Sunday, August 23, 2015

[ Para Ustadz/Ulama Yang Gemar Menghujat Mujahidin Muslim Sunni Di Irak Dengan Sebutan Khawarij ! ] Mufti Dr Rafe al-Rifai; Dunia Arab Diam Saja Lihat Iran Kirim 52 Kelompok Milisi Syiah Ke Irak

Hujatan/tuduhan Khawarij terhadap Mujahidin Sunni di Irak, Tidak menolong anda di Akhirat !

Dr Rafe al-Rifai
Mufti besar negara Irak, Dr Rafe al-Rifai, menegaskan bahwa pemerintah Syiah Teheran sengaja mengirimkan 52 kelompok milisinya ke Irak untuk membunuhi warga Sunni dan memecah belah persatuan dan kesatuan Irak.
Pernyataan ini dikatakan Dr Rafe al-Rifai dalam wawancaranya dengan saluran televise “Al Watan” Mesir pada hari Jum’at (22/08) kemarin.
Dalam wawancara tersebut, Dr Rafe al-Rifai mengatakan, “Apa yang terjadi di beberapa kota Irak saat ini adalah pembunuhan warga sipil Sunni oleh milisi Syiah Iran yang dipimpin Abu Mahdi Mohandes, seorang teroris internasional yang keberadaannya diburuoleh Interpol.”
“Mereka (milisi Syiah) menganggap bahwa setiap penduduk Sunni adalah bagian dari pejuang Negara Islam,” ujar Dr Rafe al-Rifai.
Dr Rafe al-Rifai melanjutkan, “Solusi yang terbaik bagi Irak adalah dukungan dari pemerintahan Arab yang bersatu untuk memotong tangan-tangan Syiah Iran yang mencengkeram Irak saat ini,”seraya menjelaskan bahwa pemerintah Baghdad saat ini tidak mempunyai wibawa dan kekuatan untuk menolak intervensi asing dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam negeri.
Di akhir wawancara, Dr Rafe al-Rifai menyebut bahwa pemerintah Arab bertanggung jawab atas keruntuhan dan pembantaian warga sipil Sunni Irak karena dapat bertindak untuk menghentikan cenkeraman Syiah Iran hingga saat ini. (Rassd/Ram)

Panglima Garda Revolusi Iran Nyatakan Siap Bertempur Habis-Habisan Melawan Negara Arab
ASFAHAN, muslimdaily.co – Mayjen Muhammad Ali Jafari, Panglima Korps Garda Revolusi  Iran mengatakan dalam pidatonya di markaz “Quds” yang terletak di provinsi Asfahan bahwa Iran akan berperang total melawan negara-negara arab anti revolusi Iran.
Pernyataan ini dinukil oleh Situs Ammariyon.ir milik Korps Garda Revolusi saat Jafari menyampaikan pidatonya di depan para komandan ring 1 Korps Garda Revolusi Iran.
Dalam pernyataannya, Jafari menjelaskan, “kita tidak ingin memulai perang total ini, tapi peperangan ini akan terjadi, dan kita harus melakukannya dengan jantan seperti perang suci kita sebelumnya melawan Irak”. 
“Saat perang suci melawan Irak, kita mampu mengalahkan mereka berkat persatuan kita dan keteguhan kita memegang konsep-konsep Revolusi Iran, dan kita dapat sampai ke puncak kemuliaan melalui kemenangan besar yang terwujud saat perang Irak-Iran melawan rezim Irak, dimana seluruh dunia mendukung Saddam Husein,” tambahnya. Sebagaimana dilansir Islamion, Kamis (03/09)
Jafari menegaskan, prestasi terpenting bagi Iran adalah ‘mengekspor’ konsep revolusi Iran ke negara-negara arab yang sedang terjangkit penyakit kedikatoran sejak lama, dan negara-negara Afrika yang miskin karena kekayaan alamnya yang dikuras terus menerus.
Jafari mengatakan bahwa pengalaman militer Korps Garda Revolusi Iran sudah dikloning banyak negara sekitar dan sudah diterapkan sekarang di Suriah, Irak dan Lebanon, dan Iran sudah sukses ‘mengekspor’ pengalamannya kebeberapa negara arab yang menjadi aliansi Iran.
Dalam pidatonya, Jafari juga menyinggung bahwa “batalion-batalion ‘Asyura’ dan batalion-batalion ‘Imam Ali’ yang pernah ikut andil dalam menghadapi fitnah tahun 2009 dan mampu menggagalkan ‘proyek reformists’ dan musuh-musuh RevolusiIran pada saat krisis pilpres, sekarang memiiliki kemampuan latihan militer dan keamanan tingkat tinggi dan sengaja disiapkan untuk dapat ikut berperang secara total di tingkat regional bila Iram terpaksa melawan musuh-musuh Revolusi Iran.
“Saat ini semua pihak pada tingkat regional dan internasional bersatu melawan ‘front Islam dan front kebenaran’, dan kita senantiasa teguh melawan mereka dan memerangi mereka di Suriah, Irak dan Lebanon dengan seluruh kekuatan yang kita miliki, dan kita berperang melawan mereka sebagai representasi revolusi Imam Husein Bin Ali dan dengan metode revolusi Sang Imam”, ujarnya. [Syaff]
Kekejaman Milisi Syiah Dalam Peperangan di Irak & Suriah
 Sumber: AFP PHOTO/DAVID FURST
Biasanya ISIS senantiasa diidentikkan kepada pria-pria bengis bersenjata dan dengan bangganya menenteng kepala-kepala manusia yang sudah dipisahkan dari badan atau ISIS identik dengan milisi yang personilnya datang dari luar.
Namun, tindakan pengal-memenggal kepala manusia dan gorok-menggorok leher atau mendatangkan mesin-mesin pembunuh asing ini ternyata tak hanya monopoli ISIS. Tindakan serupa juga dilakukan oleh Syiah yang kini sedang berkembang pesat di Irak dan terus berperan penting dalam menghabisi para pejuang Muslim.
Kelompok-kelompok milisi Syiah ini sangat erat hubungan akidahnya – dan jalur kordinasinya yang amat rapi- dengan Iran. Mereka memangkas habis ide kekuasaan pemerintahan Irak di Baghdad, dimana hal ini juga menjadi tantangan berat Obama yang mengumumkan untuk melakukan kerja sama dengan pemerintahan Irak secara utuh untuk menghabisi ISIS.
Saat ini, ada lebih dari 50 kelompok milisi Syiah yang senantiasa melakukan perekrutan pasukan dan berperang di Irak. Milisi-milisi ini melakukan rekrutmen dengan begitu gencarnya.
Pemuda-pemuda hasil rekrutan dilatih secara terpisah dari militer atau polisi Irak. Lalu mereka ditugaskan menjadi mesin pembunuh pada organisasi-organisasi yang sangat sektarian secara ideologi dan sangat memusuhi Amerika dengan cara yang sangat ekstrim.
Mayoritas tentara rekrutan Syiah ini tak semata-mata digunakan untuk mengusir para pejuang Muslim di Irak saja, tapi juga sering digunakan menjadi pasukan khusus garda belakang yang digunakan untuk menguasai daerah-daerah yang seharusnya di bawah otoritas Baghdad.
Milisi-milisi Syiah ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kerangka pemerintahan Irak. Pemerintah Irak sangat mempercayai dan bergantung sepenuhnya dengan milisi-milisi ini sampai titik di mana mereka tak akan mungkin berfikir untuk macam-macam dengannya.
Pemerintah Irak dan milisi-milisi Syiah ini bekerjasama dalam melakukan berbagai pelanggaran HAM yang super sadis. Sebagai contoh pada awal Juni lalu dikabarkan, milisi-milisi Syiah bahu-membahu dengan pasukan keamanan Irak menghukum mati sekitar 225 warga yang ditahan di penjara. Diantara mereka masih anak-anak.
Amnesti Internasional melaporkan bagaimana milisi-milisi itu melakukan hukuman mati dengan rapinya di luar proses pengadilan. Laporan Amnesti Internasional juga menyebutkan, puluhan tahanan Muslim dibunuh di dalam kantor-kantor pemerintah Irak.
Milisi-milisi Syiah ini merupakan aktor utama pembebasan Amirli, daerah Suku Turkman yang menjasi basis Syiah yang pernah dikepung oleh milisi ISIS, tepatnya oleh batalion-batalion Hizbullah.
Hizbullah sendiri merupakan organisasi teroris -menurut Amerika Serikat- yang bekerja sebagai wakil langsung pemerintahan Iran. Batalion ini menggunakan helikopter-helikopter milik pemerintah Irak untuk menyuplai senjata dan logistik saat pertempuran pembebasan Amirli.
Hizbullah juga menggunakan kendaraan-kendaraan militer pemberian Amerika Serikat kepada pemerintahan Irak. Pemerintah Irak menggunakan tank buatan Amerika Abrams M1A1 yang diserahkan untuk mendukung milisi-milisi syiah Irak sektarian dan mendukung berbagai operasi Hizbullah di Irak.
Iran disebut-sebut sebagai aktor utama dalam membesarkan dan mengembangkan milisi-milisi Syiah di Irak sejak tahun 2013. Sejak itu, Teheran terus memperkuat jaringan-jaringannya yang terdiri dari kelompok-kelompok baru dan lama di Irak yang loyal kepada Teheran untuk menyiapkan gelombang-gelombang baru mesin pembunuh untuk dikirim ke Suriah.
Sebahagian pasukan-pasukan Irak Syiah ini awalnya berperang di Suriah membantai Muslim atas nama rezim Bashar. Lalu mereka dipulangkan kembali ke Irak untuk membentuk bibit-bibit milisi Syiah baru yang sekarang berperang menghabisi Muslim yang menjadi musuh pemerintahan Irak. Sebagaimana Iran bekerja keras dalam merekrut pasukan baru yang fokus untuk perang di Suriah, maka jaringan-jaringan Teheran juga melakukan hal yang sama di Irak.
Pada April lalu, kelompok-kelompok yang disokong Iran -seperti Hizbullah, Badar, dan kelompok-kelompok rekrutan baru- mengajak berperang di Irak. Ajakan ini membuahkan milisi-milisi baru Syiah Irak.
Pembentukan kelompok-kelompok milisi baru ini sekilas terlihat rumit dan tak berguna. Tapi ini sangat penting untuk pembentukan opini adanya dukungan besar yang datang dari rakyat kepada pemerintahan Irak, yang pada hakikatnya adalah dukungan milisi-milisi yang sebenarnya bekerja untuk mendukung politik dan ideologi Iran di dalam pemerintahan Irak.
Target milisi-milisi Syiah yang loyal kepada Iran ini berperan aktif dalam membantu mencapai target-target Iran untuk mewujudkan kontrol Syiah di Irak. Sebaliknya, milisi-milisi ini tidak hanya memanfaatkan bantuan dan sokongan dana dan jalur kordinasi dari Iran, melainkan semua aktivitas pembunuhannya berjalan sesuai road map ideologi Teheran.
Mereka secara totalitas  adalah loyalis-loyalis pimpinan spiritual tertinggi Ayatullah Khomenei dan ideologi Iran dengan Wilayat Faqihnya, dimana pada akhirnya pemimpin spritualnya diberikan kekuasaan tertinggi politik dan agama. Milisi-milisi Syiah ini juga mengikuti gaya boneka Iran yang di Libanon yaitu Hizbullah,  dan bertekad untuk melaksanakan keinginan Iran di kawasan untuk melipatgandakan pendapatan “revolusi Syiah Iran”.
Ada kesamaan antara ISIS dengan milisi-milisi Syiah ini. Jika ISIS mengumumkan niatnya secara terbuka untuk menghapus perbatasan-perbatasan yang sudah dipetakan si Timur Tengah setelah selesainya perang dunia pertama, maka milisi-milisi Syiah yang disokong Iran ini juga melakukan hal yang sama.
Kawin silang antara milisi-milisi Syiah Suriah dan Irak menyebabkan semakin terhapusnya perbatasan-perbatasan nasional secara perlahan dan pasti, persis seperti yang dilakukan oleh pejuang-pejuang Muslim. Hal itu terlihat jelas sejak mereka memulai bertempur di kawasan, dimana milisi-milisi Syiah ini senantiasa mengangkat motto “mempertahankan tempat-tempat suci” atau “membela Syiah” tanpa pernah memperdulikan posisi geografis tempat beradanya tempat-tempat suci tersebut.
Diantara milisi Syiah yang terdiri dari mesin-mesin pembunuh asing di Damaskus antara lain milisi Mayjen Abi El-Fadhal Al-Abbas (LAFA). Milisi ini yang paling terkenal dan paling berperan dalam mempromosikan ide perang agama (Syiah-Muslim).
Pada Agustus kemarin, sebuah organisasi yang berafiliasi ke Iran mengumumkan memulai operasinya di Irak dan mengklaim mereka sudah menguasai selatan Baghdad, kemungkinan dekat Emirli.
Ada juga dari milisi-milisi Syiah ini yang tidak jelas ideologinya, namun hubungan mereka dengan kaki tangan Iran mengindikasikan kuat  pengaruh Teheran. Meskipun Iran memiliki hubungan yang sangat kuat dengan sebagian besar milisi Syiah di Irak, hanya saja elemen-elemen syiah Irak yang tidak satu ideologi secara total dengan Iran  juga dapat mengembangkan milisi-milisi khususnya.
Milisi-milisi Syiah ini terus bertambah kuat meskipun PM Nur Maliki yang beragama Syiah itu sudah dilengserkan. Ini pertanda bahwa pemerintah Irak masih sangat berhutang budi pada milisi-milisi sektarian itu. Milisi-milisi ini secara umum beraktivitas dengan bebasnya di Baghdad dan mengeksploitasi sistem demokrasi yang baru saja bergaung di Irak, lalu menguasai berbagai instansi resmi dalam rangka mendapatkan dukungan.
Milisi-milisi ini bukanlah unsur tambahan bagi negara, melainkan dia adalah negara di dalam negara. Mereka tak pernah menghargai otoritas apapun di Irak, mereka hanya patuh kepada pemimpin-pemimpin keagamaan dan Teheran. Dan saat ini yang menjadi fokus utama para milisi ini adalah menghabisi ISIS.
Kelompok-kelompok bersenjata beragama Syiah ini akan memberi pengaruh besar dalam membangun masa depan agama Syiah di Irak. Ideologi ekstrimnya dan hubungannya yang sangat rapat dengan Iran mengindikasikan, mereka akan membuka pintu selebar-lebarnya kepada Iran untuk menguasai Irak secara total, sehingga jika saja tidak segera diambil langkah-langkah yang tepat untuk menghentikan milisi-milisi ini maka itu sama artinya secara de facto kita menyerahkan Baghdad kepada Iran, sebagaimana dilansir islamion.com, Senin (22/08)
Pada situs itu ditayangkan sebuah video saat milisi Syiah bernama “Batalion Imam Ali” menggorok batang leher personal ISIS sambil meneriakkan “labbaika ya Husein….Labbaika Ya Husein“. Video ini awalnya ada di Youtube, cuma pihak Youtube sudah menghapusnya.
Faktanya, ISIS tak sendiri, milisi-milisi Syiah tak kalah kejam dalam perang di Suriah dan Irak. [Syaff]

Presiden Yaman Sebut Iran Lebih Berbahaya dari Al-Qaeda
RIYADH – Presiden Yaman Abdrabbu Mansour Hadi kembali melakukan serangan terhadap Iran. Dalam pernyataan terbarunya, Hadi kembali menyebut Iran sebagai salah satu pihak yang turut andil dalam merusak stabilitas di negaranya.
Hadi, bahkan menyebut Iran lebih berbahaya dari al-Qaeda. “Apa yang Iran lakukan di negara saya, lebih berbahaya dari apa yang pernah dilakukan oleh al-Qaeda,” kata Hadi kala melakukan wawancara dengan al-Arabiya pada Senin (8/6/2015).
Pemimpin Yaman dalam pelarian itu juga mengaku telah memiliki bukti keterlibatan Iran dalam konflik yang melanda negaranya. Hadi menyebut, pihaknya telah menangkap banyak sekali pasukan Houthi yang mengaku telah dilatih oleh Garda Revolusi Iran.
“Saya tidak membawa hal ini dari vakum. Kami telah menangkap orang-orang yang telah dilatih oleh Garda Revolusi Iran. Mereka dipenjarakan di beberapa penjara kami,” sambung Hadi.
Selain itu, Hadi juga menyatakan telah beberapa kali meminta kepada Iran untuk tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri mereka. “Saya telah berulang kali meminta kepada Iran untuk “melepaskan tangan” mereka dari Yaman,” ucapnya.
Dalam wawancara itu juga, Hadi sedikit menyinggung mengenai dialog damai yang akan digelar pada tanggal 14 Juni nanti di Jenewa, Swiss. Hadi memastikan dialog untuk bukanlah sebuah negosiasi dengan Houthi, tapi pembahasan mengenai realisasi resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB soal Yaman.
Resolusi dengan nomor 2216 berisi tentang desakan kepada  Houthi mengakhiri penggunaan kekerasan, menarik pasukan mereka dari semua bidang yang telah mereka sita, termasuk ibukota Shana’a, menyerahkan semua senjata, termasuk sistem rudal, serta menghentikan semua tindakan eksklusif yang merupakan kewenangan dari pemerintah Yaman.
source: http://international.sindonews.com/read/1010263/43/presiden-yaman-sebut-iran-lebih-berbahaya-dari-al-qaeda-1433768819
Pemerintah Irak Dukung Aksi Kejam Milisi Syiah
milisi-syiah-irak
Dalam pengakuan langka oleh seorang pejabat Irak, menteri HAM Irak mengatakan bahwa pemerintah akan terus menggunakan milisi syiah untuk melakukan kekejaman terhadap umat Islam di sana.
“Saya lebih suka untuk menggambarkan pejuang ini sebagai relawan, bukan milisi,” Mohammed Mahdi al-Bayati, Menteri HAM baru Irak, mengatakan kepadaDaily Telegraph, demikian lansir onislam.net, Rabu 10 Desember.
“Mereka belum terlatih, dan ya, mereka akan membuat kesalahan, namun jumlah kesalahan yang telah mereka buat terbatas. Selain itu, jika mereka tidak digunakan, maka ISIS akan mengontrol seluruh Irak.”
Menurut menteri hak asasi manusia, pemerintah yang didominasi penganut ajaran syiah menggunakan milisi syiah sebagai upaya terakhir untuk menjaga ibukota Baghdad.
Beberapa kelompok hak asasi telah berulang kali menuduh milisi Syiah yang disponsori pemerintah membunuh dan menculik ratusan  warga muslim sipil Irak sebagai pembalasan atas serangan yang dilakukan ISIS.
Empat kelompok milisi Syiah telah disebut oleh Amnesti Internasional dalam menculik dan membunuh muslim Irak yakni  ‘Asa’ib Ahl al-Haq, Brigade Badr, Tentara Mahdi, dan Kata’ib Hizbullah.
Di tengah suasana pelanggaran hukum dan kekebalan hukum milisi syiah, pemimpin muslim Irak telah memperingatkan terjadinya pembersihan etnis dengan mengusir ribuan keluarga Sunni dari kota-kota yang disengketakan.
Lebih dari 70.000 warga sipil muslim diusir dari kota Jurf al-Sakhar Babil setelah pemerintah Irak merebut kembali kota itu pada akhir Oktober.
Dalam pertempuran yang dipimpin oleh menteri dalam negeri yang baru diangkat, Mohammed Salem al-Ghabban, kota Jurf al-Sakhar Babil yang mayoritas penduduknya adalah Sunni (muslim) telah berubah menjadi gurun setelah rumah-rumah dihancurkan dan dibakar.
Komentar menteri HAM ini datang saat Perdana Menteri Haider Al-Abadi meminta AS untuk mengintensifkan serangan udara terhadap kelompok ISIS.

Ulama Syiah Irak Muqtada al-Sadr Bersumpah Akan Jadikan Irak Kuburan ISIS
Ulama Syiah Irak Muqtada  al-Sadr Bersumpah Akan Jadikan Irak Kuburan ISIS
Ulama terkemuka Syi'ah Irak Moqtada Al-Sadr bersumpah melindungi semua tempat suci Syi'ah di seluruh Irak dari ancaman Daulah Islamiyah atau Islamic State (IS) yang dipimpin Abu Bakar Al-Baghdadi, tegasnya, Rabu, 20/5/2015.
Dalam sebuah rekaman audio yang dirilis oleh IS setelah jatuhnya Ramadi pada hari Jumat, di mana pemimpin IS Abu Bakr Al-Baghdadi, mengancam, "Setelah Ramadi akan menguasai Baghdad dan Karbala", ujar Bagdadi.
Kedua kota adalah tempat suci golongan Syiah sekarang dalam ancaman IS. Di mana  Karbala dianggap oleh kaukm Syi'ah sebagai tempat paling suci di bumi setelah kota Mekah, Madinah dan Yerusalem.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari Selasa, Sadr berjanji bahwa IS akan menderita "kekalahan besar",  jika "berani bahkan menyentuh" ​​salah satu tempat suci Syiah di kota Irak  itu.
Ulama Syiah terkemuka yang memimpin Partai 'Gerakan Sadr', kelompok agama dan politik yang populer di Irak, serta Brigade Perdamaian, bagian dari mayoritas pasukan 'Mobilisasi Populer' (Sya'ab)  pro-pemerintah Irak.
Dalam pernyataannya, Sadr mengatakan pejuang Syiah telah dikumpulkan dari seluruh negara untuk "melindungi tempat-tempat suci di Samarra yang terletak 78 mil, atau 125 kilometer, sebelah utara Baghdad, Karbala, dan di wilayah  lain",  tambahnya.
Sadr juga bersumpah akan menjadikan kuburan tanah Irak bagi para pejuang IS, tandas ulama Syiah. Sadr yakin akan dapat mengalahkan IS di Ramadi. Sementara itu, Amerika Serikat telah mengirim ribuan  rudal anti tank untuk menghagdapi IS di Ramadi.
Peringatan Sadr tak lama sesudah  IS mengambil alih Ramadi pada hari Jumat, ibukota provinsi Anbar, wilayah provinsi terbesar Irak.Jatuhnya Ramadi ini mengingatkan dengna jatuhnya kota Mosul, yang sangat luar biasa oleh IS, di tengah apa yang banyak telah disamakan dengan terulangnya Juni lalu.
Ribuan tentara pemerintah Irak dan anggota polisi Anbar dilaporkan melarikan diri pos mereka dalam menghadapi serangan ISIS di kota Ramadi. Mereka sudah kehilangan moral. Tak lagi berani  ber tempur melawan IS.
Perdana Menteri Haider Al-Abadi, Sabtu menyerukan ribuan milisi Syi'ah berangkat ke Ramadi membebaskan kota itu dari ISIS. Milisi Syiah, bersama dengan pasukan pemerintah Irak, telah terlibat dalam operasi untuk merebut kembali daerah-daerah di negara yang diduduki oleh IS. Korban telah banyak berjatuhan akibat perang yang sangat dahsyat.
Kemenangan  IS atas Ramadi sesudah dikalahkan dari Tikrit, sebagai kemenangan terbesar IS. IS merebut kota Ramadi telah menimbulkan gempa politik di Washington. Obama seperti linglung menghadapi IS, meskipun telah melakukan ratusan serangan udara terhadap IS di Ramadi..
Mohamed Jamil Al-Miyahi, tokoh senior di Islamic Supreme Council Syi'ah Irak (ISCI), mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa rekaman Baghdadi, jika asli, adalah ancaman yang sangat serius bagi kelompok Syi'ah di Irak.
Jadi perang di Irak, bukan lagi, perang Irak melawan IS, tapi perang antara Sunni-Syi'ah.  Syi'ah memang penjahat terkutuk, yang  terus berkhianat dengan Zionis, menghancurkan dunia Islam. [al-fatih/saqt/voa-islam.com]

Artikel terkait :

Akademisi: Iran Jadi Ancaman Stabilitas Regional
Penulis Saudi: Syiah Lebih Bengis Dari Zionis
http://lamurkha.blogspot.com/2015/08/penulis-saudi-syiah-lebih-bengis-dari.html
[ Syiah/Majusi Lebih Berbahaya Dari Yahudi/Nasrani ! ] Iran Tegaskan Tetap Persenjatai Sekutu-Sekutunya di Kawasan Arab
Video PM Irak (Syiah) Mengutuk Sahabat Nabi Yang Menghimpun Al-Quran ( Syiah Biadab,Pembunuh Husain bin ‘Ali RA dan Keturunannya )
Iran ( Syiah Majusi ) Bernafsu Merebut Al-Haramain (Makkah-Madinah). Apa Yang Akan Terjadi Terhadap Ahlus Sunnah ? Baca Fakta Dibawah Ini !
Sesumbar Habisi Ahlussunnah, Anggota Syiah Hizbullah ini pun Tewas [ Siapa Menyusul, Silahkan Masuk Ke Suriah/Yaman ]
Suku Ahwaz, Aswaja Yang Ditindas Rezim Syiah Iran ( Update ) [ Warganya sendiri ditindas ! ]