Pihak penengah gencatan
senjata (AS dan Rusia) tidak memasukkan kelompok Jabhah Nushrah dan ISIS di
dalamnya. Sebagai gantinya, pihak AS, Rusia dan rezim Assad lantas menargetkan
kedua faksi tersebut. “Seharusnya jangan melihat gencatan senjata dalam
penyerangan ke wilayah tersebut. Pada dasarnya gencatan senjata tidak
diperpanjang di daerah yang mana Jabhah Nushrah melakukan operasinya di
Aleppo,”
( siasat iblis ! )
Direktur CIA : Amerika Tidak Akan Bisa
Jadi Juru Damai di Dunia Arab
Direktur Badan
Intelejen Amerika Serikat “CIA”, James Clapper, menegaskan bahwa perang melawan
Negara Islam dan organisasi ekstrimis lainnya di kawasan Timur Tengah akan
membutuhkan waktu puluhan tahun, meskipun saat ini AS berhasil mengendaikan
jalannya peperangan.
“Meskipun kampanye
udara AS di Irak berhasil merebut wilayah yang dikuasai Negara Islam dalam
beberapa bulan terakhir, akan tetapi mengembalikan kota kedua terbesar di Irak,
Mosul, akan memakan waktu yang lama dan menyebabkan banyak kekacauan,” ujar
Clapper dalam wawancaranya dengan The Washington Post.
Clapper melanjutkan,
“Biarpun AS berhasil mengalahkan kelompok ekstrimis di Irak dan Suriah, masalah
yang sama akan kembali terulang meski dengan wajah baru. Akan ada kekacaun yang
akan terus berlanjut di wilayah ini untuk waktu yang lama.”
Menurutnya, AS tidak
akan dapat menciptakan perdamaian di kawasan Timur Tengah atau hanya sekedar
memperbaiki wilayah ini di tengah penindasan yang dilakukan rezim setempat
terhadap kekebasan berpendapat dan ekonomi. (Almasryalyoum/Ram)
AS Salahkan Jabhah Nushrah atas Rumitnya Gencatan Senjata di Suriah
Selasa, 10 Mei 2016 20:03 WIB
Runtuhnya opsi gencatan
senjata di Suriah yang dibarengi dengan serangan rezim Bashar Assad di Aleppo
membuat pihak AS kebingungan. Bahkan, mereka kali ini berusaha menyalahkan
kehadiran pejuang Jabhah Nushrah.
Seorang pejabat AS yang
tidak mau disebut namanya berbicara kepada wartawan Senin (09/05), mengklaim
bahwa kehadiran Jabhah Nushrah di tengah-tengah warga telah memperumit keadaan
di Suriah.
“Kehadiran Jabhah
Nushrah telah menjadi faktor yang rumit karena mereka tidak masuk dalam opsi
gencatan senjata. Sementara itu, mereka juga berkolaborasi dengan warga sipil
maupun pihak yang terikat gencatan senjata,” katanya.
“Kita diperbolehkan
untuk mengambil tindakan terhadap mereka. Namun Anda juga masih di bawah CoH
untuk memastikan tindakan Anda tidak membahayakan warga sipil atau pihak yang
ikut gencatan senjata,” tambahnya.
Ditengahi oleh Moskow
dan Washington pada Februari lalu, gencatan senjata menyerukan pihak-pihak di
Suriah untuk segera menghentikan permusuhan dan berusaha untuk meningkatkan
akses kemanusiaan di beberapa wilayah sipil.
Namun, pihak penengah
gencatan senjata (AS dan Rusia) tidak memasukkan kelompok Jabhah Nushrah dan
ISIS di dalamnya. Sebagai gantinya, pihak AS, Rusia dan rezim Assad lantas
menargetkan kedua faksi tersebut.
Mengenai Aleppo, pejabat
Washington ini mengatakan bahwa pertempuran di barat daya kota mungkin tidak
akan mereda selama Jabhah Nushrah masih melakukan perlawanan di wilayah
tersebut.
“Seharusnya jangan
melihat gencatan senjata dalam penyerangan ke wilayah tersebut. Pada dasarnya
gencatan senjata tidak diperpanjang di daerah yang mana Jabhah Nushrah
melakukan operasinya di Aleppo,” ungkapnya.
Sumber: Anadolu
Penulis: Dio Alifullah
http://www.kiblat.net/2016/05/10/salahkan-jabhah-nushrah-atas-rumitnya-gencatan-senjata-di-suriah/
Sumber: Anadolu
Penulis: Dio Alifullah
http://www.kiblat.net/2016/05/10/salahkan-jabhah-nushrah-atas-rumitnya-gencatan-senjata-di-suriah/