HADITS DIMANA ALLAH?
7 January 2016
Abu Hamzah
Sering kita mendengarkan
kelompok Ahbasy (lihat makalah siapakah kelompok Ahbasy?) mengatakan bahwa
hadits al-Jariyah riwayat Imam Muslim tidak shahih sebab ia mudhtharib (simpang
siur), mengikuti jejak Muhammad Zahid al-Kautsari, namun Syaikh Kalian Usamah
al-Sayyid dalam Hasyiyahnya terhadap kitab Shaid al-Khathir menshahihkannya.
Syaikh Usamah al-Sayyid berkata: Hadits Jariyah ini hadits shahih riwayat Imam
Muslim dan lainnya, yaitu Rasulullah i bertanya kepada Jariyah (budak wanita) :
Dimana Allah? Maka dia menjawab: Di Langit. Maka Nabi i bersabda: merdekakan
dia karena dia adalah wanita yang beriman.”
Berikut ini buktinya:
SIAPAKAH KELOMPOK AHBASY?
7 January 2016
Abu Hamzah
Kelompok Ahbasy adalah
pengikut Abdullah ibn Muhammad al-Syaibani al-Badri al-Harari al-Habsyi, yang
selalu mengusung ajaran ahli kalam, Thariqat shufi , kuburiyyah, dan
Ja’fariyyah yang memusuhi aqidah Salaf Shalih dan membela Syiah. Kelompok ini
termasuk Bathiniyah ni, mempunyai maksud merusak dan mencabik-cabik aqidah dan
persatuan kaum Muslimin. Maka banyak ulama yang menyatakan bahwa kelompok ini
menyimpang dan sempalan.
SEKILAS BIOGRAFI PENDIRI
FIRQOH AL-AHBASY
Penggagas firqoh ini bernama Abdullah bin Muhammad Asy-Syaibani Al-Badri. Dia
dilahirkan di kota Harowi, Habasyah (Ethiopia). Penyimpangan dan keanehannya
mulai tampak ketika berguru kepada Syaikh Syarif di daerah Jummah. Di tempat
inilah ia di bai’at ala Thariqah Tijaniyah. Kemudian ia di bai’at lagi menurut
Thariqah Rifa’iyyah setelah berguru kepada Mufti As-Siraj.
Dia berhijrah ke Libanon, Syria dari negaranya, Habasyah pada tahun 1969 M, atau pada tahun 1950M –menurut para pengikutnya-.
Dia berhijrah ke Libanon, Syria dari negaranya, Habasyah pada tahun 1969 M, atau pada tahun 1950M –menurut para pengikutnya-.
Di sana, ia dikenal sebagai
Syaikhul Fitnah atau Syaikhul Fattaan. Yang artinya penebar fitnah. Ini
disebabkan ia melakukan kerjasama dengan penguasa zhalim yang bernama Nizham
Hilasiilasi, untuk menangkap para da’i dan syaikh yang ada di Syria. Karenanya
banyak para da’i dan masyayikh yang terpaksa melarikan diri ke Mesir atau ke
Saudi Arabia.
Sementara keberadaannya di
Libanon, ia banyak menebar permusuhan, kebencian dan fitnah di antara kaum
Muslimin. Dia menyebarkan aqidah yang rusak, dipenuhi dengan kesyirikan. Juga
mengajarkan pemikiran Jahmiyah dalam mentakwilkan (men-tahrif) sifat-sifat
Allah. Selain itu, menyemaikan ajaran Murji’ah, Jabariyah, Shufiyah,
Bathiniyah, Rafidah, mencela para sahabat, menuduh Aisyah Radhiyallahu ‘anha
berbuat maksiat, dan berbagai fatwa-fatwa lain yang menyimpang.
Pada akhirnya,
ajaran-ajaran itu banyak melahirkan orang-orang yang ta’ashub (fanatik buta).
Sehingga mereka tidak melihat seseorang sebagai muslim, jika orang tersebut belum
mengikhlaskan diri dan tunduk kepada aqidah guru dan kelompok mereka.
Mereka gencar menyebarkan
ajarannya. Yaitu dengan cara mengetuk pintu setiap rumah penduduk, mendesak
orang-orang untuk mempelajari aqidah mereka yang menyimpang tersebut. Bahkan
juga dengan membagikan buku-buku guru-guru mereka secara gratis.
Penyebaran firqoh ini
sangat luas, menyebar dan berkembang di daerah Libanon, Eropa, Amerika, Kanada,
Australia, Swedia dan Denmark. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz
mengingatkan kita dengan perkataan beliau rahimahullah, bahwa Al-Ahbasy
merupakan kelompok sesat, dengan pemimpinnya yang bernama Abdullah Al-Habasyi,
yang terkenal dengan penyimpangan dan kesesatannya. Wajib bagi kita untuk
memutuskan diri dan mengingkari aqidah mereka yang batil, serta memperingatkan
orang-orang darinya, untuk tidak mendengar dan tidak menerima apa yang mereka
katakan.
PEMIKIRAN DAN AQIDAH FIRQOH
AL-AHBASY
[1]. Mereka mengaku berada di atas madzhab Imam Syafi’i, baik dalam masalah
aqidah ataupun fiqih. Tetapi pada kenyataannya, mereka sangat jauh dengan
pengakuan yang mereka katakan. Bahkan mereka berani mentakwilkan sifat-sifat
Allah dengan tanpa kaidah yang benar menurut syar’i. Mereka menatkwilkan istiwa
Allah dengan istiilaa sebagaimana takwil yang telah dilakukan oleh orang-orang
Mu’tazilah dan Jahmiyah pada zaman dahulu seperti yang diceritakan oleh Imam
Asy’ari dalam kitab-kitabnya yang terakhir.
[2]. Mereka mengatakan, bahwa lafazh Al-Qur’an adalah dari Jibril, bukan dari Allah. Anggapan yang sembrono ini tercantum dalam kitab mereka yang berjudul ‘Izharul Aqidah As-Suniyah, halaman 591.
[2]. Mereka mengatakan, bahwa lafazh Al-Qur’an adalah dari Jibril, bukan dari Allah. Anggapan yang sembrono ini tercantum dalam kitab mereka yang berjudul ‘Izharul Aqidah As-Suniyah, halaman 591.
[3]. Dalam masalah iman,
mereka mengatakan bahwa iman seseorang selamanya akan sempurna dan tidak akan
pernah rusak, walaupun orang tersebut tidak pernah menegakkan rukun-rukun Islam
yang ada. Pendapat seperti ini termasuk dari aqidah Murji’ah Jahmiyah.
[4]. Dalam bab Tauhid,
mereka seperti Jabriyah yang meyakini bahwa Allah lah yang telah mendorong
orang kafir melaksanakan kekafirannya. Seorang hamba tidak mempunyai kuasa atau
kemampuan untuk menolaknya.
Pendapat seperti ini, jelas
sangat keliru, karena menurut pandangan Ahlus sunnah wal Jama’ah, setiap
manusia mempunyai kehendak untuk memilih jalan kebenaran dan kesesatan,
sebagaimana manusia juga bisa memilih yang baik untuk kehidupan dunia mereka.
[5]. Mereka menganjurkan
kepada manusia untuk beribadah ke kuburan, meminta pertolongan dan hajatnya
kepada orang-orang yang telah meninggal. Bahkan firqoh Al-Ahbasy ini
berkeyakinan, bahwa orang yang telah meninggal akan keluar dari kuburan untuk
menolong manusia, kemudian akan kembali lagi setelahnya. Disamping itu, firqoh
sesat ini juga membolehkan manusia untuk meminta perlindungan kepada selain
Allah dan meminta barakah kepada batu.
[6]. Kelompok ini banyak
merajihkan hadits palsu untuk menguatkan madzhab mereka dan sebaliknya, mereka
melemahkan hadits shahih yang bertentangan dengan ajaran mereka seperti hadits
Jariyah yang ada dalam shahih Muslim.
[7]. Mereka banyak mencela
para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti Muawiyah, Aisyah,
Khalid bin Walid. Menurut anggapan kelompok ini, orang-orang yang ikut bersama
Mu’awiyah untuk melawan Ali, maka mereka meninggal dalam keadaan Jahiliyyah.
[8]. Mereka juga
mengkafirkan banyak para ulama. Misalnya : Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Imam
Adz-Dzahabi, Muhammad bin Abdul Wahhab, Syaikh Nashiruddin Al-Albani, dan
sebagainya.
[9]. Mereka juga banyak
mengeluarkan fatwa-fatwa yang menyimpang. Sebagai contoh : melihat,
berikhtilat, dan berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram adalah halal,
wanita yang berhias dan tabarruj boleh keluar rumah walaupun tidak dizinkan
oleh suaminya.
Dan masih banyak lagi
kesesatan dan penyimpangan mereka yang harus diwaspadai.
SUMBER PEMIKIRAN DAN AQIDAH
FIRQOH AL-AHBASY
Pemikiran dan aqidah mereka dapat disimpulkan sebagai berikut :
[1]. Dalam masalah sifat-sifat Allah, firqah ini mirip dengan manhaj jahmiyah, dan berlindung dibalik nama mazhab Al-Asy’ariyah
[1]. Dalam masalah sifat-sifat Allah, firqah ini mirip dengan manhaj jahmiyah, dan berlindung dibalik nama mazhab Al-Asy’ariyah
[2]. Dalam masalah iman, mereka menganut pemikiran Murji’ah dan Jahmiyah
[3]. Dalam beribadah, mereka menggunakan thariqah, semisal thariqah Ar-rifa’iyah dan Naqsabandi.
[3]. Dalam beribadah, mereka menggunakan thariqah, semisal thariqah Ar-rifa’iyah dan Naqsabandi.
[4]. Mereka juga memiliki
aqidah Ja’fariyah Al-Bathiniyah (Syiah).
[5]. Pemikiran mereka juga
diambil dari berbagai sumber dan macam aliran lain, yang bertujuan untuk menipu
dan mengoyak persatuan umat Islam, baik dari sisi aqidah dan manhaj yang benar,
yaitu menhajnya para Salafush Shalih, manhaj Rasulullah dan para sahabatnya.
lihat [Al-Mausu’ah
Al-Muyassarah, hlm 1/430-435]