Saturday, March 26, 2016

Erdogan Minta PBB Hapus Keanggotaan Tetap Dewan Keamanan, Kritik DK PBB Yang Tidak Miliki Anggota Tetap Mewakili Islam, Dunia Lebih Besar Dari Lima Negara Penguasa Dewan Keamanan PBB !!

Sidang DK PBB

Erdogan Minta PBB Hapus Keanggotaan Tetap Dewan Keamanan

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa menghapus sistem keanggotaan tetap di Dewan keamanan PBB, terlebih dengan tidak adanya satupun negara Muslim yang menjadi anggota di dalamnya.
“Saya ajak Anda berpikir dengan benar. Ada 5 anggota permanen di Dewan Keamanan PBB dan 10 anggota tidak tetap. Akan tetapi kesemuanya tidak ada satupun perwakilan dari negara di Benua Afrika dan Amerika Latin,” ujar Erdogan dalam pernyataan pers pada hari Senin (21/03).
Erdogan melanjutkan, “Dari sudut pandang agama, tidak ada anggota tetap DK PBB yang mewakili negara-negara Muslim maupun perwakilan dari umat Budha.”
Menurut Erdogan, sudah saatnya PBB mereformasi Dewan Keamanan dengan memperluas keanggotaannya menjadi 20 negara sehingga dapat mewakili semua negara di dunia, dan mengubah sistem permanen menjadi anggota non-permanen DK PBB.
Memiliki tugas bertanggung jawab untuk perdamaian dan keamanan internasional di bawah Bab VII Piagam PBB, Dewan Keamanan PBB merupakan salah satu organ PBB yang paling penting di bawah Bab VII Piagam PBB.
Lima anggota tetap Dewan yang mempunyai hak veto adalah Rusia, China, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat. Kelima negara dipilih karena kemenangan yang dicapai dalam Perang Dunia II.
Sedangkan 10 anggota tidak tetap ditetapkan dalam amandemen Piagam PBB tahun 1965. (Rassd/Ram)

Erdogan: Dunia Lebih Besar dari Lima Negara Penguasa 
Dewan Keamanan PBB

Ankara. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengkritik negara-negara besar yang menguasai dan mengendalikan dewan keamanan PBB. Beliau juga mengecam negara-negara Barat yang enggan memberikan solusi dalam krisis Suriah.

Hal itu disampaikannya dalam sebuah acara penganugerahan penghargaan kepada para budayawan dan seniman di istana kepresidenan, Ankara, Rabu (3/11/2014) kemarin sore. Dalam kesempatan itu, Erdogan juga mengatakan, “Apakah kalian mengira mereka menghiraukan matinya 300-400 ribu rakyat Suriah? Apakah mereka memberikan apresiasi kepada Turki yang menyambut dan menampung 600 ribu rakyat Suriah di wilayahnya?”
Menurut Erdogan, negara-negara Barat memang memuji sikap tanggap Turki dalam membantu para pengungsi. Tapi mereka sama sekali tidak memberikan bantuan nyata. “Tidak usahlah banyak berbicara yang tidak bisa membuat para pengungsi kenyang. Bicaralah tentang bantuan yang harusnya kalian berikan kepada Turki agar tidak sendirian menanggung beban banyaknya para pengungsi Suriah. mereka sama sekali tidak mau membicarakannya.”
Erdogan menekankan, “Dunia ini lebih besar daripada lima negara yang menguasai dewan keamanan PBB. Tatanan dunia yang tidak adil saat ini membuka pintu lebar bagi terus berlangsungnya kezhaliman.” (msa/dakwatuna/rassd)

Erdogan: Hadiah Nobel dan Dewan Keamanan PBB tak Pernah Objektif

ANKARA -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengkritik pemberian hadiah Nobel dan posisi Dewan Keamanan PBB. "Jangan berharap obyektif di dunia dimana lembaga-lembaga internasional memutuskan sesuai dengan ideologi mereka sendiri," ucap dia dalam sebuah pidato di Ankara, seperti dilansirWorldbulletin, Kamis (4/12).


Erdogan mempertanyakan penilaian obyektif Nobel. "Apakah Nobel diberikan secara obyektif. Tidak. Apakah DK PBB mengeluarkan kebijakan secara obyektif, tidak. Tidak pernah," kata dia.

"PBB, yang didirikan selepas Perang Dunia II memiliki singkatan dari mewakili seluruh dunia. Takdir Seluruh dunia tidak bisa di tangan lima negara saja."

Erdogan juga menyayangkan dunia Barat yang tidak mengakui sumbangsih Turki terhadap peradaban dunia. "Faktanya kami tidak pernah mendapatkan apresiasi di Barat. Turki telah memberikan kontribusi seni yang sangat penting, seperti musik, kaligrafi, seni marmer dan lainnya," ucap dia.

"Negara kami dibesarkan banyak intelektual selama berabad-abad. Mereka coba melumpuhkan bahasa kita, semangat dan peradaban kita di masa lalu, tapi mereka tidak akan bisa menguras benih intelektual kami," kata dia.
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/14/12/04/ng0trf-erdogan-hadiah-nobel-dan-dewan-keamanan-pbb-tak-pernah-objektif

Erdogan kritik dk pbb yang tidak miliki anggota tetap mewakili islam

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengkritik Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) karena lima negara anggota tetap Dewan Keamanan, tak satupoun yang mewakili negara Islam.
Erdogan kembali membuat pernyataan yang tegas menyuarakan kepentingan Islamsedunia  itu, pada  upacara penyerahan President”s  Grand Awards di ibukota Turki, Ankara. Press tv melaporkan dan dikutipMi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
Pemimpin Turki mengkritik Dewan Keamanan PBB,  yang lima anggota tetapnya, China, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat, hanya diwakili beberapa negara dari “Eropa, Asia, dan Amerika.”
“Tidak ada satu pun negara Muslim di antara lima negara anggota  tetap Dewan  Keamanan, padahal mereka mempunyai kekuasaan besar, terutama sekali hak  veto,  apa saja yang tak disetujui salah satu negara tersebut, otomatis ditolak PBB, meski sebagian besar anggota PBB mendukung.  Inilah antara lain kesulitan yang dialami Palestina berjuang di PBB,” kata Erdogan yang di dalam negeri sebelumnya selama sepuluh tahun menjadi Perdana Menteri, mengembalikan Turki kepada “wajah” Islam, sesuai program partainya yang berbasis Islam.
“Seluruh dunia melihat apa yang keluar dari mulut lima negara tersebut. Jika salah satu dari mereka mengatakan ‘tidak’, maka masalah ini ditutup. Bisa ada penindasan seperti itu. Tidak ada keadilan, hanya penindasan, sementara dunia menunggu keadilan, “katanya.
Pemimpin Turki itu telah lama menjadi kritikus tetap terhadap keputusan-keputusan PBB yang dianggap merugikan Islam.
DK PBB terdiri dari lima anggota tetap, kemudian ada 10 anggota tidak tetap, yang dipilih untuk masa dua tahun oleh Majelis Umum, masing-masing mewakili kawasan-kawasan di belahan bumi ini. Anggota-anggota tidak tetap ini, tidaklah mempunyai hak veto. Indonesia sudah beberapa kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB ini.
Para anggota tetap memiliki kekuatan untuk memblokir adopsi dari setiap rancangan resolusi Dewan substantif, terlepas dari  jumlah dukungan negara-negara anggota PBB, berapapun juga banyaknya.  (T/P011/P2)