Rabu 11 Nopember 2015-11-11
Deklarasi Riyadh dalam pertemuan puncak hari
Rabu ini yang dihadiri para mentri Luar negeri negara-Negara Arab dan
negara-negara Amerika Selatan menekankan pentingnya
kerja sama antara negara-negara Arab dan Iran, dan perlunya mengekspresikan kecaman
atas gangguan Iran dalam mengintervensi urusan internal negara-negara Arab sebab itu adalahmelanggar aturan hukum internasional dan prinsip bertetangga yang baik dan melanggarkedaulatan Negara, dan mendesak Iran untuk berhenti dari tindakan
provokatif yang merusak pembangunan kepercayaan, dan mengancam keamanan dan
stabilitas di kawasan itu.
Deklarasi Riyadh menyatakan keprihatinannya tentang situasi yang
memburuk di Yaman, dan penderitaan rakyat Yaman dan bahaya besar akibat kudeta syiah housi dan keterlibatan Ali
Abdullah Saleh yang mengandalkan kekuatan
eksternal untuk merebut kekuasaan, mengakibatkan ancaman serius bagi keamanan
dan stabilitas dan masa depan Yaman dan struktur sosial, itu yang juga
menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia dan terjadinya korban warga sipil tak
berdosa, serta ketidakmungkinan dan sulitnya akses ke bantuan kemanusiaan
kepada para penerimabantuan.
Juga menyambut Bahrain untuk ikut “konferensi untuk melindungi
lembaga-lembaga sipil” daririsiko pemanfaatan Bahrain dalam pembiayaan kelompok bersenjata di Bahrain, danmengingatkan resolusi Majelis Umum PBB, yang menyambut pembentukan Pusat
Internasional untuk terorisme, dan mendorong semua negara anggota untuk bekerja
sama dengan Markaz ini, dan mengapresiasi keputusan Arab Saudi yang memberikan satu juta
dolar untuk mendukung kegiatan Markaz ini.
Para pemimpin ini menekankan komitmen mereka terhadap kedaulatan dan
kemerdekaan Suriah, dan komitmen untuk solusi damai terhadap krisis, dan
menolak kekerasan oleh semua pihak terhadap warga sipil yang tidak bersenjata,
dan menekankanperlunya segera mengakhiri semua tindakan kekerasan.
Deklarasi Riyadh menolak campur tangan asing, dan perlunya memenuhi tuntutan
rakyat Suriah untuk kebebasan dan demokrasi, dan menyerukan kepada semua pihak
untuk menghindari militerisasi konflik, dan menekankan kembali kepada dialog
dan rekonsiliasi nasional sebagai kunci untuk solusi politik bagi krisis
Suriah.
Deklarasi Riyadh menyambut hasil dari Konferensi Internasional Wina untuk para Menteri Luar Negeri
untuk mencapai solusi politik bagi krisis Suriah, yang mencerminkan keseriusan gerakaninternasional, dan tekad untuk menemukan solusi demi mengakhiri penderitaan
rakyat Suriah.
Deklarasi Riyadh juga menyambut baik kesepakatan twinning yang sudah
ditandatangani antara Caracas, ibukota Venezuela dan Yerusalem Timur ibukota
Negara Palestina pada Mei 2015, seraya menambahkan bahwa pendudukan yang terus
menerus di wilayah Palestina dan aktivitas pemukiman yang meningkat yang
dilakukan oleh “Israel” menghambat proses perdamaian dan merusak solusi dua
negara.
Dia meminta semua pihak terkait untuk memperhatikan opini yang dikeluarkan
oleh Mahkamah Internasional terkait konsekuensi hukum dari pembangunan tembok
pemisah di wilayah Palestina yang diduduki, dan tidak legalnya pembangunan
pemukiman tersebut.
Dia menegaskan perlunya pembebasan segera dan tanpa syarat semua tahanan
politik dan tahanan– tahanan bangsa Palestina dan Arab di penjara “Israel”, dan mengutuk
“Israel” atas agresi militernya yang berlebihan dan
tidak proporsional terhadap warga sipil di Jalur Gaza. Dia meminta semua pihak
terkait untuk menemukan lingkungan yang kondusif untuk kelanjutan negosiasi dan
dimulainya kembali negosiasi serius dan mengikat yang bertujuan mengakhiri
pengepungan di Gaza, untuk mencapai solusi dua-negara ; Palestina dan “Israel”
dalam perbatasan yang aman yang diakui secara internasional.
Dia menyambut pengumuman upaya Mesir untuk mengadakan konferensi guna
rekonstruksi Gaza pada bulan Oktober 2014, juga menyambut baik janji yang
dibuat oleh negara-negara donor dan mengundang mereka untuk memenuhi kewajiban
mereka yang mereka yatakan dalam konferensi.
Deklarasi Riyadh mendukung lembaga-lembaga pemerintahan yang sah dari pemerintah
Libyayang diakui oleh PBB dalam upayanya di bidang keamanan dan bidang
militer untuk menghadapi kelompok bersenjata, dan untuk menegaskan kembali
komitmen untuk persatuan, kedaulatan dan integritas wilayah Libya sesuai dengan
prinsip non-intervensi dalam urusan internal.
Deklarasi mengumuman keprihatinan yang mendalam atas merebaknya tindakan kelompok bersenjata di negara Libya, dan menegaskan
kembali dukungannya untuk dialog politik yang ada
di bawah naungan wakil dari Sekretaris Jenderal PBB di Libya, dan menyambut
baik kesepakatan Skhirat tentang solusi politik untuk krisis di Libya, yang
diprakarsai oleh mayoritas partai-partaiLibya pada bulan Juli yang lalu, dan mengapresiasi upaya Kerajaan Maroko
untuk memfasilitasi perjanjian ini, dan mengundang pihak-pihak Libya untuk
melipatgandakan upaya mereka untuk mempersempit perbedaan dan terus komitmen untuk membahas pembentukan
pemerintah konsensus nasional.
Deklarasi Riyadh mencatat upaya yang dilakukan oleh negara-negara tetangga Arab untuk Libya, Aljazair,
Tunisia, Sudan, dan Mesir untuk memfasilitasi dialog Libya Libya.