Wednesday, March 16, 2016

Teroris Super Biadab Rusia Keok, Negaranya Bangkrut, Rezim Minoritas Syiah Alawite (Nushairiyyah) Laknatullah Yang Dibela Sangat Loyo, Khawatir Rencana B (“Ra’d Asy-Syimal”), Pilih Hengkang Dari Suriah. Kedepan Mereka Akan Menjadi Musuh Bangsa Syam/Arab .

PM Turki

Uni Eropa : Rusia Akan Kalah Dan Terusir Dari Suriah Seperti Di Afghanistan.
PM Turki: Teroris Biadab Komunis Rusia Akan Mundur Dari Suriah Dalam Keadaan Terhina Seperti Dulu Di Afghanistan, Era Soviet Sudah Berakhir ! Rusia Butuh 15 Tahun Untuk Pemulihan Ekonomi ( Masya Allah )
Turki Tolak Semua Rencana Terkait Suriah Jika Rezim Assad Belum Lengser. Turki: Ingin Kuasai Suriah? Hadapi Kami Dulu!! Erdogan: Iran Akan Dukung Asad Sampai Kapan Pun, Kami Juga Akan Melawan Asad Sampai Kapan Pun

Putin Perintahkan Bagian Utama Tentara Rusia Memundurkan Diri 
dari Suriah
March 15, 2016
Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah mengeluarkan perintah untuk memulai penarikan pasukan Rusia dari Suriah mulai dari tanggal 15 Maret, TASS melaporkan.
“Saya berpikir bahwa tugas yang diatur Kementerian Pertahanan umumnya telah terpenuhi. Itulah sebabnya saya perintahkan untuk memulai penarikan sebagian besar militer kami dari Suriah mulai besok,” TASS mengutip pernyataan Putin pada hari Senin(14/03) pada pertemuan dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.
“Jadi saya perintahkan menteri pertahanan (Rusia) untuk mulai menarik sebagian besar pasukan kita dari Suriah,” tambah Putin.
Putin mengatakan dia berharap penarikan pasukan Rusia akan menjadi stimulus untuk resolusi politik dari konflik Suriah.
Putin mengatakan bahwa pangkalan udara Rusia di Hemeimeem di provinsi Latakia pesisir Suriah dan pusat angkatan laut di pelabuhan Tartous Suriah akan terus beroperasi.
Menurut juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Putin telah membahas dan mengkoordinasikan keputusan pada awal penarikan pasukan Rusia dari Suriah dengan Bashar Assad.

“Semua yang bersuara pada pertemuan (Putin, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu) telah memberitahu kepada rekan Suriah kami,” kata Peskov.

Keputusan Putin ini sangat mengejutkan dan tidak dapat dipercayai begitu saja, mengingat manuver teroris Putin di Suriah yang telah banyak menumpahkan darah rakyat sipil yang tak berdosa terutama anak-anak dan wanita serta selalu melanggar segala bentuk perjanjian termasuk kesepakatan gencatan senjata yang dimulai sejak 27 Februari lalu. Keanehan terasa lebih kental mengingat keputusan ini keluar sehari pasca serangan teror di Ankara, apakah hal ini ada berhubungan? wAllahua’lam.
Orient News, Middle EAST Update

Presiden Rusia Vladimir Putin Perintahkan Tarik Mundur Sebagian Pasukannya dari Suriah

MOSKOW, RUSIA - Rusia akan menarik keluar "bagian utama" dari pasukannya dari Suriah, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Senin (14/3/2016), mengklaim bahwa ia ingin mengabdikan tenaganya untuk menengahi kesepakatan perdamaian di negara itu.
Namun, Moskow mengatakan akan terus menjaga kehadiran militer mereka di negara itu dan tidak akan keluar dari pangkalannya di kota pesisir Tartous atau pangkalan udara Hmeymim di provinsi Latakia Suriah.
Menurut laporan-laporan, Putin telah memerintahkan penarikan untuk dimulai besok (Selasa-Red) tapi belum memberikan batas waktu apapun  untuk .

Pengumuman mengejutkan ini datang ketika putaran baru perundingan damai Suriah dimulai di Jenewa.

Putaran terbaru, yang berlangsung pada bulan Februari, cepat rusak setelah serangan udara Rusia dan Suriah secara terus-menerus pada daerah-daerah oposisi.

Berbicara pada pertemuan di Kremlin dengan menteri pertahanan dan menteri luar negeri nya, Putin dilaporkan mengatakan bahwa militer Rusia, yang mulai pemboman Suriah September lalu, telah mencapai sebagian besar tujuannya.

"Pekerjaan yang efektif dari militer kita menciptakan kondisi untuk memulai proses perdamaian," klaim Putin.

"Saya percaya bahwa tugas yang diletakkan sebelumnya kepada kementerian pertahanan dan angkatan bersenjata Rusia telah, secara keseluruhan, telah terpenuhi. Dengan partisipasi militer Rusia ... angkatan bersenjata Suriah telah mampu mencapai perputaran mendasar dalam memerangi terorisme (baca;jihad) internasional dan telah mengambil inisiatif di hampir semua hal," klaim Putin.

oposisi utama Suriah memuji keputusan itu pada Senin malam, namun mengatakan akan menunggu dan melihat apakah dampak perintah itu akan terjadi di lapangan.

"Kita harus memverifikasi sifat keputusan ini dan maknanya," Salem al-Meslet, juru bicara Komite Tertinggi Negosiasi oposisi kepada wartawan di Jenewa.

"Jika ada keputusan untuk menarik pasukan (Rusia), itu adalah keputusan yang positif, dan kita akan melihatnya di lapangan (Tapi) melakukan keputusan ini berarti memindahkan kekuatan atau hanya mengurangi jumlah pesawat mereka di Suriah, (yang) kita harus periksa," katanya.

Rusia terlibat dalam perang saudara di Suriah mulai September 2015 dengan mendukung pemerintah Damaskus, yang berupaya merebut kembali sejumlah wilayah yang dikuasai kelompok-kelompok pejuang oposisi.

Keterlibatan Rusia secara luas telah memberi nafas baru bagi rezim Assad yang hampir keok oleh mujahidin meski telah dibantu Iran dan Syi'ah Hizbullaat Libanon. (st/mee)

Jabhat Al-Nusrah Bersiap Luncurkan Serangan Baru Setelah Penarikan Tentara Rusia dari Suriah


SURIAH - Afiliasi Al-Qaidah di Suriah Jabhat Al-Nusrah sedang mempersiapkan untuk meluncurkan serangan baru, seorang komandan jihad mengatakan hari Selasa (15/3/2016), setelah Rusia mengumumkan penarikan pasukannya dari negara yang dilanda perang tersebut.
"Jelas bahwa Rusia telah mengalami kekalahan, dan dalam 48 jam ke depan Al-Nusrah akan meluncurkan ofensif di Suriah," seorang komandan kelompok itu mengatakan kepada AFP melalui Skype.
"Rusia menarik diri untuk satu alasan, dan itu karena ketika mereka mendukung rezim, rezim tidak mampu menguasai wilayah yang mereka ambil alih," katanya, berbicara tanpa menyebut nama.

"Kalau bukan karena pesawat-pesawat tempur Rusia, kita akan berada di (kota) Latakia," katanya, merujuk pada ibukota provinsi jantung sekte Alawit Presiden Bashar al-Assad.

"Tentara (Suriah) mengecewakan Rusia. Ini adalah tentara pengecut," katanya.

Rusia "tidak akan melakukan lebih banyak pengorbanan untuk sebuah rezim yang pada dasarnya runtuh, katanya."

Moskow mulai serangan udara dalam mendukung pasukan Assad pada bulan September, sebuah langkah yang sangat membantu pasukan rezim untuk merebut kembali wilayah dari mujahidin.

Sebuah gencatan senjata sementara antara pasukan Assad dan lawan sebagian besar telah diselenggarakan sejak 27 Februari tetapi kesepakatan damai itu tidak mencakup kelompok Jabhat Al-Nusrah dan Islamic State (IS). (st/AFP)


Oposisi Ragukan Pengumuman Rusia Tarik Pasukan dari Suriah

Oposisi Ragukan Pengumuman Rusia Tarik Pasukan dari Suriah

Damaskus – Oposisi Suriah masih meragukan niat Rusia menarik sebagian pasukan tempurnya dari Suriah. Mereka meminta bukti, bukan hanya sekedar pernyataan.
Juru bicara Komisi Tinggi untuk Negosiasi Oposisi Suriah, Salim Al-Musallath, mengatakan kepada Al-Jazeera, Senin (14/03), jika niat Rusia menarik sebagian pasukannya  benar terealisasi akan memberikan dorongan positif untuk pembicaraan damai di Suriah. Dia mengatakan, pihaknya ingin benar-benar melihat penarikan tersebut.
Hal senada juga diutarakan delegasi oposisi untuk pembicaraan Jenewa, Muhammad Alloush. Namun, komandan dari gerakan Jaisyul Islam itu belum melihat tanda-tanda penarikan tersebut.
“Saya apresiasi penarikan pasukan Rusia jika itu benar dilakukan, bukan hanya untuk bermanuver,” kata Alloush.
Sebagaimana diberitakan, pemerintah Rusia dan Suriah mengumumkan bahwa armada tempur udara Rusia di Suriah akan dikurangi. Kesepakatan itu dilakukan melalui sambungan telepon.
Menurut pengakuan Rusia, pihaknya hanya menyisakan pasukan di pangkalan militer mereka di pelabuhan Turtuz dan bandara militer Humaimim di pesisir Latakia. Misi di Suriah dianggap selesai dan mencapai target.
Pengumuman penarikan pasukan Rusia ini di saat digulirkannya kembali pembicaraan Jenewa. Pertemuan untuk mencari solusi bagi konflik Suriah itu berulang kali gagal karena keengganan rezim Suriah dan sekutunya menghentikan serangan udara.
Sumber: Al-Jazeera              

Biayai Perang Suriah, Jumlah Orang Miskin Rusia Bertambah 20%

A woman shouts in front of a poster reading "The resignation of Putin if he doesn't stop prices going up" during a rally in Vladikavkaz, 13 October 2007. AFP PHOTO / KAZBEK BASAYEV (Photo credit should read KAZBEK BASAYEV/AFP/Getty Images)
A woman shouts in front of a poster reading “The resignation of Putin if he doesn’t stop prices going up” during a rally in Vladikavkaz, 13 October 2007. AFP PHOTO / KAZBEK BASAYEV (Photo credit should read KAZBEK BASAYEV/AFP/Getty Images)

Selasa, 13 Jumadil Akhir 1437 H / 22 Maret 2016 14:30 WIB
Boikot ekonomi yang dilakukan negara-negara Uni Eropa dilaporkan telah mengingkatkan jumlah orang miskin di Rusia melonjak hingga 20% dari jumlah total keseluruhan.
Dalam laporan terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik Rusia pada hari Senin (21/03) kemarin menyatakan, “Sepanjang tahun 2015 jumlah orang yang hidup dibawah garis kemiskinan di Rusia mencapai 19,2 juta orang atau sekitar 13 persen dari total penduduk.”
Rusia sendiri menetapkan mereka yang hidup dibawah 9.662 rubel perbulannya sebagai garis ambang kemiskinan.
Sejak ikut campur dalam konflik Ukraina pada tahun 2014 lalu, negara-negara Eropa memberlakukan sanksi ekonomi kepada Rusia sebagai bentuk hukuman atas pencaplokan wilayah Crimea. Hal ini bertambah buruk ketika di akhir tahun 2015 kemarin Rusia memutuskan menggelar intervensi militer di suriah
Tercatat di tahun 2016 ini Rusia juga mengumumkan penurunan anggaran pertahanan sebagai reaksi atas krisis ekonomi yang melanda 2 tahun terakhir. (Skynewsarabia/Ram)