Tuesday, August 4, 2015

Mulai Terdesak, Hassan Nasrallah Kirim Pasukan Khusus Syiah Hizbullah Ke Suriah.Iran ‘Diselimuti’ Gelombang Panas 70 Derajat Celsius

Situs intelejen Zionis Israel, debka.co.il, mengungkapkan bahwa Hassan Nasrallah dikabarkan telah mengirimkan Brigade Ridwan yang menjadi pasukan khusus organisasi Syiah Hizbullah Lebanon ke Suriah.
Dilansir Debka dari seorang sumber militer Yahudi Zionis Israel yang tidak mau diungkapkan namanya menyatakan, “Nasrallah telah mengirim Brigade Ridwan ke kota Zabadani Suriah untuk membantu pasukan rezim Bashar Al Assad sejak hari Kamis (30/07) kemarin.”
Sumber tersebut melanjutkan, “Pasukan khusus tersebut sengaja dikirim Syiah Hizbullah untuk membantu pasukan rezim mempertahankan kota yang berbatasan langsung dengan wilayah perbatasan Lebanon.”
“Tentu saja ini akan menjadi masalah tersendiri jika bagi Syiah Hizbullah dan Lebanon pada umumnya jika pejuang revolusi berhasil menguasai kota Zabadani,” ujar sumber tersebut.
Kota Zabadani sendiri menjadi ajang pertempuran sengit antara Jabhah Nusra milik Al Qaeda dengan tentara rezim Bashar Al Assad yang didukung oleh milisi Syiah Iran dan Hizbullah Lebanon sejak 3 Juli lalu. (Dostor/Ram)

Menurut sumber media yang dekat dengan Hizbullat di Lebanon, milisi proksi Teheran tersebut telah mencatat korban tewas tertinggi di antara anggotanya di Suriah, hingga saat ini pada bulan Juli, berjumlah setidaknya 250 orang.
Dilansir ShahbaPress dikutip Middle East Update, sebagian besar milisi tewas dalam pertempuran sengit dengan Pasukan pejuang Suriah di Zabadani, provinsi Damaskus, selain itu juga terdapat korban tewas di lokasi lain di mana mereka berjuang atas nama Teheran untuk rezim Assad.
Meskipun didukung hiruk pikuk serangan udara dan tembakan artileri berat oleh rezim Assad, milisi Lebanon telah menderita kekalahan besar dalam upayanya untuk merebut Zabadani, jalur penting dalam rute transit antara Lebanon dan Damaskus, dari tangan pasukan pejuang Suriah yang selalu berhasil memukul mundur upaya mereka.
Pertempuran di Zabadani, telah mengubah kota yang terkenal dengan resor yang indah, hancur menjadi puing-puing.
Pejuang Suriah telah memperingatkan Nasrallah bahwa ia telah mengirim pasukannya di Suriah ke dalam jurang, dari mana mereka tidak akan kembali ke rumah kecuali dalam peti mati terbungkus kain kuning. Dimana hal ini sangat bertolak belakang dengan pidato Nasrallah tentang ‘kemenangan.’
Teheran dan kelompok proksi nya juga menderita kekalahan di propinsi Aleppo dan Idlib, di mana Jaysh Al Fath telah berhasil memenangkan pertempuran melawan rezim dan aliansinya.
Karena tingginya jumlah korban jiwa yang diderita di Suriah, Hizbullat meningkatkan upaya untuk merekrut lebih banyak tentara bayaran di Lebanon.
Kematian sejumlah besar anggota yang berpengalaman, bagaimanapun, berarti bahwa mereka semakin bergantung pada pengiriman pejuang dengan sedikit pengalaman dan pelatihan untuk bertarung di negara tetangga, yang akan mengakibatkan jumlah korban tewas semakin tinggi.
===================================================================================

gelombang panas
TEHERAN, muslimdaily.net– Gelombang panas menerpa Iran dengan temperatur mendekati 70 derajat Celsius. Indeks panas tersebut direkam sebuah kelompok pengamat iklim yang memprakirakan Iran akan menderita temperatur terpanas yang pernah dialami manusia.
“Ini merupakan pengamatan iklim paling luar biasa yang pernah saya lihat dan iklim paling ekstrem yang pernah terjadi di dunia,” kata meteorologis dari AccuWeather, Anthony Saglia, sebagaimana dikutip dari The Telegraph, Minggu (2/8/2015).
Suhu panas yang diderita Iran tidak jauh terpaut dari rekor indeks panas selama ini. Sebelumnya, rekor suhu terpanas adalah 81 derajat Celsius yang terjadi di Kota Dhahran di Arab Saudi pada 8 Juli 2003.
Namun, kata panas kini memiliki arti baru di kota Bandar Mahshahr, Iran yang mencatat suhu udara terpanas sepanjang sejarah kota itu. "Ini adalah temperatur tertinggi yang pernah saya lihat di dunia," kata ahli meteorologi di AccuWeather, Anthony Saglia.

"Kubah Panas" ini adalah semacam udara tekanan tinggi yang melintas di kawasan itu. Situasi ini memperburuk masalah pasokan tenaga listrik dan air bersih yang membuat kondisi ini makin tak tertahankan.

Di negara tetangganya, Irak, suhu tinggi sebesar 50 derajat Cesius menyebabkan aktivitas lumpuh. Pemerintah Irak pun terpaksa mengadakan libur nasional selama empat hari sebab suhu udaranya terlalu panas untuk bekerja.  (baca juga: Kriminalisasi Ideologi Syi’ah Iran dalam Perspektif Ketahanan Nasional)

Mix :
(Ervan Hardoko/Sumber: Kompas.com, The Telegraph)
.