Hanya
Kurang dari 20% Wilayah Yaman yang Masih Dikuasai Syi’ah Houthi
January 11, 2016
Pangeran Arab Saudi, Muhammed bin Salman
membuat pernyataan tentang klaim terbaru pencapaian koalisi Arab dalam operasi
militernya di Yaman melawan pemberontak Syi’ah Houthi dan sekutunya dari
loyalis mantan diktator Abdullah Shaleh.
“Tujuan pertama dari operasi adalah untuk
mematikan kemampuan utama milisi pemberontak. Yaitu kemampuan udara, kemampuan pertahanan
udara, juga menghancurkan 90% arsenal rudal mereka. Baru kemudian kami mulai proses solusi
politik di Yaman, yang mana ini merupakan bagian yang berbeda”, dilansir
Al-Arabiya yang mengutip dari The Economist hari Jum’at (8/1).
Fokus dan tujuan sekarang bergeser ke proses
politik dan pemulihan, namun tetap menjaga agar pemberontak Syi’ah tidak
mengalami kemajuan di darat.
“Semua upaya kami untuk mencapai solusi politik. Tapi ini bukan berarti kami akan membiarkan
mereka untuk memperluas wilayah di darat. Mereka harus menyadari bahwa upaya
mereka setiap hari tidak akan mempercepat solusi politik, (justru) mereka terus
kehilangan wilayah,” katanya.Dalam perang yang tak terprediksi ini, pangeran
Ibnu Salman mengklaim bahwa 80% wilayah Yaman sudah dikontrol oleh koalisi dan
sekutu pemerintah.
“Tidak ada yang bisa memprediksi akhir suatu
peperangan, entah itu jenderal tertinggi maupun terbawah. Tapi saya bisa
katakan bahwa sepuluh bulan lalu setengah kota Aden tidak dikontrol oleh
pemerintah (maksudnya berhasil dicaplok Houthi), tapi sekarang lebih dari 80%
wilayah Yaman berada di bawah kontrol
pemerintah yang sah.”, tegasnya.
Meskipun
demikian, ibukota Sana’a masih dikuasai oleh pemberontak Syi’ah dan loyalis
Shaleh. Tapi kekuatan Houthi kini terfokus di Yaman utara yang merupakan basis
pendukung mereka. Pasukan pro pemerintah berupaya menyerang dari laut merah,
namun Houthi menyatakan mereka terus memberi perlawanan “heroik”.
Sementara
di garis perbatasan, kerap terjadi konfrontasi antara milisi Syi’ah dengan
tentara Saudi yang menjaga perbatasan. Serangan-serang acak roket Houthi juga
dilaporkan mengenai pemukiman warga di sekitar perbatasan, sehingga membuat
jatuh korban warga sipil.Al-Arabiya,
Risalah
http://www.middleeastupdate.net/hanya-kurang-dari-20-wilayah-yaman-yang-masih-dikuasai-syiah-houthi/
Persengkokolan Iran dan Syiah Houthi di Yaman Pasti
Akan Berakhir
Syiah Houthi
Selasa
17 Jamadilakhir 1436 / 7 April 2015 23:55
Oleh:
Amry Hatta, Mahasiswa Indonesia Di Al-Iman University Yaman, Mengambil Program
S2 Jurusan Fiqh
PERSENGKOKOLAN Iran dan pemberontak
Syiah Houthi di Yaman pasti akan berakhir, layaknya kisah persengkokolan antara
kafir Qurais dengan syaitan yang disebutkan dalam surah Al-Anfal ayat ke- 48.
( وإذ زين لهم الشيطان أعمالهم وقال لا غالب لكم اليوم من الناس وإني جار لكم…)
“Dan
ketika syaitan menjadikan mereka (kafir Quraisy) memandang baik pekerjaan
mereka dan mengatakan: “Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang
terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu….’”
Saat-saat
dimana pemberontak Houthi bangga dengan “Presetasi” palsu yang diperolehnya,
memasuki beberapa daerah Yaman yang mereka anggap telah dikuasai, yang pastinya
dibantu oleh kekuatan militer ezim persident Ali Abdullah—sponsor terbesar
mereka (Iran)—seakan memberikan semangat:
“Sesungguhnya kami adalah pelindung kalian, membantu kalian dengan dana,
persenjataan, Dll…”
Namun, tatkala Allah SWT berkehendak
mempersatukan barisan masyarakat Yaman, beserta dengan Qobialah-Qobialahnya.
Lalu Allah mengerakkan hati-hati kaum Muslimin diluar sana bersekutu membantu
menangani para pemberontak Syiah itu, maka secara perlahan-lahan
Persengkongkolan mereka mulai pudar dan goyah. Pada akhirnya Iran akan lari
sambil mengatakan kepada para pemberontak Houthi yang sedang di ambang kehancuran:
(… وقال إني بريء منكم…)
“…. (Syetan berakata) Sesungguhnya saya
berlepas diri daripada kamu..”
Maka ambillah pelajaran, wahai
orang-orang yang sedang disetir oleh Iran. []
Raja Salman : Operasi Militer
ke Yaman Terus Berlanjut, Palestina dan Suriah Babak Selanjutnya
January 11, 2016
Pelayan
Dua Tanah Suci Raja Salman bin Abdul Aziz menegaskan bahwa operasi militer
gabungan Dewan Kerja Sama Negara-Negara Arab Teluk (GCC) bertajuk “Aashifatul
Hazm” (Badai Penghancur) menumpas pemberontak Syiah Al Hautsi (Syiah Al Houthi)
di Yaman akan terus berlanjut sampai mengembalikan pemerintahn Yaman dalam
keadaan aman dan pemerintahannya sesuai syar’i.
Hal tersebut disampaikan Raja Salman
dalam sambutannya pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab
ke-26 di kota Syarm el-Syeikh, Mesir, Sabtu (28/03/2015) kemarin.
“Kami
tegaskan bahwa operasi militer “Badai Penghancur” akan terus berlanjut sampai
mencapai targetnya, yaitu memberikan rasa aman kepada Yaman, dengan izin Allah
Ta’ala,” ujar Raja Salman seperti dilansir alriyadh dikutipHidayatullah.
Raja Salman menjelaskan idiologi dan
latar belakang diberlakukannya operasi militer terhadap Pemberontak Syiah Al
Hautsi di Yaman.
Usai membahas masalah terorisme
pemberontak Syiah Al Hautsi di Yaman, Raja Salman juga menyegarkan ingatan umat
Islam agar tidak lupa masalah umat Islam di tanah Syam, khususnya Palestina dan
Suriah.
“Sesungguhnya urusan Palestina tetap
menjadi hal terpenting bagi kami, sebagaimana sikap Arab Saudi terhadap masalah
ini dari dahulu untuk terus memperjuangkan kemerdekaan bangsa Palestina dan
berdirinya negara Palestina yang berdaulat serta menjadikan kota Al-Quds yang
mulia sebagai ibu kotanya. Hal ini sejalan dengan keputusan Resolusi Legitimasi
Internasional dan Inisiatif Perdamaian Arab tahun 2002, keputusan ini disambut
hangat oleh Dunia Internasional tetapi Israel merasa tidak mengetahuinya,”
tegas Raja Salman dalam sambutannya.
“Arab Saudi melihat bahwa telah tiba
saatnya untuk menyadarkan kembali dunia internasional tentang kewajiban mereka
untuk menjalankan keputusan Dewan Keamanan Inisiatif Perdamaian Arab,”
lanjutnya.
Krisis Suriah tidak terlupakan dan
menjadi perhatian penting Raja Salman dalam KTT Liga Arab. Dalam sambutannya,
Raja Salman menyampaikan keprihatinan dan kesedihan mendalam terhadap
kedzaliman yang terjadi di Suriah.
“Krisis Suriah masih berputar pada
tempatnya, penderitaan dan rasa sakit masih dirasakan rakyat Suriah akibat ulah
sistem pemerintahan yang membombardir desa-desa dan kota-kota dari udara dengan
gas beracun dan bom peledak, sistem yang masih menolak semua upaya regional dan
internasional untuk solusi damai,” kata Raja Salman.
“Setiap upaya untuk mengakhiri tragedi
Suriah harus berpegang pada keputusan pertama Konferensi Jenewa, kita tidak
bisa membayangkan partisipasi dari tangan-tangan mereka yang diwarnai darah
rakyat Suriah untuk menentukan masa depan Suriah,” kata Raja Salman memberi
isyarat bahwa Suriah hanya mengharapkan partisipasi dari saudaranya seiman
untuk bangkit kembali.
Di samping membahas politik dan keamanan
kekinian di atas, Pelayan Dua Tanah Suci juga membahas masalah ekonomi, senjata
nuklir dan senjata pemusnah massal.
Raja Salman juga mengatakan, alasan
serangan militer ke Yaman adalah permintaan Presiden Yaman Abdrabuh Mansur Hadi
yang meminta bantuan Negara-negara Arab pasca ‘kudeta’ dan tekanan kelompok
pemberontak Al-Hautsi.
Red : Maulana Mustofa | Antiliberalnews
Arab Saudi menanggung biaya
kesehatan 10 juta warga Yaman
January 15, 2016
RIYADH:
Lebih dari 10 juta warga Yaman telah memperoleh manfaat dari 13 program
kesehatan yang dijalankan oleh King Salman Center for Relief and
Humanitarian Action / Pusat Raja Pertolongan dan Aksi Kemanusiaan Raja Salman
(KSCRHA).
“KSCRHA telah memberikan 823 ton
peralatan dan obat-obatan, dan perlengkapan medis dengan anggaran lebih
dari $ 56.507.636,” menurut laporan.
KSCRHA juga menyediakan perawatan kesehatan dan bantuan kemanusiaan untuk
pasien Yaman dan keluarga mereka serta kerabat mereka di Yordania.
Wraga Yaman yang menderita cedera akibat peluru, kelumpuhan, patah tulang,
hilangnya organ tubuh serta trauma, akan ditangani sesuai dengan diagnosis
dokter.
Pusat bantuan juga memberikan akomodasi dan pendampingan kepada
pasien bahkan setelah mereka keluar dari rumah sakit dan kembali ke Yaman.
Pusat bantuan menanggung semua biaya jika pasien warga Yaman harus
dipindahkan ke rumah sakit khusus berdasarkan laporan medis dan evaluasi.
KSCRHA memastikan pembayaran semua biaya yang dikeluarkan
selama rawat inap dan pengobatan berkoordinasi dengan Departemen Kesehatan
Saudi dan lembaga yang terlibat dalam kegiatan kemanusiaan KSCRHA di Yaman.
KSCRHA melaksanakan berbagai program kesehatan dengan partisipasi 12 organisasi
internasional dan regional.
Sebagai bagian dari komitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik untuk
pasien Yaman, KSCRHA juga menandatangani kesepakatan dengan Komite Palang
Merah Internasional (ICRC) untuk pelaksanaan program prosthetics.
Perjanjian tersebut meliputi $ 1.333.000 untuk penyediaan tim medis
dalam melakukan operasi bedah di Yaman dan mendukung Yaman Red Crescent
Society.
Program ini sesuai dengan aspirasi dan arahan Penjaga Dua Masjid Suci Raja
Salman dan di bawah pengawasan Dr Abdullah Al-Rabeeah, pengawas umum KSCRHA dan
penasihat Royal Court.