Thursday, June 2, 2016

Amerika Dan Rusia Sama-Sama Biadabnya, Libidonya Berlomba-Lomba Membunuhi Muslim Sebanyak Mungkin Di Suriah Dan Irak (Juga Negara Muslim Lainnya ) Dan Memihak Kufar Syi’ah. Pantas Makin Banyak Mujahidin Terpanggil Untuk Memeranginya.

Rusia Serang Rumah Sakit dan Masjid, Idlib ‘Bermandikan Darah’
13310325_287515424919522_9116321260264614243_n12871495_1101112823265452_4399059817886618371_n

Serangan Udara AS Tewaskan 15 Warga Sipil Suriah

 
SEDIKITNYA 15 warga sipil, termasuk tiga anak dilaporkan telah gugur di Suriah utara. Mereka gugur akibat serangan udara AS yang diduga telah menargetkan basis ISIS di Suriah,PressTV melaporkan pada Rabu (01/6/2016).
Badan Perlindungan Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) mengatakan bahwa serangan itu terjadi di kota Manbij di Provinsi Aleppo selama 24 jam terakhir.
Serangan udara itu terjadi sehari setelah Gedung Putih mengatakan pemerintah AS telah menindaklanjuti laporan pers tentang dugaan serangan udara Rusia di Suriah dengan korban sipil.
SOHR dan kantor berita Reuters melaporkan sedikitnya 23 orang telah tewas dalam serangan udara Rusia di kota Idlib, termasuk seorang di dekat rumah sakit.
Namun, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov membantah laporan tersebut.
“Kami mengajak masyarakat untuk tetap kritis terhadap setiap cerita horor yang menyebar dari Badan HAM Suriah dan Reuters yang menyebut Rusia berada di balik kerusuhan di Suriah,” tutup Konashenkov. [sm/islampos].

Rusia Serang Rumah Sakit dan Masjid, Idlib ‘Bermandikan Darah’

Rabu, 1 Juni 2016 - 08:19 WIB
Menurut Kelompok Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, pemboman Rusia ini adalah yang paling besar sejak gencatan senjata dicapai pada Februari lalu
Lebih dari 60 warga sipil tewas, sementara 200 lainnya terluka dalam serangan udara besar-besaran yang dilakukan tentara Rusia di rumah sakit dan masjid di Kota Idlib, barat laut Suriah, seperti dilansir ReutersSelasa (31/05/2016).
Menurut Pejabat Pertahanan Sipil  di Idlib, Abdurrazak Jubeiro, sebanyak tiga buah jet meluncurkan 17 serangan udara terhadap beberapa sasaran termasuk Rumah Sakit Nasional Ibn Sina, Rumah Sakit al Watani dan sebuah masjid.
Selain itu, serangan bertubi-tubi oleh tentara Rusia turut menyerang rumah penduduk, mengakibatkan penduduk terperangkap di bawah reruntuhan.
Dikutip Anadolu Agency, Abdurrazak mengatakan, kebanyakan yang tewas adalah wanita dan anak-anak, demikian temuan tim pertahanan sipil yang sejak Selasa sibuk menggali sisa reruntuhan untuk mencari korban yang terluka dan tewas.
Menurut Abdurrazak, dua buah rumah sakit itu rusak parah dan tidak dapat menyediakan layanan medis setelah ini. Angka korban diperkirakan terus meningkat.
Tim  Pertahanan Sipil Idlib melalui situs Facebook, turut berbagi gambar menunjukkan anggotanya berhasil membawa keluar seorang anak yang masih hidup dari sisa reruntuhan sebuah bangunan.
“Petugas penyelamat di Idlib bekerja siang malam untuk menemukan para korban, petugas menemukan beberapa korban termasuk anak-anak di bawah puing-puing bangunan yang hancur,” ungkap Tim Pertahan Sipil Idlid.
Menurut Kelompok Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdel Rahman mengatakan, pemboman itu adalah yang paling besar sejak gencatan senjata dicapai pada Februari lalu.
“Setidaknya 23 orang tewas dalam serangan udara Rusia di kota Idlib, semalam. Ini merupakan serangan udara terbesar sejak penghentian permusuhan disepakati pada bulan Februari,” kata ketua kelompok itu, dikutip Rami Abdulrahman dalam sebuah pernyataan.
Kota Idlib merupakan kubu kelompok pejuang pembebasan termasuk milisi Front al Nusra.
Seagaimana diketahui, Angkatan Udara Rusia dibantu Iran dikirim ke Suriah tahun lalu guna mendukung rezim tangan besi, Presiden  Bashar al-Assad dalam memerangi warganya yang ingin mengakhiri pemerintahannya dalam sebuah revolusi (tsaurah).
Rusia dalam sebuah pernyataan hari ini membantah keterlibatannya dalam serangan tersebut.
“Jet Rusia tidak melakukan apa-apa misi tempur atau serangan udara di Idlib,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov dikutip  Reuters.
Warga Idlib mengatakan ratusan keluarga mulai meninggalkan kota karena takut serangan udara selanjutnya. Dua sumber kelompok milisi pembebasan mengatakan jet Rusia juga diintensifkan serangan terhadap kota-kota di luar Idlib, seperti; Binish, Maarat Misreen dan Saraqeb.
Sementara itu, Kementerian Luar Turki dalam sebuah pernyataan mengatakan, mendesak masyarakat internasional ikut turun tangan atas kejahatan pemerintah Rusia dan Suriah ini.*

Hasil Keberadaan Rusia di Suriah : Lebih Dari 2000 Warga Sipil Meninggal

Rabu, 1 Jun 2016 09:30
Kedatangan militer Rusia di wilayah Suriah memberikan dampak buruk bagi warga sipil. Keberadaan militer dari negeri Beruang Merah itu membuat lebih dari dua ribu warga sipil harus meregang nyawa.
Laporan itu disampaikan oleh Kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Kelompok yang berbasis di London itu menyebut bahwa sejak Rusia mulai melakukan operasi militer September tahun lalu, lebih dari 2.000 warga sipil menjadi korban tewas.
“Serangan udara Rusia di Suriah telah menewaskan sekitar 2.100 warga sipil Suriah sejak awal serangan udara pada bulan September,” demikian bunyi laporan tersebut.
Observatorium menuturkan, dari sekitar 2.100 warga sipil yang tewas, hampir setengahnya adalah wanita dan anak-anak, demikian seperti dikutip dari telegraph, Selasa (31/5/2016).
“Sekitar 500 diantaranya adalah anak-anak, dan 318 diantara 2.100 adalah wanita,” tambah laporan tersebut.
Lebih lanjut, Pemantau Observatorium mengingatkan agar PBB bekerja serius dalam menangani kondisi yang terus memburuk di Suriah.
“Kami menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB dan PBB untuk bekerja serius dan segera untuk menghentikan pembunuhan terhadap rakyat Suriah yang terjadi setiap hari, yang ingin mencapai sebuah negara yang mengusung kebebasan, demokrasi, keadilan dan kesetaraan,” imbuhnya.
Terakhir, serangan udar Rusia telah menghantam sebuah Rumah Sakit dan juga sekolah di Idlib. Lebih dari 60 orang terbunuh dalam serangan tersebut. (azman)

Lagi, Sekolah dan Masjid di Suriah Dibombardir Militer Rusia

Rabu, 1 Jun 2016 11:13
IDLIB (fokusislam) – Sebanyak tiga buah jet Rusia meluncurkan serangan udara terhadap beberapa sasaran di wilayah Idlib, Suriah, Selasa dini hari (31/5/2016). Serangan udara menghantam Rumah Sakit Nasional Ibn Sina, Rumah Sakit al Watani dan juga sebuah masjid.  Selain itu, serangan bertubi-tubi oleh tentara Rusia turut menyerang rumah penduduk, mengakibatkan penduduk terperangkap di bawah reruntuhan.
Akibatnya, sedikitnya 60 warga sipil harus menghembuskan nafas mereka yang terakhir. Selain itu, lebih dari 100 orang lainnya mengalami luka-luka, demikian seperti dikutip dari reuters, Selasa (31/5/2016).
Sementara itu, unit pertahan sipil Idlib mengatakan, proses evakuasi korban saat ini masih terus dilakukan.
“Petugas penyelamat di Idlib bekerja siang malam untuk menemukan para korban, petugas menemukan beberapa korban termasuk anak-anak di bawah puing-puing bangunan yang hancur,” ungkap unit pertahan sipil Idlid.
Sebelumnya diberitakan bahwa serangan Rusia yang dimulai sejak September tahun lalu telah merenggut lebih dari 2000 nyawa warga sipil di seluruh wilayah Suriah.
Sejauh ini Rusia belum memberikan pernyataan apapun mengenai serangan udara tersebut. Namun, bila menilik ke belakang, Negeri Beruang Merah itu selalu membantah bahwa serangan udara mereka turut menewaskan warga sipil. (azman)

(video) Pasca Serangan Teroris Rusia ke Rumah Sakit kota Idlib Dini Hari 30-31 Mei 2016

May 31, 2016
Video yang memperlihatkan keadaan pasca serangan teroris Rusia ke atas rumah sakit kota Idlib dini hari 30-31 Mei 2016.
Kenapa dunia hanya diam ketika teroris ASSad dan teroris Rusia membombardir warga sipil, mesjid-mesjid, sekolah, rumah sakit, posko latihan tim penyelamat, kamp-kamp pengungsian dan berbagai infrastruktur sipil lainnya ??
Mata dunia benar-benar telah buta !
yaa RABB, balaslah seluruh kejahatan para pembantai muslimin itu dengan balasan yang seperih-perihnya, Amin..




Erdogan: AS, Rusia dan Iran Penyebab Penderitaan Rakyat Suriah

ISTANBUL - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Amerika Serikat, Rusia dan Iran atas kehadiran mereka di Suriah. Erdogan mengatakan keengganan mereka untuk menggulingkan rezim Suriah Bashar Assad telah berkontribusi terhadap penderitaan rakyat Suriah.



Berpidato pada perayaan ke-563 penaklukan Konstantinopel, Minggu 29 Mei 2016, Erdogan mengatakan, “Apa kepentingan Rusia dan Iran (di Suriah)? Apa urusan tentara AS memakai emblem organisasi teror?”

Pernyataan Erdogan yang disebutkan terakhir itu merujuk pada foto yang muncul minggu ini, yang menunjukkan tentara Amerika mengenakan emblem milisi YPG Suriah yang tak lain adalah organisasi teror karena berafiliasi kepada pemberontak Kurdi yang terlarang Turki.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Turki menyebut Amerika Serikat bermuka dua, karena menolak menyebut milisi Kurdi Suriah, YPG, sebagai teroris. Pernyataan ini semakin memanaskan hubungan antara Turki dengan AS.

"Jika mereka mengatakan 'Kami melihat YPG dan kelompok teroris ini tidak sama', jawaban saya adalah, itu merupakan standar ganda dan bermuka dua," kata Mevlut Cavusoglu pada pertemuan puncak PBB di resort Antalya, Turki, dikutip dari Reuters, Jumat (27/5/2016).

Lebih jauh Cavusoglu mengatakan, adalah hal yang tidak dapat diterima jika tentara AS memakai emblem YPG. Hal itu diketahui setelah munculnya foto yang menunjukkan pasukah khusus AS mengenakan emblem YPG di pundak mereka dalam perang di Raqqa, Suriah.

"Hal ini tidak dapat diterima bagi tentara AS menggunakan lambang YPG, lambang kelompok teroris," tegasnya.

Turki telah menganggap YPG sebagai perpanjangan tangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang. Kelompok ini adalah kelompok pemberontak yang memperjuangkan pemisahan dengan Turki.
http://www.portalpiyungan.com/2016/05/erdogan-as-rusia-dan-iran-penyebab.html


Jelang Ramadhan, Serangan Udara Rezim Suriah, Rusia dan Koalisi AS Tewaskan 42 Warga Sipil

92RUSIA

Serangan udara oleh rezim, Rusia dan koalisi Amerika Serikat (AS) di Suriah utara pada Rabu (1/6), menewaskan sedikitnya 42 warga sipil, termasuk lima orang anak.
Serangan udara rezim tersebut, menurut Observatorium HAM, menewaskan 15 warga sipil di provinsi Idlib. Sementara serangan udara Rusia dan rezim, menewaskan sedikitnya 11 warga sipil di provinsi Aleppo.
Kepala Observatorium Rami Abdel Rahman menyatakan, tujuh di antara korban tewas dalam serangan rezim itu, sedang berada di dalam bus di jalan.
Serangan udara koalisi AS menewaskan enam warga sipil lainnya di kota Manbij, Aleppo dan 10 warga sipil di kota Raqa.
Koalisi internasional pada Rabu mengatakan, mereka telah melancarkan 18 serangan udara di dekat Manbij yang terletak sekitar 30 kilometer di sebelah barat sungai Eufrat.
Pekan lalu, Kurdi yang didukung AS juga melancarkan serangan di utara Raqa.
Seperti dilansir AFP, setidaknya 280.000 orang telah terbunuh, dan jutaan mengungsi sejak perang Suriah dimulai dengan penindasan kejam terhadap protes anti-pemerintah pada 2011. (san)