Amir tertinggi Jabhah Nusrah
Syaikh Muhammad al-Jaulani dalam pernyataannya Senin (12/10), meminta seluruh
pejuang mengepung basis utama Basyar Asad untuk membalas serangan Rusia yang
telah menewaskan umat Islam Suriah.
Melalui pesan audionya yang
diposting di Youtube, Jaulani meminta seluruh pejuang mengepung dan
membombardir Latakia sebagaimana mereka menyerang kawasan rakyat sipil
Damaskus.
“Tidak ada pilihan untuk
membalasnya kecuali meningkatkan pertempuran di Latakia mayoritas Alawiyah yang
merupakan basis utama Basyar Asad,” katanya, seperti dikutip dari Reuters.
Jaulani menegaskan telah
meminta seluruh faksi untuk menyerang kota Latakia dengan ratusan rudal setiap
hari, seperti mereka membombardir wilayah umat Islam.
Jaulani menggambarkan
intervensi Rusia saat ini di Suriah sebagai perang salib generasi baru dari
timur yang ditakdirkan dengan gagal dan kemenangan oleh mujahidin.
“Perang di Syam akan membuat
Rusia ingat atas kengerian yang pernah mereka alami di Afghanistan,” tegas
Jaulani.
Seperti diketahui Latakia
selain basis utama Basyar asad, adalah sebagai pangkalan militer Rusia.
[tom/bumisyam]
Jaulani Seru Mujahidin Bombardir Basis Kampung
Nushairi
Abu Muhammad Al-Jaulani,
pemimpin utama Jabhah Nusrah, menyeru mujahidin Suriah menggencarkan serangan
terhadap basis minoritas pengikut Alawi pendukung utama Bashar Assad. Ini
sebagai balasan atas serangan Rusia yang menargetkan wilayah Ahlussunnah tanpa
membeda-bedakan.
“Harus meningkatkan serangan
terhadap desa-desa Nushairi di Latakia. Kami menyeru seluruh faksi mengumpulkan
sebanyak mungkin roket dan menembakkannya ke desa-desa Nushairi setiap hari
ratusan roket sebagaimana yang dilakukan penjahat (Rusia) terhadap kota dan
desa Ahlussunnah,” seru Jaulani dalam rekaman audio yang dirilis Al-Manarah
Al-Baidha, Senin (12/10), seperti dinukil Reuters Arabic.
Komandan kelahiran Suriah itu
mengungkapkan bahwa intervensi yang dilakukan Rusia di Suriah bertujuan
menyelamatkan rezim Bashar Assad dari jurang keruntuhan. Namun, upaya itu akan
gagal sebagaimana kegagalan militer Iran dan Syiah Hizbullah.
Jaulani menggambarkan
intervensi Rusia sebagai kampanye Salib Timur. Kampanye ini, lanjutnya,
diluncurkan setelah kemenangan mujahidin berturut-turut tak mampu dibendung.
Perlu diketahui, Jabhah
Nusrah merupakan faksi terkuat di Suriah. Selain kekuatan pasukan, Jabhah
Nusrah juga memiliki pengaruh politik yang sangat kuat bagi faksi-faksi oposisi
lainnya.
Rusia mulai melancarkan
operasi di Suriah dua pekan lalu. Jet-jet Rusia membombardir wilayah-wilayah
yang telah dibebaskan mujahidin di sejumlah wilayah Suriah.
Aktivis mencatat, serangan
yang dilancarkan Rusia itu tak jauh beda dengan cara yang dilakukan militer
Suriah. Rusia tak membedakan lingkungan sipil dan lokasi militer dalam
operasi-operasinya.
Sumber: Reuters Arabic
Penulis: Hunef Ibrahim
Jabhah Nusrah Siapkan Hadiah Bagi Pembunuh
Assad dan Nasrallah
Pemimpin Jabhah Nusrah, Abu
Muhammad Al-Jaulani, menjanjikan hadiah uang bagi siapa saja yang berhasil
membunuh Presiden Suriah Bashar Assad dan pemimpin Syiah Hizbullah Lebanon,
Hassan Nasrallah. Sayembara ini diumumkan dalam rekaman audio yang diterbitkan
media resmi Jabhah Nusrah, Al-Manarah Al-Baidha pada Senin malam (12/10).
Koran Online berbahasa Arab,
Al-Araby Al-Jadid, melansir total uang yang disediakan dalam sayembara itu
sebesar tiga juta Euro bagi pembunuh Bashar Assad dan dua juta Euro bagi
pembunuh Hassan Nasrallah. Tidak hanya itu, Jaulani juga berjanji menjamin
keamanan bagi siapapun yang melaksanakan sayembara itu dan juga keluarga
mereka.
Dalam rekaman yang lebih
membicarakan invasi Rusia itu, Jaulani mengungkapkan bahwa invasi Rusia
baru-baru ini menunjukkan runtuhnya Iran dan Syiah Hizbullah serta rezim Bashar
Assad. Milisi-milisi penyokongnya juga sudah tak memiliki kekuatan lagi.
Ia menambahkan, intervensi
Rusia merupakan kampanye salibis Timur setelah kampanye salibis Barat gagal.
Mereka berkoalisi dengan Syiah untuk menargetkah Ahlussunnah.
Komandan kelahiran Suriah itu
menyeru faksi-faksi oposisi Suriah menyatukan barisan dalam rangka menghadapi
Perang Salib Rusia ini. Ia juga mendesak mujahidin melancarkan serangan
menargetkan basis-basis minoritas Alawi pendukung utama Bashar Assad. Serangan
itu sebagai balasan pembunuhan brutal Rusia terhadap warga Ahlussunnah tanpa
membeda-bedakan.
Sumber: alaraby.co.uk
Penulis: Hunef Ibrahim
Al-Jaulani Seru Oposisi
Suriah Bersatu Hadapi Invasi Rusia
Pemimpin tertinggi Jabhah
Nusrah, Abu Muhammad Al-Jaulani, menyeru faksi-faksi oposisi Suriah menyatukan
barisan dalam rangka menghadapi apa yang ia sebut Perang Salib Rusia.
Dalam pidatonya yang diunggah
di internet, seperti dilansir Al-Jazeera, Senin (12/10), Jaulani mendesak
melancarkan serangan menargetkan basis-basis minoritas Alawi pendukung utama
Bashar Assad. Serangan itu sebagai balasan pembunuhan brutal Rusia terhadap
warga Ahlussunnah tanpa membeda-bedakan.
Jaulani berpendapat dalam
rekaman itu bahwa invasi Rusia terhadap wilayah Suriah baru-baru ini
menunjukkan kegagalan Iran dan Syiah Hizbullah serta milisi pendukung Bashar
Assad.
Sebagaimana diketahui, Rusia
mengumumkan memulai operasi di Suriah sejak 30 September lalu. Rusia mengklaim
serangan-serangan itu menargetkan Daulah Islamiyah (ISIS) sementara pejuang
Suriah dan Barat mengatakan bahwa serangan itu mayoritas menargetkan
wilayah-wilayah yang dikontrol pejuang Suriah.
Koalisi Nasional untuk
Revolusi Suriah yang berhalauan nasionalis sebelumnya menegaskan bahwa invasi
Rusia menambah sengit pertempuran di Suriah. Rusia berupaya membunuhi dan
mengusir warga Suriah serta menghancurkan negara mereka.
Koalisi menyeru melawan invasi
Rusia dan sekutunya. Invasi itu mereka lakukan dengan kebohongan dan kedutaan
memerangi ISIS.
Sumber: Al-Jazeera
Penulis: Hunef Ibrahim
Ahrar Syam Gedor Jantung Markas Rezim Assad
Harakah Ahrar al-Sham
mengumumkan pada hari Sabtu, telah berhasil menewaskan seorang komandan senior
pasukan Assad dalam serangan di jantung pertahahan rezim di kota Homs, di
bagian wilayah yang masih berada di bawah kendali rezim.
Dilansir ElDorar AlShamia
dikutip Middle East Update, Biro Media Ahrar al Sham melaporkan bahwa serangan
mentargetkan mobil Kolonel Hassan Mahmoud Issa dengan bahan peledak di kawasan
Wadi al-Dahab dekat gedung olahraga di Homs, menewaskan Hassan Mahmoud Issa di
tempat beserta tiga orang lainnya.
Perlu dicatat bahwa, Kolonel
Hassan Mahmoud Issa, saat ini bertanggung jawab untuk sebagian besar pasukan
dan pertahanan Assad di Homs, karena ia dianggap sebagai tangan kanan Saqer
Rustam kepala Komite Rakyat dan Pertahanan Nasional di Homs.
Red : Maulana Mustofa