SITUSSyahruddin El-FikriSaat ini sekitar 100
ribu pemeluk Majusi berada di Bombay, India.Majusi adalah suatu agama atau
kepercayaan yang mengagungkan api sebagai sesembahan atau Tuhan. Mereka disebut
orang-orang Majus dari Timur yang datang menyembah bayi Kristus di malam natal
(sering disimbolkan dengan empat raja datang membawa persembahan berupa emas,
dupa, dan minyak mur). Dalam Alquran, kata Majusi disebutkan pada surah Al-Hajj
[22]: 17. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang
Shaabi`iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi, dan orang-orang musyrik,
Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya,
Allah menyaksikan segala sesuatu.” (QS Al-Hajj [2]: 17).
Dalam hadis, agama Majusi ini juga pernah
disinggung Rasulullah SAW. ‘’Sesungguhnya, setiap anak dilahirkan dalam keadaan
fitrah (suci). Dan, kedua orang tuanya-lah yang menjadikannya sebagai Nasrani,
Yahudi, atau Majusi.” (HR Bukhari).
Menurut sejarahnya, agama Majusi ini didirikan
oleh Zoroaster yang berasal dari Persia, Iran. Konon, agama ini dikenal sebagai
agama yang mempercayai satu Tuhan (monoteisme), yaitu tuhan kebaikan. Dalam
kepercayaan Majusi, tuhan kebaikan ini disebut dengan Ahura Mazda. Lawan dari
tuhan kebaikan adalah tuhan keburukan, yaitu Ahriman.
Menurut sebagian riwayat, Zoroaster (atau
disebut Zarathustra) adalah seorang yang sangat alim. Dialah pencetus ajaran
Zoroastrianisme yang dianut oleh bangsa Persia. Dalam kehidupan bangsa Persia,
Zoroaster dianggap sebagai seorang tokoh penting dalam sejarah Persia. Bahkan,
ada pula yang menyebut dirinya seorang nabi. Namun, terjadi perbedaan pendapat
di kalangan sejarawan mengenai kehidupannya. Ia diperkirakan hidup antara tahun
1700 SM, tetapi adapula yang menyebutkan abad ke-6 SM. Beberapa literatur
menyebutkan, daerah tempat Zoroaster hidup dikaitkan dengan Kekaisaran Persia
yang dipimpin oleh Cyrus Yang Agung pada pertengahan abad ke-16 SM. Dalam masa
dua abad kemudian, agama ini diterima oleh raja-raja Persia dan memperoleh pengikut
yang cukup banyak.
Sesudah kekaisaran Persia ditaklukkan oleh
Aleksander Yang Agung (Alexander The Great) pada akhir abad ke-4 SM, agama
Zoroaster mengalami kemunduran. Akan tetapi, pada masa Dinasti Sassanid (226
SM), agama Zoroaster diterima sebagai agama resmi negeri Persia. Dan, sesudah
ditaklukkan Arab pada abad ke-7 Masehi, sebagian besar penduduk Persia memeluk
agama Islam. Sekitar abad ke-10, sebagian penganut agama Zoroatser lari dari
Iran ke Hormuz, sebuah pulau di teluk Persia. Dari sana, mereka dan anak
keturunannya pergi ke India dan mendirikan koloni (komunitas). Orang Hindu
menyebut mereka dengan Parsees, artinya orang yang berasal dari Persia. Hingga
kini, jumlah mereka mencapai 100 ribu orang. Mereka tinggal di India, terutama
di dekat Bombay. Zoroastrianisme sendiri tak lenyap seluruhnya di Iran.
Hingga kini, jumlah pengikutnya di Iran mencapai 20 ribu orang. Dalam The
Miracle 15 in 1 Syaamil Al-Qur’an disebutkan, Majusi adalah sebutan dalam Islam
bagi penganut yang mengikuti agama Zoroaster (Zarathustra) dari Persia, Iran.
Zarathustra merombak agama Indo-Eropa. Dewa-dewa diturunkan derajatnya menjadi
sekadar malaikat, sementara Tuhan dianggap sebagai esa (satu), yakni Ahura
Mazda.
Dalam perang Kosmos, Ahura Mazda ini selalu
bertarung dengan penguasa kegelapan yang bernama Ahriman. Belakangan Ahriman
diadopsi orang-orang Ibrani sebagai setan, Iblis, Azazil, atau Lucifer. Pada
awal kemunculan Islam, Majusi merupakan satu ajaran yang tersebar di tengah
masyarakat Persia. Ajaran ini bahkan menjadi agama resmi Dinasti Sassanian
sejak pertengahan abad ke-3 SM…