Wednesday, January 6, 2016

Bahrain-Sudan-Uae-Kuwait Ikuti Saudi. Negara Teluk Dan Liga Arab Dukung Penuh Saudi. Iran Mulai Takut Dan Dikabarkan Minta Maaf

arab iran

Bahrain-Sudan-UAE-Kuwait Ikuti Saudi, Iran Mulai Takut dan Dikabarkan Minta Maaf

Arab Saudi telah memutus hubungan diplomatik dengan Iran pada Minggu (3/1) kemarin setelah para massa Syiah Iran menyerang dan membakar kedubes Saudi di Teheran saat memprotes eksekusi mati tokoh Syiah Saudi Nimr al-Nimr. 

Langkah Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran ini diikuti oleh negara teluk lain.
Dilansir media grasswire, menyusul Bahrain memutus hubungan diplomatik dengan Iran dan meminta para diplomat negeri para mullah itu meninggalkan negara tersebut dalam waktu 48 jam. Menteri Penerangan Bahrain Isa al-Hamadi mengumumkan hal itu pada Senin, 4 Januari 2016.

Kementerian Luar Negeri Sudan juga mengumumkan akan membubarkan hubungan dengan Iran, "Dalam menanggapi serangan barbar di kedutaan Arab Saudi di Teheran dan konsulat Saudi di Masyhad, Iran."

Uni Emirat Arab mengatakan sudah menurunkan status hubungan diplomatiknya di Teheran dan akan mengurangi jumlah diplomat Iran di negara UAE.

Perkembangan situasi ini dinilai membuat Iran mulai takut dan kabarnya Iran meminta maaf atas pembakaran Kedubes Saudi di Teheran.

"Kabarnya Iran minta maaf atas kejadian pembakaran kedutaan Saudi di Teheran. Nampaknya Iran mulai agak takut melihat respon negara teluk yang mengikuti langkah Saudi putuskan hubungan diplomasi," ujar pengamat Timteng, Hasmi Bakhtiar, Selasa (5/1).

"Mustahil pembakaran kedutaan Saudi tanpa restu pemerintah Iran," tambah alumni Al-Azhar Cairo ini.

UPDATE!

Kuwait Juga Ikuti Saudi Putuskan Diplomatik Dengan Iran

Kuwait baru saja (Selasa, 5/1) mengumumkan menarik kembali duta besarnya untuk Iran, menyusul pertikaian Saudi dengan Iran. (Reuters 

Saudi Tak Butuh Permintaan Maaf Iran

Sementara itu, duta besar Arab Saudi di PBB, Abdullah Al-Moallimi, Selasa (4/1), menyatakan bahwa Arab Saudi tidak butuh permintaan maaf Iran. Yang dibutuhkan adalah perbuatan bukan perkataan. Permintaan maaf Iran tidak berarti apa-apa bagi Saudi.


Dilansir dakwatuna, dalam jumpa persnya di gedung PBB, Al-Moallimi meminta dewan keamanan PBB untuk mengecam tindakan penyerangan dan perusakan yang dialami kantor keduataan besar Arab Saudi di Teheran.

Dalam kesempatan tersebut, Al-Moallimi juga meminta Iran memberikan perlindungan kepada kantor-kantor diplomasi Saudi. Menurutnya, masayarakat dunia sudah sepakat menilai Iran gagal dalam melindungi kantor perwakilan diplomasi negara sahabat.

Al-Moallimi meminta Iran tidak melakukan intervensi permasalahan dalam negeri negara-negara Arab. “Iran harus menghormati prinsip bertetangga yang baik. Kembali normalnya hubungan diplomatik Saudi-Iran tergantung kepada perubahan sikap Iran.”

Ditambahkannya, “Putusnya hubungan Saudi-Iran sama sekali tidak akan mempengaruhi peran Saudi dalam menciptakan perdamaian di Suriah dan Yaman.”

Sebelumnya diberitakan bahwa Iran menyatakan keprihatinannya dengan kasus penyerangan kantor kedutaan Arab Saudi di Teheran. Iran sempat berjanji hal-hal seperti ini tidak akan terulang lagi.
http://www.portalpiyungan.com/2016/01/bahrain-sudan-uae-ikuti-saudi-iran.html?m=1


Negara Teluk Dan Liga Arab Dukung Penuh Saudi

Selasa, 25 Rabiul Awwal 1437 H / 5 Januari 2016 10:00 WIB
Dewan Kerja Sama Negara Teluk (GCC) dan Liga Arab mendukung eksekusi mati yang dilakukan Arab Saudi terhadap tokoh agama Syiah, Sheikh Nimr al-Nimr, yang disebut sebagai perang melawan terorisme.
Sekretaris Jenderal GCC Abdullatif al-Zayani mengatakan bahwa organisasi beranggotakan Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar dan Saudi itu “berdiri di belakang” Riyadh. Pernyataan tersebut dibuat setelah Tehran mengecam tindakan Riyadh yang mengeksekusi mati Al-Nimr beserta 46 orang lainnya, termasuk puluhan orang yang diduga memiliki hubungan dengan al-Qaeda.
Minggu (03/01/2016), Kedutaan Besar Arab Saudi di Tehran dan kantor konsulat di Mashhad diserang oleh para pengunjuk rasa yang tidak senang atas eksekusi mati Al-Nimr.
Liga Arab, di hari yang sama, menyatakan dukungan mereka kepada Saudi dalam upaya mereka melawan tindak terorisme, kata sekjennya, Nabil al-Arabi, seperti dilaporkan Al Arabiya. Ia juga mengutuk pembakaran dan pengrusakan kedubes serta konsulat Saudi di Iran, yang disebutnya sebagai bentuk pelanggaran atas prinsip-prinsip internasional.
Pembakaran kedubes Saudi di Iran juga telah membuat marah rezim Saud. Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengumumkan telah menarik duta besar mereka untuk Iran dan memberi waktu 48 jam kepada semua diplomat Iran untuk meninggalkan negara tersebut.(ts/rn)

Ikhwanul Muslimin Dukung Saudi dan Ajak Dunia Islam Putus Hubungan dengan Iran


Ikhwanul Muslimin (new.elfagr.org)
05/01/16 | 21:38
Jamaah Ikhwanul Muslimin di Suriah mendukung sikap pemerintah Arab Saudi yang memutus hubungan diplomatik dengan Iran paska penyerangan kedubesnya di Teheran.
Dalam keterangan persnya, seperti dilansir TRT, Selasa (5/1/2016) hari ini, “Jamaah menghargai langkah Saudi ini. Keputusan memutus hubungan diplomatik bagaikan tamparan di wajah sombong Iran. Karena hingga saat ini belum ada yang bisa menghentikan Iran pada batasnya. Apalagi saat ini adalah tahun-tahun kemunduran negara-negara Arab.”
Menurut Ikhwanul Muslimin, revolusi Suriah telah berhasil mengungkap wajah asli negara Iran dan bagaimana bahaya proyeknya di kawasan Timur Tengah dan juga dunia internasional. Secara langsung, Iran telah memberikan bantuan dan dukungan kepada diktator Suriah Bashar Al-Asad.

“Iran terlibat dan harus bertanggung jawab dalam terbunuhnya kaum wanita dan anak-anak. Rumah-rumah dirobohkan sehingga menimbun orang yang sedang berlindung di dalamnya,” demikian Ikhwanul Muslimin menggambarkan serangan-serangan udara militer rezim Asad yang meluluhlantakkan kota-kota di Suriah.

Ikhwanul Muslimin menyebut apa yang dilakukan Saudi adalah sebuah langkah berani. “Seluruh negara Arab dan dunia Islam seharusnya segera memutus hubungannya dengan Iran juga. Mereka harus mendukung dan membantu Arab Saudi untuk menghentikan bahaya negara Syiah itu sehingga kawasan Timur Tengah dan dunia Islam selamat dari bahayanya,” demikian keinginan Ikhwanul Muslimin. (msa/dakwatuna)
Redaktur: M Sofwan