Syahidnya
Ulama Shalih An Nabulusi dan Invasi Fathimiyah
Senin, 28 Desember 2015 - 15:48 WIB
IMAM ADZ DZAHABI menggelari Abu Bakr An Nabulusi
sebagai “Al Imam Al Qudwah Asy Syahid”. Sedangkan Al Yafi’i menyatakan bahwa
Abu Bakr An Nabulusi merupakan hafidz hadits, shalih, ahli ibadah serta
termasuk orang yang zuhud. Sedangkan Ma’mar bin Ahmad bin Ziyad menyatakan
bahwa ia seorang imam dalam hadits dan fiqih yang melaksanakan puasa sepanjang
masa.
Para ulama
mengisahkan bahwa saat Bani Ubaid (Fathimiyah), penguasa Mesir dan Maghrib yang
menganut paham Syi’ah ketika menguasai wilayah Syam, An Nabulusi berpendapat
bahwa pasukan yang datang dari Maghrib itu harus diperangi.
Saat itu,
Abu Bakr An Nabulusi melarikan diri dari Ramlah menuju Damaskus. Kemudian ia
ditangkap oleh penguasa Damaskus yang saat itu mendukung Fathmiyah Abu Mahmud
Al Kitami lalu dikerangkeng dalam kurungan lantas dibawa menuju Mesir.
Ketika
sampai di Mesir, Jauhar yang saat itu adalah panglima pasukan Fathimiyah
bertanya kepada Abu Bakr An Nabulusi,”Aku mendengar engkau telah menyatakan
bahwa jika seorang memiliki sepuluh busur panah maka wajib dilepaskan kepada
kami sembilan dan kepada Rum satu busur.”
Abu Bakr An
Nabulusi pun menjawab,”Aku tidak berkata demikian, namun aku mengatakan jika
ada padanya sepuluh busur panah, maka wajib baginya melepaskannya kepada kalian
sembilan dan melepaskan yang ke sepuluh kepada kalian juga. Karena kalian telah
merubah millah dan membunuh orang-orang shalih serta mengklaim memiliki
petunjuk ilahiyah.”
Setelah itu,
Abu Bakr An Nabulusi pun dicambuk dan diutuslah seorang Yahudi untuk
mengulitinya.
Seorang
tokoh sufi, Ma’mar bin Ahmad bin Ziyad mengabarkan bahwa Abu Bakr An Nabulusi
ketika kulitnya dikelupas hingga wajahnya ia berdzikir dan tetap bersabar
tatkala kulit dadanya dikelupas sampai pelakunya meresa kasihan hingga ia
menghujamkan pisau ke jantung Abu Bakr An Nabulusi yang menyababkan ia wafat.
Dan ketika dikuliti terdengar dari jasadnya suara bacaan Al Qur`an.
Ad
Daraquthni menangis ketika mengisahkan kondisi Abu Bakr An Nabulusi,”Ketika ia
dikuliti ia mengatakan,’kana dzalika fil kitabi masthura’ (yang demikian itu
telah tertulis di dalam kitab [Lauh Mahfuzh] [Al Isra: 58])”.
Ibnu As
Sa’sa’ Al Mishri berkisah bahwa ia bermimpi bertemu dengan Abu Bakr An Nabulusi
setelah ia disalib. Ia menyaksikan Abu Bakr dalam sebaik-baik keadaan. Dan ia
pun bertanya,”Apa yang dilakukan Allah terhadapmu?”
“Allah
mendekat kepadaku dengan langgengnya kehormatan serta menjanjikan untukku
dekatnya kemenangan dan mendekatkanku kepada-Nya lalu Ia berfirman,’Sebaik-baik
kehidupan adalah berada di sisi-Ku.'” Kata Abu Bakr An Nabulusi.
Bani Ubaid
akhirnya mengusai Syam setelah sebelumnya mengusai Maghrib kemudian Mesir dan
menampakkan madzhab yang buruk. Mereka mencela para sahabat, menghapus shalat
tarawih dan dhuha serta memerintahkan qunut di waktu dhuhur.
Tulisan
ini bersumber dari Siyar A’lam An Nubala (17/48-51) juga Mir’ah Az Zaman (2//285).