Monday, April 25, 2016

‘Muhammad Bin Abdul Wahab Mencoba Mengembalikan Karakter Muslim’


Ketua Badan Perencanaan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bukhari Yusuf, Lc tak setuju jika Muhammad bin Abdul Wahab dikait-kaitkan dengan radikalisme. Menurutnya ulama yang dianggap sebagai pelopor gerakan yang disebut Wahabi itu mencoba untuk mengembalikan karakter umat Islam.
“Jika gerakan Abdul Wahab itu adalah mengembalikan kepada pemahaman yang dasar yaitu pemahaman Al-Quran dan Sunnah apa yang salah dengan dia?” kata Bukhari kepada wartawan seusai seminar bertajuk “Radikal dan Terorisme dalam Perfektif NKRI” yang digelar Fraksi PKS di Gedung DPR Jakarta, Kamis (21/04).
Menurut mantan anggota komisi III DPR RI itu selama ini terjadi pemahaman yang tak tepat terkait Muhammad bin Abdul Wahab. Seseorang harus mempelajari betul sosoknya jika ingin memahami gerakan Wahabi.
Bukhari menambahkan bahwa ada usaha-usaha untuk memunculkan konflik di antara umat Islam dengan memunculkan isu Wahabi. Ujung-ujungnya menjadikan Muhammad bin Abdul Wahab sebagai tumbalnya.
“Apabila ini dijadikan justfikasi untuk memunculkan konflik secara horizontal di publik, maka inilah yang kemudian diinginkan agar antara yang satu dengan yang lain saling berkonflik”, ujarnya.
Sementara terkait pola pikir radikal, hal itu merupakan kodrat seorang manusia, bukan semata-mata terjadi pada Muhammad bin Abdul Wahab. Sebaliknya, menurut Bukhari, selama ini dia justru berusaha mengembalikan karakter umat Islam.
“Muhammad bin Abdul Wahab mencoba untuk mengembalikan kembali karakter muslim,” tutupnya.

Bukan Wahabi Bila Dinisbahkan pada Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab, Tapi Muhammadiyah

Sejarawan Islam Dr. Tiar Anwar Bachtiar menegaskan, vonis Muhammadiyah semestinya dinisbatkan kepada pengikut Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab, bukan Wahabi.
“Penyebutan istilah Wahabi sebenarnya kuranglah tepat. Seharusnya kalau dinisbahkan kepada Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab, maka semestinya bernama: Muhammadiyah,” ujar Dr. Tiar dalam acara perdana Ngobrol Bareng Sejarah Indonesia (NGOBRAS) di aula AQL Islamic Center, Tebet Jakarta Selatan, pada Sabtu, 19 September 2015.
Ketua Persatuan Pemuda PERSIS ini menjelaskan, mengenai nama Wahabi ini sengaja dipilih oleh para pembencinya. Tujuannya agar dikesankan negatif seperti gerakan Wahabiyah abad keempat di Maroko, yang dinahkodai seorang Khawarij bernama Wahab bin Rustum.
“Maka dari itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan istilah,” ujar Tiar.
Menanggapi isu panasnya masalah konflik antara Wahabi dan Asyari, Dr. Tiar melanjutkan, setidaknya ada dua hal mendasar yang menyebabkan isu ini memanas kembali.
Pertama, isu ini dipolitisasi sedemikian rupa oleh pihak berkepentingan untuk memecah-belah umat. Kedua, buntunya komunikasi umat.
Akibatnya, terjadi kesenjangan luar biasa di antara umat Islam. Apalagi, jika masalah khilafiyah furu`iyah (perbedaan pada masalah agama yang cabang bukan pokok, red) dibesar-besarkan, maka akan menjadi semakin runyam.
Di akhir pembicaraan ia meminta agar umat islam bisa menjaga persatuan dan tidak terpengaruh dengan istilah-istilah provokatif. Kedua, pentingnya menjalin komunikasi yang baik antar umat Islam.

Imam Haramain Membantah Statemen Ahmad Qubaisi Bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab 
‘Boneka Buatan Yahudi’

Imam Haramain, Syaikh Saud Ash-Shuraim, Rabu (6/8/2014) seperti dilansir islammemo merespon perkataan Ahmad Qubaisi, seorang pemuka agama di Irak yang mengeluarkan statemen bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah “boneka buatan Yahudi”.
Qubaisi mengatakan hal ini dalam sebuah acara televisi ketika menanggapi pertanyaan berkenaan dengan pemboman kuil-kuil di kota Mosul yang dilakukan oleh ISIS. “Dengarkan dan saksikan bahwa ini adalah perbuatan anak-anak anjing dari Abu Bakr Al-Baghdadiy, pembunuh Hussain Ashraf. Mereka tidak lebih adalah anak buah Yahudi…Demi Allah, ISIS dan para mujahidin Iraq dan Syam bahkan Muhammad bin Abdul Wahhab adalah boneka buatan Yahudi seratus persen dan biarkanlah jika mereka ingin membunuhku.” kata Qubaisi.
Qubaisi menambahkan, “Saya siap bertanggung jawab dengan statement ini di depan Rabb Semesta Alam.. Demi Allah mereka adalah harakah buatan Yahudi yang digunakan untuk memecah belah umat dan sekarang mereka telah memecah belahnya.”
Dalam akun Twitternya, Syaikh Suraim mengatakan, “Semua apa yang didakwahkan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab sesuai dengan manhaj salafush shalih. Orang-orang yang menuduh beliau sebagai boneka Yahudi adalah musuh yang nyata bagi al-haq.”
Reaksi yang bervariasi juga terjadi diantara para follower imam 2 masjid mulia itu di Twitter, yaitu menyerukan penghentian semua program Qubaisi dan menuntut pengusirannya dari UEA. Mereka mengecam atas statement yang dikeluarkan oleh Qubaisi.
Hal tersebut juga berdasarkan apa yang telah dilakukan Qubaisi kepada para Shahabat Radhiyallahu ‘anhum. Seseorang menulis tentang Qubaisi dan mengatakan, “Allah merahmati Syaikh Bin Baz, dan Qubaisi berpikir bahwa dia berkedudukan sama dengan beliau. Peringatan bagi kita bahwa jangan sekali-kali mengambil sesuatu darinya, karena dia adalah budak hawa nafsu dan kebid’ahan”.
Ada juga yang menambahkan, “Orang yang berani menghina Shahabat Rasulullah SAW, yaitu Muawiyah bin Abi Sufyan, bukanlah suatu keanehan jika dia berani menghina mujaddid umat ini, yaitu Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.” Statement ini muncul karena sekitar dua tahun lalu, Qubaisi telah membuat gempar atas kritiknya kepada beberapa Shahabat Rasulullah SAW, terkhusus kepada Shahabat Muawiyah bin Abi Sufyan yang berakibat suspensi atau pemberhentian di salah satu program televisinya.

Sebutan Salafi-Wahabi, Propaganda Syiah Benturkan Kaum Muslimin