Rusia
setuju Assad jatuh asal Suriah tak dikuasai Islamis dan
tetap pro Moskow
( permintaan gila
! lebih baik usir Rusia secara paksa !)
30 June
2016
Rusia akan menyetujui turunnya
Basyar al-Assad dari kantornya, tapi hal itu hanya terjadi jika pergantian
pemimpin tidak memicu runtuhnya rezim Suriah yang merupakan sekutu Moskow. ( ?!)
Sampai persyaratan dipenuhi oleh
kekuatan yang terlibat, untuk sementara Rusia akan terus melindungi kekuasaan
Assad dari berbagai tekanan internasional.
Kengototan Rusia dipercaya bisa
menghambat tercapainya solusi politik dalam perundingan damai yang didukung
PBB.
"Rusia tidak akan
meninggalkan Assad sampai dua tuntutannya tercapai", ujar Sir Tony
Brenton, mantan duta besar Inggris untuk Rusia, kepada Reuters.
"Pertama, sampai mereka
yakin (Assad) tidak akan diganti dengan semacam pengambil alihan oleh kelompok
Islam, dan yang kedua sampai mendapatkan jaminan posisi mereka di Suriah,
sebagai sekutu dan lokasi pangkalan militernya, secara berkelanjutan di masa
depan", lanjutnya.
Moskow telah membantu Basyar
al-Assad untuk memerangi para pejuang Islam Sunni sejak akhir September tahun
lalu, berdalih untuk memerangi ISIS.
Sejauh ini tak ada tanda-tanda
penarikan dukungan bagi rezim Assad. Meskipun dukungan Moskow terhadap rezim
tersebut bukan tentang Assad, melainkan menjamin kepentingan Rusia sendiri di
Suriah.
Walaupun bersama-sama Amerika
Serikat (AS), Rusia menjadi broker utama perundingan politik beberapa waktu
lalu, namun Moskow menegaskan kepada siapa saja bahwa langkah terhadap Suriah
harus sesuai dengan keinginan mereka.
Kelompok Islam adalah ancaman?
Moskow mengatakan bahwa ribuan
warga Rusia dan bekas Uni Soviet lainnya saat ini telah bergabung dengan ISIS,
dan mereka harus dikalahkan.
Hal itu menjadi alasan campur
tangan Rusia untuk "menyelamatkan Suriah dari teroris". Dimana rezim
Assad adalah mitra dalam pertempuran itu.
Kenyataan di lapangan, militer
Rusia lebih banyak menyerang wilayah-wilayah oposisi. Bahkan beberapa waktu
lalu menuntut dewan keamanan PBB mem-black list Jaisyul Islam dan Ahrar Syam.
2 kekuatan terbesar dalah faksi
Islamic Front atau Jabhah Islamiyah, bagian dari oposisi Suriah yang memerangi
ISIS dan diakui berbagai negara.
Menurut Andrey Kortunov, direktur
sebuah lembaga think tank yang dekat dengan Kementerian Luar Negeri Rusia, sebenarnya
tidak ada banyak simpati untuk Assad dalam lingkup kebijakan luar negeri
Moskow.
Hanya saja, Assad adalah bagian
dari kepentingan Moskow untuk memenangkan perangnya. Sehingga jika Rusia
mengorbankannya, justru Assad akan balik badan dan merugikan Moskow sendiri.
"Anda harus ingat sisi lain
dari koin. Rusia menjadi (berposisi) penting karena memiliki hubungan dengan
rezim Suriah, sehingga jika ia dikorbankan dalam hubungan, mungkin (rezim
Assad) berhenti menjadi pemain (Rusia)", katanya.
Pengamat lain percaya bahwa
dukungan Rusia pada Assad tidaklah mutlak. Dimana Kremlin mungkin saja akan
mendepaknya jika syarat-syarat telah tepenuhi.
Akan tetapi, proses pengkodisian
tercapainya syarat-syarat tersebut adalah sesuatu yang sangat sulit dan lama. (Reuters/rslh)
Nara sumber lain :
Rusia Akan Lepas Suriah Dengan Dua Syarat Ini