Oleh Syaikh Muhammad
Musa Al-Nasr, Hafizhahullahu ta’ala.
Banyak sekali orang yang
dengki dan dendam dengan biladul haramain (negeri dua tanah suci) Kerajaan Arab
Saudi. Mereka mencela dan menghujatnya dikarenakan pemerintah yang menjalankan
negeri ini adalah suatu kaum yang mereka sebut dengan nama ”Wahhabi”.
Tentu saja mereka merasa
dendam, dengki dan marah kepada Wahhabi, karena mereka tidak bisa tenang
melaksanakan kesesatan dan kebid’ahannya apabila dakwah wahabiyah ini masih
ada.
Untuk menciptakan tanfir
(larinya manusia kepada kebenaran), mereka membuat istilah-istilah bid’ah,
menyematkan istilah Wahhabi kepada siapa saja yang menyerukan tauhid murni,
tidak hanya sampai di sana, mereka fitnah dan buat kedustaan atas negeri ini.
Di lain fihak, atas ulah
sebagian oknum yang terdidik dengan jiwa terorisme dan khawarij, mereka
mengaku-ngaku sebagai pengikut dakwah Syaikhul islam Muhammad bin ’Abdul
Wahhab, namun mereka melakukan takfir, irhab, tafjir dan tadmir di
negara-negara muslim atapun negeri kafir. Sehingga akhirnya biladul haramain
pun dicap sebagai negerinya sarang teroris.
Syaikh Musa Nashr
hafizhahullahu berkata :Allah telah menjadikan negeri Makkah dan Madinah
sebagai tempat yang aman hingga hari kiamat, semenjak Allah memerintahkan
kepada kekasih-Nya, nabi Ibrahim agar mengumumkan kepada manusia untuk
menunaikan ibadah haji, mereka datang ke Baitul Haram (Ka’bah) dari segala
penjuru negeri ; sebagaimana Allah berfirman.“Artinya : Dan berserulah kepada
manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan
berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru
yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka” [Al-Haj :
27]
Dan Allah berfirman
sembari memberi nikmat kepada penduduk negeri Haramain.“Artinya : Dan apakah Kami tidak
meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram (tanah suci) yang aman, yang
didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan)”
[Al-Qashas : 57]
Demikianlah
firman-Nya.“Artinya : Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah).
Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan
mengamankan mereka dari ketakutan” [Al-Quraisy : 3-4]
Pelajaran dalam ayat itu
diambil dari keumuman lafadh, (dan) bukan dari kekhususan sebab, walaupun
sebagian ayat ini turun pada kaum musrikin Makkah, hanya saja ayat ini mencakup
kepada penduduk Makkah hingga hari kiamat.
Demikianlah Allah
berkehendak untuk rumah-Nya agar senantiasa menjadi tempat dengan kedamaian dan
keamanan, agar orang yang berhaji, berumrah dan orang yang berkunjung datang ke
negeri itu dengan tanpa merasa takut dan gelisan.
Akan tetapi (kaum
Khawarij modern) para da’i dan penyeru peledakan tidak ingin suasana seperti
itu terjadi, tetapi yang mereka inginkan adalah kegoncangan keamanan negeri
Al-Haramain. Mereka melanggar ayat-ayat dan hadits-hadits yang memperingatkan
akan larangan mengganggu kaum muslimin, menakut-nakuti dan membunuh mereka !
Maka bagaimanakah jika
hal itu (yaitu mengganggu,menakut-nakuti dan membunuh kaum muslimin) terjadi di
bumi yang paling suci dan paling mulia di muka bumi ini, yaitu negeri Makkah
yang aman dan daerah sekitarnya ?!
Allah berfirman.“Artinya
: Dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara
zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih”
[Al-Haj : 25]
Sesungguhnya hanya
sekedar berniat melakukan kejahatan di Makkah adalah sebuah kejahatan dan dosa
yang besar, maka bagaimanakah dengan mereka yang menumpahkan darah yang haram
di negeri Al-Haram ?Bagaimanakah halnya orang yang meletakkan dan menaruh
senjata dan bahan peledak dalam tumpukan mushaf Al-Qur’an, dan menyangka
bahwasanya hal ini adalah jihad dan pengorbanan ?
Sesungguhnya orang-orang
yang dhalim itu, yang berusaha membuat kerusakan di negeri Al-Haramain (Saudi
Arabia) dan negeri Islam lainnya, pada hakikatnya mereka itu adalah orang-orang
yang berkhidmat (pada) musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Nashara serta
seluruh musuh-musuh Islam, karena musuh-musuh Islam itu bergembira dan menabuh
genderang bahkan menari-nari ketika gangguan menimpa negeri Islam, khususnya
negeri Islam, yang memelihara dan menjaga Makkah dan Madinah, negara yang
menyebarkan aqidah Tauhid di negeri Arab dan selain negeri Arab.
Maka kenapa penyerangan
yang keji ini dilakukan dari dalam dan dari luar, atas negeri Al-Haramain ?
Karena Saudi Arabia adalah benteng terakhir bagi Islam, dan karena dinegeri itu
pula ditegakkan syariat Allah diatas asas Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya, dan
karena di negeri itu disebarkan tauhid disegenap penjuru bumi.
Maka
(negeri ini) harus diperangi serta dilemahkan, dan disibukkan dengan
fitnah-fitnah !! (negeri itu) harus digoncangkan keamanannya, karena
kegoncangan kepercayaan pada negeri itu dan menampakkannya dalam keadaan lemah
dari menjaga tempat-tempat yang suci, benar-benar akan mencegah para jama’ah
haji dan pengunjung serta orang yang berumrah untuk mendatanginya.
Maka
lemahlah perekonomiannya, dan tersibukkan negeri Saudi Arabia dari kewajibannya
yang suci yaitu melayani dua tempat suci (Makkah dan Madinah) melayani Islam
dan kaum muslimin.
Kemudian
mereka yang menuduh negeri itu dengan kedzaliman dan kedustaan, (bahwa negeri
Saudi Arabia ) membina teroris, diri merekalah yang bergembira dengan perbuatan
orang-orang bodoh pembunuh dari kalangan kaum Khawarij masa kini, maka lihatlah
bagaimana mereka (orang kafir yang menuduh negeri Saudi Arabia membina teroris
dan kaum Khawarij yang meledakkan Al-Haramain) bertemu dalam satu sasaran dan
satu tujuan, walaupun tanpa sengaja ?!
Dan
Maha benar Allah dimana Dia berfirman,
Artinya
: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
petunjuk (yang benar)”.
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang
kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”
[Al-Baqarah : 120]
Musuh-musuh
Islam di timur dan barat tidak meridhai kecuali umat ini meninggalkan agamanya
sebagaimana terkelupasnya ular dari kulitnya, baik pemerintah ataupun
rakyatnya, dan (mereka menginginkan) umat Islam menyerupai negeri barat baik
itu akidahnya, peradabannya, kebudayaannya dan akhlaknya.
Dan
hal ini (umat Islam meninggalkan agamanya) “dengan izin Allah- tidak akan
terjadi selama pada kita terdapat Kitabullah dan Sunnah nabiNya, dan selama
pada kita terdapat ulama rabbani yang menyuruh berbuat baik dan melarang dari
kemungkaran, berjihad dengan lisan mereka, jari-jemari mereka dan keterangan
mereka, mereka benamkan setiap fitnah Khawarij dan ahli bid’ah yang sesat, dan
mereka memperingatkan dari persengkokolan musuh-musuh Islam, menasehati para
penguasa kaum muslimin dengan cara yang baik dan cara yang paling lurus, dengan
kelembutan dan hikmah, agar mereka dapat membantu para penguasa melawan syaitan
dan mereka tidak membantu syaitan melawan penguasa kaum muslimin, mereka (para
ulama itu) akan mendo’akanpenguasa kaum muslimin dengan kebaikan, dan tidak
mendoakan penguasa dengan kejelekan dan kebinasaan.
Semoga
Allah menjaga negeri Al-Haramain khususnya dan negeri-negeri Islam secara umum
dari segala rencana-rencanajahat yang dilakukan oleh musuh-musuh kita yang
nampak atau dari kalangan kaum muslimin yang bersembunyi dibelakang Islam
mereka menyangkanya- dan Allah benci dan berlepas diri dari mereka dan amal
perbuatan mereka, dan Allah-lah meliputi mereka semuanya tiada sesembahan yang
berhak disembahmelainkan Dia dan tiada Rabb selain Dia.
[Majalah
Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Edisi No. 08/Th. II/1424H, 21-22]