Sunday, April 17, 2016

Berkaca Pada Luar Negeri, Setiap Ada Syiah Pasti Memberontak. PWNU Jatim: Indonesia Bumi Ahlusunnah Wal Jamaah, Siap Berkorban Jika Sahabat Dan Istri Nabi Dihina Syiah. MUI Jatim: Ada Perubahan Nilai Penguasa Di Balik Sukesnya Acara Syiah Di Bondowoso

“Berkaca pada Luar Negeri, Setiap Ada Syiah Pasti Memberontak”

Mejelis Ulama Indonesia wilayah Jawa Timur memperingatkan, kelompok Syiah jika dibiarkan menjadi besar di Indonesia mereka akan memberontak. Hal ini berkaca pada negara-negara yang dulunya Syiah minoritas, namun ketika menjadi mayoritas meraka melakukan tindakan tindakan yang tidak diinginkan.

“Kita berkaca pada luar negeri, setiap ada Syiah pasti berontak seperti di Iraq, Syria, Libanon. Kalau di Indonesia memang masih kecil, tapi jika dibiarkan dan menjadi besar akan menjadi seperti negara negara itu. mereka itu kan kerjannya dusta,” jelas ketua MUI Jatim, KH. Abdul Somad Buchori, di bilangan Tebet, Jakarta, Jumat malam (15/04).
Karenanya, dia menghimbau kepada seluruh elemen Umat Islam untuk mempunyai kesepahaman dan memberi pengaruh kepada pemerintah agar menghentikan dan mencegah gerak kelompok Syiah. Indonesia merupakan bumi kaum Sunni, dan selamanya Sunni dan Syiah selalu mempunyai perbedaan.
“Indonesia itu adalah bumi Sunni, jadi seharusnya keputusan luar negri mengatakan Syiah itu di negaranya sendiri saja di Iran sana, sudah punya negara sendiri kok mengembangkan ke negara lain” pungkasnya.
Peringatan itu disampaikan setelah Kiai Buchori menanggapi kesuksesan acara Syiah di Bondowos pekan lalu. Mereka sukses menggelar peringatan Maulid Fathimah yang dihadiri tokoh-tokoh Syiah nasional.
Menurut Kiai Buchari, kesuksesan acara itu karena ada perubahan nilai penguasa di wilayah Jawa Timur. Padahal, pemerintah sudah mengeluarkan peraturan yang melarang kegiatan, yang menimbulkan hasutan dan kerusuhan.
Reporter: Jundi Karim
Editor: Hunef Ibrahim


PWNU Jatim: Indonesia Bumi Ahlusunnah Wal Jamaah, Siap Berkorban Jika Sahabat dan Istri Nabi Dihina Syiah

Pengurus Syuriah PWNU Jatim menegaskan bahwa meskipun umat Islam Indonesia terbagi dalam berbagai organisasi, namun mereka adalah keluarga besar Ahlussunnah Wal Jamaah.
Sementara, Ahlussunnah Wal Jamaah siap mengorbankan apa saja yang dimiliki untuk membela pemimpin Islam, sahabat dan istri Nabi jika mereka dihina, seperti yang dilakukan oleh Syiah.
“Indonesia ini adalah bumi Ahlussunnah Wal Jamaah,” kata KH Habib Achmad Zein Al Kaff, di hadapan perwakilan Komisi VIII DPR RI pada Rabu (03/02).
Ulama yang juga Anggota Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Jawa Timur ini menyatakan bahwa memang umat Islam di Indonesia terbagi dalam berbagi organisasi. Sejumlah organisasi seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Al-Irsyad, Rabithah Alawiyah, Dewan Dakwah Islamiyah, Majelis Mujahidin, FPI dan Persis, menjadi wadah mereka.
“Namun mereka adalah keluarga besar Ahlussunnah Wal Jamaah,” tegasnya.
Di hadapan anggota DPR tersebut Habib Zein juga menerangkan fakta bahwa para mantan pelajar asal Iran dan santri yang belajar di Pondok Pesantren Syiah, telah berani menghina orang-orang yang dimuliakan umat Islam. Mereka menyebut para sahabat telah murtad dan menuduh istri-istri Nabi dengan tuduhan keji.
“Inilah yang mengakibatkan terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan,” imbuhnya.
“Sikap kami Ahlussunnah Waljamaah tegas, kami siap berkorban apa saja baik harta benda maupun jiwa raga kami demi membela mereka,” pungkasnya.
Reporter : Imam Suroso
Editor: Fajar Shadiq

MUI Jatim: Ada Perubahan Nilai Penguasa di Balik Sukesnya Acara Syiah di Bondowoso

Ketua Majelis Ulama Indonesia wilayah Jawa Timur, KH. Abdul Somad Buchori, mengatakan pengikut sekte sesat Syiah seperti mendapat angin segar dengan mulusnya acara mereka di Bondowoso pekan lalu. Dalam jangka panjang, mereka bisa menimbulkan masalah yang lebih besar dan membahayakan.
“Sekarang mereka seperti mendapat angin, tapi ini akan menimbulkan masalah kedepannya, karena memberi peluang menjadi lebih besar dan Syiah itu akan membahayakan ke depannya,” ujarnya kepada Kiblat.net di bilangan Tebet, Jakarta, pada Jumat malam (15/04).
Sebagaimana diketahui, sekte Syiah sukses menggelar peringatan Maulid Fathimah di Bondowoso awal bulan ini. Acara tersebut dihadiri tokoh Syiah nasional, Jalaludin Rahmat dan Haidar Bagir. Disinyalir acara ini berskala nasional.
KH. Abdul Somad mengungkapkan, di Jawa Timur sudah dilarang pergerakan Syiah dan aparat pun sudah mengharamkannya. Namun, ia menyebut, telah terjadi perubahan-perubahan nilai penguasa yang memegang kekuasaan dan membawa pengaruh yang signifikan.
Dia juga mengungkapkan bahwa kesuksesan acara itu merupakan kemunduran bagi pemerintah. Padahal, pemerintah daerah telah mengeluarkan Peraturan Gubernur (PerGub) no 55 th 2012 yang berisi, tidak boleh ada hal-hal yang sifatnya menghasut atau menimbulkan kemarahan masyarakat. Syiah yang notabenenya merupakan kelompok bermasalah sudah berulang kali menimbulkan kemarahan masyarakat.
Reporter: Jundi Karim
Editor: Hunef Ibrahim