Tuesday, June 23, 2015

Para Imam Syiah Memuji Sahabat

Berikut nukilan dari kitab-kitab syiah, menceritakan pujian para imam syiah terhadap para sahabat Nabi.
Banyak riwayat menyebutkan bahwa Ali berkomentar tentang korban tewas dari bala tentara Muawiyah: mereka semuanya muslim, bukan kafir, juga bukan munafik. Begitu juga ada riwayat dari Ja’far, dari Ayahnya, dari Ali, bahwa dia tidak pernah menisbatkan kekafiran dan kemunafikan pada seorang pun dari musuhnya, tetapi Ali mengatakan: mereka adalah saudara kami yang menentang kami. Qurbul Isnad hal 62, Wasa’il Syi’ah jilid 11 hal 62.
Dalam kitab Kasyful Ghummah, Al Arbali mencantumkan sebuah riwayat, bahwa Said bin Murjanah mengatakan : suatu hari aku berada bersama Ali bin Husein, lalu aku mengatakan: aku mendengar Abu Hurairah mengatakan : Rasulullah bersabda: siapa yang memerdekakan budak yang beriman, maka Allah akan membebaskan seluruh bagian tubuhnya dari neraka, karena perbuatan itu. Allah akan membebaskan tangannya dari neraka karena tangan budak itu, membebaskan kakinya karena kaki budak itu, dan kemaluan karena kemaluannya. Lalu Ali Alaihissalam mengatakan: apakah engkau mendengar hadits ini dari Abu Hurairah? Ya, jawab Said. Ali berkata pada budaknya, budaknya yang paling maha., Abdullah bin Ja’far telah menawarnya dengan harga seribu dinar, tetapi Ali tidak menjualnya : engkau telah merdeka karena Allah.


Sepertinya Ali Zainal Abidin, Imam syiah yang ke empat, belum pernah mendengar riwayat ini. Ali langsung percaya pada riwayat ini, dan langsung mengamalkannya. Ali percaya pada Abu Hurairah.
Kitab Rijal Ibnu Dawud, karya Ibnu Dawud Al Hilli, menyebutkan : Abu Hurairah, sudah terkenal, salah satu sahabat Rasulullah saaw.

Ali bin Husein, yang dijuluki Zainal Abidin, seperti diriwayatkan oleh Ali bin Abul Fath Al Arbali, dalam kitab Kasyful Ghummah fi Ma’rifatil Imamah : beberapa orang dari irak datang menemui Ali bin Husein, lalu mereka mencela Abubakar, Umar dan Utsman, setelah selesai berbicara, Ali Zainal Abidin bertanya pada mereka: apakah kalian mau memberitahukan padaku, apakah kalian termasuk : orang-orang miskin yang berhijrah, yang diusir dari negeri dan harta mereka, demi mencari keutamaan dan keridhoan Allah, mereka menolong Allah dan RasulNya, mereka adalah orang-orang yang benar. Mereka menjawab: tidak, Ali bertanya lagi, jika demikian, apakah kalian termasuk : orang yang menyiapkan negeri dan iman sebelum mereka, mencintai orang-orang yang berhijrah pada mereka, mereka tidak memiilki hajat apa pun terhadap apa yang mereka berikan, mereka mendahulukan kepentingan kaum muhajirin atas kepentingan mereka sendiri, meskipun mereka sendiri memerlukan? Mereka menjawab: tidak, kemudian Ali Zainal Abidin berkata: kalian mengaku kalian tidak termasuk kedua kelompok di atas, aku bersaksi bahwa kalian bukanlah termasuk dalam golongan yang disebutkan oleh Allah : dan orang-orang yang datang setelah mereka, mereka berdoa…. Pergilah dari sini, semoga Allah menyiksa kalian. Kasyful Ghummah jilid 2 hal 291.

Abu Juhaifah, Muhammad bin Ali, Abdu Khair, Suwaid bin Ghaflah dan Abu Hakimah, serta lainnya, ada yang mengatakan jumlahnya sampai 14 orang, bahwa Ali berkata dalam sebuah khotbahnya: Orang terbaik pada umat ini setelah Nabi adalah Abubakar dan Umar, riwayat lain menyebutkan bahwa Ali berkata : jika aku ingin mengatakan siapa yang ketiga, aku akan lakukan. Sebagian riwayat menyebutkan bahwa khotbah itu diucapkan oleh Ali setelah mendapat laporan tentang orang mencaci maki Abubakar dan Umar, Ali memanggilnya dan menghukumnya setelah mendengar keterangan saksi.

Ja’far bin Muhammad meriwayatkan dari ayahnya, bahwa seseorang dari Quraisy datang menghadap Amirul Mukminin, lalu berkata: aku mendengar engkau berkata dalam khotbah: “Ya Allah, perbaikilah kami, dengan apa yang engkau perbaiki dengannya para khulafa’ rasyidin”, siapakah mereka? Ali menjawab: mereka adalah kedua kekasihku, kedua pamanku, Abubakar dan Umar, dua imam yang membawa petunjuk, dua syaikhul Islam, dua ksatria Quraisy, dua orang yang menjadi panutan setelah Rasulullah saaw, siapa yang mengikuti jejak mereka, pasti terjaga (dari kesesatan). As Syafi fil Imamah, Syarif Murtadha, jilid 3, hal 93-94

Dalam Kitab Al Gharat, karya Ibrahim Ats Tsaqafi, Ali ditanya oleh para sahabatnya: wahai Amirul Mukminin, ceritakanlah pada kami tentang sahabatmu, Ali balik bertanya: sahabatku yang mana? Jawab mereka: sahabat Muhammad SAAW, Ali pun menjawab: seluruh sahabat Muhammad adalah sahabatku. Jilid 1 hal 177

Ibnu Babawaih Al Qummi dalam kitab Al Khishal, dari Hisyam bin Salim dari Abu Abdillah Alaihissalam berkata: Sahabat Nabi berjumlah dua belas ribu, delapan ribu dari Madinah, dua ribu dari Mekkah, dan dua ribu lagi dari golongan thulaqa, tidak ada dari mereka yang berpaham qadariyah, murji’ah juga khawarij, mu’tazilah dan kaum yang mengedepankan logika daripada dalil, mereka menangis siang malam, sambil berdoa: cabutlah nyawa kami sebelum kami makan roti dari ragi.

Imam Hasan Al Askari dalam tafsirnya mengatakan: seorang yang membenci keluarga Muhammad dan para sahabatnya yang baik, membenci salah satu di antara mereka, Allah pasti mengazabnya dengan azab yang jika dibagi pada seluruh makhluk Allah pasti akan menghancurkan mereka. Tafsir surat Al Baqarah ayat 88 

Seorang wanita bertanya pada Imam Ja’far As Shadiq tentang Abubakar dan Umar, apakah aku harus mencintai mereka? Jawab Imam Ja’far: cintailah mereka berdua, wanita itu bertanya: apakah aku jawab di depan Allah bahwa engkau menyuruhku mencintai mereka berdua? Imam Ja’far menjawab: ya. Al Kafi jilid 8 hal 101.

Dalam khotbahnya, Ali mengatakan : Kemana kaum yang dipanggil menuju Islam lalu mereka menyambut panggilan itu, mereka membaca Al Qur’an dan membaguskan bacaannya, berangkat menuju perang, mereka rindu pada perang sebagaimana onta betina rindu pada anaknya, mereka mengeluarkan pedang dari sarungnya, mereka menyebar ke seluruh penjuru bumi dengan barisan yang kokoh, sebagian mati, sebagian lagi selamat, mereka tidak bergembira ketika istri mereka melahirkan, mereka tidak bersedih ketika ada teman mereka yang mati, mata mereka sayu karena tangisan, perut mereka kempis karena puasa, bibir mereka layu karena banyak berdoa, wajah mereka pucat karena kurang tidur, pada wajah mereka nampak tanda khusyu’, mereka adalah saudara-saudaraku yang telah pergi, sudah pantas bagi kami untuk merindukan mereka dan menggigit jari karena berpisah dengan mereka. Nahjul Balaghah

Dalam khotbah yang lain, Ali mengatakan : Saya telah menyaksikan sahabat Muhammad SAW, saya lihat tidak ada di antara kalian yang menyamai mereka, pada pagi hari kepala dan tubuh mereka penuh debu, mereka melewatkan malam dengan sujud dan berdiri shalat, bergantian meletakkan kening dan pipi mereka di tanah, mereka seolah-oleh berdiri di atas bara api karena mengingat akherat, seolah-olah dahi mereka seperti lutut kambing karena sujud mereka yang begitu panjang, jika mereka ingat pada Allah, air mata meleleh dari mata mereka sampai membasahi dada, tubuh mereka layu seperti pohon yang melengkung diterpa angin karena takut pada adzab Allah dan mengharap pahalaNya.

Al Ayyasyi, yang nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad bin Mas’ud, mengutip riwayat dalam tafsirnya, dalam pembahasan surat Al Baqarah ayat 222: dari Muhammad Al Baqir, imam syiah kelima,: dari Salam, dia berkata: saya sedang bersama Abu Ja’far Alaihissalam, lalu Hamran bin A’yun masuk menemuinya, dan bertanya padanya tentang beberapa masalah, …. Lalu Muhammad Al Baqir berkata: para sahabat Nabi, mereka berkata pada Nabi: wahai Rasulullah, apakah engkau takut kami akan menjadi munafik? Rasulullah balik bertanya : mengapa kalian takut akan hal itu? jawab mereka: ketika kami berada bersamamu, dan mendengar peringatanmu, hati kami takut dan ngeri, kami pun melupakan dunia dan enggan mencarinya, seakan-akan saat itu kami melihat akherat, sorga dan neraka, padahal kami berada bersamamu, setelah kami keluar dari majlismu, kami masuk ke rumah dan mencium anak-anak kami, kami melihat keluarga dan harta kami, hampir saja kami berubah total dari kondisi saat kami berada bersamamu, seakan-akan kami tidak pernah merasakan seperti saat kami berada bersamamu, apakah engkau takut bahwa kami akan menjadi munafik?
Rasulullah menjawab: tidak, sekali-kali tidak, ini adalah jeratan setan agar kalian mencintai dunia, demi Allah, jika kalian bisa tetap berada dalam kondisi seperti kalian sedang bersamaku, para malaikat akan menyalami kalian, dan kalian akan bisa berjalan di atas air, jika bukan karena kalian melakukan dosa, lalu kalian memohon ampunan, Allah pasti akan menciptakan makhluk agar mereka melakukan dosa, lalu mereka memohon ampun dan Allah mengampuni mereka, seorang mukmin selalu diuji, dan selalu bertobat, apakah engkau belum mendengar firman Allah (Allah mencintai hamba yang selalu bertobat) dan (mohonlah ampunan pada RabbMu, dan bertobatlah padaNya) 

Imam Hasan Al Askari, imam ke 11 syiah, menerangkan dalam tafsirnya, tentang pertanyaan Nabi Musa pada Allah, salah satunya adalah: apakah ada para sahabat Nabi yang lebih mulia di sisiMu daripada sahabatku? Allah menjawab: wahai Musa, apakah engkau tidak tahu bahwa keutamaan sahabat Muhammad dibanding sahabat seluruh Nabi, seperti keutamaan keluarga Muhammad dibanding selurh keluarga Nabi, seperti keutamaan Muhammad di atas seluruh para Nabi. Edisi Madrasah Imam Al Hadi, Qumm.