بسم الله الرحمن الرحيم
Segala cara digunakan
kelompok sesat Hizbut Tahrir (HT), walau hanya bermodalkan prasangka-prasangka
tak berdasar untuk menjelek-jelekan negeri Arab Saudi, negeri yang terdapat
padanya kiblat kaum muslimin dan masjid Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, negeri
yang memuliakan para ulama dan penuntut ilmu, negeri yang paling banyak
diterapkan hukum-hukum Islam, negeri yang paling banyak membantu kaum muslimin
di seluruh dunia, di saat Hizbut Tahrir sendiri tak punya negara yang menaungi
dan menolong kaum muslimin, bahkan banyak tokoh-tokoh besarnya yang tinggal di
negeri-negeri kafir. Ada apa dengan Hizbut Tahrir…?!
Asy-Syaikh Al-‘Allamah Ibnul
‘Utsaimin rahimahullah berkata,
أقول- وأشهد الله تعالى على ما أقول وأشهدكم أيضاً – إنني لا أعلم أن في الأرض اليوم من يطبق من شريعة الله ما يطبقه هذا الوطن أعني المملكة العربية السعودية، وهذا بلا شك من نعمة الله علينا فلنكن محافظين على ما نحن عليه اليوم، بل ولنكنمستزيدين من شريعة الله- عز وجل- أكثر مما نحن عليه اليوم، لأنني لا أدّعي الكمال، وأننا في القمة بالنسبة لتطبيق شريعة الله لا شك أننا نخل بكثير منها، ولكننا خير والحمد لله مما نعلمه من البلاد الأخرى، ونحن إذا حافظنا على ما نحن عليه اليوم، ثم حاولنا الاستزادة من التمسك بدين الله- عز وجل- عقيدة ومنهاجًا فإن النصر يكون حليفنا ولو اجتمع علينا مَنْ بأقطارها، لأن الله- عز وجل- يقول وهو الذي بيده ملكوت السماوات والأرض: (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ)
“Aku katakan –dan aku
persaksikan kepada Allah dan kepada kalian terhadap ucapanku ini- bahwa sungguh
aku tidak mengetahui di dunia ini pada masa ini yang menerapkan syari’at Allah
seperti yang diterapkan negeri ini, maksudku Kerajaan Arab Saudi, dan tidak
diragukan lagi ini termasuk nikmat Allah kepada kita, maka hendaklah kita
menjaga nikmat yang kita rasakan hari ini, bahkan hendaklah kita menambah
penerapan syari’at Allah ‘azza wa jalla lebih banyak lagi dari apa yang sudah
kita terapkan hari ini, karena kita tidak boleh mengklaim sempurna (dalam penerapan
syari’at), dan memang pada kenyataannya dalam penerapan syari’at kita masih
banyak kekurangan, akan tetapi segala puji hanya bagi Allah sepanjang yang kami
ketahui bahwa syari’at yang kita terapkan lebih baik dari negeri-negeri yang
lain.
Dan apabila kita menjaga apa
yang sudah kita capai hari ini, kemudian kita terus berusaha menambah kuat
berpegang teguh dengan agama Allah ‘azza wa jalla, baik aqidah maupun manhaj,
maka pertolongan Allah akan selalu bersama kita meski seluruh dunia bersatu
untuk memusuhi kita, karena Allah ‘azza wa jalla yang di tangan-Nya kerajaan
langit dan bumi telah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ
“Wahai orang-orang yang
beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan
meneguhkan kedudukanmu. Dan orang-orang yang kafir maka kecelakaanlah bagi
mereka dan Allah menghapus amal-amal mereka.” (Muhammad: 7-8).” [Majmu’
Fatawa war Rosaail, 25/505-506]
Kebaikan Pemerintah Arab
Saudi untuk Kaum Muslimin Dunia
Kita tidak menutup mata,
layaknya manusia biasa, pemerintah dan ulama Saudi tentunya memiliki kesalahan
dan kekhilafan. Akan tetapi, orang yang berbudi tentu tidak mudah melupakan
kebaikan saudaranya, sedangkan orang yang tidak berbudi, alias tidak tahu balas
budi, sulit bagi mereka mengingat kebaikan orang lain, prasangka buruk mereka
telah menutupi semua kebaikan yang ada pada saudaranya, seperti kata penyair:
وعين الرضا عن كل عيب كليلة … ولكن عين السخط تبدي المساويا
“Pandangan simpati menutupi
segala cela, Pandangan benci menampakkan segala cacat.”
Kebaikan pemerintah Saudi
terhadap kaum muslimin dunia sudah tidak terhitung jumlahnya, termasuk
Indonesia. Ratusan masjid dibangun oleh pemerintah maupun yayasan sosial yang
mengumpulkan dana dari pemerintah dan masyarakat Saudi serta santunan fakir
miskin dan pembuatan sumur-sumur sebenarnya sudah sangat banyak, hanya saja
jarang diekspos oleh media.
Pemerintah Saudi juga membuka
cabang universitas Al-Imam Muhammad bin Su’ud di Jakarta untuk kaum
muslimin di Indonesia. Sampai saat ini saya tidak tahu ada sekolah di Indonesia
yang dibangun oleh pemerintah mana pun di dunia ini dengan menyewa dua buah
gedung besar dan mewah untuk kaum muslimin di Indonesia secara gratis. Bukan
hanya itu, para mahasiswa juga digaji, buku-buku diberikan secara gratis,
asrama juga gratis.
Cabang universitas Muhammad
bin Su’ud ini juga terdapat di negeri-negeri lain. Di dalam negeri Saudi
sendiri, saat ini ada ribuan pelajar muslim dari seluruh dunia, termasuk
anak-anak bangsa Indonesia. Mereka belajar secara gratis plus digaji oleh
pemerintah Saudi, bahkan di masa Pemerintahan Raja Salman bin Abdul Aziz
hafizhahullah yang baru ini, beliau melipatgandakan gaji mereka di bulan ini.
Ketika terjadi Tsunami Aceh
dan Sumatera Utara, negara-negara Barat gembar-gembor di media massa
mengumumkan sumbangan-sumbangan mereka, padahal nilainya juga tidak terlalu
besar, itupun ternyata sebagian besarnya berupa pinjaman. Diam-diam pemerintah
Saudi, hampir tidak terekspos oleh media (entah sengaja atau tidak?!), telah
mengirim pesawat-pesawatnya ke Aceh yang mengangkut berbagai macam bantuan.
Beberapa media ketika itu menginfokan:
“Rakyat dan pemerintah Arab
Saudi menyumbang US$530 juta (sekitar Rp. 4,8 triliun) untuk korban gempa dan
gelombang tsunami di Aceh dan Sumatra Utara. Semua sumbangan itu berbentuk
hibah. Dari total hibah itu, sebesar US$280 juta berupa uang tunai
yang terdiri dari sumbangan masyarakat sebesar US$250 juta dan
dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebesar US$30 juta. Sementara US$250
juta sisanya berbentuk makanan, obat-obatan, selimut, dan alat-alat
kedokteran.”
“Semua sumbangan itu
merupakan hibah (pemberian), bukan utang yang harus dibayar. Sumbangan berupa
hibah ini tentu saja lebih baik daripada sumbangan yang berupa utang. Karena
utang ini di kemudian hari akan menjadi beban masyarakat Indonesia. Meskipun
utang itu bersifat pinjaman lunak (soft loan), rakyat Indonesia tetap harus
membayarnya,” ungkap salah seorang tokoh.
Adakah bantuan Saudi untuk
Palestina? Apakah benar tuduhan dusta lagi keji yang dihembuskan orang-orang
Syi’ah, bahwa Saudi bekerjasama dengan Inggris hingga Palestina berhasil
dicaplok Yahudi? Jawabannya, kenyataan yang ada sangat bertolak belakang dengan
tuduhan dusta tersebut. Ketikahizbiyyun masih sibuk berdemo untuk
Palestina dan mengkritik fatwa ulama Saudi akan haramnya demo, Pemerintah Saudi
dan masyarakatnya telah mengumpulkan dana dalam jumlah yang sangat besar untuk
Palestina. Media menginformasikan:
“Raja
Arab Saudi pada Senin mengumumkan sumbangan senilai satu miliar dolar
AS bagi pembangunan kembali Gaza yang digempur secara ofensif oleh Yahudi
selama beberapa pekan. “Atas nama rakyat Saudi, saya umumkan sumbangan
sebesar 1 miliar dolar bagi program pembangunan kembali Gaza,” kata Raja Saudi
pada pembukaan konferensi tingkat tinggi Arab di Kuwait.”
Ketika Amerika Serikat
menekan Saudi untuk memboikot pemerintahan Palestina dengan tidak memberi
bantuan, media memberitakan:
“Arab Saudi menegaskan bahwa
mereka akan tetap melanjutkan pemberian bantuan dana yang jumlahnya
sekitar 15 juta dollar AS setiap bulannya untuk pemerintah Palestina.”
Media lain menginfokan
sumbangan seorang pengusaha:
“Seorang pengusaha Saudi yang
menolak untuk disebutkan identitasnya ini- pada hari senin, sumbangkan 25 juta
Riyal untuk membantu rakyat Gaza.”
Catatan Asy-Syaikh Hamd
Al-‘Utsman hafizhahullah:
Dalam beberapa tweet beliau
menyebutkan diantaranya,
1)
Tidak Ada yang Mengingkari Bantuan Saudi untuk Kaum Muslimin Dunia, Kecuali…?
مواقف السعودية في نصرة قضايا الإسلام في كل أقطار الدنيا لا ينكرها إلا عدو نفسه،قال النبي ﷺ“لايشكر الله من لايشكر الناس“.
“Peran-peran Saudi dalam
membantu permasalahan-permasalahan Islam di seluruh dunia tidak ada yang
mengingkarinya kecuali musuh dirinya sendiri, Rasulullah shallallahu’alaihi wa
sallam bersabda,
لَا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ
“Tidaklah bersyukur kepada
Allah, orang yang tidak berterima kasih kepada manusia.” (HR. Ahmad, Abu Daud
dan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 416)
2)
Pembangunan Masjid-masjid dan Pusat-pusat Islam Hingga ke Kutub Utara:
غالبية المساجد والمراكز الإسلامية في الخارج بُنيت بدعم الدولة السعودية وتبرعات شعبه السخي،حتى بلغت مآذن المساجد القطب الشمالي.
“Banyak sekali masjid dan
pusat-pusat dakwah Islam di luar Saudi, dibangun dengan dukungan Pemerintah
Saudi dan bantuan dana masyarakatnya yang dermawan, hingga tempat-tempat
berkumandang adzan dari masjid-masjid sampai ke Kutub Utara”.
3)
Peran Arab Saudi dalam Menyelamatkan Kuwait dari Pembantaian Partai Sosialis
Komunis Ba’tsi Iraq dan Bahrain dari Serangan Syi’ah Iran:
لا ننسى نصرة السعودية للكويت في تحريرها من الاحتلال البعثي،كما لاننسى نصرتها للبحرين في منع الغزو الايراني لها،والوفاء شيمة المسلم.
“Jangan engkau lupa bantuan
Saudi untuk Kuwait dalam membebaskannya dari penjajahan Partai Ba’ts, jangan
pula engkau lupa dengan bantuan Saudi terhadap Bahrain dalam menghalau serangan
pasukan Iran, dan menunaikan janji adalah sifat seorang muslim”.
4)
Peran Arab Saudi dalam Jihad Afghanistan:
السعودية دفعت أبناءها للدفاع عن أفغانستان من الاحتلال الروسي فضلا عن المليارات،وكافأنا جاحدالجميل بإقامة معسكرات تدريب هناك لغزونا.
“Saudi telah mengerahkan
anak-anak negerinya untuk membela Afghanistan dari penjajahan Rusia, apalagi
milyar-milyar dananya…”
5)
Peran Arab Saudi dalam Membantu Dunia Islam dan Pakistan Secara Khusus dalam
Pengembangan Senjata Nuklir:
السعوديةدفعت المليارات لتنمية الدول الإسلامية لمنشآتهاالتعليميةوالصحيةوالعسكرية،والكهرباء والماءوالطرق،ودعمت باكستان في صناعة السلاح النووي.
“Saudi telah membantu
milyar-milyar dananya untuk mengembangkan negeri-negeri Islam; untuk
pembangunan dalam pendidikan, kesehatan, militer, listrik, air, jalan-jalan,
dan membantu Pakistan dalam pengembangan senjata nuklir”.
6)
Peran Arab Saudi dalam Menyelamatkan Bosnia:
في الوقت الذي فرضت فيه الأمم المتحدة منعا لتوريد الأسلحة في حرب البلقان زودت السعودية البوسنة والهرسك بالأسلحة لدفع عدوان الصرب عليهم.
“Ketika PBB memboikot impor
senjata dalam Perang Balkan, Saudi membekali Bosnia dan Herzegovina dengan
senjata-senjata untuk membela diri dari kezaliman Serbia kepada mereka.”
7)
Peran Arab Saudi dalam Membantu Palestina:
سليم الزعنون رئيس المجلس الوطني الفلسطيني:السعودية فتحت لنا مخازن أسلحة جيشها وزودتنا بالأسلحة عام ١٩٧٨.
“Salim Az-Za’nun, Pemimpin
Majelis Tanah Air Palestina berkata: Saudi telah membuka untuk kami
gudang-gudang penyimpanan senjata tentaranya dan membekali kami dengan berbagai
senjata sejak tahun 1978.”
Raja Salman bin Abdul Aziz
hafizhahullah berkata,
فلسطين قضيتناالأولى
“Palestina adalah
permasalahan kami yang pertama.”
Kebaikan Ulama Saudi untuk
Kaum Muslimin Dunia
Bukan hanya pemerintahnya
yang berusaha membantu Palestina, para ulama di Saudi pun mengeluarkan fatwa
sebagai dorongan kepada masyarakat dan kaum muslimin di seluruh dunia untuk
ikut membantu. Inilah fatwa ulama yang dituduh secara dusta dan keji oleh
sebagian orang, bahwa mereka telah bersekongkol dengan Yahudi untuk merebut
Palestina:
Fatwa Lembaga Resmi untuk
Fatwa Kerajaan Saudi Arabia
Al-Lajnah Ad-Daimah Lil
Buhuts Al-‘Ilmiyah wal Ifta’
Tentang Masalah Palestina
“Segala puji hanyalah milik
Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada
nabi dan rasul yang paling mulia, nabi kita Muhammad dan kepada keluarga beliau
beserta para shahabatnya dan ummatnya yang setia mengikutinya sampai akhir
zaman. Wa ba’da;
Sesungguhnya Lajnah
Da’imah lil Buhutsil ‘Ilmiyah wal Ifta’ (Komite Tetap untuk Penelitian
Ilmiah dan Fatwa) di Kerajaan Saudi Arabia mengikuti (perkembangan yang
terjadi) dengan penuh kegalauan dan kesedihan akan apa yang telah terjadi dan
sedang terjadi yang menimpa saudara-saudara kita muslimin Palestina dan lebih
khusus lagi di Jalur Gaza, dari angkara murka dan terbunuhnya anak-anak, kaum
wanita dan orang-orang yang sudah renta, dan pelanggaran-pelanggaran terhadap
kehormatan, rumah-rumah serta bangunan-bangunan yang dihancurkan dan pengusiran
penduduk. Tidak diragukan lagi ini adalah kejahatan dan kedzaliman terhadap
penduduk Palestina.
Dan dalam menghadapi
peristiwa yang menyakitkan ini wajib atas ummat Islam berdiri satu barisan
bersama saudara-saudara mereka di Palestina dan bahu membahu dengan mereka,
ikut membela dan membantu mereka serta bersungguh-sungguh dalam menepis
kedzaliman yang menimpa mereka dengan sebab dan sarana apa pun yang mungkin
dilakukan sebagai wujud dari persaudaraan seagama dan seikatan iman.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
“Sesungguhnya orang-orang
yang beriman itu bersaudara.” (Al-Hujurat: 10)
Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
“Orang-orang mukmin laki-laki
dan orang-orang mukmin perempuan sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian
yang lain.” (At-Taubah: 71)
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda,
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ
“Seorang mukmin bagi mukmin
yang lain adalah seperti sebuah bangunan yang saling menopang, lalu beliau
menautkan antar jari-jemari (kedua tangannya).” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Beliau juga bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالْحُمَّى وَالسَّهَرِ
“Perumpamaan orang-orang yang
beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka
adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh
tubuh juga merasakan sakit dan tidak bisa tidur.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Beliau juga bersabda,
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ
“Seorang muslim adalah
saudara bagi muslim lainnya, dia tidak mendzalimi saudaranya, tidak menipunya,
tidak memperdayanya dan tidak meremehkannya.” (HR. Muslim)
Dan pembelaan bentuknya umum
mencakup banyak aspek sesuai kemampuan sambil tetap memperhatikan keadaan,
apakah dalam bentuk benda atau suatu yang abstrak dan apakah dari awam muslimin
berupa harta, makanan, obat-obatan, pakaian, dan yang lain sebagainya. Atau
dari pihak pemerintah Arab dan negeri-negeri Islam dengan mempermudah sampainya
bantuan-bantuan kepada mereka dan mengambil posisi di belakang mereka dan
membela kepentingan-kepentingan mereka di pertemuan-pertemuan, acara-acara, dan
musyawarah-musyawarah antar negara dan dalam negeri. Semua itu termasuk ke
dalam bekerjasama di atas kebajikan dan ketakwaan yang diperintahkan di dalam
firman-Nya,
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
“Dan bekerjasamalah kalian di
atas kebajikan dan ketakwaan.” (Al Ma’idah: 2)
Dan termasuk dalam hal ini
juga, menyampaikan nasihat kepada mereka dan menunjuki mereka kepada setiap
kebaikan bagi mereka. Dan diantaranya yang paling besar, mendoakan mereka pada
setiap waktu agar cobaan ini diangkat dari mereka dan agar bencana ini disingkap
dari mereka dan mendoakan mereka agar Allah memulihkan keadaan mereka dan
membimbing amalan dan ucapan mereka.
Dan sesungguhnya kami
mewasiatkan kepada saudara-saudara kami kaum muslimin di Palestina untuk
bertakwa kepada Allah Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya, sebagaimana kami
mewasiatkan mereka agar bersatu di atas kebenaran dan meninggalkan perpecahan
dan pertikaian, serta menutup celah bagi pihak musuh yang memanfaatkan
kesempatan dan akan terus memanfaatkan (kondisi ini) dengan melakukan tindak kesewenang-wenangan
dan pelecehan.
Dan kami menganjurkan kepada
semua saudara-saudara kami untuk menempuh sebab-sebab agar terangkatnya
kesewenang-wenangan terhadap negeri mereka sambil tetap menjaga keikhlasan
dalam berbuat karena Allah Ta’ala dan mencari keridha’an-Nya dan mengambil
bantuan dengan kesabaran dan shalat dan musyawarah dengan para ulama dan
orang-orang yang berakal dan bijak disetiap urusan mereka, karena itu semua
potensial kepada taufik dan benarnya langkah.
Sebagaimana kami juga
mengajak kepada orang-orang yang berakal di setiap negeri dan masyarakat dunia
seluruhnya untuk melihat kepada bencana ini dengan kacamata orang yang berakal
dan sikap yang adil untuk memberikan kepada masyarakat Palestina hak-hak mereka
dan mengangkat kedzaliman dari mereka agar mereka hidup dengan kehidupan yang
mulia. Sekaligus kami juga berterima kasih kepada setiap pihak yang
berlomba-lomba dalam membela dan membantu mereka dari negara-negara dan
individu.
Kami mohon kepada Allah
dengan nama-nama-Nya yang husna dan sifat-sifat-Nya yang tinggi untuk
menyingkap kesedihan dari ummat ini dan memuliakan agama-Nya dan meninggikan
kalimat-Nya dan memenangkan para wali-Nya dan menghinakan musuh-musuh-Nya dan
menjadikan tipu daya mereka boomerang bagi mereka dan menjaga ummat Islam dari
kejahata-kejahatan mereka, sesungguhnya Dialah Penolong kita dalam hal ini dan
Dzat Yang Maha Berkuasa.
Dan shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga serta
shahabatnya dan ummatnya yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari kiamat.”
Tertanda:
Mufti Saudi Kerajaan Arab
Saudi dan Ketua Komite Ulama Besar: Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah
Aalusy Syaikh hafizhahullah.
Dan Para Ulama Anggota Komite
Tetap untuk Penelitian Ilmiah dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi
[Sumber terjemahan dari website Ahlus
Sunnah Jakarta dengan sedikit perubahan dan teks Asli dari website Sahab]
Bantuan kepada kaum muslimin
di berbagai penjuru dunia, oleh ulama Saudi bukan sekedar fatwa belaka, namun
benar-benar diamalkan oleh para ulama tersebut. Diantaranya dalam kisah-kisah
berikut:
Keteladanan Mufti Saudi
Arabia dan Ketua Umum Rabithah Al-‘Alam Al-Islami di masanya, Asy-Syaikh Abdul
Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
Ali bin Abdullah Ad-Darbi menceritakan,
“Ada satu kisah yang sangat berkesan bagiku, pernah suatu saat berangkatlah
empat orang dari salah satu lembaga sosial di Kerajaan Saudi Arabia ke
pedalaman Afrika untuk mengantarkan bantuan dari pemerintah negeri
yang penuh kebaikan ini, Kerajaan Saudi Arabia.
Setelah berjalan kaki selama
empat jam dan merasa capek, mereka melewati seorang wanita tua yang tinggal di
sebuah kemah dan mengucapkan salam kepadanya, lalu memberinya sebagian bantuan
yang mereka bawa. Maka berkatalah sang wanita tua, “Dari mana asal kalian?”
Mereka menjawab, “Kami dari
Kerajaan Saudi Arabia”. Wanita tua itu lalu berkata, “Sampaikan salamku kepada
Syaikh Bin Baz”. Mereka berkata, “Semoga Allah merahmatimu, bagaimana Syaikh
Bin Baz tahu tentang Anda di tempat terpencil seperti ini?” Wanita tua
menjawab, “Demi Allah, Syaikh Bin Baz mengirimkan untukku 1000 Riyal setiap
bulan, setelah aku mengirimkan kepadanya surat permohonan bantuan, setelah aku
memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala”.” [Koran Al-Madinah, no.
13182]
Salah seorang murid Syaikh
Bin Baz rahimahullah pernah bercerita, “Pada suatu malam, ketika
Syaikh Bin Baz rahimahullah sedang shalat tahajjud, tiba-tiba
terdengar suara orang melompat ke rumahnya, maka Syaikh pun membangunkan
anak-anaknya untuk melihat apa yang terjadi, dan beliau tetap melanjutkan
shalatnya, setelah beliau shalat barulah anak-anaknya mengabari bahwa telah
ditangkap seorang pencuri, dia adalah seorang pekerja dari Pakistan, lalu
Syaikh minta pencuri itu dihadirkan ke hadapannya. Pertama sekali yang beliau
lakukan adalah membangunkan tukang masak dan memasakkan makanan untuknya,
setelah si pencuri makan sampai kenyang, beliau memanggilnya dan berkata,
“Kenapa engkau melakukan ini?” Pencuri menjawab, “Ibuku di Pakistan saat ini
sedang dirawat di rumah sakit dan membutuhkan biaya 10.000 Riyal, sedang saya
hanya memiliki 5.000 Riyal, maka saya hanya mau mencuri 5.000 Riyal.” Maka
Syaikh menghubungi salah seorang muridnya yang berasal dari Pakistan untuk
mencari kebenaran akan perkataan si pencuri. Pada hari berikutnya, Syaikh telah
mendapatkan kebenaran atas pengakuan si pencuri, beliau pun memberikan
kepadanya bantuan sebesar 5.000 Riyal dan menambah lagi 5.000 Riyal dengan
anggapan kemungkinan dia membutuhkannya, maka total bantuan Syaikh kepadanya
sebesar 10.000 Riyal. Singkat cerita, pencuri ini kemudian menjadi murid Syaikh
dan selalu menyertai beliau sampai wafatnya.” [Disarikan dari ceramah, “Maqaathi’
Muatststsiroh; Ibnu Baz rahimahullah Ma’a As-Sariq.”]
Abdullah bin Muhammad
Al-Mu’taz menceritakan: Asy-Syaikh Muhammad Hamid, Ketua
Paguyuban Ashabul Yaman di negara Eretria berkisah:
“Saya datang ke Riyad di
malam hari yang dingin dalam keadaan tidak punya uang untuk menyewa hotel. Saya
kemudian berpikir untuk datang ke rumah Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz.
Saat itu waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi. Awalnya saya ragu, namun akhirnya
saya putuskan untuk pergi ke rumah beliau. Saya tiba di rumah beliau yang
sederhana dan bertemu dengan seseorang yang tidur di pintu pagar. Setelah
terbangun, ia membukakan pintu untukku. Saya memberi salam padanya dengan pelan
sekali supaya tidak ada orang lain yang mendengarnya karena hari begitu larut.
Beberapa saat kemudian aku
melihat Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz berjalan menuruni tangga sambil
membawa semangkuk makanan. Beliau mengucapkan salam dan memberikan makanan itu
kepada saya. Beliau berkata, “Saya mendengar suara anda kemudian saya ambil
makanan ini karena saya berpikiran anda belum makan malam ini. Demi Allah, saya
tidak bisa tidur malam itu, menangis karena telah mendapat perlakuan yang
demikian baik.” [Untaian Mutiara Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah, Abu
Abdillah Alercon, dkk, hal. 27-28]
Subhanallah, inilah
akhlak para ulama yang sangat dibenci oleh para pelaku syirik dan bid’ah.
Inilah pemerintah yang dituduh ganas dan sadis oleh mereka yang membenci dakwah
tauhid dan sunnah. Dan masih banyak lagi kebaikan pemerintah Saudi dan ulamanya
untuk kaum muslimin dunia yang tidak mungkin kami ceritakan semuanya di sini.
فَإِنَّهَا لا تَعْمَى الأَبْصَارُ وَلَكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
“Karena sesungguhnya bukanlah
mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” [Al-Hajj:
46]
Inikah Penyebab Hizbut Tahrir
Membenci Arab Saudi…?!
Hizbut Tahrir adalah kelompok
sesat yang banyak disingkap kesesatannya oleh para ulama Ahlus Sunnah wal
Jama’ah, khususnya para ulama di Arab Saudi secara umum dan dua kota suci
Makkah dan Madinah secara khusus, dan berikut beberapa poin ringkasan
penyimpangan Hizbut Tahrir yang dijelaskan oleh Asy-Syaikh Abdur Rahmman bin
Muhammad Sa’id Ad-Dimaysqiyyah dalam kitab beliau “Ar-Roddu ‘ala Hizbit
Tahrir”:
1) Kesibukan utama mereka
adalah politik dan ajakan mendirikan khilafah, maka tidak akan engkau dapati
mereka sibuk mengajak untuk membersihkan aqidah, menegakkan sholat, puasa,
zakat dan ibadah-ibadah lainnya.
2) Hijrahnya banyak anggota
dan tokoh-tokoh Hizbut Tahrir ke negeri-negeri kafir Eropa.
3) Mereka tidak memiliki
aqidah yang jelas, selain khilafah yang menurut aqidah mereka adalah prioritas,
seakan-akan Allah menyatakan, “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali
untuk menegakkan khilafah”.
4) Menawarkan khilafah kepada
tokoh Syi’ah Khomeini yang melakukan banyak kekafiran (sebagaimana disebutkan
dalam majalah “Khilafah” mereka no. 18 tanggal 4-9-1989 M) dan mereka
memuji kitab Khomeini yang berisi banyak kesyirikan dan kekafiran berjudul “Al-Hukumah
Al-Islamiyah” dalam majalah mereka Al-Wa’i no. 26 tahun 1989 M, maka ini
diantara yang menunjukkan rusaknya aqidah mereka.
5) Tidak memahami dan
berusaha mengobati perkara-perkara yang menyebabkan runtuhnya khilafah kaum
muslimin, yaitu kesyirikan, bid’ah dan maksiat. Mereka ingin Allah ta’ala
merubah mereka namun mereka tidak berusaha merubah diri mereka.
6) Para penceramah mereka
selalu berceramah hanya dengan mengandalkan emosi dan pembicaraan politik untuk
menutupi kebodohan mereka terhadap ilmu agama, maka engkau tidak akan dapati
tokoh-tokoh mereka memiliki halaqoh-halaqoh ilmu syar’i yang diprioritaskan.
7) Memusuhi aqidah tauhid dan
bersikap lembek dalam mengamalkannya, disertai ajakan untuk bersatu bersama
kelompok-kelompok syirik seperti Syi’ah, Shufiyyah dan lain-lain.
8) Membolehkan orang kafir
menjadi anggota parlemen Islam atau menjadi kepala daerah dan pemimpin pasukan
di negeri muslim (sebagaimana dalam buletin “Ajwibah wa Asilah” yang
diterbitkan oleh Pendiri HT An-Nabhani bulan Rabi’uts Tsani 1390 H/5-6-1970 M)
9) Kondisi mereka menunjukkan
bahwa tujuan dapat membenarkan segala cara.
10) Kekacauan aqidah mereka
dalam masalah Al-Qodha dan Al-Qodar.
11) Akal menurut mereka
termasuk sumber agama, dan ini adalah hasil adopsi dari Mu’tazilah.
12) Berjilbab lebar sesuai
syari’at menurut mereka adalah kemerosotan moral sebagaimana diisyaratkan
An-Nabhani dalam “An-Nizhom fil Islam” hal. 10 dan 128.
13) Tidak ada bedanya menurut
mereka antara Sunni dan Syi’ah, padahal jelas sekali kekafiran Syi’ah.
14) Meniadakan Amar Ma’ruf
Nahi Munkar hingga tegak khilafah khayalan mereka, sebagaimana disebutkan dalam
kitab mereka “Manhaj Hizbit Tahrir minat Taghyir” hal. 21.
15) Pengkafiran mereka
terhadap kaum muslimin dan tuduhan mereka bahwa negeri-negeri muslim adalah
negeri-negeri kafir, sebagaimana dalam kitab mereka “Hizbut Tahrir” hal.
32, 103.
16) Bahkan menganggap Makkah
dan Madinah bukan negeri Islam, sebagaimana dikatakan seorang tokoh Hizbut
Tahrir dalam dialog bersama Asy-Syaikh Abdur Rahman Ad-Dimasyqiyyah.
17) Menolak hadits-hadits
Ahad dalam aqidah, ini adalah kesesatan yang nyata.
18) Mengingkari azab kubur.
19) Mencela hadits-hadits
tentang Imam Mahdi.
20) Fatwa-fatwa fiqh aneh
Hizbut Tahrir:
Boleh berciuman dan berjabat
tangan dengan wanita non mahram (Buletin Hizbut Tahrir “Jawaabus Suaal” 29-05-1970
M yang disebarkan An-Nabhani).
Boleh melihat gambar porno.
Boleh bagi wanita mengenakan
wig dan celana “banthalun” dan boleh keluar mengikuti Pemilu meski dilarang
suami (Buletin Hizbut Tahrir “Jawaabus Suaal” 17-02-1972 M yang
disebarkan An-Nabhani)
Wanita boleh jadi anggota
parlemen, sebagaimana dalam kitab mereka “Muqoddimatus Dustur” hal.
114 dan “Mitsaqul Ummah” hal. 72.
Boleh wanita menjadi qodhi,
sebagaimana dalam kitab mereka “An-Nizhom Al-Ijtima’i fil Islam”hal. 89.
Boleh mengqishosh seorang
muslim yang membunuh orang kafir, padahal Rasulullah shallallahu’alaihi wa
sallam melarang.
Boleh taat kepada khalifah
mereka meski menyelisihi ayat dan hadits yang jelas, sebagaimana dalam kitab
mereka “Ad-Daulah Al-Islamiyah” hal. 108.
Dan masih banyak lagi yang
dipaparkan Asy-Syaikh Abdur Rahman Ad-Dimasyqiyah secara detail dalam kitab
beliau “Ar-Roddu ‘ala Hizbit Tahrir” silakan merujuk kitab tersebut.
PENEGASAN
Bagi yang mendalami dan
memahami manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah insya Allah dengan mudah memahami
analisa sebab kebencian Hizbut Tahrir terhadap Arab Saudi, yaitu karena negeri
Arab Saudi, baik pemerintah dan ulamanya memiliki peran yang sangat besar dalam
memperjuangkan tauhid dan sunnah serta berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan
As-Sunnah sesuai Pemahaman Salaf, yang sangat bertentangan dengan manhaj Hizbut
Tahrir, bersamaan dengan itu para ulama Ahlus Sunnah baik yang memiliki
hubungan langsung maupun tidak langsung dengan Arab Saudi, merekalah yang
menyingkap kesesatan Hizbut Tahrir, maka Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah
penghalang terbesar bagi “khilafah” khayalan dan berbagai kesesatan Hizbut
Tahrir yang lainnya, dan bukanlah ini suatu analisa yang baru, tapi sudah
disebutkan ulama Salaf sejak dulu.
Al-Imam Yahya bin Ma’in
rahimahullah berkata,
علامة أهل البدع الوقيعة في أهل الأثر
“Tanda ahlul bid’ah adalah
menjelek-jelekan Ahlul Atsar (Ahlus Sunnah).” [As Sunnah lil
Laalakaai, 1/179]
Al-Imam
Al-Auza’i rahimahullah berkata,
لَيْسَ مِنْ صَاحِبِ بِدْعَةٍ تُحَدِّثُهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخِلَافِ بِدْعَتِهِ بِحَدِيثٍ إِلَّا أَبْغَضَ الْحَدِيثَ
“Tidak ada satu pun pelaku
bid’ah yang engkau sampaikan hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
yang menyelisihi bid’ahnya, kecuali ia akan membenci hadits tersebut.” [Syarafu
Ashaabil Hadits: 149]
Al-Imam Ahmad bin Sinan
Al-Qoththon rahimahullah berkata,
لَيْسَ فِي الدُّنْيَا مُبْتَدِعٌ إِلَّا وَهُوَ يُبْغِضُ أَهْلَ الْحَدِيثِ فَإِذَا ابْتَدَعَ الرَّجُلُ نُزِعَ حَلَاوَةُ الْحَدِيثِ مِنْ قَلْبِهِ
“Tidak ada di dunia ini
seorang ahlul bid’ah pun kecuali ia membenci Ahlul Hadits (Ahlus Sunnah), dan
apabila seseorang berbuat bid’ah maka akan dihilangkan manisnya hadits dari
hatinya.” [Syarafu Ashaabil Hadits: 150]
Al-Imam Abu Nashr bin Sallaam
Al-Faqih rahimahullah berkata,
لَيْسَ شَيْءٌ أَثْقَلَ عَلَى أَهْلِ الْإِلْحَادِ، وَلَا أَبْغَضُ إِلَيْهِمْ مِنْ سَمَاعِ الْحَدِيثِ وَرِوَايَتِهِ بِإِسْنَادِه
“Tidak ada sesuatu yang lebih
berat atas orang-orang yang sesat dan lebih dibenci oleh mereka dari mendengar
hadits dan meriwayatkannya dengan sanadnya.” [Syarafu Ashaabil Hadits:
151]
Al-Imam Abu ‘Utsman
Ash-Shabuni rahimahullah berkata,
علامات البدع على أهلها بادية ظاهرة، وأظهر آياتهم وعلاماتهم: شدة معاداتهم لحملة أخبار النبي صلى الله عليه وسلم واحتقارهم واستخفافهم بهم
“Tanda-tanda ahlul bid’ah
nampak jelas pada orang-orangnya, dan tanda mereka yang paling jelas adalah,
kerasnya permusuhan, perendahan dan peremehan mereka terhadap para ulama
pembawa hadits-hadits Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.” [‘Aqidatus Salaf
Ashhaabil Hadits: 101]
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
FansPage Website: Sofyan Chalid bin Idham Ruray [www.fb.com/sofyanruray.info]