Pesan
Idul Fitri Pemimpin Baru Taliban Serukan AS dan Sekutunya Akhiri Penjajahan di
Afghanistan
KABUL, AFGHANISTAN - Pemimpin baru Taliban Maulawi
Haibatullah Akhundzada pada hari Sabtu (2/6/2016) menyerukan AS untuk
mengakhiri "penjajahan" mereka di Afghanistan dalam pesan pertamanya
sejak ditunjuk sebagai pemimpin tertinggi kelompok pejuang Islam Afghanistan
itu pada bulan Mei.
"Akui kenyataan dari pada mempertunjukan penggunaan kekuataan dan otot
yang tidak berguna dan akhiri pendudukan," kata Akhundzada dalam pidato
untuk menyambut hari raya Idul Fitri tahun ini.
"Pesan kami kepada penjajah Amerika dan sekutu-sekutunya adalah ini:.
Orang-orang Muslim Afghanistan tidak takut dengan kekuatan atau siasat Anda.
Mereka menganggap mati syahid dalam pertempuran dengan Anda sebagai tujuan yang
berharga dari hidup mereka," kata Akhundzada.
"Anda tidak akan bisa menggagalkan tekad dan perjuangan jihad kami, dengan
beralih memperpanjang waktu keberadaan tentara anda atau meningkatkan peran
tempur militer di Afghanistan," kata Akhundzada.
"Anda menghadapi bukan sebuah kelompok atau faksi tapi bangsa. Anda tidak
akan menjadi pemenang," tambah Akhundzada. (st/wb)
Diakhirinya
campur tangan asing jadi syarat perdamaian dari Taliban untuk rezim Kabul
Saturday,
2 July 2016
Pemimpin baru Taliban menyerukan
diakhirinya "pendudukan" pasukan asing di Afghanistan sebagai langkah
awal perdamaian yang akan dilakukan penyelesaian sesuai syari'at Islam.
Taliban optimis hal itu akan
membawa persatuan bagi Afghanistan yang telah terkoyak oleh puluhan tahun
perang, termasuk invasi Amerika Serikat dan sekutunya pada tahun 2001 untuk
menjungkalkan pemerintahan Taliban.
Dalam sebuah pernyataannya publik
pertama, Mullah Haibatullah Akhundzada, pemimpin baru Taliban pengganti Mullah
Akhtar Mansour yang dibunuh AS, mengatakan bahwa kesepakatan damai mungkin
terwujud jika pemerintah Kabul meninggalkan sekutu asingnya.
"Dukungan kalian dan memihak
para penjajah itu seperti perbuatan wajah-wajah menjijikkan di masa lalu yang
mendukung Inggris dan Soviet", katanya dalam pesan jelang perayaan Idul
Fitri.
Menurut Mullah Haibatullah,
Taliban memiliki program yang ditujukan untuk menciptakan sebuah negara yang
merdeka dan bersatu di bawah hukum Islam. Ia juga memperingatkan pemerintah
Kabul yang didukung Barat, bahwa "pintu taubat dan kesempatan masih
terbuka".
"Kami tegaskan bahwa kami
tidak ingin monopoli kekuasaan. Semua suku dan etnis di Afghaistan saling
membutuhkan satu sama lain", ujarnya, terkait persatuan Afghanistan.
Pernyataan ini muncul setelah
rangkaian serangan Taliban terhadap aset-aset pemerintah dan militer. Dimana 2
hari sebelumnya puluhan taruna polisi tewas oleh bom manusia Taliban.
Taliban meraih serangkaian
kemajuan militer sejak 2015, pasca penarikan signifikan pasukan internasional
di tahun 2014.
Para pemimpin NATO akan bertemu
di Warsawa pada 8-9 Juli. Pertemuan itu diharapkan akan menyetujui dukungan
militer bagi Kabul pemerintah hingga tahun 2020.
Kelompok Islamis dari suku
Pashtun itu telah menguasai lebih banyak wilayah dibanding tahun 2001 ketika
terusir oleh invasi AS. Taliban juga berhasil menambah jumlah pejuangnya di
tengah lepasnya para ekstrimis yang bergabung ISIS.
Namun peningkatan pertempuran
yang terjadi belakangan telah membawa kerugian besar, yang menurut PBB sekitar
11 ribu warga sipil menjadi korban pada 2015.
Upaya pembicaraan damai terhenti
tahun lalu, setelah terungkap bahwa pendiri Taliban Mullah Mohammad Omar telah
wafat dua tahun sebelumnya. Dimana Taliban menutupi kabar tersebut.
Pada masa Mullah Omar,
tahap-tahap perundingan damai sempat berjalan.
Upaya menghidupkan kembali
perundingan yang digagas Pakistan, Amerika Serikat dan China pada awal tahun
ini kembali gagal.
Mei lalu, AS membunuh pemimpin
Taliban Mullah Mansour di wilayah perbatasan Pakistan, dengan sebuah serangan
Drone.
Perwakilan politik Taliban di
Qatar, yang selama ini menjadi kunci di balik langkah politik, akan
"melanjutkan setiap upaya yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah
Afghanistan", katanya.
Seperti para pendahulunya, Mullah
Haibatullah berjanji akan terus berusaha menegakkan keadilan, menolong mereka
yang jadi korban, membantu orang miskin dan menjamin hak-hak perempuan sesuai
hukum syari'at Islam.
Ia juga meminta kepada para
pejuang Taliban agar tidak menyakiti umat Islam, atau merusak fasilitas umum
termasuk rumah sakit, sekolah, jembatan dan berbagai kepentingan umum lain,
serta tidak akan melakukan penindasan di wilayah mereka. (Reuters)