Pemberontak agama Syi’ah
Hutsi di Yaman menerbitkan puisi berisi penistaan terhadap Ummul Mukminin
Aisyah radhiyallaahu ‘anha. Puisi tersebut dipublikasikan di surat kabar
Ats-Tsaurah pada edisi Rabu lalu. Badan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang
menangani persoalan kebudayaan, telah mengeluarkan kecamannya atas penerbitan
puisi tersebut. Demikian seperti dilaporkan IINA pada Kamis (17/9/2015)
kemarin.
Ats-Tsaurah merupakan media resmi negara, sebelum kemudian direbut kendalinya
oleh pemberontak agama Syi’ah Hutsi sejak Desember 2014 melalui penyerbuan
terhadap kantor media itu.
Surat kabar Ats-Tsaurah menerbitkan puisi ofensif terhadap Sayyidah ‘Aisyah,
karya penyair Yaman. Puisi itu berisi kata-kata tak pantas yang tidak mungkin
diungkapkan oleh umat Islam yang paham harkat dan derajat Ummul Mukminin
‘Aisyah dan ahlul baitnya Rasulullah SAW.
Dalam pernyataannya, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan
(ISESCO) OKI menegaskan, bahwa karya tercela itu merupakan sebuah pertanda
penyimpangan dan kesesatan dari si penulis dan juga penerbitnya. ISESCO juga
menambahkan, bahwa tindakan yang menyakiti hati umat Islam itu sekaligus
membuka kedok kelompok sesat itu dan tujuan-tujuan sektarianisme mereka yang
penuh dengan kebencian.
ISESCO menyerukan kepada negara-negara anggota OKI dan organisasi-organisasi
Islam untuk mengutuk karya berisi penghinaan dan penistaan terang-terangan
terhadap istri Rasulullah SAW itu. (iina/ismed/syiahindonesia.com)