Tuesday, July 28, 2015

Kuburan Khumaini ( Syiah Majusi ) : Kuburan Termahal Di Dunia. Bandingkan Dengan Kuburan Raja Arab Saudi ( Syar’i/Ahlus Sunnah )


Dikutip dari portal berita alarabiya.net, sebuah liputan kompleks kuburan Imam Syi’ah Ayatullah Khumaini yang disebut-sebut sebagai kuburan termahal di dunia. Berikut petikannya:
Tatkala pendiri negara republik Iran Ayatullah Khumaini kembali ke Teheran dari tempat pengasingannya di Paris pada tahun 1979 dan revolusi telah berhasil menggulingkan rezim Syah Muhammad Reza Fahlevi, kaum proletar (lemah) menaruh harapan besar kepada Republik Wilayatul Faqih ini untuk menjamin keadilan sosial dan ekonomi, selain kebebasan dan persamaan derajat kepada negeri yang memiliki suku dan budaya beragam ini.

Di awal-awal pemerintahannya, Khumaini mengatakan, “Aku hanyalah penuntut ilmu agama.” Seraya menekankan, “Sungguh aku mengutamakan sehelai rambut penduduk miskin dari seluruh para penghuni istana.” Hampir dalam setiap pidatonya, ia membela kaum lemah dari orang-orang yang sombong. Ia juga menjanjikan kemudahan distribusi air, listrik, dan transportasi gratis.

Ironisnya, hari ini biaya pembangunan kuburan Khumaini melebihi seluruh tokoh dunia seperti dirinya. Hal ini sangat kontras dengan realita kian bertambahnya penduduk Iran yang hidup dalam garis kemiskinan akibat persaingan yang tidak seimbang dengan para penguasa yang kaya raya. Menurut informasi, penduduk yang hidup dalam garis kemiskinan telah mencapai  15 juta jiwa. Bahkan menurut sumber yang lain telah mencapai 75 juta jiwa.

1 Milyar Dollar dalam Dua Tahun Pertama

Sebuah sumber menyebutkan bahwa pembangunan kuburan dan kantor-kantor dakwah dan keagamaan yang mengikutinya pada dua tahun pertama wafatnya Khumaini (tahun 1989) telah menelan biaya 1 milyar dollar. Namun sejak 24 tahun silam, tidak ada laporan resmi terkait dengan anggaran biaya pembangunan ini.

Yayasan “Jihad al Bina” yang didirikan paska revolusi untuk mengayomi kaum lemah dan mengontrol berjalannya revolusi Iran, lembaga ekonomi terbesar di Iran ini telah merubah kuburan menjadi tempat wisata agama dilengkapi pusat-pusat perbelanjaan, hotel-hotel megah bintang lima, ruang-ruang pertemuan dan toko-toko yang mengelilingi kuburan raksasa yang dihiasi oleh menara-menara megah, kubah berlapis emas dan dinding-dinding bertabur mozaik Iran. Komplek ini disebut “tanah suci Imam Khumaini.” Atau sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian orang, “Imam kaum lemah.”

Surat kabar “Ithlaat” menyebutkan pada tahun 1992 bahwa luas atap tempat tidur dan musholla Imam Khumaini di dalam kubur mencapai 600.000 meter persegi, panjangnya 1 km dan lebarnya setengah km lebih. Bangunan ini mengalahkan seluruh bangunan keagamaan yang ada di dunia ini, baik yang dimiliki oleh Islam, Kristen, Yahudi dan agama-agama lain.

Anti Gempa

Propinsi Teheran termasuk wilayah rawan gempa. Oleh karena itu, kuburan Khumaini ini telah didesain mampu bertahan menghadapi guncangan gempa bumi sebesar 10 skala richter.

Struktur baja yang menyangga kubah dilapisi emas seberat 340 ton dan penutupnya sekitar 50 ton. Ada lagi empat menara yang dilapisi emas, dengan panjang masing-masingnya 91 meter mengelilingi kubah. Ruang kuburan memiliki lima pintu utama, sehingga luas ruangannya 15.000 meter persegi.
Dalam seluruh bangunan itu, ada sebuah ruang eksibisi yang disebut “Syahr Aftab”, atau kota matahari yang pembangunannya menelan biaya 800 milyar toman Iran. Pembangunannya telah rampung di masa pemerintahan Mahmud Ahmadi Nejad. Tempat eksebisi nasional pun telah dipindahkan kesana. Belum lagi rumah sakit, hotel, mall, pertokoan dan ruang pertemuan. Nampaknya, ada rencana untuk merubahnya menjadi kota emas seperti kota-kota bersejarah dalam agama syi’ah, seperti Qum, Karbala, Najaf dan yang lainnya.

Athoullah Amidwar yang telah menemani Khumaini ketika di Paris berkata, “Dari kunjungan saya ke komplek museum itu, saya meyakini bahwa biaya untuk membangunnya sangat besar, mereka telah menggelontorkan uang yang sangat banyak untuknya.”

Pemakaman Sederhana Raja Arab Saudi
Tidak ada upacara khusus, tidak ada iring-iringan kereta kuda dan mobil-mobil, Tidak ada penghormatan berlebihan, yang ada hanya tubuh terbalut kafan di atas keranda. Pemakaman Raja Arab Saudi Abdullah kemarin berlangsung sederhana namun penuh khidmat.

Raja Saudi Abdullah yang meninggal dunia pada Jumat pagi (23/1) segera dimakamkan pada sore hari usai shalat Jumat di Riyadh, setelah semua ritual pemakaman sesuai hukum Islam dirampungkan.

Tubuh penjaga dua masjid suci -Masjidil Haram dan Masjid Nabawi- itu dimandikan. Raja 91 tahun yang diperkirakan memiliki kekayaan hingga US$20 miliar itu kemudian dikafani dengan dua lembar kain, sebelum dinaikkan ke atas keranda terbuat dari selembar papan beralaskan karpet yang diusung oleh beberapa orang.



Pemakaman Sederhana Raja Arab Saudi



Tubuh Raja Abdullah lantas dibawa ke Masjid Imam Turki bin Abdullah di Riyadh untuk dishalatkan. Ikut melakukan shalat jenazah tersebut adalah Raja baru Saudi, Salman, Putra Mahkota Pangeran Muqrin, Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Naif dan seluruh anggota keluarga kerajaan serta para pemimpin dan delegasi dari seluruh dunia

Menjadi imam dalam shalat jenazah tersebut adalah Mufti Saudi Sheikh Abdul Aziz Alu Sheikh. Shalat gaib untuk Raja Abdullah juga dilakukan di Masjidil Haram, Mekkah, diikuti oleh ribuan jemaah.

Raja Salman juga memerintahkan shalat gaib dilakukan di seluruh masjid di Kerajaan Arab Saudi usai shalat magrib.
Usai dishalatkan, jenazah Abdullah dibawa menggunakan mobil berwarna hitam ke pemakaman Al-Oud untuk dibaringkan ke peristirahatannya terakhir. Jasad Abdullah diturunkan ke liang lahat dan ditimbun tanah berpasir. 

Kuburan itu pun jauh dari kata mewah. Tidak ada nisan bertuliskan namanya, hanya dua batu yang menandai bahwa seseorang dikuburkan di situ. 

Tidak ada bangunan megah di atas makamnya, hanya timbunan tanah bercampur pasir dan kerikil, tanpa bebungaan berwarna-warni. Tidak lama usai dikubur, pelayat pulang ke rumah, dipimpin Raja Salman. Seluruh upacara pemakaman tersebut terbuka untuk publik. Pelayat wanita juga diperbolehkan hadir dan berada di wilayah khusus wanita di masjid.

Puluhan ribu orang diperkirakan akan menghaturkan belasungkawa pada keluarga kerajaan Saudi, berdatangan dari seluruh dunia. Bagi tamu wanita akan disambut istri-istri dan putri-putri raja.

Ucapan belasungkawa akan diterima di Istana Yamamah, Riyadh, pada Sabtu dan Minggu usai shalat isya. Negara tetangga seperti Yordania dan Bahrain telah mengumumkan hari berduka selama 40 hari untuk kematian Raja Abdullah.

Di antara yang hadir dalam pemakaman Abdullah adalah Raja Hamad bin Isa al-Khalifa dari Bahrain, Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Sudan Omar Bashir and Perdana Menteri Bahrain Pangeran Khalifa bin Salman Al-Khalifa, dan para petinggi serta diplomat dari negara sahabat lainnya.
Sumber: Saudi Gazette, Arab News, NBC News

Raja Arab Saudi Dimakamkan di Pemakaman Umum

Raja Saudi Arabia Abdullah bin Abdulaziz meninggal dunia pada Jumat, 23 Januari 2015. Pemakaman orang terkaya dalam sejarah ini dilakukan secara sederhana. 

Abdullah hanya dimakamkan di sebuah pemakaman umum Al Oud tanpa nisan yang diberi tanda. Pun tak ada simbol duka dengan menurunkan bendera setengah tiang. 

"Sesuai tradisi kerajaan, tak ada waktu khusus berkabung. Kantor pemerintahan ditutup di hari libur di akhir pekan, Jumat-Sabtu, tapi akan tetap dibuka seperti biasa pada Ahad," demikian seperti diberitakan Telegraph pada Jumat lalu. (Baca: RI Sampaikan Duka atas Wafatnya Raja Abdullah)

NBC News mengabarkan bahwa tubuh Abdullah dimandikan sesuai dengan ajaran Islam. Badan penguasa yang memiliki kekayaan sekitar US$ 20 miliar atau Rp 249,5 triliun ini kemudian dibungkus dengan dua lembar kain kafan.

Jenazahnya kemudian dibawa ke masjid Imam Turki bin Abdullah di Ibu Kota Riyadh untuk salat jenazah. Warga Saudi diperkenankan hadir di acara ini. "Perempuan juga bisa datang, mereka ditempatkan di bagiannya." Usai didoakan, jenazah Abdullah dibawa ke pemakaman. Dia dikuburkan tanpa menggunakan peti. (Baca: Forbes: Raja Abdullah Paling Berkuasa di Timur Tengah)

Raja Abdullah meninggal dunia pada Jumat dini hari, 23 Januari lalu di usia 90 tahun. Abdullah menjadi penguasa de-facto di Saudi sejak 1995 setelah raja sebelumnya, Fahd terserang stroke. Ketika Fahd meninggal pada 2005, Abdullah secara resmi menduduki kursi raja. Dia akan digantikan oleh adik tirinya, Salman.
http://dunia.tempo.co/read/news/2015/01/25/115637407/raja-arab-saudi-dimakamkan-di-pemakaman-umum


Kagum Pemakaman Sederhana Raja Saudi, Pria Italia Peluk Islam

Sebagai raja seharusnya dilaksanakan secara megah dan mewah. Tapi ini tidak sama sekali. "Itu mengguncang saya".
Saat meninggal, raja-raja dan bangsawan Arab Saudi selalu dimakamkan dengan penuh kesederhanaan. Tidak ada upacara penghormatan atau iring-iringan ribuan pelayat mengantarkan ke makam.
Setelah disalati di masjid, jenazahnya dimakamkan secara sederhana tanpa batu nisan mewah bertuliskan namanya di sebuah pemakaman umum.
Begitu juga dengan proses pemakaman Raja Fahd, pendahulu Raja Abdullah yang juga baru meninggal Jumat dini hari 23 Januari 2014.
Raja Fahd meninggal pada 21 Agustus 2006 di Jeddah. Saat itu, Raja Fahd dimakamkan secara sederhana di pemakaman umum Al-Qud di Riyadh, sehari setelah ia meninggal dan dihadiri oleh pemimpin dunia.
Proses pemakaman sederhana Raja Fahd yang disiarkan secara langsung ke seluruh jaringan televisi di dunia itu ternyata meninggalkan kesan yang dalam bagi seorang pria di Italia.
Menurut laporan harian berbahasa Arab Al-Riyadh, pria itu sangat terkesan dengan kesederhanaan proses pemakaman seorang raja yang seharusnya dilaksanakan secara megah dan mewah.
Pria tak disebutkan namanya itu memeluk Islam setelah menyaksikan proses pemakaman Raja Fahd melalui televisi.
Menurut ulama Abdullah Al-Malik kesederhanaan pemakaman Raja Fahd telah meninggalkan efek dramatis bagi semua orang di dunia.
Saat pemakaman Raja Fahd, ada seorang rakyat biasa yang juga meninggal dan akan dimakamkan. Mereka akhirnya dimakamkan di pemakaman yang sama.
Kata Malik, kesetaraan dalam Islam inilah yang mungkin memberi dampak psikologis kepada seseorang non-muslim dan mendorongnya menjadi mualaf.
"Saya telah membaca beberapa buku Islam dan mendengar banyak kaset Islam selama beberapa tahun terakhir, mereka tidak bisa menggoyahkan saya. Tapi pemakaman raja sederhana mengguncang saya dan saya berubah pikiran," ujar Malik mengutip kata-kata si pria berusia 62 tahun itu.
Malik menambahkan media Islam kedepannya harus fokus pada kisah yang berhubungan dengan toleransi dan kesetaraan dalam rangka menarik lebih banyak orang kepada Islam.
(Sumber: Arab News)

Kuburan Raja Abdullah yang sesuai syar'i jadi jalan hidayah 500 warga Cina

Comments :

Seperti inilah kuburannya Nabi shalallahu alaihi wasallam:
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu.
“Bahwa Nabi ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam telah dibuatkan untuk beliau liang lahad dan diletakkan di atasnya batu serta ditinggikannya di atas tanah sekitar satu jengkal” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab Shahiihnya no. 2160 dan al Baihaqi III/410, hadits ini sanadnya hasan)

Dari Sufyan at Tamar, dia berkata,
“Aku melihat makam Nabi ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam dibuat gundukkan seperti punuk” (HR. al Bukhari III/198-199 dan al Baihaqi IV/3)

Ibnul Qayyim berkata dalam kitabnya Zaadul Ma’aad, “Dan makam beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam digunduki tanah seperti punuk yang berada di tanah lapang merah. Tidak ada bangunan dan tidak juga diplester. Demikian itu pula makam kedua sahabatnya (Abu Bakar dan Umar)”
Hal tsb menunjukkan bhw kuburan Nabi tidaklah dibangun seperti bangunan sekarang ini pada awalnya. Jadi dibangunnya kuburan Nabi bukanlah hujjah yg dpt dipakai, kecuali jika yg membangunannya tsb adalah para shahabat nabi dan atas ijma mrk. Wallahu a’lam.
Jangan salah sangka saudaraku,
Kuburan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada masa sahabat berada di luar masjid,
Kubah pada kuburan Nabi baru ada pada periode 678 H, di bangun pada masa kekuasaan Sulthaan Qalaawuun Ash-Shaalihiy
[Tahthhiirul-I’tiqaad, Ash-Shan’aaniy rahimahullah]
asal kuburan sebagian shahabat -radliyallahu’anhum- juga sama,
hanya berupa gundukan tanah,

yang menembok, yang meninggikan, yang mendirikan kubah di atas kuburan mereka adalah orang lain, yang mungkin awam terhadap nash tentang haramnya menembok kuburan.
Jadi ..yang menembok, meninggikan, membangun kubah di makam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bukanlah Shahabat, tabi’in, bukan pula tabi’ut tabi’in.
karena nash pengharaman dari Nabiyullah sudah sedemikian jelas.
Perkara orang-orang sekarang membangun dengan megah kubur tokoh islam, kyai, dan yang lain.
silahkan tanyakan sendiri kepada mereka, apa alasan mereka melakukan hal tersebut.
ulama dan raja saudi saudi kok diam yah, kalo emang makam Nabi saw ga nyunnah…..knapa ga dibongkar aja seperti mereka meratakan pemakaman baqi
karena mereka melihat mashlahat dan mafsadat yang akan terjadi.
Lihatlah contoh Nabi kita shalallahu alaihi wasallam ini:

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda,
يَا عَائِشَةَ لَوْلاَ أَنَّ قَوْمَكِ حَدِيْثُوْ عَهْدٍ بِجَاهِلِيَّةٍ لأَمَرْتُ بِالْبَيتِ فَهُدِمَ فَأَدْخَلْتُ فِيْهِ مَا أَخْرَجَ مِنْهُ وَ أَلْزَقْتُهُ بِالأَرْضِ وَ جَعَلْتُ لَهُ بَابًا شَرْقِيًّا وَ بَابًا غَرْبِيًّا فَبَلَغْتُ بِهِ أَسَاسَ إِبْرَاهِيْمَ
“Wahai, ‘Aisyah. Kalau bukan karena kaummu baru lepas dari kejahiliyahan, sungguh aku ingin memerintahkan mereka menghancurkan Ka’bah lalu membangunnya, dan aku masukkan ke dalamnya apa yang telah dikeluarkan darinya, dan aku buat pintunya menempel dengan tanah, serta aku buatkan pintu timur dan barat, dan aku sesuaikan dengan pondasi Ibrahim”. [Muttafaqun ‘alaih]
Lantas kenapa Rasulullah diam saja dan tidak bertindak? padahal itu merupakan kemungkaran??? Kenapa ka’bah tidak dibongkar saja oleh Rasulullah?
Inilah ilmu yang antum harus pelajari lebih dulu sebelum berkata dan menyimpulkan.

Perkara yang di lakukan pemerintahan saudi adalah hak prerogatif mereka.
Dalam jaman yang penuh fitnah seperti ini memang banyak hal yang tidak sinkron atau sejalan antara ulama’ dengan umara’.
Tidak usah jauh-jauh melihat ke Saudi,
di Indonesia saja, negeri yang mayoritas penduduknya muslim,

minuman keras dengan legal masuk ke negeri ini.

Distributornya dengan sah membayar cukai kepada pemerintah,
Padahal, ulama-ulama di Indonesia dari dahulu sampai sekarang mengharamkan miras, entah itu bil lissan, atau lewat fatwa – fatwa MUI [Majelis Ulama Indonesia].
Sama halnya dengan Saudi,
mereka juga punya Lajnah Daimmah (MUI Saudi) yang mengingatkan pemerintah akan kemungkaran-kemungkaran yang ada.

Perkara di dengar atau tidaknya, maka nasehat sudah di sampaikan, dan hidayah hanya milik Allah ‘Azza wa Jalla
apalagi pengingkaran perluasan masjid yang berakibat makam Nabiyullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam masuk kedalam areal masjid sudah dilakukan sejak jaman tabi’in -rahimahuta’alaa-
tapi apa daya, penguasa waktu itu tetap berkehendak lain.
dan ketika terjadi perluasan yang membuat makam Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam masuk ke areal masjid, para sahabat -radliyallahu ‘anhum- sudah tidak ada yang hidup.
Dari Aisyah radhiallah ‘anhaa bahwasanya tatkala Rasulullah sakit yang dimana beliau meninggal pada sakit tersebut maka beliau bersabda :
“Allah melaknat orang-orang yahudi dan nasrani, (karena) mereka telah menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid”

Aisyah berkata :
“Kalau bukan karena hal ini tentu mereka (para sahabat) akan mengeluarkan kuburan Nabi (dari rumah Aisyah-pen) hanya saja aku khawatir kuburan Nabi dijadikan masjid”

[HR Al-Bukhari no 1130 dan Muslim no 529]

——————————————————————–
Dari Jundub (bin Abdillah Al-Bajali) berkata :
Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallah lima hari sebelum beliau wafat, beliau berkata :

“Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian mereka menjadikan kuburan-kuburan nabi-nabi mereka dan kuburan orang-orang sholeh mereka sebagai masjid-masjid, maka janganlah kalian menjadikan kuburan-kuburan sebagai masjid-masjid, sesungguhnya aku melarang kalian dari hal itu”
[HR Muslim no 532]

——————————————————————–
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
“Janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai berhala (sesembahan), karena sesungguhnya bani Israil telah binasa karena mereka menjadi kuburan-kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid”.

Imam As-Syafii berkata,
“Dan aku benci diagungkannya seorang makhluq hingga kuburannya dijadikan mesjid, kawatir fitnah atasnya dan atas orang-orang setelahnya”

[Al-Muhadzdzab 1/456, dengan tahqiq : DR Muhammad Az-Zuhaili]

——————————————————————–
masih banyak nash yang menunjukkan larangan bermegah-megahan membangun makam atau kubur.
belum lagi atsar dari aimmah generasi tabi’in yang mengingkari perluasan bangunan, yang menyebabkan masuknya kubur Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ke dalam Masjid pada masa Khalifah Al-Walid bin Abdul Mulk