Tuesday, May 10, 2016

Mayoritas Muslimin Indonesia Sangat Antusias Dan Mendukung Perjuangan Rakyat Suriah Melawan Pemerintah Zalim Syiah Bashar Assad, Kecuali Pemerintah ( Akibat Anasir Syiah ) Dan Ulama Koplak, Padahal Korbannya Mayoritas ASWAJA

FIPS: Pemerintah Masih Berpihak Rezim Suriah

FIPS: Pemerintah Masih Berpihak Rezim Suriah

Sekjen Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS), Abu Harits mengungkapkan bahwa rakyat Indonesia sangat antusias dan mendukung perjuangan rakyat Suriah melawan pemerintah zalim Bashar Assad. Namun, sikap itu tidak diwakili oleh pemerintah, yang justru lebih memihak rezim Suriah dan sekutunya.
“Dari beberapa audiensi yang kami lakukan di Front Indonesia Peduli Syam (FIPS), rakyat Indonesia secara umum sangat antusias dan mereka sangat mendukung perjuangan rakyat Suriah,” katanya kepada Kiblat.net di sela-sela aksi solidaritas untuk Suriah di depan Kedutaan Suriah pada Senin (09/05).
Akan tetapi, lanjutnya, sikap tersebut tidak didukung oleh pemerintah. Oleh karena itu, Abu Harits merasa perlu menyampaikan kebenaran konflik Suriah kepada pemerintah Indonesia yang masih memihak rezim Suriah dan sekutunya.
“Kita perlu menyampaikan kepada regulator negeri ini untuk memiliki sebuah sikap politik luar negeri yang memiliki keberpihakan kepada rakyat-rakyat yang tertindas di Suriah,” tegasnya.
“Bukan memberikan keberpihakan kepada rezim Suriah, ini yang akan kami suarakan terus dan ini akan menjadi suara mayoritas rakyat kaum muslimin Indonesia,” tambahnya.
Selain itu, dia juga akan menutut semua pihak yang ikut serta dalam pembantaian kaum Muslimin di Suriah, termasuk Amerika Serikat, Iran dan milisi “Hizbullat” Lebanon.
“Kita akan menuntut semua negara yang ikut serta dalam pembantaian genosida kaum muslimin di Suriah, bukan hanya Iran saja termasuk Amerika, Rusia, Cina dan milisi Hizbullat yang ikut serta di dalamnya,” ungkapnya.
Bahkan, pihaknya juga akan menuntut sejumlah negara untuk menghentikan kekerasan di Suriah dan memberikan kompensasi kepada korban yang mengalami kerugian akibat serangan yang ada.
“Kita juga menuntut mereka (rezim, AS, Rusia, Iran dan milisi Hizbullah Lebanon) untuk menghentikan keganasannya dan harus memberikan kompensasi seadil-adilnya terhadap kaum muslimin yang tertindas di Suriah,” pungkasnya.
Perlu diketahui, FIPS dibentuk untuk menjadi pusat informasi dan bantuan kemanusiaan tragedi di kawasan Syam, termasuk Suriah. Sejumlah lembaga kemanusiaan bergabung dalam forum tersebut. Melalui FIPS, sejumlah bantuan langsung disalurkan kepada warga Suriah.
Reporter: Dio Alifullah

Aliansi Merah Putih Desak Pemerintah RI Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Rezim Suriah

AliansiXMerahXPutih-3

Selasa, 2 Sya’ban 1437 H / 10 Mei 2016 08:46
Tragedi pembumihangusan kota Aleppo kembali menyentak mata dunia internasional. Aksi brutal rezim Basyar Asad bersama Rusia kali ini menambah panjang catatan kejahatan rezim itu terhadap rakyat sipil Suriah.
“Pembumihangsusan di Aleppo bukanlah tragedi pertama. Rezim Basyar Asad sudah melakukan pembantaian rakyat sipil berulang kali sepanjang 5 tahun konflik yang terjadi di Suriah,” demikian rilis Aliansi Merah Putih Peduli Suriah, Senin (9/5).
Aliansi Merah Putih yang mendemo Kedubes Suriah, Senin (9/5) kemarin memprotes aksi biadab rezim Asad dan Rusia di Aleppo yang dalam waktu kurang dari satu pekan menewaskan sedikitnya 200 warga sipil. Bahkan satu Rumah Sakit dan tiga Klinik hancur akibat serangan udara rezim disertai terbunuhnya sejumlah pasien dan tenaga medis yang berkerja di Rumah Sakit tersebut.
“Sudah hampir 500.000 orang terbunuh dan lebih dari 700 orang tenaga medis yang bertugas menyelamatkan nyawa rakyat sipil juga meregang nyawa akibat berbagai aksi brutal rezim Basyar Asad yang didukung Rusia, Iran, milisi ‘Hizbullah’ Lebanon dan milisi lainnya,” ungkap Koordinator Aksi, Hardiansyah.
Kepiluan ini belum ditambah dengan 11 juta pengungsi yang sampai hari ini kehilangan hak hidup yang layak akibat ulah rezim Basyar Asad tersebut.
“Untuk itu Aliansi Merah Putih Peduli Suriah sebagai bagian dari masyarakat internasional mengecam dan mengutuk aksi brutal rezim Basyar Asad yang tidak ber-perikemanusiaan terhadap rakyat sipil Suriah,” ujarnya.
Ia menegaskan, Aliansi Merah Putih Peduli Suriah mendesak pemerintah Republik Indonesia untuk mengeluarkan pernyatan resmi guna menyatakan sikap Indonesia dalam memandang pembantaian terhadap rakyat sipil di Suriah.
Aliansi juga mengecam pernyataan Duta Besar Indonesia untuk Suriah yang menyampaikan penyesatan informasi terkait kondisi Suriah dengan penuh manipulasi dan amat sangat jauh dari fakta yang terjadi.
Karena itu, kata Hardi, Aliansi Merah Putih mendesak pemerintah Republik Indonesia untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Republik Suriah.
“Mendesak pemerintah Republik Indonesia untuk mengusir Duta Besar Republik Suriah untuk Indonesia dan memulangkan Duta Besar Indonesia untuk Suriah,” tegasnya.
Selain itu, Aliansi Merah Putih mendesak pemerintah Republik Indonesia untuk memfasilitasi penyaluran bantuan kemanusiaan dari rakyat Indonesia untuk rakyat Suriah yang menjadi korban rezim Basyar Asad tersebut.
Aliansi juga mendesak PBB untuk segera melakukan tindakan nyata guna menghentikan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan rezim Basyar Asad dan negara-negara lain yang terlibat dalam pembantaian rakyat sipil di Suriah.
Terakhir, Aliansi Merah Putih yang terdiri dari berbagai elemen bangsa itu mendesak PBB untuk segera memberikan sanksi kepada rezim Basyar Asad dan negara-negara yang terlibat dalam pembantaian rakyat sipil Suriah sekalipun negara-negara tersebut anggota Dewan Keamanan PBB.

AliansiXMerahXPutih-4

“Sikap dan tuntutan kami ini mewakili seluruh elemen masyarakat sipil Indonesia yang menjujung tinggi falsafah bangsa Indonesia yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,” demikian Aliansi Merah Putih Peduli Suriah.

Salam UI : Kembalikan Dubes Suriah dan Rusia ke Negaranya

Date: May 05, 2016
Berkaitan dengan tindakan brutal rezim Assad dan Rusia di Suriah, kelompok mahasiswa Salam Universitas Indonesia meminta pemeirntah Indonesia bertindak tegas. Salah satunya adalah meminta Dubes Suriah dan Rusia agar segera meninggalkan Indonesia.
Seperti diketahui, Tragedi kemanusiaan dan kejahatan perang telah menimpa negeri Syam, Suriah. Puncaknya adalah tanggal 29 dan 30 April 2016, di mana serangan brutal oleh rezim pemerintahan berkuasa mengakibatkan lebih dari 250 orang tewas dan ribuan luka-luka di Aleppo. Lebih dari 1300 serangan udara dilancarkan oleh rezim Bashar Al-Assad dan militer Rusia dengan tujuan fasilitas umum seperti Rumah sakit di Aleppo, perkantoran dan pemukiman. Tenaga medis pun ikut menjadi korban dengan terbunuhnya beberapa dokter dan hancurnya rumah sakit. Lantaran kondisi darurat di Aleppo, pada tanggal 28 April lalu shalat Jum’at ditangguhkan demi keselamatan para warga Allepo.
(Selanjutnya silahkan baca: http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/04/160428_dunia_aleppo_msf dan http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/04/160429_dunia_suriah)
Oleh karena itu, Salam UI dan Lembaga Dakwah Fakultas se-UI dalam rangka terjadinya tragedi kemanusiaan tersebut menyatakan:
1. Menentang tindakan pelanggaran HAM berat oleh rezim Bashar Al Assad dan Rusia terhadap warga sipil Suriah
2. Meminta Dewan Keamanan PBB agar segera mengambil langkah konkrit dalam mewujudkan perdamaian di Suriah
3. Meminta pemerintah Indonesia bersikap tegas dan ikut andil dalam penyelesaian tragedi kemanusiaan yang melanda Suriah, serta membantu para korban
4. Menuntut pemerintah Indonesia untuk mengembalikan duta besar Suriah dan Rusia dari Indonesia ke negara asal
5. Mengajak seluruh elemen masyarakat di penjuru tanah air untuk sama-sama mendoakan dan membantu saudara kita di Suriah.
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.” (Q.S Ali Imran: 169).
Lembaga Dakwah se-UI juga membuka kesempatan untuk berdonasi melalui: kitabisa.com/suriahberdarah. http://www.sharia.co.id/2016/05/salam-ui-kembalikan-dubes-suriah-dan-rusia-ke-negaranya/

FIPS Sindir Pihak yang Memandang “Abu-Abu” Konflik Suriah

FIPS Sindir Pihak yang Memandang “Abu-Abu” Konflik Suriah

Aliansi Merah Putih Peduli Suriah menggelar aksi solidaritas yang bertajuk #StopBurningAleppo. Kegiatan yang disisipi aksi teatrikal tersebut digelar di depan kantor Kedubes Suriah di Jakarta pada Senin (09/05).
Dalam aksi tersebut, Sekjen FIPS (Forum Indonesia Peduli Syam) Abu Harits turut menyampaikan aspirasinya mengenai krisis kemanusiaan yang menimpa kamu Muslimin di Suriah.
“Kriminalitas yang dia (Bashar Al-Assad) lakukan di Suriah akan menjadi catatan pula bagi masyarakat dunia bahwa saat ini sedang terjadi ‘terorizm state’ atau negara yang meneror rakyatnya sendiri,” tegas aktivis yang beberapa kali menyampaikan bantuan ke Suriah ini kepada Kiblat.net di tengeh-tengah aksi.
Melihat konflik yang kian memanas, Sekjen FIPS ini menyampaikan bahwa apa yang dialami kaum Muslimin di Suriah saat ini tidak menutup kemungkinan juga akan terjadi di negara-negara lainnya.
“Apa yang terjadi di Suriah tidak menutup kemungkinan juga terjadi di negara-negara lainnya ketika penguasa tirannya tidak lagi mendengarkan aspirasi rakyat,” ujarnya.
Mengenai sejumlah aksi solidaritas yang ada, Abu Harits menegaskan bahwa pihaknya hanya menekankan isu kemanusiaan di Suriah saat ini, yang bertolak belakang dengan dengan klaim “perang sipil” sebagaimana yang digaungkan beberapa orang maupun lembaga.
“Kami hanya menekankan isu kemanusiaan mengenai kondisi Suriah saat ini. Kita tidak perlu menggunakan analisa-analisa yang terlalu jauh, hanya cukup menggerakkan hati nurani kita sebagai manusia (untuk melihat kondisi Suriah),” paparnya.
“Catatan penting kita hari ini adalah banyak di antara lembaga-lembaga atau personal individu yang masih melihat abu-abu terkait masalah Suriah ini. Sementara apa yang terjadi di sana telah menjadi krisis kemanusiaan terbesar seperti yang disampaikan oleh PBB sendiri,” tegasnya.
Reporter: Dio Alifullah

Tiga Kelompok Pengunjuk Rasa Bergantian Geruduk Kedubes Suriah

Selasa, 2 Sya’ban 1437 H / 10 Mei 2016 07:11
Sekitar 500 massa Aliansi Merah Putih Peduli Suriah menggelar unjuk rasa di depan Kedubes Suriah kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (9/5). Aksi tersebut digelar untuk memprotes dan mendesak rezim Basyar Asad yang didukung Rusia, Iran dan milisi-milisi setianya agar berhenti melancarkan serangan dan pembantaian terhadap warga sipil.


Setidaknya dalam waktu 9 hari  lebih dari 250 orang di Aleppo meninggal akibat kebiadaban rezim Suriah dan Rusia yang menggempur warga sipil–bahkan 2 rumah sakit dan tiga klinik menjadi sasaran, sehingga korban, baik tenaga medis maupun pasien, berjatuhan.
Tiga kelompok pendemo, yaitu Jamaah Ansharus Syariah (JAS), Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Jakarta-Depok-Bekasi dan Aliansi Merah Putih Peduli Suriah, sambung menyambung sejak pagi hingga jelang waktu Ashar menggelar aksi, orasi dan teatrikal.
Perwakilan FSLDK diterima oleh pihak Kedubes, tetapi wakil Kedubes bernama Abdullah Karim, tak mau menjelaskan apa yang terjadi di Suriah saat ini. Pihak Kedubes Suriah malah memperisilakan perwakilan FSLDK untuk bertanya ke Kedubes RI yang ada di Damaskus, Suriah.
Sementara Aliansi Merah Putih yang berulang-ulang mendesak diturunkannya bendera Suriah, dan digantikan dengan bendera revolusi, juga berusaha masuk menemui pejabat kedutaan. Aliansi Merah Putih harus mengultimatum beberapa kali agar pintu gerbang dibuka. Massa sudah menempel di pintu gerbang, kalau tak ditahan, bisa rubuh. Dengan nego yang dibantu aparat kepolisian yang setia mengawal jalannya aksi, akhirnya gerbang dibuka. Beberapa orang perwakilan masuk.
Pembicaraan beberapa menit dengan pihak Kedubes Suriah, menurut perwakilan Aliansi, menghasilkan kesepakatan untuk menggelar pertemuan beberapa hari mendatang. Pihak Aliansi Merah Putih dalam pertemuan nanti diperbolehkan membawa sejumlah wartawan.
“Jadi, kita tunggu beberapa hari ke depan, kami akan datang lagi,” kata Koordinator Aksi dari Aliansi. (s)
Foto: mus, Video: Komarul Iman


99% Mujahidin Ahlus Sunnah Yang Memerangi Kekejaman Syiah Shafawiyah –Nushairiyah, Negara-Negara Besar Salibis, Komunis Adalah Penduduk Asli Suriah ! Kenapa Organisasi Islam Besar Di Indonesia Diam/Tidak Ada Ghirahnya ? Mungkin Pimpinannya Terkooptasi Dengan Propaganda Duniawi Syiah Iran ( Membenci Arab ) Dan Cenderung Membela Salibis/ Komunis/Syiah ! Bukan Mustahil Kejadian di Suriah Menimpa Mereka/Negeri Kita. Naudzubillahimindzalik