Orang-orang Syiah seringkali mendakwakaum Muslimin yang
menyatakan kesesatan Syiah sebagai takfiri, tapi mereka sendiri pura-pura
melupakan konsep aqidah mereka yang menyatakan bahwa siapa saja yang tidak
beriman pada 12 Imam Syiah adalah kafir penghuni neraka, meskipun ia beriman
dengan risalah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam. Oleh karena itu, orang Islam yang tidak percaya dengan Imam Syiah boleh
diperangi karena halal darahnya.
1. Mullah Baqir Al Majlisi yang dianggap
sebagai penutup ulama hadits Syiah. Ulama Syiah ini berkata, “Ketahuilah,
ungkapan lafazh syirik dan kufur kepada orang yang tidak beritikad dengan keimaman Ali dan para
Imam dari anak cucunya Alaihis Salam dan kelebihan mereka atas orang lain
menunjukkan mereka itu kekal di dalam neraka.” (dinukil dari kitab Bihar Al Anwar jilid 23 halaman 390)
Ahlus Sunnah tidak beraqidah bahwa Imam itu
adalah salah satu rukun Islam. Sebaliknya ,Syiah menganggap ia adalah salah
satu rukun Islam, maka, sudah tentu Ahlus Sunnah mengingkari pendapat
mereka. Sehingga, jatuhlah syirik dan kufurlah umat Islam yang tidak meyakini
Imam-imam Syiah yang 12 itu.
2. Mullah Baqir Al Majlisi menjelaskan lagi
dalam halaman 391 kitab Bihar Al Anwar jilid 23, “Syiah Imamiyah
sepakat tentang orang yang mengingkari imamah salah seorang imam dan membantah
ketaatan yang diwajibkan Allah kepadanya (imam) sebagai kafir sesat yang selayaknya kekal di dalam neraka.”
3. Di dalam kitab `Ilal al-Syara’i` halaman 601 cetakan Najaf Iraq, diriwayatkan dari Daud bin
Farqad, katanya:
Aku bertanya kepada Abu Abdullah Alaihis
Salam, “Apakah hukumnya membunuh An Nashibi (maksudnya Ahli Sunnah)?”
Ia menjawab, “Halal darahnya. Tetapi aku
ingatkan engkau, jika dapat menghempaskan dinding dari atasnya atau engkau
lemaskan ia di dalam air, maka lakukanlah supaya tidak dilihat oleh orang
lain.”
Aku bertanya lagi, “Apa pendapatmu tentang
hartanya?”
Ia menjawab, “Binasakanlah apa saja yang
engkau dapat lakukan.”
Inilah di antara pernyataan Syiah yang
menghalalkan darah kaum Muslimin.
4. Di dalam kitab Al Anwar An Nu’maniyah
jilid 2 halaman 307 disebutkan, “Dibolehkan membunuh mereka (Ahli Sunnah) dan
harta-harta mereka adalah halal.”
Ini adalah pernyataan Ulama Syiah bernama
Nikmatullah Al Jazairi.
Bahkan ada lagi pernyataan-pernyataan yang
sangat mengejutkan terhadap Ahlus Sunnah.
5. Di dalam kitab Al Anwar An Nu’maniyah
jilid 2 halaman 306 disebutkan, “Penjelasan tentang An Nashibi (Ahlus Sunnah)
dan keadaannya dapat dijelaskan dengan dua perkara berikut: Pertama,
maksud An Nashibi menurut hadis-hadis adalah najis, dia lebih jahat daripada
Yahudi, Nasrani dan Majusi malah dia adalah kafir, najis mengikut ijma’ ulama Imamiyyah.”
Mereka menganggap Ahlus Sunnah sebagai
najis? Sedangkan Ahlus Sunnah pun tak pernah menganggap orang bukan Islam
sebagai najis.
6. Ulama Syiah bernama Al Kulaini dalam
kitab Ar Raudhad halaman 431 berkata, “Demi Allah wahai Abu Hamzah,
sesungguhnya manusia itu, kesemuanya adalah anak pelacur, kecuali Syi`ah kita.”
Nah, jika demikian, apakah yang kini akan
dikatakan oleh orang Syiah yang beraqidah takfir seperti di atas?
Tokoh Syiah dan Sikapnya Pada Ulama Sunni
Oleh: Kholili Hasib
SEJAK dikeluarkan buku panduan berjudul “Mengenal dan Mewaspadai
Penyimpangan Syi’ah di Indonesia” yang diterbitkan Majelis Ulama Indonesia
(MUI) Pusat, kelompok Syiah sudah nampak kepanikannya. Setidaknya ini terlihat
dengan berbagai usaha dan aksi-aksi menangkal sikap MUI.
Namun begitu berganti pemerintahan baru,
komunitas Syiah Indonesia makin menunjukkan ‘kenekatannya’. Terkadang, muncul
pernyataan-pernyataan yang tidak rasional dan emosional.
Seperti pada Kamis lalu (27/11/2014),
Muhsin Labib, tokoh Syiah menyebut para ulama Sunni sebagai ‘badut’. “Ada
sekelompok badut-badut yang ingin membubarkan. Mereka kuper dan tidak
gaul,”ujar Muhsin dalam sebuah acara yang diadakan ABI (Ahlul Bait Indonesia)
di Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta. [Baca: Muhsin Labib Sebut Ulama Yang
Menyesatkan Syiah Adalah Badut]
Pada kesempatan itu, tokoh Syiah alumni Qum
Iran ini secara terang-terangan menyebut ulama yang menyesatkan Syiah sebagai
ulama yang berpikiran sempit dan pemikirannya terbatas.
Siapa yang disebut Muhsin badut? Tidak lain
para ulama yang telah memfatwakan sesat ajaran Syiah. Pernyataan dosen UIN
Jakarta sungguh tidak patut. Kita semua tahu, mayoritas ulama telah menyatakan
Syiah sebagai ajaran sesat. Dengan logika itu, berarti dari ulama madzhab
empat, pendiri NU (Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari), MUI sampai ulama Madura
semuanya (dalam logika Muhsin), semuanya adalah badut.
Sejak dahulu kehadiran Syiah selalu ditolak
para ulama. Pada perang Salib mereka menjadi duri kaum Muslimin. Prof. Ali
Muhammad al-Shalabi menceritakan peran Imam al-Ghazali dalam menghalau Syiah.
Beliau mengatakan: “Imam al-Ghazali dengan
pemikirannya yang mendalam, serta pengharuhnya yang luas, telah mampu
memberikan peranan kuat dalam melawan gerakan Syiah Batiniyah dan mendolong
madzhab Ahlus Sunnah. Imam al-Ghazali telah mampu meletakkan ilmu-ilmu syariat
dan ilmu logika yang dimilikinya sesuai porsinya; sehingga hal itu merupakan
metode yang kuat untuk mencabut dan meruntuhkan Syiah Batiniyah sampai ke
akar-akarnya” (Ali Muhammad al-Shalabi,Pahlawan Islam Pembebas Baitul
Maqdis, hal. 219).
Dilaporkan dalam buku itu, betapa imam al-Ghazali
yang ahli tasawuf menunjukkan keberanian yang tinggi dalam menegakkan kebenaran
dan melawan kebatilan Syiah pada masa itu. Imam al-Ghazali membuka kedok Syiah
dengan menunjukkan kotradiksi dan pemikiran Syiah. Dan membukan tabir kejahatan
perilaku pengikutnya yang merugikan umat Islam pada saat Perang Salib I. Syaikh
Yusuf Nabhani dalam kitab Syawahidul Haq membeber sejumlah ulama yang
memfatwakan Syiah sesat.
Kurang lebih 50 ulama Madura yang tergabung dalam
organisasi BASSRA (Badan Silaturahim Ulama
Pesantren Madura) pada tahun 2012 mengeluarkan fatwa sesat ajaran Syi’ah yang
dibawa Tajul Muluk. Mereka adalah ulama-ulama terhormat yang memiliki
pesantren. Ulama yang tergabung dalam organisasi ini bukan orang bodoh, bukan
pula ulama yang gila jabatan. Lihatlah, mereka memperjuangkan Ahlus Sunnah
sampai ke pemerintah pusat, PBNU dan MUI.
Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, figure
sentral dalam jama’iyyah NU, tidak kalah tegas menyesatkan Syiah. Beliau
mengatakan: “Di zaman akhir ini tidak ada madzhab yang memenuhi persyaratan
kecuali madzhab yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali). Adapun
madzhab yang lain seperti madzhab Syiah Imamiyyah dan Syiah Zaidiyyah adalah
ahli bid’ah. Sehingga pendapat-pendapatnya tidak boleh diikuti” (Muqaddimah
Qanun Asasi li Jam’iyyah Nahdlatul Ulama’, halaman 9).
Dalam kitab tersebut, beliau mengecam
golongan Syiah yang mencaci bahkan mengkafirkan Sahabat Nabi shallahu ‘alaihi
wa sallam. Mengutip hadis yang ditulis Ibnu Hajar dalam Al-Shawa’iq
al-Muhriqah, Syeikh Hasyim Asy’ari menghimbau agar para ulama’ yang memiliki
ilmu untuk meluruskan penyimpangan golongan yang mencaci sahabat Nabi Saw itu.
Hadis Nabi Saw yang dikuti itu adalah:
“Apabila telah nampak fitnah dan bid’ah pencacian terhadap Sahabatku, maka bagi
orang alim harus menampakkan ilmunya. Apabila orang alim tersebut tidak
melakukan hal tersebut (menggunakan ilmu untuk meluruskan golongan yang mencaci
Sahabat) maka baginya laknat Allah, para malaikat dan laknat seluruh manusia”.
Warga Nahdliyyin terutama Madura jelas
tersinggung oleh Muhsin Labib. Menyebut ulama sebagai badut adalah pelecehan.
Ia harusnya meminta maaf terhadap ulama NU dan Madura. Bagaimana bisa seorang
doktor bidang filsafat mengeluarkan statemen kasar dan emosional. Semestinya
seorang doktor filsafat berbicara dengan landasan-landasan berpikir mantiqi (rasional), terstruktur dan tidak emosional.
Jika tidak terima dengan fatwa ulama yang
menyesatkan Syiah, tunjukkan argument-argumen dan buat proposisi-proposisi yang
menunjukkan kesalahan fatwa ulama tersebut. Dari sisi mana kelirunya? Dalil,
istinbath hukum nya, ataukah dari data-data yang dimiliknya? Semua perangkat
dasar ini tidak ditunjukkannya. Artinya keseluruhan argumennya tidak dapat
diterima. Jika tanpa perangkat dasar berargumen ini tidak diajukan, maka
soerang siswa SMA pun tidak diragukan mampu melakukan seperti statemen Muhsin
Labib.
Karena dia seorang doktor bidang filsafat,
maka emosional dan tidak rasional semestinya ia hindari. Akan tetapi, ternampak
akhir-akhir ini panik, meski mendapatkan ‘kran’ untuk melebarkan sayapnya.
Namun, memang paradigma berpikir Syiah
berasas dari pelecehan dan kebencian. Dalam kitab “al-Syiah Hum Ahlus Sunnah”
dikatakan bahwa empat imam madzhab fikih Ahlus Sunnah menurut Syiah adalah
kafir (Muhammad al-Tijani, al-Syiah Hum Ahlus Sunnah). Aliran ini
dibangun atas dasar kebencian politis terhadap Sahabat Abu Bakar dan Umar.
Sehingga kebencian terhadap mereka menjadi pandangan hidupnya. Hari ini,
klaim-klaim kaum Syiah bahwa mereka tidak lagi melecehkan Sahabat Nabi Saw
terbukti tidak benar. Tradisi melecehkan ini susah ditinggalkan meski dibungkus
dengan rapi dan halus namun pasti akan ternampak dalam hati mereka kebencian.*
Penulis adalah Anggota MIUMI
Jawa Timur
KEBENCIAN SYIAH TERHADAP AHLUS SUNNAH (SUNNI)
Syiah berkata: Ahlus
Sunnah najis, harta dan darah mereka halal, dan mereka kekal di dalam neraka
tidak keluar darinya.
[Kitab al-Anwar an-Nu’maniyah, oleh Nikmatullah al-Jazairi (2/306), dan kitab Haqqu al-Yaqin fi Ma’rifati Ushul ad-Dien, oleh Abdullah Syibr (2/188)]
[Kitab al-Anwar an-Nu’maniyah, oleh Nikmatullah al-Jazairi (2/306), dan kitab Haqqu al-Yaqin fi Ma’rifati Ushul ad-Dien, oleh Abdullah Syibr (2/188)]
Syiah berkata:
sesungguhnya an-Nashib (Muslim Sunni) halal darahnya, namun aku khawatir dengan
keselamatanmu. Karena itu, jika kamu mampu bunuhlah dia dengan cara merobohkan
tembok hingga menimpanya, atau menenggelamkannya ke dalam air hingga tidak ada
saksi mata yang bisa memberatkanmu. Dia katakan: bagaimana pendapatmu dengan
hartanya? Dia menjawab: rampaslah selagi kamu mampu.
[Kitab Wasail asy-Syiah, oleh al-Hurr al-Amili (18/463)]
[Kitab Wasail asy-Syiah, oleh al-Hurr al-Amili (18/463)]
Syiah berkata: harga
diyat-nya (harga nyawa) orang sunni sama dengan seekor kambing, bahkan seekor
kambing lebih baik daripadanya, bahka nyawanya tidak sebanding dengan adikya
yaitu anjing buruan, dan tidak pula setara dengan kakaknya yakni yahudi.
[Kitab al-Anwar an-Nu’maniyah, oleh nikmatullah al-Jazairi (3/308)]
[Kitab al-Anwar an-Nu’maniyah, oleh nikmatullah al-Jazairi (3/308)]
Syiah berkata:
ambillah harta an-Nashib (Muslim Sunni) dimana saja kalian dapatkan,lalu
bayarlah seperlimanya kepada kami.
[Kitab Wasail asy-Syiah, oleh al-Hurr al-Amili (6/340)]
[Kitab Wasail asy-Syiah, oleh al-Hurr al-Amili (6/340)]
Syiah berkata: pada
hari kiamat kelak semua kebaikan orang Sunni akan diberikan kepada Syiah,
sedangkan dosa orang Syiah akan dibebankan kepada orang Sunni lalu mereka
dijebloskan ke dalam neraka.
[Kitab Bihar al-Anwar, oleh al-Majlisi (5/247, 248)]
[Kitab Bihar al-Anwar, oleh al-Majlisi (5/247, 248)]
· Hati-hatilah dari mereka beritahu muslimin tentang kesesatan
mereka.
· Siapkan ilmu, mental dan fisikmu untuk menghadapi mereka.
· Banyaklah berdoa kepada alloh untuk menyelamatkan kita dan
muslimin serta alloh binasakan mereka.
WA-Salafy Temanggung
أصحاب السنة
Ashhaabus Sunnah
Artikel terkait :
Syi'ah termasuk dalam klasifikasi /golongan Kafir Harbi
http://lamurkha.blogspot.com/2015/03/syiah-termasuk-dalam-klasifikasi.html
Syi'ah termasuk dalam klasifikasi /golongan Kafir Harbi
http://lamurkha.blogspot.com/2015/03/syiah-termasuk-dalam-klasifikasi.html