Saudi Tolak Permintaan Iran yang Ingin Demonstrasi Saat Ibadah
Haji
Pemerintah
Arab Saudi menolak permintaan Iran yang dianggap akan mengancam keamanan
pelaksanaan ibadah haji. Dengan penolakan ini, Iran sekali lagi menegaskan tidak
akan mengirimkan jamaah haji mereka tahun ini.
Diberitakan
laman CNN
Indonesia dari
Al-Arabiya, perundingan antara kedua negara yang tengah bersitegang itu
berakhir buntu pada akhir pekan lalu. Arab Saudi dalam pernyataannya, Ahad
(29/5), mengatakan Iran mengajukan proposal “yang tidak bisa diterima” soal
jamaah haji asal negara mereka.
“Iran
menuntut hak untuk mengadakan demonstrasi dan keistimewaan-keistimewaan lainnya
yang bisa memicu kekacauan selama ibadah haji. Hal ini tidak bisa diterima,”
kata Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir.
Sebelumnya
pemerintah Teheran pada Ahad mengatakan jamaah haji asal negara mereka tidak
akan bisa beribadah ke Mekkah tahun ini. Iran menuding Saudi “mengadang jalan
menuju Allah.”
“Setelah
dua rangkaian perundingan tanpa hasil karena rintangan yang dibuat Saudi,
jamaah Iran sayangnya tidak bisa ambil bagian dalam haji,” kata Menteri
Kebudayaan Iran Ali Jannati.
Namun
tudingan Iran itu dibantah oleh Saudi yang mengatakan Teheran tidak
menandatangani kesepakatan dengan Riyadh seperti negara-negara lainnya.
Pemerintah Saudi mengatakan delegasi Iran pulang ke negara mereka pada Jumat
lalu tanpa menyetujui kesepakatan akhir untuk jamaah haji.
Kementerian
Haji Saudi mengaku telah menawarkan banyak solusi bagi Iran selama perundingan
dua hari. Beberapa hal telah disepakati, termasuk penggunaan visa elektronik
bagi jamaah haji asal Iran yang sebelumnya menjadi sumber sengketa.
Saudi
menyetujui permintaan Iran agar warganya bisa mendapatkan visa haji dari
Kedutaan Besar Swiss di Teheran, yang selama ini mengurusi kepentingan Saudi di
Iran sejak pemerintah Riyadh menutup kantor perwakilan.
Sebelumnya,
Saudi ingin agar jemaah haji Iran mendapatkan visa dari kedutaan Saudi di
negara ketiga. Saudi menutup kedutaan di Teheran setelah diserang demonstran
menyusul eksekusi ulama Iran di Riyadh awal tahun ini, sejak itu hubungan
diplomatik kedua negara rusak.
Mencari-cari alasan
Menurut
Jubeir, Iran dari awal memang tidak ingin mengirimkan jamaah haji dari negara
mereka, namun mencari-cari alasan untuk menyalahkan Saudi.
“Sangat
negatif jika niat Iran ingin bermanuver dan mencari alasan, demi mencegah
warganya melaksanakan haji,” kata Jubeir.
“Jika
soal prosedur dan langkah-langkah lainnya, saya kira kami telah melakukan
melampaui tugas kami untuk memenuhinya, tapi pemerintah Iran yang menolaknya,”
lanjut dia.
Menurut
Al-Arabiya, Iran adalah satu-satunya negara Arab dan mayoritas Islam yang
menolak kesepakatan haji dengan Arab Saudi. Jurnalis di Riyadh Yahya Al-Amir
mengatakan, penolakan penandatanganan kesepakatan oleh Iran adalah bukti bahwa
negara itu hendak mempolitisir pelaksanaan ibadah haji.
Ini
bukan kali pertama warga Iran tidak mengikuti ibadah haji. Tahun 1988 dan 1989
Iran juga tidak mengirim jemaah haji sebagai protes atas tewasnya 402 jemaah
Iran dalam kerusuhan dalam pelaksanaan haji tahun 1987. Saat itu, jemaah haji
Iran memicu kerusuhan dengan menggelar demonstrasi menentang pemerintahan
Kerajaan Saudi. Iran menuding polisi Saudi menembaki warga mereka dengan
senapan mesin.
Boikot
haji oleh Iran kala itu juga terjadi di tengah memburuknya hubungan diplomatik.
Saudi saat itu mengecam Iran yang kerap memicu kekerasan di Timur Tengah dan
penyerangan kapal di Teluk Persia.
Saat
ini Arab Saudi bersitegang dengan Iran dalam konflik Timur Tengah. Saudi yang
memegang paham Sunni menuding Iran sebagai negara Syiah telah memicu konflik
sektarian dengan mendukung pemberontak Houthi di Yaman dan rezim Bashar
al-Assad di Suriah.
Pemerintah
Raja Salman juga berang atas tudingan buruknya perencanaan haji oleh Iran
terkait tragedi di Mina dan jatuhnya crane di Masjidl Haram yang menewaskan
lebih dari 100 orang. Iran mendesak agar pelaksanaan haji dilakukan oleh badan
independen, bukan oleh Saudi. Desakan ini diacuhkan oleh pemerintah Saudi.*
Syiah
iran mengnina saudi soal kepengurusan 2 kota suci makkah dan madinah
31
May 2016
Jumat 27 Mei 2016-
Abu Hamzah al Sanuwi
Khathib Jumat Syiah di Teheran Ahmad Khatami
menyatakan bahwa pemerintah Saudi Arabia tidak layak mengurus dua kota suci
Makkah dan Madinah. Dia menyebut Saudi Arabiya negara Ahlussunnah itu sebagai
antek Yahudi.
Oleh karena itu Khatami meminta agar Makkah Madinah
diurus oleh panitia khusus terdiri dari beberapa negara Islam.
Di waktu yang sama pemerintah Saudi Arabia
memberitakan bahwa delegasi Iran yang diminta melakukan rembugan tentang teknis
pemberangkatan jamaah haji Iran tidak hadir di pertemuan di Jeddah, yang
direncanakan kemarin. Sebenarnya pertemuan itu akan menandatangi perjanjian
final tentang pemberangkatan 63.000 jamaah haji asal Iran untuk tahun ini 1437
H.
Para pejabat di kementrian haji dan umrah Saudi telah
menunggu-nunggu delegasi Iran yang dipimpin Said Awhadi, ketua organisasi haji
dan ziyarah Iran untuk melanjutkan pembicaraan sebelumnya, namun tidak kunjung
datang. Sepanjang siang.
Persaksian
Tokoh Sunni Iran Bahwa Khomenei
Tidak Pernah Haji
October 4,
2015
PERSAKSIAN
TOKOH SUNNÎ IRAN BAHWA KHÔMINAI TIDAK PERNAH HAJI TAPI KOK KERAS SEKALI
MENGKRITIK BAHKAN MEMINTA PENGURUSAN IBADAH HAJI DITARIK DARI SAUDI
(Tayangan TV Kalimah, berbahasa Persia /Iran)
? Di dalam video ini, tokoh sunnî Iran ini mengatakan
:
“Sayyid Khôminai yang memprotes dan mencerca Saudi
atas insiden yang baru-baru ini terjadi. Ia adalah pemimpin spiritual tertinggi
Republik “Islam” (baca : Majusi) Iran. Saya menyeru orang ini dan bertanya
kepadanya :
Apakah kamu pernah pergi haji?!
Apakah kamu tahu apakah haji itu?!
Apakah kamu tahu dimana Makkah itu?!
Apakah kamu tahu dimana Ka’bah itu?!
Pernahkah kamu melihat Ka’bah dengan mata kepalamu
sendiri?!
Pernahkah kamu melihat Masjidil Haram dengan mata
kepalamu sendiri ?!
Pernahkah kamu melihat Mina dan Arafah?!
Tahukah kamu apa makna Mina dan Jamarat?!
Apakah kamu tahu lokasi Muzdalifah?!
Karena kamu sendiri belum pernah pergi menginjakkan
kaki ke Makkah!!
Belum pernah melihat apapun dan tidak
mengimani hal ini!!
Karena itu DIAM ADALAH LEBIH BAIK
BAGIMU!!!
Saya ingin ada orang yang bisa menjawabku :
Bukankah Khôminai ini adalah pemimpin spiritual
Republik Islam (baca : Majusi) Iran…?!
Pernahkan dia melihat Makkah?!
Pernahkan dia melaksanakan Manasik Haji?!
Tahukah dirinya tentang syiar-syiar ini?!
NAMUN DIRINYA BELUM PERNAH PERGI HAJI!!
DIA TIDAK TAHU APA HAJI ITU!!
TIDAK TAHU DIMANA MAKKAH BERADA!!
BELUM PERNAH MELIHAT MAKKAH DENGAN MATA KEPALANYA
SENDIRI!!
NAMUN DENGAN SEENAKNYA DIA MELEMPARKAN TUDUHAN-TUDUHAN…
@abinyasalma