By : Abu Hudzaifah Al Atsary
[Konspirasi Anti-Syiah dan Upaya Adu
Domba CIA. Oleh: M. Anis Maulachela. Sebuah buku berjudul “A Plan to Divide and
Destroy the Theology” telah terbit di AS. Buku ini berisi wawancara detail
dengan Dr. Michael Brant, mantan tangan kanan direktur CIA].
Hanya orang bodoh yg mempercayai cerita
konyol, lalu mau bertoleransi dengan syi’ah…
ibnu taimiyyah yg hidup 7 abad yg lalu telah membantah syi’ah habis-habisan dan
menjelaskan betapa sesatnya akidah mereka dlm kitabnya ‘minhaajus sunnah an-nabawiyyah’.
Di manakah cia dan anis mulachela ketika itu?? Bahkan sejak zaman sahabat,
permusuhan antara ahlussunnah dengan syi’ah sudah menjadi buah bibir kaum
muslimin secara turun-temurun.
Dendam kesumat syi’ah thd ahlussunnah bukan dongeng kemarin sore… tragedi
pembantaian hulagu khan (mongol) thd ahlussunnah di baghdad ketika mereka
datang menyerbu setelah berkonspirasi dengan wazir ibnu alqami (syi’ah) telah
terjadi thn 656 h… lebih dari 7 abad yg lalu. Di manakah dr. Michael brant saat
itu??
Sementara saya belum punya waktu luang
untuk menjawab komentar anda, karena menurut saya sangat banyak mengandung
kerancuan dan ketidakilmiahan, alias hanya dibangun atas simpatisme, bukan atas
dalil dan fakta.
Khomeini itu orang persia, bukan orang Arab… Khamenei juga begitu. Apa anda
tidak tahu bahwa klaim sbg keturunan Nabi adalah komoditas ahli bid’ah sejak
dahulu? Lha wong salah satu akidah syi’ah adalah bahwa ketika Mahdi-nya mereka
bangkit maka orang Arab akan dibunuh kok, masa’ anda menganggap syi’ah sbg
madzhab Islam. Anda tertipu mentah-mentah kalau begitu.
Coba beritahu saya: Apa yg anda maksud dengan sumber syi’ah yg benar itu? Kalau
itu berupa kitab maka apa judulnya, kalau berupa narasumber maka siapa
orangnya?
Ada madzhab yg patut dihargai karena menghargai para sahabat, istri-istri Nabi,
dan para ulama kita; sedangkan syi’ah justru mengkafirkan mereka dan
menghalalkan darah mereka. Kalau anda memang bermadzhab syafi’i, maka simaklah
perkataan beliau ttg syi’ah sbb:
قال الشافعي » لم أر أحدا أشهد بالزور من الرافضة«”
(السنن الكبرى للبيهقي 10/208 سير أعلام النبلاء10/89 ) .
وسئل الشافعي » أصلي خلف الرافضي؟ قال: لا تصل
خلف الرافضي«. (سير أعلام النبلاء 10/ 31).
Imam Syafi’i berkata: “Tidak pernah kusaksikan ada orang yg paling jago
bersaksi palsu melebihi kaum Rafidhah” (Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dlm As
Sunanul Kubra 10/208 cet. India, dan dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Siyar
A’lamin Nubala’ 10/89).
Imam Syafi’i juga pernah ditanya: “Bolehkah aku shalat dibelakang (bermakmum
dengan) seorang Rafidhi?” “Jangan shalat dibelakang orang Rafidhi”, jawab Imam
Syafi’i (Siyar A’lamin Nubala’ 10/31). Rafidhah adalah julukan para ulama thd
kaum syi’ah itsna ‘asyariah, alias syi’ah yg ada di Iran, Irak, Lebanon,
Bahrain, dan Indonesia skrg.
Kalau Anda tidak bisa bahasa Arab maka percuma saja kita diskusi ttg syi’ah,
karena semua rujukan aslinya adalah bahasa Arab. Anda akan mudah sekali ditipu
oleh mereka, karena mereka hanya akan menampakkan yg baik-baik saja dari
‘agama’ mereka yg sebenarnya lebih busuk dari Yahudi dan Nasrani itu… (saya
bilang begini setelah membaca dan menelaah, bukan semata-mata subyektivitas).
Syi’ah menganut akidah Taqiyyah (bermuka dua) sehingga percuma saja kalau
diskusi dengan orang-perorang tanpa mau terikat dengan rujukan yg jelas berupa
kitab-kitab klasik dan otentik mereka. Spt Al Kaafi, dll.
Sebenarnya saya tidak punya banyak waktu
untuk membantah syubhat-syubhat ini… tapi begini saja akhi: Manakah yg lebih
pantas untuk dipercaya perkataannya:
Para ulama salaf (Imam Syafi’i, Ahmad, Malik, Abu Hanifah, dan puluhan atau
bahkan ratusan ulama lainnya di zaman mereka maupun yg setelahnya); yg telah
DIAKUI keilmuan, keshalihan, serta kejujuran mereka. Ataukah ‘Ulama’ Azhar dan
Mufti Mesir masa kini yg terkenal dengan berbagai fatwa nyelenehnya; mulai dari
yg mengakui syi’ah sbg madzhab kelima dan mengesahkan kaum muslimin untuk
mengamalkan agamanya berdasarkan madzhab syi’ah (Mahmud Syaltut). Atau yg
semula memfatwakan haramnya bunga Bank, lalu menghalalkannya; dan dia pula yg
mengatakan bahwa burqa’ (cadar) itu bukan ajaran Islam (Sayyid Muhammad
Thantawi), atau yg terang-terangan menyeru kepada pengagungan kubur (Ali
Jum’ah), Atau yg antum sebutkan di atas namanya (Ahmad Al Thayeb) yg kembali
menyerukan persatuan Sunni-Syi’ah?
Antum putuskan sendiri lah…
Ana ingin mengulang kembali pertanyaan ana: Antum bisa bahasa Arab dengan baik
ataukah tidak? dan ana tambahkan:
1- Dari mana antum bisa memiliki penilaian spt itu ttg syi’ah?
2- Buku apa saja yg menjadi rujukan antum dlm mengenal syi’ah?
Nasehat ana, kalau antum masih menggunakan perasaan/simpati dlm menilai syi’ah
dan mengabaikan faktor ‘taqiyyah’ (bermuka dua) yg selalu mereka terapkan dalam
menghadapi orang-orang Sunni dlm dakwah mereka; maka antum -maaf2- sedang
ditipu mentah2 oleh propaganda mereka.
That’s it??? Dasar Iran munafik, wong asal-usul agama mereka dari Yahudi ko’
pura-pura anti Yahudi. Tuh, presidennya aja udah dicap keturunan Yahudi ama
tokoh syi’ah sendiri. Nt jangan tutup mata lah… baca di sini kalo ga’ percaya (ini situs
anti saudi yg nulis):
Lagi pula antum ini siapa ko’ nanya2 apa prestasi ana? Cukup Allah yg tahu.
وقديما قيل: إن كنت ناقلا فالصحة، وإن كنت مدعيا
فالدليل
Ada sebuah kaidah dlm berdiskusi yg mengatakan:
Jika anda menukil, maka pastikan keabsahannya. Namun jika anda mengklaim, maka
berikan dalil/buktinya.
Anda sebagai apa di sini? Latar belakang NU adalah sufi-qubury, yg otomatis
ucapan mereka tidak bisa diterima sebagai kesaksian yg memberatkan ‘kaum
wahhabi’ yg notabene adalah musuh bebuyutan mereka. Ini sudah menjadi kaidah
umum dlm ilmu peradilan Islam (Qadha’). Ana yakin 1000% nt tidak tahu banyak
ttg syi’ah… nt tidak bisa bahasa Arab khan? Ayo jujur saja… makanya bolak-balik
termakan propaganda syi’ah. Semua link yg nt beriken berbahasa indo, kenapa?
Apakah syi’ah lahir di Indo? Apakah imam-imam mereka orang indo? apakah para ayatusy
syaithaan itu orang indo? Kalau memang nt ingin menyelidiki hakikat syi’ah, ya
bacalah dari buku-buku rujukan syi’ah yg berbahasa arab spt al kaafi, al
istibshaar, dll. Dan nt tidak akan mendapatkannya dengan mudah, karena itulah
hakikat syi’ah yg selalu disembunyikan oleh para da’i syi’ah munafikin hari
ini. Nt ini buta sejarah atau sengaja membabi buta dlm membela syi’ah (atau
memang nt orang syi’ah yg pura2 nyunni), wallaahu a’lam… ga’ penting buat ana
siapakah nt sebenarnya. Allaahu yahdiik bas!!
Nt ini tidak ilmiah kalau nyuruh ana
belajar syi’ah dari web2 bhs Inggris/Persi. Imam2 syi’ah yg kepadanya
dinisbatkan ajaran dan doktrin syi’ah oleh para ulama syi’ah itu orang mana dan
bicara dengan bahasa apa? Kalau mereka orang persi ‘ajam, atau bule inggris,
maka ana tidak akan komentar, karena ana tidak faham bahasa mereka dan berarti
mereka adalah ‘ahlul bait gadungan’… karena ga’ ada ahlul bait yg keturunan
‘ajam. mereka semuanya Arab Tulen dan bicara dgn bahasa Arab (ini menurut
perspektif syi’ah sendiri). Fahimta Ya Saalim?
Nt salah besar kalau menganggap tulisan “Panggung Sandiwara Syi’ah” sbg entry
point keyakinan ana ttg syi’ah. Ana sdh tahu hakikat syi’ah dari maraji’ asli
mereka yg berbahasa Arab (scan kitab, bukan tulisan ulang), yg sangat disembunyikan
oleh ulama2 syi’ah hari ini. Jaauuuh sebelum ana memposting artikel tsb. Nt
bisa baca artikel2 atau komen2 ana ttg syi’ah sebelumnya… Ana ga’ mencla-mencle
macam orang syi’ah kalau diajak diskusi… lari ke sana-kemari ga’ jelas
juntrungannya.
Sekali lagi buktikan semua dakwaan nt ttg pemaksaan yg dilakukan pemerintah
saudi agar para jamaah haji menganut paham wahhabi… Mana sumbernya yg valid,
atau nt cuma OMDO.
Satu lagi ya Saalim, nt belajar syi’ah
ko’ dari blog? Ya jelas isinya taqiyyah lah, wong blog itu yg baca semua orang…
syi’ah tidak bisa dipelajari dari blog, tapi dari kitab-kitab aslinya, yg ana
yakin nt seumur hidup belum pernah lihat, apalagi baca. Tapi alhamdulillah,
sebaik-baik syi’ah bertaqiyyah, akhirnya terbongkar juga… perpecahan di
kalangan syi’ah pun semakin menajam, bahkan seorang Ayatullah Ali Khamenei saja
juga sudah dikafirkan sm tokoh syi’ah lainnya (Syirazi)… ini semakin
menunjukkan betapa batilnya mereka, dan bhw yg demen mengkafirkan dan
menghalalkan darah itu syi’ah, bukan wahhabi/salafi. Allaahumma lakal hamdu.
Nih komentar ana yg selengkapnya:
Nt ini tidak ilmiah kalau nyuruh ana belajar syi’ah dari web2 bhs
Inggris/Persi. Imam2 syi’ah yg kepadanya dinisbatkan ajaran dan doktrin syi’ah
oleh para ulama syi’ah itu orang mana dan bicara dengan bahasa apa? Kalau
mereka orang persi ‘ajam, atau bule inggris, maka ana tidak akan komentar,
karena ana tidak faham bahasa mereka dan berarti mereka adalah ‘ahlul bait
gadungan’… karena ga’ ada ahlul bait yg keturunan ‘ajam. mereka semuanya Arab
Tulen dan bicara dgn bahasa Arab (ini menurut perspektif syi’ah sendiri).
Fahimta Ya Saalim?
Coba NT baca dari awal, maka akan jelas
bahwa yang ana maksud Ahlul bait yg Arab tulen dan bicara dengan bahasa Arab
itu adalah imam2 syi’ah yg 11 itu (ana ga’ percaya dgn keberadaan yg ke-12).
Bukannya semua Ahlul Bait harus bicara dlm bahasa Arab. Tapi kalau Ahlul Bait
harus keturunan Arab ya itu mesti… kecuali di Iran, banyak orang ‘ajam (persi)
yg ngaku Sayyid dan Ahlul Bait, nah itu dia Ahlul Bait gadungan yg ana maksud.
Kasihan tuh Ahlul Bait… nama mereka
banyak dicatut oleh para penjahat agama untuk kepentingan pribadi mereka. Masa’
ada Ahlul Bait Asli yg tega menyakiti Rasulullah dengan mencaci maki bahkan
mengkafirkan orang-orang yg beliau cintai? Masa’ ada Nabi yg setelah wafat para
sahabatnya murtad semua kecuali beberapa gelintir saja? Masa’ ada ajaran yg
mengaku membela Ahlul Bait, tapi di antara keyakinan mereka ialah jika si Mahdi
keluar, maka yang akan dihabisi adalah orang Arab:
عن أبي عبد الله عليه السلام قال: « إذا قام
القائم من آل محمد عليه السلام أقام خمسمائة من قريش فضرب أعناقهم، ثم أقام
خمسمائة فضرب أعناقهم، ثم أقام خمسمائة أخرى حتى يفعل ذلك ست مرات». (بحار الأنوار
ج52_ ص 383 )
Dari Abu Abdillah Alaihissalaam, katanya: “Jika Al Qa-im (Imam Mahdi-nya
Syi’ah) dari keluarga Muhammad telah bangkit, dia akan membariskan 500 orang
Quraisy, lalu memenggal kepala mereka, lalu membariskan 500 orang lagi dan
memenggal mereka, lalu membariskan 500 orang lagi dan memenggal mereka. Ia
melakukan hal itu sampai enam kali ! (Biharul Anwar jilid 52 hal 383).
عن أبي جعفر أنه قال: «لو يعلم الناس ما يصنع
القائم إذا خرج لأحب أكثرهم أن لا يروه مما يقتل من الناس، أما إنه لا يبدء إلا
بقريش، فلا يأخذ منها إلا السيف ولا يعطيها إلا السيف حتى يقول كثير من الناس: ليس
هذا من آل محمد، لو كان من آل محمد لرحم».
( بحار الأنوار ج 52_ ص354 )
Dari Abu Ja’far katanya, “Andai orang-orang tahu apa yang akan dilakukan oleh
Al Qa-im saat keluar nanti, niscaya kebanyakan dari mereka tidak akan ingin melihatnya,
sebab ia DEMIKIAN BANYAK MEMBUNUH MANUSIA. Bahkan yang pertama kali dibantai
adalah Suku Quraisy, dia tidak menyikapi mereka kecuali dengan pedang, hingga
banyak orang yg berkata: “Orang ini bukan dari keluarga Muhammad, sebab kalau
dia berasal dari keluarga Muhammad dia pasti mengasihi” (Biharul Anwar jilid 52
hal 354).
Benarlah kata mereka, mana mungkin seseorang demikian membenci bangsa yg
menjadi asal-usulnya? kalau yg dijuluki Mahdi -yg artinya mendapat hidayah
& ma’shum- saja seperti itu biadab dan kejamnya, lantas bagaimana dengan
wakil-wakilnya seperti Khomeini dan Khamenei, yg bukan mahdi dan tidak ma’shum…
pasti lebih sadis dan kejam lagi… itu logikanya, tapi dasar syi’ah udah tak
punya akal lagi, maka membebek aja terhadap apa yg didiktekan oleh ulama
mereka… Allaahu yahdiihim bas.
Wah, ana seneng banget kalo Israel
beneran perang ame Syi’ah Iran, biar ancur semua tuh musuh-musuh Islam, Yahudi
Israel plus Majusi Iran.
He he he… HIDUP SAUDI dan SALAFY dan
MAMPUSLAH IRAN dgn Syi’ahnya. Allaahumma dammirhum wa zalzilhum wa arina fiihim
‘ajaa-iba qudratika, yaa Qawiyyu yaa ‘Aziiz !!
Bagus, Semoga Allah melipatgandakan
blog-blog wahhaby yang konsisten memerangi syi’ah dan firqah-firqah sesat
lainnya, serta menyeru kepada tauhid dan sunnah. Ana belum kenyang sampai semua
syi’ah menjadi ahlussunnah kembali dan meninggalkan semua kesesatan mereka.
Termasuk NT.
Tentu dong, tapi yg jelas ana tidak akan
belajar dari NT atau orang-orang syi’ah yg sedang asyik bertaqiyyah… Hanya
orang bodoh yg menilai syi’ah dari sandiwara politik Iran dgn Israel/AS…
Politik itu kotor, hari ini A besok B lusa C. Sebelum revolusi, Iran adalah
sahabat AS, setelah itu berlagak anti AS dan Israel, pdhl presidennya keturunan
Yahudi… dan di Teheran ada 25 Sinagog Yahudi, tapi tak satupun mesjid bagi
ahlussunnah yg boleh berdiri.
Bagaimana mungkin pernyataan kaum yang menuduh Aisyah istri tercinta Rasulullah
sebagai pezina hendak dipercaya? Sedangkan Allah berfirman bahwa siapa pun yang
menuduh wanita terhormat sebagai pezina dan tidak bisa mendatangkan 4 orang
saksi, maka dia adalah pendusta. Apalagi jika yg dituduh adalah Siti Aisyah yg
telah dinyatakan bersih oleh Allah… alangkah kafirnya mereka itu.
Impossible or Not, yang namanya ajaran
sesat harus dibantah dan dijelaskan kesesatannya. Ini pekerjaan yg sangat mulia
dan sangat besar pahalanya. Apalagi jika yg dihadapi adalah kaum syi’ah yg
sangat berbahaya, yg ingin menghancurkan Islam dari dalam, mulai dengan
menyudutkan para sahabat Nabi sebagai mata rantai pertama yg menyampaikan
ajaran Islam kepada kita…
Ana sudah ‘ainul yaqin thd kesesatan Syi’ah, jadi NT mau komentar 100 kali tiap
hari pun PERCUMA.
Kalau mau diskusi, coba NT komentari riwayat yg dinukil oleh Al Majlisi dlm
Biharul Anwar ttg Imam terakhir kalian yg dijuluki AL MAHDI (Al Qa-im) itu…
masa’ ajaran haus darah kaya’ gitu harus dibiarkan? Itu baru setitik kesesatan
dari lautan kesesatan agama syi’ah itsna ‘asyriyah ja’fariyyah. Bagaimana
menurut NT kalau ajaran spt itu dinisbatkan kepada ahlul bait? NT pernah lihat
upacara umat Syi’ah di Irak/Iran belum? Pernah lihat umat syi’ah merangkak
menuju kuburannya Husein? Lalu menciumi makam imam-imam mereka? Itu apa kalau
bukan syirik akbar? belum lagi doa-doa yg mereka baca saat Huseiniyyah, yg
menyifati imam Ali dgn sifat-sifat ilahiyah…
Mereka itu lebih kafir dari kaum musyrikin kontemporer, lebih jahat dari Yahudi
dan Nasrani, meskipun di pentas politik berlagak jadi musuh bebuyutan Israel…
Kalau memang mereka melawan Israel demi membela kaum muslimin palestina yg
Ahlussunnah itu, maka kenapa saat Gaza dibombardir Israel th 2009 Hizbullat
tidak menembakkan satu roket pun ke Israel? NT jangan melupakan sejarah
pengkhianatan syi’ah sejak dahulu… ajaran mereka dari dulu memang membolehkan
pengkhianatan selama yg dihadapi adalah Ahlussunnah. Kalau dulu mereka
bersekongkol dgn Hulagu Khan untuk menjatuhkan Khilafah Abbasiyah (th 656 H) di
Baghdad, maka th 2003 lalu mereka kembali mengulangi pengkhianatannya dengan
bersekongkol dgn pasukan salibis AS untuk menyerahkan Baghdad ke AS dan Iran.
Sejarah akan selalu mengulangi dirinya… Alhamdulillah, rencana busuk mereka di
Yaman dan Bahrain telah Allah gagalkan melalui tangan-tangan hambanya yg
bertauhid.
Betul akhi… tapi justru akal sehat itulah
yg jarang mereka gunakan, karena telah tertutupi oleh ta’ashshub buta dan hawa
nafsu. Mereka harus keluar dulu dari milleu yg rusak tersebut, lalu bergaul
dengan ahlussunnah, dan merujuk langsung ke kitab-kitab induk mereka, barulah
mereka akan sadar betapa sesatnya ajaran yg diklaim berasal dari Ahlul bait tsb.
Namun selama mereka masih percaya kpd tokoh-tokoh bersurban mereka hari ini,
maka mereka takkan keluar dari kesesatan tsb. Kalaulah syi’ah arab yg bisa
memahami alqur’an saja masih banyak yg tidak memfungsikan akal sehat mereka
karena mau didoktrin oleh dajjal-dajjal bersurban itu, apalagi syi’ah indo yg
ajam dan ga’ ngerti bahasa asli kitab-kitab induk syi’ah itu sendiri… pastilah
mereka menjadi sasaran empuk para dajjal tsb untuk disedot duitnya lewat
‘khumus’ dan kehormatannya lewat ‘mut’ah’. Wallaahul musta’an.
Kelihatannya situs itu ingin membikin
opini bahwa menggunakan surban adalah sunnah secara mutlak dan memakai ghutrah
(ala saudi) adalah tindakan meniru-niru kaum yahudi… kalau memang begitu, maka
jawabnya ialah bahwa pakaian yg dipakai oleh Rasulullah maupun para sahabatnya
bukanlah sunnah ta’abbudiyyah (sunnah yg bernilai ibadah bila diikuti) secara
mutlak. Akan tetapi beliau berpakaian sebagaimana pakaian masyarakat di
zamannya. Kalau lah dahulu masyarakat Arab biasa memakai rida’ (semacam
selendang penutup bag atas badan) dan izar (sarung), lalu menutup kepala mereka
dengan surban; maka tidak berarti kita disuruh berpakaian seperti mereka pada
zaman skrg, dan kalaupun ada orang yg berpakaian spt itu, tidak lantas dianggap
mengamalkan sunnah… demikian pula kebiasaan memanjangkan rambut bagi laki-laki
hingga mencapai bahu, sebagaimana rambut Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam. Itu memang dianggap sebagai sunnah beliau, namun sunnah ‘aadiyyah
(sunnah yg berkaitan dengan adat istiadat), bukan sunnah ta’abbudiyyah (sunnah
yg bernilai ibadat). Contoh sunnah ‘aadiyyah lainnya ialah kegemaran Rasulullah
terhadap daging kambing terutama bagian tangan, demikian pula kesukaan beliau
terhadap minuman yg dingin dan manis, terhadap buah labu, dan lain-lain… ini
semua berkaitan dengan adat, bukan dengan ibadat. Alias kita tidak disuruh
menyukai semua hal tadi, dan kalau pun kita tidak menyukai daging kambing,
minuman manis dan dingin, dan buah labu karena memang tidak berselera thdpnya;
kita tidak dianggap menyelisihi sunnah beliau. Kecuali bila kita membencinya
semata-mata karena semua hal tadi disukai Rasulullah, maka barulah kita berdosa
di sini. Namun bila kita tidak menyukainya bukan karena hal tsb, maka tidak
mengapa… spt orang yg sakit gula, dan hipertensi, maka ia harus menghindari
manis-manisan dan daging kambing demi kesehatannya, dan tidak dibenarkan bila
beralasan bahwa Rasulullah menyukai itu semua.
Dalam kondisi tertentu, seseorang yg memakai surban dan pakaian ala Rasulullah
bisa dianggap mendapat pahala (bernilai ibadah), yaitu bila ia melakukannya
karena kecintaannya kepada Rasulullah, dan ittiba’ kpd Beliau. Orang spt ini
mendapat pahala bukan dari sisi menyamai apa yg dilakukan Rasulullah, namun
dari sisi mahabbahnya thdp Rasulullah yg mendorongnya untuk berbuat spt itu.
Contohnya adalah hadits berikut:
عن أنس “أن خياطا دعا النبي صلى الله عليه وسلم
لطعام صنعه قال فذهبت مع النبي صلى الله عليه وسلم فقرب خبز شعير ومرقا فيه دباء
وقديد فرأيت النبي صلى الله عليه وسلم يتتبع الدباء من حوالي القصعة أي جوانبها
فلم أزل أتتبع الدباء من يومئذ
Dari Anas, katanya, “Ada seorang penjahit yang mengundang Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk menyantap masakannya. Aku pun berangkat
bersama beliau, lalu dia (si penjahit) menyuguhkan roti gandum, dan kuah berisi
labu. Maka kulihat Rasulullah mencari-cari labu di pinggiran nampan (lalu
memakannya), dan sejak saat itu aku selalu mencari-cari labu (dlm makanan)”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa ketika tahu Rasulullah menyukai labu,
anas sengaja menyodorkan labu-labu yg diperolehnya kepada Rasulullah dan tidak
memakannya. Ini menunjukkan bahwa beliau melakukan hal tsb karena mengedepankan
cinta dan pengagungannya thdp Rasulullah, sehingga beliau pun ikut menyukai apa
yg disukai Rasulullah, walau pun awalnya Anas pribadi tidak menyukainya.
Akan tetapi dalam hal berpakaian kita
harus memperhatikan adab-adabnya, salah satunya ialah menjauhi pakaian syuhroh,
yaitu pakaian yang menarik perhatian orang sekeliling dan menimbulkan
popularitas bagi pemakainya, karena dianggap aneh dan lain dari pada yg lain.
Atau pakaian yg dipakai dalam rangka takabbur. Pakaian seperti ini tidak boleh
untuk dipakai, spt memakai surban di tengah masyarakat yang tidak mengenal
surban sama sekali sehingga orang tsb menjadi terkenal karenanya… atau memakai
jas di tengah masyarakat yg tidak mengenal jas sama sekali, dan semisalnya.
Dalilnya adalah sabda Nabi:
من لبس ثوب شهرة ألبسه الله يوم القيامة ثوبا
بمثله يلهب فيه النار
Barangsiapa mengenakan pakaian syuhroh, kelak pada hari kiamat Allah akan
memakaikan baginya pakaian serupa yang dilahap api (HR. Abu Dawud & Ibnu
Majah, dan dihasankan oleh Al Mundziri).
kalau ini sudah kita fahami, maka kebiasaan memakai ghutrah di saudi adalah
kebiasaan masyarakat setempat yg dibolehkan menurut syariat, bahkan bagi orang
yg tinggal di tengah-tengah mereka, dianjurkan untuk berpakaian spt mereka.
Demikian pula bila ia beralih ke Yaman, maka sebaiknya ia mengenakan surban ala
orang yaman (pakai ekor), namun di Oman dan Uni Emirat Arab, surbannya tidak
pakai ekor, dan gamis mereka tidak pakai kerah… lalu bila ia berada di Sudan,
maka ia bisa pakai surban dan bisa juga tidak… demikian pula ketika ia berada
di Pakistan/Afghanistan, maka ia dianjurkan untuk berpakaian spt masyarakat
setempat selama cara berpakaian mereka masih ditoleransi oleh Syariat Islam.
ghutrah yg dipakai orang saudi juga tidak
bisa disamakan dengan penutup kepala ala yahudi, mengingat warna ghutrah dan
coraknya sendiri berbeda, dan jumlah pemakainya jauh lebih banyak daripada
jumlah yahudi yg pakai penutup kepala, sehingga ghutrah lebih dikenal sebagai
pakaian islami, walaupun ada sebagian orang yahudi yg memakainya. Apalagi bila
mengingat bahwa tasyabbuh yg diharamkan ialah ketika seseorang memakai pakaian
yg menjadi ciri khas orang kafir, spt salib, pakaian khas pendeta, rahib,
biksu, dan semisalnya… sekarang siapakah yg berani memastikan bahwa ghutrah
adalah pakaian khas yahudi? Justru mayoritas kaum muslimin mengenal ghutrah
sebagai pakaian khas saudi, bukan pakaian has yahudi. Faham?
Kenapa tidak dibalik saja pertanyaannya
menjadi sbb:
“Mengapa para ulama ahlussunnah di selain Saudi tidak meniru saudi dengan
memakai penutup kepala warna merah/putih?”. Kenapa ko’ saudi yg harus meniru
negara-negara lain? Padahal Islam lahirnya dari Mekkah dan Madinah, Rasulullah
wafat di Madinah, para sahabat dan ummahaatul mukminin juga mayoritas berasal
dari Madinah… dan Madinah berada di wilayah Saudi, bukan di Mesir, Maroko, dll…
jadi mestinya mereka berkiblat ke Saudi, bukan sebaliknya… kan begitu logikanya
bung Muhajir?!
Kenapa saudi yg mesti disalahkan dalam
hal ini?
Kalau anda bicara ttg penduduk saudi
arabia, maka bisa dikatakan bahwa sepertiga penduduk saudi adalah warga asing
(sekitar 8 juta dari total 25 juta penduduk saudi), dan warga asing tadi adalah
multietnis… ada yg melayu, ada yg pakistan, india, afghan, afrika, eropa,
turki, china, dsb… mereka rata-rata tidak meninggalkan pakaian khas negerinya,
kalau pun ada, maka biasanya yg sudah menjadi warga saudi saja yg lantas
berpakaian ala saudi, atau yg masuk ke lembaga resmi pemerintahan. Dan itu
sangatlah wajar… anda pun kalau ke Amerika dan bekerja di perusahaan resmi
pemerintah AS, maka anda tidak mungkin pakai baju koko dan sarung khan? Pasti
anda akan pakai seragam perusahaan atau minimal pakaian masyarakat setempat.
Demikian pula dengan saudi…
Secara bahasa, wahhabi bukanlah nisbat
kepada Muhammad bin Abdul Wahhab, tapi nisbat kepada Al Wahhab… siapakah Al
Wahhab itu? Jawabnya, Al Wahhab adalah salah satu nama Allah. Kalau ada yg
mengklaim wahhabi merupakan nisbat kpd Muhammad bin Abdul Wahhab, jelas ini
orang bahlul ga’ ngerti bahasa Arab sama sekali… kalau ingin menisbatkan kepada
Muhammad bin Abdul Wahhab, mestinya Muhammadi (jama’nya Muhammadiyyah), karena
namanya adalah Muhammad, sedangkan nama bapaknya adalah Abdul Wahhab…
Alhamdulillah, corong Rafidhah Majusi
IRan berkomentar… makin banyak komen makin kelihatan borok-borok nt yaa
Raafidhah, wahai para pengikut Abdullah bin Saba’ Al yahudi… ga’ ada yg demikian
benci thdp Saudi selain Rafidhah, Khawarij, Sufiyah, dan orang-orang kafir
barat.
Allaahumma aamiin yaa Rabb… bangkitkan
aku bersama syaikh al ‘allaamah Muhammad bin Abdul Wahhab yg setia mengikuti
Kalam-Mu dan sunnah Nabi-Mu, serta berjuang hingga titik darah penghabisan
untuk membersihkan bumi hijaz dan jazirah Arab dari kemusyrikan.
Mengapa komentar antum tidak ana tampilkan? Jawabnya, karena rujukan antum
adalah Ahmad Zaini Dahlan yg sangat terkenal memusuhi Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab,dan terbukti berulang kali merekayasa kedustaan atas beliau… NT ga’ tahu
adab diskusi sich.. kalau mau menukil pemikiran seseorang ya harus dari buku2
tulisan orang tsb atau murid-muridnya yg terkenal, bukan dari buku tulisan
musuhnya… itu tidak obyektif namanya. Apalagi jika musuhnya terbukti suka
berdusta… ya jelas tidak bisa diterima.
Kedua, NT menukil pernyataan sejarawan Inggris yg namanya Hampher itu… masa’
kita mau percayai ucapan orang kafir? Padahal ucapan orang fasik aja harus
diverifikasi… masa’ ucapan/kesaksian seorang kafir diterima begitu saja?
Tapi kalau nt bisa buktikan dari rujukan otentik dan valid (bukan statemen
musuh dakwah tauhid/musuh daulah su’udiyyah), maka ana akan posting langsung…
adapun sekedar klaim dan tuduhan, ana bisa datangkan berpuluh kali lipat
bantahannya… tapi khan percuma saja membantah ‘igauan’ di siang hari.
Adapun Komite Hijaz bentukan NU dst… it’s just a big bullshit !!! NU cuma omdo
kalau ngaku cinta Nabi.. mana buktinya? Justru PBNU dan tokoh-tokohnya selalu
berada di barisan terdepan dalam menolak usulan negara Islam, padahal itu baru
opini, belum benar-benar berdiri… ga’ percaya? lihat aja di situs resmi NU dan
Gus Dur…
Cinta Nabi itu bukan dengan mengeramatkan apa-apa yg diklaim sebagai
bekas peninggalannya, tapi dengan mempelajari sunnahnya, mengamalkannya, serta
membela ajarannya… kalau ada yg ngaku cinta Nabi tapi alergi dan antipati
dengan penerapan syari’at Islam dan justru mempertahankan ideologi Pancasila,
itu munafik namanya… musang berbulu ayam.
Tuh khan bener dugaan ana… orang rapido
selalu menafikan keberadaan Abdullah bin saba’, leluhur mereka… nt ga’ usah
tutup-tutupi jatidiri nt sbg syi’ah, udah kecium dan semakin menyengat baunya
kok… terus aja komen di sini, makin banyak komen makin keliatan ke-syi’ahan nt…
allaahu yahdiik bass.
Subhanallah, barokallahufiik stadz karena
konsistensi anta dalam membantah kesesatan kaum rafidhoh. Ana melihat betapa
jelasnya dalil2 yang telah diberikan, dan tidak ada yg dibantah dengan ilmiyah
oleh orang2 syi’ah yang ada disini. Tidak bisa disangkal lagi, Salim dan
Muhajir -Allahu yahdihuma- berada pada tiga keadaan, mereka jelas2 syiah yagn
bertaqiyyah, atau mereka orang2 awam yang begitu mencintai Iran yang mereka
anggap negara Islam (tertipu tentunya) atau minimal ana berhusnuzhon mereka ini
aliran Islam lainnya yang bukan syiah tapi amat sangat tersyubhat akal dan
fikiran mereka oleh buku2 syiah.
Adakah selain NU yg mengklaim hal
tersebut? Nampaknya nt belum pernah ke haramain ya… atau buta sejarah. Nt ga’
tahu bahwa kalaulah bukan karena Allah kemudian karena masuknya haramain ke
dalam kekuasaan Ibnu Saud (yg nt cap wahhabi itu), niscaya kaum muslimin di
masjidil haram masih terpecah belah dalam shalat berjamaah… masing-masing
pengikut madzhab dahulu hanya shalat di belakang imam madzhabnya, jadi tiap
waktu shalat ada empat kali jama’ah… benar-benar fenomena perpecahan yg
menyedihkan… bahkan di area thawaf terdapat empat mihrab, untuk empat madzhab.
Ga’ percaya khan? Silakan baca kitab Mir’aatul Haramain yg ditulis oleh
komandan Turki Utsmani (yg terkenal dengan kesufiannya). Di situ ia memuat
foto-foto tentang Haramain sebelum masuk ke dalam kekuasaan Ibnu Saud.
“MIRIP DAZAL”?? ck ck ck… wong nulis aja
masih belepotan kayak gitu kok minta ditampilkan komennya… komen hasil copas
tanpa dalil ilmiah hanya cocok dilempar ke ‘tong sampah’.
Terima kasih telah bagi-bagi pahala anda ke ulama kami… makin sering antum
mencaci ulama kami, makin banyak pahala yg antum berikan kpd mereka (kalau
antum memang punya pahala), atau makin banyak dosa mereka yang antum ambil
(kalau antum sudah tidak punya pahala)…
SAMA SEKALI TIDAK BENAR, yg benar justru
Mu’awiyah radhiyallaahu ‘anhu sedih saat mendengar berita terbunuhnya amirul
mukminin Ali radhiyallaahu ‘anhu, sebagaimana yang dinukil oleh ibnu Katsir dlm
Al Bidayah wan Nihayah. Itu yg diyakini oleh salafy wahhaby. Kami mencintai
Mu’awiyah dan mencintai Ali bin Abi Thalib, namun kecintaan dan loyalitas kami
terhadap yg kedua lebih besar karena yang kedua (Ali) lebih afdhal dan lebih
dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Adil dan indah khan madzhab kami?? Ga’
seperti madzhab syi’ah yg penuh kebencian thd para sahabat Nabi dan melaknat
bahkan mengkafirkan mereka.
Puas dengan jawaban ana?
Ana ga’ tampilkan karena beliau tidak
pernah membolehkan yg namanya nikah kontrak… itu kedustaan yg nt bikin-bikin
atas fatwa beliau. Tolong bung, syekh Bin Baz itu orang arab asli, kalau nt mau
nukil fatwanya nukil dlm bahasa Arab, jangan dlm bahasa terjemahan, apalagi
terjemahan orang yg memusuhinya… nt sungguh tidak tau adab diskusi kalau
begitu.
Yg beliau bolehkan adalah menikah dengan niat akan menceraikan setelah tempo
waktu tertentu, akan tetapi niat tsb tidak diutarakan saat melamar/akad. Ini
sesuatu yg dibolehkan hampir oleh seluruh ulama (hampir terjadi ijma’ akan
bolehnya hal tsb), yg melarangnya hanyalah Imam Al Auza’i. Demikian menurut
penjelasan Ibnu Qudamah dlm kitab Al Mughni. Apa anehnya dgn fatwa Syaikh Bin
Baz setelah ini? Beliau tidak mendatangkan fatwa baru, namun sekedar mengikuti
pendapat ulama yg terdahulu… Adapun syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
tidak membolehkan hal tsb, dan beliau juga ulama salafy wahhabi. Agar nt tahu
saja, bahwa masalah itu adalah masalah ijtihadiyyah sejak ratusan tahun lalu,
bukan masalah kemarin sore…