karena tak kuat menahan
sabetan pedang. Lalu Ali mencabut pintu dan menjadikan pintu benteng itu
menjadi perisainya hingga Allah memberikan kemenangan (Al Anwar Anu’maniyah,
karangan Ni’matillah Aljazaairi).
69. Ali berbicara kepada
Sungai Eufrat.
Ketika Ali kembali dari
Perang Shifin, ia berbicara dengan sungai Eufrat, maka berguncanglah Eufrat dan
terdengar suaranya mengucapkan dua Kalimah Syahadat dan pengakuan bahwa Ali
adalah khalifah. Riwayat lain menyebutkan, Ali melibaskan kayu ke Sungai
Eufrat. Memancarlah air dan ikan-ikan sama memberi salam dan mengakui bahwa
bahwa Ali adalah hujjah. (Zainuddin, Kitab Shiraathal Mustaqim 1/20)
70. Buah juga punya madzhab.
Dari Hamzah bin Muhammad Al
Alawi dari Ahmad bin Muhammad Alhamdani dari Mundzir bin Muhammad dari Husain
bin Muhammad dari Sulaiman bin Ja’far dari ayahnya dari ayahnya dari ayahnya
dan ayah kakeknya berkata bahwa: Amirul mukminin mengambil buah semangka dan
memakannya; namun rasanya pahit maka lantas melemparkan sambil berkata
hancurlah dan menjauhlah. Amirul mukminin ditanya ada apa dengan semangka ? Dia
mejawab Rosul bersabda bahwa Allah telah mengambil perjanjian untuk mencintai
Ahlul bait dari setiap hewan dan tumbuh-tumbuhan. Buah mana saja yang menerima
perjanjian dan melaksanakannya maka akan terasa manis, dan yang menolak akan
terasa pahit. Dengan ini kita dapat mengenal mazhab setiap buah.
71. Seekor burung yang
keluar dari lobang hidung.
Dari Abi Abdillah berkata :
Barangsiapa bersin meletakkan tangan di belakang hidungnya kemudian berkata :
Segala puji bagi Allah Robbul Alaimin, Segala Puji Bagi Allah, aku memujinya
dengan pujian yang banyak, yang layak bagi Allah yang Maha Terpuji, Sholawat
dan salam pada Nabi yang Ummi beserta keluarganya, maka keluarlah seekor burung
kecil sebesar lalat dari lubang hidung kiri dan terbang ke Arsy memintakan
ampun pada orang tersebut sampai hari kiamat (Al Kaafi : 2/481).
72. Allah menyuruh dua syetan
menjaga orang yang membaca ayat Kursi.
Dari Abi Abdillah berkata :
Barang siapa menjelang tidur membaca tiga kali ayat kursi dan ayat yang ada di
Ali Imran, (Allah bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia,
begitu juga malaikat, dan ahli ilmu… ayat 18) , ayat Sukhroh dan ayat Sajdah
maka Allah menyuruh dua syetan untuk mengamankannya dari godaan-godaan para
syaitan-syaitan jahat. (Al Kaafi 2/392).
73. Hasan berbicara dengan
70 juta bahasa.
Dari Abi Abdillah,
sesungguhnya Al Hasan berkata, Allah punya dua kota satu di timur satunya di
barat. Kota-kota itu memiliki 70 juta. Satu sama lain berbicara dengan bahasa
yang tidak sama dan saya memahami semua bahasa itu.” (Al Kaafi 1/384-385).
74. Makan tanah/Debu kuburan
Husein dapat menyembuhkan segala macam penyakit.
Dari Abil Hasan ia berkata :
Setiap tanah itu haram seperti bangkai, darah, daging babi, kecuali tanah
kuburan Al Husein karena tanah itu dapat menyembuhkan segala penyakit, dapat
memberikan rasa aman rasa yang menakutkan, asal jangan banyak-banyak .(Al Kaafi
: 3/378).
Dalam kitab Mafatihul Jinan
disebutkan , pandapat yang terkenal menyebutkan bahwa dilarang secara mutlak
memakan tanah dan pasir kecuali tanah pekuburan Husein yang suci dalam rangka
berobat mencari kesembuhan dengan memakannya, itu pun tidak lebih dari sebesar
kacang. Yang lebih hati-hati, adalah tidak memakan tanah tersebut lebih besar
dari biji adas. Lebih baik lagi, memakannya dengan meletakkan tanah itu dalam
mulutnya lalu minum seteguk air dan berdo’a : Ya Allah jadikanlah tanah ini
membuat saya mendapat rizki yang luas , Ilmu yang manfaat dan kesembuhan dari
segala penyakit. Kitab Mafatihul Jinan 547.
Makan tanah dapat menyebabkan
kemunafikan (rupanya inilah sebab munculnya taqiyah). Dari Abi Abdillah berkata
: Makan tanah dapat menimbulkan kemunafikan (Al Kafi jilid 2 hal 265).
Dari Abu Ja’far berkata :
perangkap setan yang terbesar adalah makan tanah, yang dapat menyebabkan
penyakit dan membangkitkan penyakit yang tersembunyi. Barang siapa memakan
tanah lalu menjadi lebih lemah dari sebelum makan tanah, dan lemah tidak dapat
beramal seperti sebelum dia makan tanah, akan dihisab antara periode kuat dan
lemahnya dan akan diazab dengannya.(Al kafi jilid 6 hal 266).
75. Bertawassul dengan Imam
dapat mengobati penyakit mata.
Bertawassul pada Allah dengan
Imam Musa Al Kazim dapat menyembuhkan penyakit mata. (Al Baqiyat Assolihat hal
745, edisi gabungan dengan kitab mafatihul Jinan).
76. Nama-nama hari adalah
nama-nama Rosul dan Ahlul bait.
Sabtu adalah Nama Rosulullah
dan Ahad adalah nama Ali Amirul Mukminin, dan Al Isnain Hasan Husein dan
Thulathaa adalah Ali bin Husein Muhammad bin Ali Ja’far bin Muhammad as. Arbia
nama Musa bin Ja’far Ali bin Musa Muhammad bin Ali dan Saya. Khomis nama kedua
anak Husein, Jumat adalah nama cucuku dan pada hari itu orang pembawa kebenaran
akan berkumpul. (Mafatihul Jinan 86). Tapi mereka menerangkan bahwa nama Al
Ahad adalah salah satu nama Allah (wasailu Syiah 1/350).
77. Siapa Makan keju setiap
awal bulan dikabulkan apa yang menjadi keinginannya.
Barangsiapa membiasakan makan
keju di awal bulan hampir tidak pernah ditolak apa yang diinginkannya
(Mafaatihul Jinan 366).
78. Makan apel bisa
menjadikan lupa.
Hendaklah membiasakan makan
kismis sebelum memakan apa pun di pagi hari, dan menjauhi makanan yang
menyebabkan lupa yaitu makan apel yang kecut, kabzarah hijau, keju, kencing di
air yang tenang, berjalan di antara dua wanita, menjatuhkan kutu hidup, melihat
orang yang disalib, berjalan antara kereta dan unta (Mafaatihul Jinan 802). Al
Kulaini berkata: makan apel dan ketumbar menjadikan lupa. (Al Kaafi 6 / 366).
79. Keutamaan makan delima.
Hendaklah makan delima
seperti halnya dilakukan Assodiq setiap malam Jumat dan sebaiknya dimakan
menjelang tidur, sebab barangsiapa memakannya menjelang tidur di rumah aman
sampai pagi hari. Barang siapa memakan buah delima hendaknya menaruh sapu
tangan di bawahnya agar bijinya tidak jatuh ke mana-mana, mengumpulkan biji dan
memakannya, juga pada saat menyantap delima jangan sampai mengajak orang lain.
(Mafaatihul Jinan 60 ).
Termasuk amalan hari Jum’at
makan delima di pagi hari sebelum makan sesuatu dan tujuh daun andewi sebelum
matahari condong. Dan barangsiapa makan delima pada malam hari maka hatinya
terang selama 40 hari. Bila makan dua buah delima maka hatinya akan terang
selama 80 hari, barang siapa memakan 3 buah maka hatinya akan menjadi terang
selama 120 hari dan aman dari godaan Syetan. Barang siapa tidak digoda setan
maka dia tidak akan bermaksiat, barang siapa tidak bermaksiat maka Allah akan
memasukkannya ke dalam Sorga. (Mafaatihul Jinan 63).
80. Mencukur kumis bisa
menambah rizki.
Diantara yang dapat menambah
penghasilan/rizki adalah mencukur kumis, memotong kuku. Hal itu juga
menyebabkan aman dari gila, kusta dan lepra (Mafaatihul Jinan 63 – 64).
81. Imam dapat berbicara
dengan semua bahasa.
Dari Abi Hamzah Nashir Al
Khodim berkata: Berkali-kali saya mendengar Abu Muhammad berbicara dengan anak
laki-lakinya dengan bahasa-bahasa mereka ada Turki, Rum, Slavia. Ali berkata
sesungguhnya Allah telah memberikan imam berbagai macam bahasa dan pengetahuan
tentang nasab dan peristiwa-peristiwa (Al Kaafi 1 / 426)
82. Al Husain menyusu dari
jari-jari dan lidah Nabi.
Dari Abi Abdillah ia berkata:
bahwa Husain tidak pernah menyusu dari Fatimah ibunya dan dari wanita-wanita
lain, melainkan dibawa kepada Nabi lalu beliau meletakkan ibu jarinya di mulut
Husain. Maka keluarlah susu dari jari Nabi. Husain mengisap sampai cukup untuk
dua/tiga hari (Al Kaafi 1 / 386).
83. Nabi menyusu pada puting
pamannya Abu Thalib.
Dari Abi Abdullah berkata :
Ketika Nabi dilahirkan, berhari-hari Nabi tidak minum susu, maka Abu Thalib
sendiri yang menyusui Nabi dengan susunya. Allah menurunkan air susu lewat Abu
Thalib sampai kemudian dilanjutkan oleh Halimah Sa’diyah. (Al Kaafi 1/373).
84. Nabi Danial pernah
mengancam Allah.
Dari Abi Ja’far ia berkata :
Sesungguhnya Allah telah menyuruh Nabi Dawud a.s. agar menemui hambaNya Danial
dan berkata padanya : Wahai Danial, kamu telah melakukan kesalahan tiga kali
dan Aku (Allah) telah mengampuninya bila kesalahan itu kau ulang yang keempat
kalinya maka tidak Ku ampuni.
Kemudian Danial berdoa pada
Allah pada waktu sahur: Demi KeagunganMu sungguh bila engkau tidak mau
menjagaku dari perbuatan dosa , maka aku pasti berbuat durhaka, berbuat
durhaka, berbuat durhaka. (Al Kaafi 2/316).
85. Apa yang harus diucapkan
sehabis tertawa terbahak-bahak.
Abi Ja’far berkata : Bila kau
telah selesai tertawa terbahak-bahak berdoalah (ya Allah janganlah kau
memurkaiku (Al Kaafi 2/487).
86. Tidak perlu lagi berdoa
kepada Allah jika sudah bershalawat.
Dari Abi Abdillah berkata :
Bagi seseorang hamba yang punya kepentingan kepada Allah, sanjunglah Allah,
baca Sholawat pada Nabi dan keluarganya sampai lupa kepentingannya, maka Allah
akan memberikan tanpa harus memintanya. (Al Kaafi 2/363).
87. Malaikat dengan 24
wajah.
Dari Abi Hasan : Suatu ketika
Rosulullah sedang duduk. Tiba-tiba datang malaikat dengan 24 wajah, maka lantas
Rosul bertanya : Wahai Jibril, aku belum pernah melihatmu seperti ini. Malaikat
berkata : Wahai Muhammad, Allah mengutusku untuk menjodohkan 2 cahaya. Nabi
bertanya siapa 2 cahaya itu? Malaikat menjawab, “Fatimah dengan Ali”. Setelah
malaikat menoleh tiba-tiba Nabi melihat di punggung Malaikat terdapat tulisan
(Muhammad utusan Allah dan Ali adalah penggantinya). Rosul bertanya sejak kapan
tulisan ini ada, malaikat menjawab semenjak 22 ribu tahun sebelum Allah
menciptakan Adam. (Al Kaafi 1/383).
88. Tafsiran ayat Ar Rahman.
Dalam Tafsir Al Mizan jilid
19, Nurutsaqalain jilid 5 hal 197, tafsir Al Qummi jilid 2 hal 345, ketika
menerangkan makna ayat Ar Rahman ayat 19 “dua laut yang bertemu” yaitu Ali dan
Fatimah.
89. Putri-putri Nabi terjaga
dari menstruasi.
Dari Abi Hasan berkata :
Sesungguhnya putri-putri para Nabi itu tidak pernah menstruasi. (Al Kaafi
1/381).
Dari Abi Ja’far berkata:
Ketika Fatimah dilahirkan, Allah mengutus malaikat untuk menggerakkan lisan
Muhammad agar memberi nama Fatimah, kemudian berkata saya telah menyapihmu
dengan ilmu dan membebaskanmu dari datang bulan. Abu Ja’far berkata : Demi
Allah, Allah telah membebaskan Fatimah dari datang bulan sejak Allah mengambil
perjanjian dari semua makhluk. (Al Kaafi 1 / 382).
90. Membedakan hukuman di
malam hari dengan di siang hari.
Ali berkata, saya bepergian
bersama Rasulullah, tidak ada pelayan selain saya, di malam hari kami tidur
bertiga di bawah satu selimut, Nabi tidur di antara saya dan Aisyah dalam satu
selimut itu karena Nabi tidak memiliki selimut lain. Ketika hendak sholat
malam, Rosul bangun dan meletakkan selimutnya sampai selimut tersebut menyentuh
kasur (Biharul Anwar jilid 40 hal 1, jilid 38 hal 297 dan 314).
Padahal mereka telah
meriwayatkan dari Abi Abdillah terhadap seorang pemuda yang tidur seselimut
dengan seorang wanita, maka keduannya dijilid 100 kali. (Al Kaafi 7 / 182).
Akan tetapi Allamah Majlisi
membedakan antara siang dan malam di mana, bila ditemukan seorang laki-laki dan
perempuan dalam satu selimut di malam hari maka tidak ada hukuman hudud. Adapun
pada siang hari, maka dihukum dengan hukuman hudud. (B. Anwar 76/94).
91. Imam Zainul Abidin
membuat wanita tua menjadi muda.
Seorang wanita Syiah berkata
pada Ali bin Husein, “Saya menemui Ali bin Husein. Umur saya sudah sangat tua +
113 tahun. Badan saya pun telah gemetaran. Saat itu saya lihat ia baru sholat
dan sibuk dalam beribadahnya. Aku merasa putus asa, tidak akan dapat menemuinya.
Tiba-tiba ia menunjuk saya dengan jari telunjuknya, dan tiba-tiba aku kembali
muda ( Al Kaafi: 1 / 347).
92. Bermusyawarah dengan
Hajar Aswad.
Orang Syiah bercerita,
“Tatkala Husein dibunuh, Muhammad Ibnul Hanifah diutus untuk menemui Ali Ibnul
Husein. Ia berkata padanya: Ayah telah dibunuh. Sholatkanlah ayahmu. Saya ini
pamanmu dan wakil ayahmu, aku dilahirkan lebih dulu, lebih tua, maka aku lebih
berhak menasehatimu. Maka janganlah kamu membantahku dan mempermasalahkan
imamah, wasiat dan lain-lain.
Ali bin Husein menjawab :
Mari kita selesaikan masalah ini di dekat Hajar Aswad, kita tanyai dia dan kita
jadikan hajar aswad sebagi penengah di antara kita. Pergilah mereka berdua ke
tampat Hajar Aswad di Ka’bah. Sesampai di sana Ali menyuruh Muhammad agar
segera dan berdoa agar Allah berkenan menjadikan Hajar Aswad dapat berbicara,
lalu tanyailah hajar aswad itu. Maka Muhammad segera memohon pada Allah dengan
sungguh2 dan penuh kekhusyu’an. Tapi Hajar Aswad tetap diam seribu bahasa.
Kemudian Ali berdoa, dan tiba-tiba bergerak dan hampir jatuh dari tempatnya,
dan Hajar Aswad berbicara dengan bahasa Arab fasih :”Ya Allah sesungguhnya
wasiat dan Imamah itu Pada Ali Ibnul Husain” (Al Khaafi 1/348).
93. Duduk diatas bara api.
Diceritakan dari Musa bin Ja’far,
saat terjadi perebutan dengan saudaranya yang lebih tua yang bernama Abdullah
(anak Imam Ja’far yang tertua) dalam masalah Imamah. Musa menyuruh mengumpulkan
kayu bakar di tengah rumahnya lalu ia menyuruh Abdullah datang ke rumah. Sampai
di rumah ternyata dalam rumah Musa sedang duduk bersama beberapa orang Imamiyah
(bermazhab Syi’ah). Setelah Musa duduk di dalam rumah, dia menyuruh seseorang
untuk melemparkan api ke arah kayu. Maka terbakarlah kayu tersebut. Sebentar
kemudian kayu menjadi bara. Kemudian Musa duduk diatas bara, dan memulai
berbicara sesaat dengan para orang-orang. Kemudian berdiri dan
mengibas-ngibaskan pakaianya dan kembali pada majelis dan berkata pada
saudaranya Abdullah. Bila mengira bahwa engkau yang berhak yang menjadi Imam
setelah ayahmu. Maka duduklah ditempat itu. (di atas api). (Kasyful ghummah
karangan Arbali jilid 3 hal 73).
Kulaini mengisahkan cerita
yang lain untuk membuktikan bahwa. Musa bin Ja’far lebih berhak dari
saudara2nya yang lebih tua untuk menjadi imam, pada suatu ketika ada seseorang
datang ke Musa bin Jafar dan bertanya tentang Imam, siapakah sebenarnya yang
menjadi imam? Musa ia berkata : Bila aku memberi tamu apakah kau akan menerima?
Ia berkata : Ya saya menerima. Musa ia berkata : Dia adalah aku. Ia berkata :
Adakah sesuatu yang dapat membuktikan bahwa anda adalah Imam? Musa ia berkata :
Pergilah ke pohon itu, katakan kepadanya, bahwa Musa menyuruhnya agar pohon itu
datang menghadap Musa. Ia berkata : Saya mendatanginya dan menyaksikannya
benar-benar telah berjalan pelan2 sampai ke hadapan Musa. Lalu Musa menyuruh
pohon itu kembali. (Ushulul Kafi 1/253).
94. Tongkat dapat berbicara.
Syiah Rhofidhul menetapkan
Muhamad bin Ali Aridho sebagai Imamnya. Suatu hari ada seseorang yang datang
ingin menanyakan suatu perkara namun orang tersebut malu mengutarakannya.
Muhamad bin Ali berkata saya akan memberitahukanmu tentang yang akan kau
tanyakan, pasti kamu ingin bertanya tentang imam? Ya. Demi Allah; Imam berkata
: Imam itu adalah saya. Aku berkata : “Apakah anda memiliki bukti? Di tangan
Imam ada sebuah tongkat lalu tiba-tiba tongkat itu berbicara : “Sesungguhnya
Tuanku ini adalah Imam dan hujjah di zaman sekarang ini.(Ushulul Al Kafi :
1/353).
95. Allah menziarahi kuburan
Husein.
Diriwayatkan oleh Kulaini dan
lainnya bahwa Abu Abdillah memarahi orang yang mengunjunginya tapi tidak mau
berziarah kekuburan Ali. Dia berkata: “Kalau kamu itu bukan orang Syiah aku
tidak pernah akan melihatmu. Mengapa kamu tidak mau berziarah ke makam yang
diziarahi oleh Allah, malaikat dan para nabi? (Alkafi 7/580 Tahzibul Ahkam
6/20, Wasa’ilusyi’ah 14/375 Biharul Anwar 25/361 Kamiluziyarot hal 38 kitabul
Mazar hal 19).
Mendengar hal ini, salah
seorang sahabat Abu Abdillah berkata demikian “Demi Allah, saya berangan-angan
seandainya saya menziarahi kubur Ali dan tidak pergi melaksanakan Ibadah Haji.
(Al Kafi jilid 4/583)
Oleh Abu Fahd Negara Tauhid,
dengan menukil dari berbagai macam sumber.
Baca juga:
Terkait
Berikut ini Kebiadaban Syiah Kepada
Ahlus Sunnah di SuriahIn "ahlul bait"
Pengkhianatan SYIAH Kepada Ahlul Bait,
BONUS Ebook,silahkan DownloadIn "Belajar Nasehat"
ikutisalafi
November 1, 2012 pukul 6:19 am
hua..ha..ha…ha…ha…
cengar cengir sendiri ana baca fatwa agama syiah ampe diliatin orang ko nyengir
sendri…
Betul kata Al-imam ‘Amir
Asy-Sya’bi rohimahulloh : “aku tidak pernah melihat kaum yang lebih dungu dari
syiah” . As-Sunnah,2/549,Abdullah bin Al Imam Ahmad.
he..he..he..
kaya gitu dibilang madzhab kelima, madzhabnya yahudi hitam si abdullah bin
saba’ kali ya,..
heran, sudah kaya gitunya kok pengikutnya ngga mikir juga,.
Abdullah bin Saba’ adalah seorang pendeta Yahudi dari
Yaman yang pura-pura masuk Islam pada akhir kekhalifahan ‘Utsman radiallahu
‘anhu. Dialah orang yang pertama mengisukan bahwa yang berhak menjadi khalifah
setelah Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wasallam adalah Ali Shallallahu
‘AlaihiWasallam. Tetapi pada abad ke-14, dimunculkanlah isu bahwa Abdullah bin
Saba’ itu adalah manusia bayangan. Mungkin didorong oleh rasa tidak enak,
karena timbul imajinasi bahwa ajaran Syi’ah itu berasal dari Yahudi.Tetapi itu
merupakan fakta sejarah yang telah dibakukan,diakui oleh ulama-ulama Syi’ah
pada jaman dahulu hingga sekarang. Sungguh keliru orang yang mengatakan bahwa
tidak ada perbedaan antara Sunni dan Syi’ah, kecuali sebagaimana perbedaan yang
terjadi antara madzhab yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali) dan
masalah-masalah furu’iyah ijtihadiyyah! Ketahuilah bahwa Syi’ah adalah agama di
luar Islam.Perbedaan antara kita kaum Muslimin dengan Syi’ah sebagaimana
berbedanya dua agama dari awal sampai akhir yang tidak mungkin disatukan,
kecuali salah satunya meninggalkan agamanya.Agar para pembaca mengetahui
bashirah (yakni hujjah yang kuat dan terang naqliyyun dan aqliyyun) bahwa
Syi’ah adalah dien/agama, maka di bawah ini kami tuliskan sebagian dari aqidah
Syi’ah yang tidak seorang Muslim pun meyakini salah satunya melainkan dia telah
keluar dari Islam.
1. Mereka mengatakan bahwa Allah Ta’ala tidak
mengetahui bagian tertentu sebelum terjadi. Dan mereka sifatkan Allah Ta’ala
dengan al-Bada’ yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala baru mengetahui sesuatu setelah
terjadi. (Dinukil dari kitab Syi’ah wa Tahrifu al-Qur’an olehSyaikh Muhammad
Malullah halaman 17, nukilan dari kitab al-Anwaaru an-Nu’maaniyyah (I/31) salah
satu kitab terpenting Syi’ah).
2. Tahriful Qur’an (Perubahan Al-Qur’an).
Yakni mereka mengi’tiqadkan telah terjadi perubahan besar-besaran di dalam
Al-Qur’an. Ayat-ayat dan surat-suratnya telah dikurangi atau ditambah oleh para
shahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di bawah pimpinan tiga khalifah yang
merampas hak ahlul bait, yaitu AbuBakar, ‘Umar dan ‘Utsman radhiallahu ‘anhum
ajmain. (ibid)
3. Al Qur’an yang sekarang sudah tidak asli.
Mereka juga mengatakan bahwa Al-Qur’an yang ada ditangan kaum Muslimin dari
zaman shahabat sampai hari ini tidak asli lagi. Kecuali Al-Qur’an mereka yang
tiga kali lebih besar dari Kitabullah yang mereka namakan mushaf Fatimah yang
akan dibawa oleh Imam Mahdi. (ibid)
Al-Kusyi pula berkata: “Tidak sedikitpun isi kandungan di dalam al-Quran (yang
digunakan oleh Ahli Sunnah wal-Jamaah sekarang, Pent.) yang boleh kita jadikan
pegangan”.[ Lihat: As-Safi. (1/33)]
4. Menuhankan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Lihatlah kepada sebagian perkataan ulama mereka tentang Ali bin Abi Thalib yang
kata mereka –secara dusta- telah mengatakan:Demi Allah. Sesungguhnya akulah
yang bersama Ibrahim di dalam api, dan akulah yang menjadikan api itu dingin
dan selamatlah Ibrahim. Dan aku bersama Nuh didalam bahtera (kapal), dan akulah
yang menyelamatkannya dari tenggelam. Dan aku bersama Musa, lalu aku ajarkan ia
Taurat. Dan akulah yang membuat Isa dapat berbicara di waktu masih bayi dan
akulah yang mengajarkannya Injil. Dan aku bersama Yusuf di dalam sumur, lalu
aku selamatkan ia dari tipu daya saudara-saudaranya. Dan aku bersama Sulaiman
di atas permadani (terbang),dan aku-lah yang menundukkan angin untuknya).
(ibid)
5. Bahwa Imam-imam mereka lebih tinggi derajatnya
daripada para malaikat dan para Rasul/Nabi.
Lihatlah apa yang dikatakan Khomeini, pemimpin besar agama Syi’ah di dalam
kitabnya al-Hukuumatu al-Islamiyyah (hal. 52): ”Dan sesungguhnya yang
terpenting dari madzhab kami, sesungguhya imam-imam kami mempunyai kedudukan
(maqam) yang tidak bisa dicapai oleh seorang pun malaikat yang muqarrab/dekat
dan tidak oleh seorangpun Nabi yang pernah diutus.”Maksudnya, imam-imam mereka
itu jauh lebih tinggi daripara malaikat dan sekalian Nabi yang pernah diutus.
Inilah salah satu penghinaan terbesar Khomeini kepada seluruh Malaikat dan para
Nabi semuanya (termasuk Jibril dan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam,berpegang kepada keumuman lafadz yang diucapkan Khomeini).
6. Percaya kepada Reinkarnasi.
Di antara I’tiqad Syi’ah yang terpenting dan menjadi salah satu asas agama
mereka adalah aqidah raj’ah, yaitu keyakinan hidup kembali di dunia inisesudah
mati, atau kebangkitan orang-orang yang telah mati di dunia. Peristiwanya
terjadi ketika Imam Mahdi mereka bangkit dan bangun dari tidur panjangnya yang
sampai sekarang telah seribu tahun lebih (karena selama ini ia bersembunyi di
dalam gua). Kemudian dihidupkanlah kembali seluruh imam mereka dari yang
pertama sampai yang terakhir tanpa terkecuali Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wa
Aalihi Wasallam dan putri beliau Fatimah. Kemudian dihidupkan kembali pula
musuh-musuh Syi’ah yang terdepan yakni Abu Bakar, Umar dan Utsman dan seluruh
shahabat dan seterusnya. Mereka semua akan diadili, kemudian disiksa di depan
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wasallam karena telah mendzalimi ahlul
bait, merampas imamah dan seterusnya.(Lihat kitab mereka, Haqqul Yaqin, Hal.
347).
7. Taqiyyah (berdusta).
Berkata Mufid dalam kitabnya Tashhiihal-I’tiqaad, menerangkan pengertian
taqiyah dikalangan Syi’ah:”Taqiyah adalah menyembunyikan kebenaran dan menutupi
keyakinannya, serta menyembunyikannya dari orang-orang yang berbeda dengan
mereka dan tidak menampakkannya kepada orang lain karena dikhawatirkan akan
berbahaya terhadap aqidah dan dunianya.” Ringkasnya, taqiyah adalah berdusta
untuk menjaga rahasia. Bahkan terkadang mereka berpenampilan seolah-olah
mencintai Ahlus Sunnah, sehingga semua ini menjadikan orang-orang yang polos di
kalangan Ahlus Sunnah tertipu dan terpedaya oleh mereka. Syi’ah mensyari’atkan
dusta yang merupakan aqidah yang harus dipercayai dan bahkan masuk dalam rukun
iman, sebagaimana disebutkan dalam kitab mereka:
– ”Kulani menukil dari Abdullah, ia berkata: Taqwalah atas agamamu dan
berhijablah dengan “taqiyah”, maka sesungguhnya tidak sempurna iman seseorang
apabila tidak berdusta (taqiyah). (Ushulul Kaafi hal. 483. Al Kaafi merupakan
salah satu kitab pegangan pokok mereka dalam hal aqidah dan agama Syi’ah
Imamiah).
– Kulaini mengatakan dari Abdullah ia berkata: Adalah Bapakku mengatakan: “Dan
apakah yang dapat menenangkan pikiranku selain berdusta (taqiyah). Sesungguhnya
taqiyah adalah surga bagi orang yang beriman.” (Ushul Al-Kaafi hal.484).
– Jagalah agama kalian dan lindungilah dengan taqiyah, sesungguhnya tidak
beriman bagi siapa yang tidak bertaqiyah. (Al Kulani dalam Ushul Al-Kafi,
I/218).
– Diriwayatkan dari Ali bin Muhammad: “Wahai Daud! Sekiranya kamu mengatakan
bahawa orang yang meninggalkan taqiyah sama seperti orang yang meninggalkan
solat, maka sesungguhnya betullah kata-katamu itu”.[ Lihat: Wasail asy-Syiah
(X1/466). Cetakan Tehran.]
Dengan taqiyah, seakan mereka menunjukkan iltizam-nya tehadap hukum Islam.
Saling menolong dengan dasar cinta dan kasih sayang dengan kaum Muslimin.
Padahal kenyataannya mereka berlepas diri dari kaum Muslimin.Mereka menganggap
bahwa Ahlus Sunnah lebih kafir daripada orang-orang Yahudi, Majusi dan Musyrik.
Mereka juga memandang bahwa mereka tidak mungkin bertemu dengan kaum Muslimin
dalam masalah agama.
8. Mengkafirkan para Shahabat Nabi.
– Abu Ja’far berkata: “Semua manusia (kaum muslimin Ahli Sunnah wal-Jamaah)
menjadi Ahli Jahiliyah (kafir/murtad setelah kewafatan Rasulullah) kecuali
empat orang, Ali, Miqdad, Salman dan Abu Dzar”.[ Lihat: Tafsir as-Safi.
(1/389)]
– Al-Kulaini [nama penuhnya Muhammad bin Yakub al-Kulaini. Meninggal dunia pada
328H] mensifatkan Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman telah keluar dari kalangan orang
yang beriman (murtad/kafir) lantaran tidak melantik Ali sebagai khalifah
setelah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa-sallam wafat. [Lihat: Usul al-Kafi.
(1/488).]
– Malah al-Kulaini mengkafirkan seluruh penduduk Mekkah dan Madinah. Menurut
Kulaini: “Penduduk Madinah lebih buruk dari penduduk Mekkah dan penduduk Mekkah
telah kufur kepada Allah dengan terang-terang”. [Ibid. (2/409)]
– Al-Kulaini juga menetapkan dalam kitabnya al-Kafi:
“Sesiapa yang tidak beriman kepada Imam Dua Belas maka dia adalah kafir
walaupun dia keturunan Ali atau Fatimah”.[ Lihat: Al-Kafi. (1/372-374)]
– Al-Majlisi seorang ulama besar Syiah menegaskan: “Bahwa mereka (Abu Bakar,
‘Umar dan ‘Utsman) adalah pencuri yang khianat dan murtad, keluar dari agama,
semoga Allah melaknat mereka dan semua orang yang mengikut mereka dalam
kejahatan mereka, sama ada orang dahulu atau orang-orang kemudian”.[ Lihat: بحار الانوار. (4/385).
Muhammad Baqir al-Majlisi]
– Budak Ali bin Husin berkata: “Saya pernah bertanya kepada Ali bin Husin
tentang Abu Bakar dan ‘Umar. Maka dia menjawab: Keduanya kafir dan sesiapa yang
mencintainya juga kafir”. [ Ibid. (2/216)]
– Abu Basir (ulama Syiah) menegaskan: “Sesungguhnya penduduk Mekkah telah kufur
kepada Allah secara terang-terang dan penduduk Madinah lebih buruk dari
penduduk Mekkah, lebih buruk tujuh puluh kali dari penduduk Mekkah”.[ Ibid.
(2/410)]
9. Menolak Hadits-hadits walaupun hadits tersebut
shahih yang datang dari Muhaddits Ahlus Sunnah, seperti Imam Bukhari, Muslim,
Turmizi dan yang lainnya. Syiah hanya menerima hadis yang diriwayatkan oleh
perawi Ahli Bait. Menurut Syiah hadis bukan semata-mata dari Nabi tetapi dari
Imam Dua Belas yang maksum. Nilai perkataan imam yang maksum senilai dengan
wahyu dan sabda nabi. [Keyakinan bahawa para imam maksum menjadikan semua
perkataan yang keluar dari mereka adalah sahih. Maka tidak diperlukan menyandarkan
sanadnya kepada Rasulullah s.a.w sebagaimana di kalangan Ahlu Sunnah
wal-Jamaah. Lihat: Tarikh al-Imamiyah. Hlm. 140. Abdullah Faiyad.]
10. Mengkafirkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan
menyatarakannya dengan orang-orang kafir, musyrikin lagi najis.
Begitu juga ulama Syiah mengkafirkan pengikut mazhab Syafi’i, Hambali, Maliki
dan Hanafi karena mereka digolongkan sebagai an-Nasibi.
– Menurut ulama Syiah lagi: “Dalam kalangan ulama (Ahli Sunnah) dari Malik, Abi
Hanifah, Syafi’i, Ahmad dan Bukhari semua mereka kafir dan terlaknat”. [Lihat:
Asy-Syiah wa as-Sunnah. Hlm. 7. Ihsan Ilahi Zahiri.]
– Keyakinan Syiah yang sesat ini diambil dari keterangan ulama mereka Syeikh
Husin al-‘Usfur ad-Darazi al-Bahrani. Beliau menegaskan: “Riwayat-riwayat para
imam menyebutkan bahawa an-Nasibi (si Kafir) adalah mereka yang digelar Ahli
Sunnah wal-Jamaah”. [Lihat: Al-Masail al-Khurasaniyah. Hlm. 147]
– Berkata Abu Qasim al-Musawi al-Khuri (ulama besar Syiah): “Najis ada sepuluh
jenis, yang ke sepuluh adalah orang kafir, iaitu yang tidak beragama atau yang
beragama bukan Islam atau beragama Islam menolak yang datang dari Islam. Dalam
hal ini tidak ada perbezaan antara murtad, kafir asli, kafir zimmi, Khawarij
yang ghalu atau an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah)”.[ Lihat: Manhaj Shalihin.
(1/116).]
– Berkata Ruhullah al-Musawi (ulama Syiah): “Sesungguhnya an-Nasibi (Ahli
Sunnah wal-Jamaah) dan Khawarij dilaknati Allah Subhanahu wa-Ta’ala. Keduanya
adalah najis tanpa diragukan lagi”.[ Lihat: Tahrirul al-Wasilah. (1/116).
Cetakan Beirut.]
11. Meyakini bahwa darah dan harta orang-orang Ahlus
Sunnah adalah Halal.
– Berkata Muhammad bin Ali Babawaihi al-Qummi, dia meriwayatkan dari Daud bin
Farqad: “Aku bertanya kepada Abu Abdullah ‘alaihis salam: Bagaimana pendapat
engkau membunuh an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah)? Dia menjawab: Halal
darahnya akan tetapi lebih selamat bila engkau sanggup menimpakan dengan tembok
atau menenggelamkan (mati lemas) ke dalam air supaya tidak ada buktinya. Aku
bertanya lagi: Bagaimana dengan hartanya? Dia menjawab: Rampas sahaja semampu
mungkin”.[ Lihat: 'Ilal asy-Syar'i. Hlm. 44. Cetakan Beirut.]
– Berkata Abu Ja’far ath-Thusi (ulama Syiah): “Berkata Abu Abdullah ‘alaihis
salam (Imam as-Sadiq): Ambillah harta an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah) dari
jalan apapun kamu mendapatkannya dan berikan kepada kami seperlima”.[ Lihat:
Tahzibul Ahkam. (1V/122) Cetakan Tehran.]
– Yusuf al-Bahrani berkata (ulama Syiah): “Dari dahulu sehinggalah sekarang,
bahawa an-Nasibi kafir dan najis secara hukum, dibolehkan mengambil segala
harta benda mereka bahkan dihalalkan membunuhnya”.[ Lihat: Al-Hadiq an-Nadirah
Fi Ahkam al-Atraf at-Tahirah. (X11/323-324).]
12. Menghalalkan Nikah Mut’ah (Kawin Kontrak).
– Mereka juga berdusta atas nama Ja’far Ash-Shadiq, alim yang menjadi lautan
ilmu ini! dikatakan oleh mereka telah bersabda: “Mut’ah itu adalah agamaku dan
agama bapak-bapakku. Yang mengamalkannya, mengamalkan agama kami dan yang
mengingkarinya mengingkari agama kami, bahkan ia memeluk agama selain agama
kami. Dan anak dari mut’ah lebih utama dari pada anak istri yang langgeng. Dan
yang mengingkari mut’ah adalah kafir murtad.” (Tafsir Manhaj Asshadiqin
Fathullah Al-Kasyani hal.356)
– Mereka juga berbohong atas nama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam,
mereka mengatakan bahwa beliau bersabda: “’Barangsiapa melakukan mut’ah sekali
dimerdekakan sepertiganya dari api neraka, yang mut’ah dua kali dimerdekakan
dua pertiganya dari api neraka dan yang melakukan mut’ah tiga kali dimerdekakan
dirinya dari neraka.”
– Mereka menambah tingkat kejahatan dn kesesatan merea dengan meriwayatkan atas
nama Rasulullah Shallallhu‘alihi wasallam: “Barangsiapa melakukan mut’ah dengan
seorang wanita Mukminah, maka seoloh-olah dia telah berziarah ke Ka’bah
(berhaji sebanyak 70 kali).(‘Ujalah Hasanah Tarjamah Risalah Al Mut’ah oleh
Al-Majlisi Hal.16).
– Abu Ja’far Ath-Thusi menukil bahwa Abu Abdillah Alaihis-Salam (Imam mereka
yang di anggap suci) ditanya tentang mut’ah apakah hanya dengan empat wanita?
Dia menjawab, “Tidak, juga tidak hanya tujuh puluh. ”Sebagaimana dia juga
pernah ditanya apakah hanya dengan empat wanita?
Dia menjawab, “Kawinlah (secara mut’ah) dengan seribu orang dari mereka karena
mereka adalah wanita sewaan, tidak ada talak dan tidak ada waris dia hanya
wanita sewaan.”(At-Tahdzif oleh Abu Ja’far Aht-Thusi, Juz III/188)
– Mereka menisbatkan kepada imam keenam. yang ma’shum dia bersabda, “Tidak
mengapa mengawini gadis jika dia rela tanpa ijin bapaknya.” (At-Tahdzif
Al-Ahkam juz VII/256)
13. Pantat dan paha bukan aurat.
– Karaki berkata bila kamu menutup kemaluanmu maka benar-benar telah menutup
aurat (Al Kaafi 6/501 Tahdzibul Ahkam 1/ 374), sedangkan pantat, yang diangap
aurat adalah lobang dubur, bukan dua pantat, dan paha juga bukan termasuk
aurat.
– Shodiq AS berkata “paha tidak termasuk aurat”, bahkan Imam AL Baqir As telah
mengecat auratnya dan membalut lubang kemaluannya (Jamial Maqosid Lilkaraki 2 /
94. Al Mu’tabar karangan Al Hulli 1 / 222 Muntaha Tolab 1/39, Tahrirul
Ahkam1/202,semuanya karangan Al Hulli Madarikul Ahkam 3/191)
– Abu Hasan Al Madhi : “bahwa aurat itu hanya ada dua yaitu lubang depan dan
lubang belakang, lubang belakang sudah ditutup oleh pantat, apabila kamu telah
menutup keduanya maka berarti telah menutup auratnya, karena selain itu bukan
tempat najis, maka bukanlah aurat, seperti betis”.( Al Kaafi 6 / 51, Tahzibul
Ahkam 1/374 Wasa’ilusyiah 1/365 Muntaha Tolab 4/269 Al Khilaf karangan Tusi
1/396).
Dari Abu Abdullah As berkata: “ paha tidak termasuk aurat” (Tahdhibul Ahkam 1/
374, Wasa’ilusyiah jilid 1 hal 365).
14. Kotoran para imam bisa menyebabkan masuk surga.
Kotoran dan air kencing para imam bukan sesuatu yang menjijikan dan tidak
berbau busuk, bahkan keduanya bagaikan misik yang semerbak. Barang siapa yang
meminum kencing, darah dan memakan kotoran mereka maka haram masuk neraka dan
wajib masuk surga (Anwarul Wilayat Liayatillah Al Akhun Mulla Zaenal Abidin Al
Kalba Yakani : th 1419 halaman 440).
Abu Jafar berkata : “ciri-ciri Imam ada 10 :
– Dilahirkan sudah dalam keadaan berkhitan.
– Begitu menginjakkan kaki di bumi ia mengumandangkan dua kalimat syahadat.
– Tidak pernah junub.
– Matanya tidur hatinya terbangun.
– Tidak pernah menguap
– Melihat apa yang di belakangnya seperti melihat apa yang di depannya.
– Bau kentut dan kotorannya bagaikan misik.
(Al Kaafi 1/319) Kitabul Hujjah Bab Maulidul Aimmah)
15. Bolehnya menyodomi istri (menyetubuhi lewat dubur)
– Disebutkan dalam buku Al-Istibshar yang diriwayatkan dari Ali bin Al-Hakam,
ia berkata, “Saya pernah mendengar Shafwan berkata” saya berkata kepada
Ar-Ridha, “Seorang budak memperintah saya untuk bertanya kepadamu tentang suatu
masalah yang mana ia malu menanyakan langsung kepadamu”, maka ia berkata, “Apa
masalah itu?”, ia menjawab, “Bolehkah seorang laki-laki menyetubuhi istrinya
dari duburnya”, maka ia menjawab, “Ya, boleh baginya”.
– Dalam kitab Tahrirul Wasilah hal 241- masalah ke 11. Khumaini berkata :
“pendapat yang kuat dan terkenal adalah diperbolehkan menyetubuhi istrinya
lewat lubang belakang walaupun hal itu sangat dibenci”
16. Dibolehkan meminjamkan istri atau wanita kepada
seseorang.
– Abu Ja’far Muhammad Ibnu Hasan At-Thusi menyebutkan dari Muhammad bin Muslim
dari Abu Ja’far, ia berkata: Aku tanyakan kepadanya: “Halalkah laki-laki
meminjamkan pada temannya tubuh puterinya untuk disetubuhi?” Jawabnya: “Boleh.
Bahwa halal bagi dia sebagaimana halal bagi temannya meminjamkan
kemaluan putrinya untuk disetubuhi.” (Al-Istibshar Juz III hal. 136).
– Muhammad Ibnu Mudharrib berkata: Berkata kepadaku Abu Abdullah: “Hai
Muhammad, ambillah putri ini untuk melayanimu dan untuk kamu setubuhi. Maka
bila kamu telah selesai menyetubuhinya, kembalikan dia kepadaku.” (Al Istibshar
Juz III hal. 136 dan dalam Furu’ul Kaafi hal. 200).
17. Dibolehkan melampiaskan syahwat kepada bayi dan
sesama jenis.
– Khumaini berkata : “Semua bentuk menikmati, seperti meraba dengan penuh
syahwat, memeluk , dan adu paha boleh walaupun dengan bayi yang sedang
menyusui”. Tahrirul Wasilah 2/216.
– Alkhui : ia memperbolehkan seorang laki-laki memegang-megang atau bermain dengan
aurat laki-laki lain atau wanita bermain dengan alat kelamin wanita lain bila
sebatas gurau dan canda sebatas tidak menimbulkan syahwat. Sirotunnajah fi
Ajwibatil istifta’at jilid 3
18. Peziarah kuburan Husein lebih mulia dari jama’ah
haji yang wukuf di Arafah.
Mereka berkta: Bahwasanya Allah memandangi para penziarah kuburan Husain pada
sore hari Arafat sebelum melihat pada jamaah haji yang sedang wukuf. Abu
Abdillah berkata : “Karena di arafah terdapat anak haram sedangkan di kuburan
Husein tidak ada anak haram di sana (karena selain syiah adalah anak haram ).
[Kitab Al Wafi jilid 2 - juz 8 hal 222]. Maksud anak zina bagi syiah adalah
kaum muslimin selain pengikut Syi’ah.
19. Selain anak Syi’ah adalah anak haram semua.
– Dalam Al Kafi jilid 8 hal 285 : Setiap orang adalah anak zina kecuali Syiah.
– Dalam tafsir Ayyasyi jilid 2 hal 218 dan Al Burhan jilid 2 hal 139 : setiap
anak yang lahir di tunggui oleh iblis, bila yang lahir itu berasal dari
kelompok Syiah maka terjaga dari iblis, bila bukan dari kelompok Syiah maka
syetan meletakkan jari-jarinya pada lambung belakang anak laki-laki agar kelak
menjadi orang tercela dan bila kelamin perempuan agar kelak menjadi pelacur.
20. Taat kepada Ali lebih penting dari pada taat
kepada Allah.
Dalam mukadimah tafsir Al Burhan tercantum : bahwa Allah berfirman Ali bin Abi
Tholib adalah hujjahKu di atas ciptaan-Ku. Saya tidak akan memasukkannya ke
neraka siapa yang memberikan haknya walau dia mendurhakai-Ku dan tidak akan
saya masukkan surga orang yang mengingkarinya walau ia taat pada-Ku (Al Burhan
hal 23).
21. Dunia dan Akhirat adalah milik Imam-imam mereka.
– Dunia dan akhirat adalah milik Imam, terserah, mau diberikan sama siapa saja
itu terserah pada para Imam (Al Kafi 1/337).
– Mereka yang menguasai kunci kekayaan yang ada di bumi, kapan saja boleh
mengeluarkan emas-emas yang ada di dalam tanah itu (al Kaafi 1/394).
– Diperbolehkan Towaf pada kubur Nabi dan kubur para Imam (Al Kafi jilid 1 hal
287).
– Imam Hasan Askari berkata : “sesungguhnya kami para penerima wasiat Imamah
tidaklah dikandung didalam perut melainkan di pinggang dan tidak dilahirkan
lewat rahim melainkan lewat paha sebelah kanan karena kami titisan cahaya Allah
yang bersih dan tidak terkena kotoran sama sekali”. (Kamaluddin 390, 393
Biharul Anwar jilid 51 hal 2, 13,17, 26 , Itsbatul Hudat jilid 3 hal 409,414
I’lamul Wara hal 394 Dala’ilul Imamah 264).
22. Para imam mengetahui segala sesuatu termasuk
perkara ghaib dan juga mendapat wahyu.
– Para imam mengetahui apa yang ada dilangit, bumi, surga, neraka , mereka
mengetahui apa yang telah terjadi dan semua yang terjadi kemudian.(Al Kafi
jilid 1 hal. 204) ciptaan Allah dan yang akan diciptakan.
– Mereka mengetahui seluruh ucapan-ucapan manusia, burung, binatang dan segala
yang bernyawa Barang siapa tidak bersifat demikian maka dia bukan Imam(Al Kaafi
1/225).
– Para imam mendapatkan wahyu yang seperti diceritakan oleh Abi Jafar ia
berkata : “Allah tidak akan menurunkan ilmu kecuali kepada keluarga Nabi dengan
perantara Jibril as” (Al Kaafi 1/330).
– Seorang Imam tidak akan wafat sebelum mengetahui siapa penggantinya. (Al Kafi
jilid 1 hal 218).
23. Nabi Muhammad dan para Nabi lainnya akan masuk
neraka.
Dari Abi Abdilah ia berkata : “ lalu diperlihatkan api neraka pada mereka, lalu
berkata, “masuklah kalian ke neraka dengan izinku!”. Orang pertama yang masuk
neraka adalah Muhammad SAW, kemudian di ikuti oleh para Ulul Azmi, para pewaris
dan pengikutnya, lalu dia berkata pada manusia golongan kiri (Ashabusyimal)
masuklah ke neraka dengan ijin saya, mereka menjawab ya Tuhan apakah kau
ciptakan kami untuk dibakar, ia berkata kepada Ashhabul Yamin keluarlah kalian
dari neraka atas ijinku. Api Neraka tidak sedikitpun melukai mereka (Al Kaafi
2/9).
24. Khasiat tanah dan debu kuburan ahlu bait.
– Abas Alqummi berkata : “para ulama melarang memakan debu dan tanah kecuali
yang berasal dari kuburan Husain. Sebatas untuk pengobatan bukan untuk
menikmati dan ini hanya sebatas biji kecil, lalu diletakkan dimulut dan ditelan
dengan air secukupnya sambil berdoa ya Allah berikan rizqi yang luas yang
bermanfaat dan disembuhkan dari berbagai penyakit (Mafatihul Jinan 547)
Saya takut rizki yang luas itu berupa sakit keras dan batu-batuan itu merusak
ginjal.
Khasiat debu seperti madu
– Tanah pusara Husain menurut kepercayaan mereka berkhasiat menyembuhkan
berbagai penyakit, dan menghilangkan rasa takut, bila diminum orang yang sakit
akan menjadi sembuh, bila diletakkan bersama jenazah dalam liang lahat maka dia
akan aman dari siksaan kubur, bila dibawa seseorang dan dimain-mainkan maka dia
mendapatkan pahala orang yang bertasbih, karena tanah itu dapat bertasbih
sendiri(Biharul Anwar 11/118/140 Amali Tusi 1/326 Wasa’ilusyi’ah 10/415 )
– Abu Abdullah berkata: sesungguhnya Allah telah menjadikan debu kakekku Husain
suatu obat dari segala penyakit dan menghilangkan rasa takut, jika salah
seorang kalian memegangnya, maka hendaknya dicium, diletakkan di matanya dan
menyapu dengan debu itu seluruh badannya sambil berdoa : Ya Allah, dengan hak
tanah ini dan Hak yang tinggal di dalamnya (Amali Tusi 1/326)
25. Fatimah adalah Tuhan yang berwujud seorang wanita
Amiril Mu’minin berkata : “Fatimah bukan wanita biasa melainkan seorang wanita
titisan Tuhan. Tapi dia memiliki sifat manusia seutuhnya. Ia adalah Wanita dari
kerajaan besar yang menampakkan diri dengan wujud manusia bahkan dia adalah
eksistensi tuhan yang berwujud seorang perempuan. (Al Wasilah ilallah karangan
Ibrahim Al Ansari hal-7)
26. Rukun Iman Agama Syi’ah
Rukun iman Agama Syiah berbeda dengan rukum iman Ahli Sunnah wal-Jamaah, karena
rukun iman Syiah hanya lima perkara, yaitu:
– Beriman kepada keEsaan Allah – (التوحيد)
– Beriman kepada Keadilan – (العدل)
– Beriman kepada Kenabian – (النبوة)
– Beriman kepada Imam – (الامانة)
– Beriman kepada Hari Kiamat – (المعاه)
27. Para Nabi dan Rasul belum menyempurnakan agama
ini.
Khumaini mengatakan bahwa para nabi dan rasul belum sempat menyempurnakan
syari’at dari langit (syari’at Allah). Menurut Khumaini, para nabi dan rasul
juga belum berhasil menancapkan tonggak-tonggak keadilan di dunia ini. Adapun
tokoh yang nantinya berhasil membumikan keadilan secara sempurna, menurut Khumaini
adalah Imam Mahdi (versi Syi’ah) yang akan datang.
Klaim ini dilontarkan Khumaini saat merayakan hari kelahiran Al-Mahdi menurut
versi Syi’ah pada 15 Sya’ban 1400H.
28. Nabi wafat akibat diracun oleh istrinya.
Didalam Tafsirul Iyasy 1/200, karya Muhammad bin Mahmud bin Iyasy mengatakan
-dengan dusta- bahwa Abu Abdillah Ja’far Ash Shidiq rahimahullah pernah
berkata: “Tahukah kalian apakah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal
dunia atau dibunuh?” Sesungguhnya Allah telah berfirman yang artinya: “Apakah
jika dia (Muhammad) mati atau dibunuh, kalian akan murtad?” (Ali Imran: 144).
Beliau sebenarnya telah diberi racun sebelum meninggalnya. Sesungguhnya dua
wanita itu (Aisyah dan Hafshah) telah meminumkan racun kepada beliau sebelum
meninggalnya. Maka kami menyatakan: “Sesungguhnya dua wanita dan kedua bapaknya
(Abu Bakar dan Umar) adalah sejelek-jelek makhluk Allah.”
29. Istri-istri Rasulullah adalah wanita keji.
– Dinukilkan secara dusta di dalam kitab Ikhtiyar Ma’rifatur Rijal karya At
Thusi hal. 57-60 bahwa Abdullah bin Abbas pernah berkata kepada Aisyah: “Kamu
tidak lain hanyalah seorang pelacur dari sembilan pelacur yang ditinggalkan
oleh Rasulullah…”
– Dalam kitab Haqqul Yaqin, Muhammad Baqir al-Majlisy hal. 519, disebutkan
dalam bahasa Perancis yang terjemahannya adalah: “Dan aqidah kita (Syi’ah)
adalah bebas dari empat berhala: Abu Bakar, Umar, Utsman dan Mu’awiyah. Dan
bebas dari empat berhala wanita: Aisyah, Hafsah, Hindun dan Ummul Hakam. Serta
bebas pula dari pengikut dan pendukung mereka. Sesungguhnya mereka adalah
sejelek-jelek makhluk ciptaan ALLAH dimuka bumi.”
– Aisyah telah keluar dari iman dan menjadi penghuni jahannam. (Tafsirul Iyasi
2/243 dan 269)
– Aisyah digelari Ummusy Syurur (ibunya kejelekan) dan Ummusy Syaithan (ibunya
syaithan), hal ini dikatakan oleh Al Bayadhi di dalam kitabnya Ash Shirathal
Mustaqim 3/135 dan 161.
– Aisyah telah menggerakkan kaum muslimin untuk memerangi Utsman bin Affan
radhiyallahu ‘anhu (Minhajul Karamah hal. 112, karya Ibnu Muthahhar Al Hilali).
– Aisyah sangat memusuhi dan membenci Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu
sampai meletuslah perang Jamal (An Nushrah hal. 229 karya Al Mufid).
– Aisyah tidak mau bertaubat dan terus menerus memerangi Ali sampai meninggal.
(At Talkhishusy Syafi hal. 465-468).
30. Ziarah ke kuburan al Husein lebih utama dari haji
mabrur dan lainnya.
– Di dalam kitab Al-Irsyad hal.252 karya Al-Mufid bin Muhammad An-Nu’man:
“Ziarah kepada Al-Husain -yaitu kuburnya- radhiyallahu ‘anhu kedudukannya
seperti 100 kali haji mabrur dan 100 kali umrah.”
– Semakin parah lagi ketika mereka -dengan dusta- berkata bahwa Baqir bin
Zainal Abidin rahimahullah berkata: “Dan tidaklah keluar setetes air mata pun
untuk meratapi kematian Al-Husain, melainkan Allah akan mengampuni dosa dia
walaupun sebanyak buih di lautan.” Dalam riwayat lain ada tambahan lafazh: “Dan
baginya Al-Jannah.” (Jala`ul ‘Uyun 2 hal.464 dan 468 karya Al-Majlisi
Al-Farisi)
– Dalam kitab Tahdzib al-Ahkam karya Abu Ja’far ath-Thusy (jilid V, hal 372)
disebutkan, ((Dari Zaid asy-Syahham, dari Abu Abdillah ‘alaihi salam berkata,
“Barang siapa yang ziarah makam Abu Abdillah (Husain) ‘alaihi salam pada hari
‘Asyura sedang dia mengetahui hak-haknya, seakan-akan dia telah menziarahi
Allah di ‘Arsy-Nya”)).
31. Karbala lebih afdhol (utama) dari Ka`bah.
Hal ini tercantum dalam kitab Al Bihaar dari Abi Abdillah bahwasanya ia berkata
: Sesungguhnya Allah telah mewahyukan ke Ka`bah; kalaulah tidak karena tanah
Karbala, maka Aku tidak akan mengutamakanmu, dan kalaulah tidak karena orang
yang dipeluk oleh bumi Karbala (Husain), maka Aku tidak akan menciptakanmu, dan
tidaklah Aku meciptakan rumah yang mana engkau berbangga dengannya, maka tetap
dan berdiamlah kamu, dan jadilah kamu sebagai dosa yang rendah, hina, dina, dan
tidak congkak dan sombong terhadap bumi Karbala, kalau tidak, pasti Aku telah
buang dan lemparkan kamu ke dalam Jahanam. [Kitab Al Bihaar : (10/107)]
Berhubung keterbatasan waktu dan tempat, maka untuk
artikel ini dicukupkan dulu sementara dikarenakan masih banyak lagi fatwa-fatwa
sesat yang mencapai ratusan bahkan ribuan yang keluar dari lisan tokoh-tokoh
penganut agama Syi’ah ini yang tidak mungkin dicantumkan semuanya disini. Insya
Allah jika memungkinkan akan disambung kembali ke edisi berikutnya. Wallahul
Musta’an.
(Dikumpulkan dan diringkas oleh Abu Fahd Negara Tauhid
dengan mengambil dari berbagai sumber).