Selasa, 21 April 2015 - 08:58 WIB
Kaum
SePILIS dan Syiah meradang, sebab kesesatan dua faham yang menjadi benalu di
tubuh NU ini dibongkar oleh NU Garis Lurus
Oleh: Muhammad
Saad
BARU-BARU ini kelompok aktivis muda
Nahdhatul Ulama (NU) mengaku resah atas fenomena lahirnya “NU Garis Lurus”.
Kelompok yang semula hanya muncul di akun Facebook dantwitter ini tiba-tiba pamornya naik.
Alih-alih dinilai banyak meresahkan para
aktivis NU muda, kegeraman terhadap “NU Garis Lurus” yang dipromosikan di
jejaring social membuat namanya kita melejit. Belakangan, kelompok ini juga
melahirkan laman internet dengan alamat;www.nugarislurus.com.
Sebelum ini, fenoma “NU Garis Lurus” telah
membuat banyak kalangan seolah kebakaran jenggot.
Sebut saja misalnya aktivis liberal yang
juga aktiv di PDI-P, Zuhairi Misrawi dalam kicauannya di twitter tanggal 04
April 2015 mengatakan, dirinya baru membolikir NU Garis Lurus yang
dituduhnya sebagai Wahabi dan PKS, “Baru memblokir akun NU Garis Lurus yang
mengaku NU, tapi kicauannya mirip Wahabi dan PKS.”
Mungkin karena geram, dua hari setelah itu,
6 April 2015 ia mengaku telah memblokir akun NU Garis Lurus dan twitternya.
“Setelah ada akun dan web NU Garis Lurus yang ingin wahabisasi NU,kini muncul
antitesanya @NUgarislucu :),” ujarnya.
Fenomena NU Garis Lurus tak hanya
meresahkan Zuhairi. KH Misbahul Munir (LDNU) berkomentar, “Hari hari ini mulai
ada NU Garis Lurus, heran juga. Masuk NU harusnya niat memperbaiki diri
bukan memperbaiki NU.”
Bahkan Nur Khalik Ridwan, menulis artikel
di laman www.gusdurian.net yang menyebut NU Garis Lurus amat
membahayakan apa yang telah diperjuangan Gus Dur dan Gus Mus.
“NU Garis Lurus yang tidak mencantumkan
siapa sebenarnya pengelola dan komunitas mana yang mengembangkan ini, justru
memperkuat dugaan demikian. Web ini berusaha memicu pergolakan internal NU dan
dimanfaatkan oleh orang tertentu, agar lapisan terdidik NU terus menerus
mengurusi soal laten percekcokan sektarian. Yang bisa dimanfaatkan untuk itu
adalah figur-figur seperti Ust. Idrus Ramli, Gus Najih, Gus Luthfi, dan
lain-lain-lain. Dari jantungnya sendiri, mereka menghantam orang-orang yang telah
bertahun-tahun berjuang untuk NU dan menegakkan muruah NU di jagad Indonesia dan dunia,
sepertu Gus Dur dan Gus Mus.” [Nur Khalik Ridwan, “Masalah Pemurniah ASWAJA NU Garis
Lurus ” , Kamis, 02
April 2015, www.gusdurian.net].
Tak terkecuali tokoh Jaringan Islam Liberal
(JIL), Ulil Abshar Abdala ikut pula gerah .
“Akhir-akhir ini ada gerakan yg menamakan
dirinya “NU Garis Lurus”. Namanya sendiri sudah menunjukkan bahwa yg membuat
gerakan ini tak mengerti kultur NU,” ujar Ulil melalui akun twitter @Ulil.
“Kalau NU diluruskan garisnya, maka ya jadi
Wahabi. Garis NU itu lentur; filosofinya seperti tali jagad di logo NU
itu. Talinya lentur dan longgar, tidak ketat,” ujar Ulil Abshar Abdala dalan
akun twitter @Ulil, 7 April 2015.
Mengapa banyak pihak seolah merasa
tersengat?
Sebagaimana tagline kelompok ini yang tertera di laman www.nugarislurus.com, jika kehadirannya
mengembalikan ajaran NU yang dibawa KH Hasyim Asy’ari yang Sunni, tidak
Sekularis, pluralis dan liberalis (SePILIS).
“NU GARIS LURUS adalah merupakan upaya
pengembalian pemahaman warga NU kepada ajaran KH. Hasyim Asy`ari yang murni
Sunni Syafi`i Non SePILIS
(Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme).”[www.nugarislurus.com]
Sebagaimana diketahui, kelompok-kelompok
berpaham liberal dan Syiah dinilai telah banyak menyusup dalam tubuh NU
benar-benar merasa terusik ketika gerakan ini muncul dengan nama “NU Garis
Lurus”, seolah ingin meluruskan pemikiran NU yang sudah tidak murni lagi.
Adalah KH Lutfi Bashori putra KH. Bashori
Alwi sesepuh NU Jawa Timur yang dikenal berdakwah dan fokus pada pembersihan
virus-virus akidah semisal sekularisme, pluralisme dan liberalisme [SePILIS)
dan Syiah dalam tubuh ormas Islam di Indonesia ini.
Pada bulan Februari 2015, ia membidani
lahirnya ASWAJA (Ahlus Sunnah Wal Jamaah)
GARIS LURUS. [Baca: ASWAJA Garis Lurus: Pemerintah Bisa Larang Aktivitas Syiah]
Semula, kelompok ini hanya kumpulan
beberapa aktifis Aswaja yang tergabung dalam Grup
Pejuang ASWAJA, lantas dalam penjabarannya mendapat tambahan GARIS
LURUS dan menjadi Pejuang
ASWAJA Garis Lurus.
Dalam keterangannya di laman www.pejuangislam.com, tambahan Garis Lurus
untuk membedakan dari warga NU (bahkan sebagian tokoh NU), yang sudah keluar
dari ajaran akidah KH. Hasyim Asy’ari sebagai pendiri NU. [Baca: GROUP PEJUANG
ASWAJA GARIS LURUS di http://www.pejuangislam.com/main.php?prm=karya&var=detail&id=913]
Namun belakangan, atas gagasan KH Luthfi
Bashori ini muncul pihak-pihak tertentu dengan membuat Fanspage Facebook dengan nama yang sama. Tepatnya pada
27 Oktober 2014, Fanspage yang berjudul “NU Garis Lurus” dibuat.
Namun KH Luthfi Bashori sendiri dalam
keterangan resmi di situs pribadinya, telah menjelaskan akun Facebook NU Garis Lurus tidak memiliki kaitan dengan Grup ASWAJA Garis Lurus.
Meski tidak ada kaitan antara keduanya,
tetap saja keberadaan Grup ASWAJA Garis Lurus dan akun Facebook NU Garis Lurus mencemaskan kelompok penganut paham
liberal dan pendukung Syiah.
Pertama, kaum SePILIS dan Syiah meradang, sebab kesesatan
dua faham yang menjadi benalu di tubuh NU ini dibongkar oleh NU Garis Lurus.
Bukti kemarahan salah satu dari mereka yang
berfaham liberal adalah sebuah tulisan di web resmi www.nu.or.id dengan judul “Meluruskan
“NU GarisLurus”. Dalam tulisan itu, M. Alim Khoiri menulis:
“‘Kerikil’ terbaru NU saat ini adalah munculnya fenomena “NU GarisLurus”. Ini
mengesankan bahwa ternyata ada juga NU yang tidak lurus. Mirisnya, kelompok
yang mengatas namakan “NU Garis Lurus” ini tak segan – segan mencaci kelompok NU
lain yang tak sependapat dengan mereka. Tokoh-tokoh besar NU macam Gus Dur,
Profesor Quraish Shihab dan Kang Said, artikel ini tak lepas dari serangan
mereka. (M. Alim Khoiri , “Meluruskan “NU GarisLurus” – NU
Onlinewww.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail.)
Penulis artikel ini juga mengatakan bahwa
NU Garis Lurus adalah kelompok yang mengatas namakan NU untuk menandingi
keberadaan faham – faham yang dianggap sesat.
M Alim menulis “Gerakan ini, boleh jadi
merupakan semacam bentuk tandingan atau perlawanan terhadap faham – faham
pemikiran yang mereka anggap sesat macam pluralisme, sekularisme, liberalism
atau faham “Syi’ahisme”.
Menurut mereka, faham – faham tersebut tak
boleh ada dalam NU, tokoh-tokoh NU yang dianggap memiliki prinsip – prinsip
‘terlarang’ itu tak layak dan tak boleh ada dalam NU”.
Dari dua pernayataan di atas, M. Alim
seorang Nahdhiyin yang tampak berpemikiran liberal,
sangat kelihatan emosional dan tidak ilmiah dalam merespon NU Garis Lurus.* (bersambung)…yang geram kehadiran NU Garis Lurus…
Penulis
adalah warna NU, alumni PP Aqdaamul Ulama’ Pandaan-Pasuruan, Anggota Pejuang
Aswaja Garis Lurus