Tuesday, October 13, 2015

Persatuan Ulama Dunia: Amerika dan Israel Tak Mampu Padamkan Intifada. Dr Aidh Qarni: Sabarlah Wahai Pejuang Palestina, Meski Umat Islam Kini Masih Diam Melihat Perjuangan Kalian

Persatuan Ulama Dunia: Amerika dan Israel Tak Mampu Padamkan Intifada
Sekretaris Umum Persatuan Ulama Muslimin Dunia, Syeikh Dr. Ali Al Qurodaghi
Intifada al-Quds
Selasa, 13 Oktober 2015 - 09:30 WIB
"Usaha kalian dan seluruh sekutu kalian akan sia-sia! Bagaimanapun kalian berusaha, Intifada tidak akan padam”
Menteri Luar Negeri Amerika mengklaim bahwa pembunuhan (Balasan warga Palestina terhadap pemukim ilegal dan tentara Zionis,red) sebagai tindakan terorisme. Namun, di waktu yang sama, mereka anggap sah-sah saja segala bentuk kejejian Zionis terhadap kaum Muslimin rakyat Palestina dan Masjid Al-Aqsha.
“Adapun Zionis menyerbu Masjid Al-Aqsha, menyeret siapa saja yang berusaha melindungi Masjid. Memenjarakan mereka. Itu semua (menurut Amerika dan sekutuny-red), sah-sah saja!” demikian disampaikan Sekretaris Umum Persatuan Ulama Muslimin Dunia, Syeikh Dr. Ali Al Qurodaghi sebagaimana disampaikan melalui laman resmi iumsonline.org, Senin (12/10/2015).
Menurutnya, standar ganda yang diperlihatkan Amerika dan sekutunya Israel bertujuan untuk memadamkan perjuangan yang akhir-akhir ini menjalar ke semua wilayah Palestina. Baik itu Gaza, Al-Quds, maupun Tepi Barat yang melibatkan para mujahidin juga masyarakat sipil.
“Usaha kalian dan seluruh sekutu kalian akan sia-sia! Bagaimanapun kalian berusaha, Intifada tidak akan padam. Bahkan Intifada yang penuh berkah ini akan menghadiahi Zionis pelajaran. Pelajaran yang tidak akan sanggup mereka lupakan. Selama lamanya!”pungkasnya.*/M Rizqy U

Dr Aidh Qarni: Sabarlah Wahai Pejuang Palestina, Meski Umat Islam Kini Masih Diam Melihat Perjuangan Kalian

Dr. Aidh Qarni
Selasa, 30 Zulhijjah 1436 H / 13 Oktober 2015 12:00 WIB
Dai kenamaan dunia sekaligus pengarang buku fenomenal La Tahzan, Dr. Aidh Qarni, meminta pejuang Palestina untuk sabar mengahadapi penjajah Zionis Israel, meskipun dunia Islam dan negara-negara Arab hingga saat ini berdiam diri.
Dalam nasehatnya kepada pejuang Palestina melalui akun jejaring social Twitter, Dr. Aidh Qarni menuliskan, “Gerakan Intifadah Palestina telah melakukan apa yang tidak dilakukan peralatan militer dan rudal untuk mempertahankan Al Aqsha. Kami berterima kasih kepada pejuang Palestina.”
“Kalian adalah insipirasi umat Islam dalam kesabaran dan ketekunan berjuang di zaman ini. Janganlah kalian bersedih dan takut, karena Allah akan selalu bersama kalian,” tulis Dr. Aidh Qarni dalam tweetnya. (Rassd/Ram)

Benih Intifadah Kali Ini Melebihi Kemenangan Warga Gaza Atas Agresi Tahun 2014
A Palestinian woman holds a national flag during clashes with Israeli security forces near the border fence between Israel and the Gaza Strip on October 9, 2015 east of Gaza City. A week of violence between Israelis and Palestinians spread to the Gaza Strip, with Israeli troops killing five people in clashes on the border and Islamist movement Hamas calling for more unrest. AFP PHOTO / MOHAMMED ABED (Photo credit should read MOHAMMED ABED/AFP/Getty Images)
Senin, 29 Zulhijjah 1436 H / 12 Oktober 2015 17:30 WIB
Penulis dan analis Palestina untuk urusan Zionis Israel, Saleh Na’ami, menyatakan bahwa gerakan Intifadah jilid III yang kini terjadi di seantero wilayah Palestina telah melebihi aksi perlawanan Hamas dan faksi pejuang lainnya di Jalur Gaza pada tahun 2014 lalu.
Dalam komentarnya di jejaring facebook miliknya pada hari Minggu (11/10) kemarin, Saleh Na’ami menuliskan, “Apa yang telah dicapai revolusi pisau dalam 11 hari kebelakang telah melebihi pencapaian kemenangan warga Jalur Gaza Palestina pada agresi tahun 2014 lalu.”
Saleh Na’ami melanjutkan, “Intifadah jilid III kali ini benar-benar telah membuat takut bangsa Yahudi yang kini sedang melihat sebagian kemarahan Muslim Palestina karena Masjid Al aqsha.”
“Mereka (pemimpin Zionis Israel) saat ini benar-benar bingung dan tidak memiliki solusi alternatif lainnya selain membubarkan paska aksi perlawan Palestina yang akan semakin memperbesar api Intifadah,” ujar Saleh Na’ami.
Menurutnya Zionis Israel akan mengambil langkah curang dan picik meredakan gelombang api Intifadah ini, termasuk menggunakan tangan internasional untuk menekan dan meredakan gejolak yang saat ini terjadi di Palestina. (Rassd/Ram)

Gemuruh Jihad dan Intifadah di Tanah Palestina Memerangi Zionis-Israel
Gemuruh Jihad dan Intifadah di Tanah Palestina Memerangi Zionis-Israel
Selasa, 29 Zulhijjah 1436 H / 13 Oktober 2015 06:57 wib
Darah syuhada Palestina terus membasahi bumi negeri yang terjajah itu. Para Muslim Palestina ditakdirkan mendapatkan kemuliaan dari Allah Azza Wa Jalla, bisa bertemu dengan musuh-musuh Allah yaitu kafir musyrik, Yahudi dan Nasrani.
Muslim Palestina, benar-benar mewakafkan seluruh hidup dan mati mereka dalam rangka mendapatkan kemuliaan di sisi-Nya, yaitu al-Jannah. Mereka bergegas dan menyambut (istijabah) atas seruan jihad yang dikmundangkan para ulama di negeri itu.
Tak ada kesedihan dan keraguan dalam menghadapi kafir musyrik laknatullah, yang terus membuat bencana dan kehancuran di bumi yang dimuliakan itu, Yerusalem dan al-Aqsha. Mereka dengan penuh heroik menyongsong senjatra-senjata yang ditembakkan kepada mereka. Seperti mereka berlomba-lomba menyongsong peluru dari kafir musyrik Yahudi dan Nasrani.
Seperti janji-Nya yang tidak akan terjadi hari Kiamat, sampai Muslim mengalahkan kafir musyrik Yahudi dan Nasrani. Muslim akan memerangi mereka dengan penuh keikhlasan, sebagai bukti perang akhir zaman, mengalahkan para laknatullah, yang mengingkari kitab-Nya, dan terus menselisihi ajaran-Nya. Ini adalah perang yang nyata antara kafir musyrik dengan kaum pembela tauhid (muwahidin).
Hari Senin, dua pemuda Palestina yang berumur 13 dan 15 tahun menikam kafir yahudi, salah satu kondisinya kritis. Gelombang INNTIFADAH terus berlangsung di kota Yerusalem, di mana tiga Muslim Palestina ditembak mati oleh pasukan Zionis. Pasukan Yahudi tidak lagi menggunakan gas air mata dan peluru karet, tapi menggunakan peluru tajam. Sehingga, mengakibatkan banyaknya jauth korban dikalangan Muslim Palestina.
Empat warga Israel tewas, dan 26 warga Palestina tewas, termasuk 8 anak Palestina yang menyerang pasukan Zionis tewas dalam 12 hari pertumpahan darah. Ini adalah hari-hari penuh dengan kekerasan dan kemaatian di tanah Palestina. Hari-hari kemarahan Muslim Palestina terus menggelora. Ini bersamaan dengan meningkatnya kunjungan orang-orang Yahudi Ortodok ke kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem .
Para pejuang Palestina telah menyerukan "Hari Kemarahan" di Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur dan para pemimpin komunitas Arab Israel telah menyerukan pemogokan seluruh aktifitas di kota-kota dan desa-desa mereka, Selasa, 12/10/2015.
Dua pemuda Palestina berusia 13 dan 15 menikam dua warga Israel di utara Yerusalem, salah satu korban kondisinya kritis, kata polisi Zionis mengatakan mengutip sumber rumah sakit.
Polisi mengatakan kekacauan dan kekerasan berlangsung di mana Muslim Palestina meneyrang pasukan Zionis, dan berlangsung di Pisgat Zeev, wilayah yang diduduki Israel sejak perang Timur Tengah 1967, dan beberapa pemuda Palestina ditembak mati oleh pasukan Zionis.
Satu jam sebelumnya, seorang gadis Palestina 16 tahun, dari Yerusalem Timur di wilayah Pisgat Zeev menikam dan melukai seorang polisi perbatasan paramiliter di kota Yerusalem.
Serangan Bus
Saat malam tiba, perang terus berlansung, tanpa jeda, dan polisi mengatakan mereka menembak mati seorang Palestina di dalam bus, dekat stasiun bis pusat kota Yerusalem yang mencoba mengambil senapan pasukan Zionis, dan kemudian berhasil meraih pistol dari seorang polisi Zionis yang berada di tempat kejadian. Ketika, terjadi tembak menembak antara tentara dan penumpang ikut mengalami luka-luka.
Polisi juga mengatakan seorang polisi perbatasan telah menembak mati seorang warga Palestina yang mencoba menikamnya, meskipun kabar itu dibantah oleh Muslim Palestina lewat akun mereka, yang mengatakan ia telah menyaksikan insiden itu dan melihat ada pisau.
Penusukan hampir setiap hari terjadi terhadap pasukan Zionis dan warga Yahud, dan ini mengangkat semangat warga Palestina bahwa mereka memulai pemberontakan atau INTIFADAH, yang mencerminkan semangat perlawanan terhadap Zionis-Israel. Mereka sudah tidak lagi bisa menerima dengan berbagai dialog dan negosiasi dengan Zionis. Pembicaraan damai dengan Zionis sudah tidak ada gunanya, dan gagal.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada parlemen bahwa para penyerang yang menggunakan pisau akan gagal, seperti pembom bunuh diri telah gagal satu dekade lalu.
"Teror bom bunuh diri tidak mengalahkan kami maka, dan teror dengan pisau tidak akan mengalahkan kami sekarang," katanya.
Polisi telah dikerahkan 2.000 bala bantuan di Yerusalem, tetapi para pemimpin Israel mengatakan mereka tidak memiliki jawaban yang mudah untuk "serigala tunggal" penyerang.
Kekerasan telah menyebar ke seluruh wilayah Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki Israel, termasuk di Gaza yang dikuasai Hamas. Ini benar-benar perlawanan yang bersifat semesta. Rakyat Palestina sudah tidak ada lagi sekat-sekat antara Hamas dan al-Fatah, radikal dan moderat. Semua Muslim Palestina hanya satu : Zionis-Israel adalah musuh.
Kemarahan Muslim Palestina dipicu dengan meningkatnya kunjungan dibuat selama tahun lalu oleh kelompok Yahudi Ortodok dan anggot,a parlemen sayap kanan Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsa, yang terletak di kota tua Yerusalem.
Al-Aqsha adalah tempat suci Muslim, dan dikotori oleh najis kafir musyrik Yahudi dan Nasrani, dan mereka berusaha menghancurkan al-Aqsha. Tidak ada artinya tetesan darah dan nyawa mereka, dibandingkan dengan al-Aqsha. (mashadi/voa-islam.com)