Saturday, January 23, 2016

Dr. Mahmud Mazru’ah Al-Azhari: Iran Jahat Kepada Semua Tetangganya

dr-mahmuz

21 January 2016
Agus hasan bashori

Senin 11 Januari 2016
Saat diwawancarai Ahmad Syaikhun,

1. “BAGAIMANA ANDA MELIHAT KARAKTER HUBUNGAN NEGARA-NEGARA ARAB DAN IRAN SEKARANG INI?
Dr. Mahmud Mazru’ah mantan Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dosen Aqidah dan Filsafat di Universitas al-Azhar dan Ummul Qura ini menjawab:

“Iran aslinya bukanlah negara yang menghargai persaudaraan tetangga atau Islam. ada banyak factor membuat hubungan kita dengan mereka keras/kaku sekali.

Mereka mengklaim sebagai muslim, dan Iran menjadi tetangga banyak negara Islam seperti Saudi Arabia, Bahrain dan Qatar, akan tetapi Iran hubungan terburuk antara negara-negara ini adalah dengan Iran. Siapa yang membuat hubungan buruk? Iran, bukan kami. Kami berbuat baik sama Iran, sebaik mungkin. Akan saya sebutkan di sini apa yang dikatakan oleh Khumaini pimpinan Syiah yang terbesar dalam bukunya. Dia berkata:
وصلاة الجنازة لا تقام علي يهودي أو نصراني أو علي أهل سنة عليهم لعائن الله أو مجوسي”,

Shalat jenazah tidak dididrikan atas jenazah yahudi, atau nashrani atau ahlissunnah semoga Allah melaknat mereka, atau majusi.”

Perhatikan, Khumaini meletakkan sebelum ahlussunnah Yahudi dan nashrani, dan setelah ahlussunnah majusi, dan mengkhususkan mereka dengan doa laknat. Begitulah pandangan Iran terhadap hubungannya dengan negara-negara tetangga.

Ahmad Syaikhun bertanya:

2. BAGAIMANA MUNGKIN NEGARA ISLAM SUNNI MENGHADAPI RENCANA SYIAH PERSIA?
Dr. Mahmud menjawab: rencana Persia berdiri di atas dua kaki. Pertama: kaki perang seperti yang mereka lakukan di Saudi dan Bahrain.
Saya mengajak ahlussunnah di negara itu dan negara-negara tetangga seperti Saudi, Qatar dan Emirat untuk menyelamatkan Bahrain dari perubahan demografi lebih banyak lagi, sebab jika kalian membiarkannya kalian pasti akan menyesal pada suatu hari, kalian akan dibayang-bayangi oleh kepulauan Emirat yang dijajah Iran. Akan tetapi kali ini akan dicaplok Bahrain dan yang lainnya menunggu.
Kedua: harta minyak bumi mereka, sebagaimana yang mereka perbuat bersama sebagian pimpinan yang lemah jiwanya yang bergemuruh dalam dirinya syahwat mengumpulkan harta. Dengan begitu ajakan saya kepada negara-negara sunnah “perhatikan dengan seksama, Iran adalah negara pembangkang yang berusaha untuk mengacaukan stabilitas pemerintahan sunni, karena keyakinan mereka bahwa sunni adalah kafir sebagaimana ucapan para imam mereka seperti Khumaini, Khamenei dan yang lainnya dari para imam sesat. Semuanya berusaha merusak akal sunni dan membantai sunni melalui sekutu mereka Basyar Asad di Suria, Hasan Nashrullah di Lebanon,dan Khoutsi di Yaman , dan berusaha menyeret negera-negara Islam besar seperti Saudi untuk melemahkan ekonominya dan menyeretnya untuk perang, di saat Iran melakukan rekonsiliasi dengan Amerika dan negara-negara Eropa untuk membawa mereka ke netralitas selama krisis, pada waktu yang sama dia mendukung Rusia untuk menempatkan mereka di wilayah itu sebagaimana yang kita lihat sekarang.
Maka kaum muslimin wajib sadar dan bersatu untuk membela agamanya dan berdiri di hadapan ancaman Syiah. Jika kita biarkan sekarang maka suatu hari kita menyaksikan Iran menelan semua negara teluk demi mewujudkan impian Persia Raya di Teluk Persia.

3. “MENGAPA SYIAH SELALU MEMUSUHI AL-AZHAR?

Dr. Mazru’ah menjawab:
Sebenarnya tidak ada permusuhan antara Syiah dan al-Azhar. Sungguh peristiwa itu terjadi pada tahun 1970, dan saya terlibat di dalamnya. Mereka mengutus satu delegasi untuk pendekatan antara sunnah dan Syiah, zaman Syaikh Syaltut, yang beliau ditemani oleh Dr. Muhammad al-Madani Dekan Fakultas Syariah. Beliau berdua membuat panitia dari al-Azhar dan panitia dari Syiah. Mereka berkumpul di al-Azhar dan meletakkan langkah atau rencana antara Syiah dan al-Azhar, mirip seperti perjanjian. Al-Azhar membeli satu apartemen di daerah Garden City untuk pertemuan bersama antara tim Syiah-dan tim Sunnah. Mereka bersepakat bahwa barang siapa dari al-Azhar berminat untuk pergi ke Universitas Najaf al-Asyraf di Irak dipersilahkan. Dan barang siapa dari Irak atau Iran ingin masuk ke al-Azhar dipersilakan. Ini adalah perjanjian kesepakatan kebudayaan, dimana mereka mengirimkan sejumlah mahasiswa dan kami terima di fakultas Syariah al-Azhar. Tetapi mereka menolak menerima mahasiswa kita di Universitas Najaf al-Asyraf, dan membatalkan kesepakatan, dan mereka mengambil alih apartemen di Garden City sampai sekarang, dan mereka jadikan sebagai pusat untuk menyebarkan syiah di Mesir!

http://islammemo.cc/Tahkikat/2016/01/11/279208.html