“Agama Syiah itu sangat mengagungkan Ali radiallahuanhu,
kalau kita berbicara Syiah jangan lupa bahwa Syiah itu pikirannya orang Yahudi
yang menyusup kedalam Islam namanya Abdullah bin Saba” ucap Ustadz Hanan
Wibisono dalam Safari Dakwah Ramadhan di masjid Jami’ Kota, Baki, Sukoharjo,
Selasa (14/6/2016).
Ustadz Hanan menyampaikan bahwa ajaran Syiah
banyak diwarnai dengan kedunguan dan kebengisan dalam amalan dan keyakinan.
Dirinya mengurai apa saja yang menjadi kedunguan atau kebodohan ajaran Syiah
tersebut.
“Yang pertama berkaitan dengan Al Qur’an,
meskipun orang Syiah baca Al Qur’an tetapi didalam hati mereka tidak meyakini
Al Qur’an itu asli alias palsu. Mereka justru meyakini yang asli adalah mus’ab
Fatimah yang tebalnya tiga kali al Qur’an ini” ujarnya.
Banyak ayat dalam mus’ab Fatimah 17 ribu,
padahal menurut ustadz Hanan jumlah ayat dalam Al Qur’an saja sebanyak 6236
ayat kalau di kali tiga 18.708. Hal ini yang terlihat bodohnya orang-orang
Syiah.
“Kedua Syiah ngomong Al Qur’an palsu tapi tak
bisa mendatangkan aslinya. Paling-paling berdalih dibawa imam mereka yang
sembunyi di gua sudah 1200 tahun. Dungunya Syiah itu mereka ngomong palsu tapi
ndak bisa nunjukin yang asli. Lebih parahnya lagi mereka masih baca Al Qur’an
ini pak” katanya.
Ustadz Hanan mengatakan pemimpin Syiah Al
Khomenek jika mengimami sholat itu baca dengan membuka mus’ab yang diletakkan
didepannya. Artinya Al Khomeneki gak hafal Al Qur’an padahal digadang-gadang
pengikut Syiah seluruh Iran, hafalannya kalah sama imam di Indonesia.
“Ada lagi kedunguan orang Syiah, jika sholat pak, hanya orang
Syiah yang memperbolehkan sholat sambil ngobrol dan ini di gambar ini pak,
mereka kalau di kita itu sekelas ulama pak. Sholat sambil ngobrol ndak masalah,
di kita kan batal itu pak” tandasnya.
Ustadz Hanan melanjutkan bahwa Imam Syiah yang
ke 12 nanti akan menguasai seluruh bahasa. Ini menunjukkan hal yang mustahil,
Rosul Muhammad saja hanya satu bahasa sedang ketika mendakwahi orang nasrani
berbahasa Ibrani Rosul memiliki ahli bahasa yakni Anas bin Malik.
“Ada yang parah lagi kedunguan orang Syiah yaitu
memakan kotoran ulama mereka, maka Allah mewajibkan pemakannya masuk kedalam
surga dan bebas dari neraka. Monggo pak dinikmati, bahkan kentutnya para imam
itu kalau sampai tercium orang maka tidak akan sakit selamanya” urainya.
Kiblat orang Syiah bukanlah kakbah namun ke
makam ulama mereka, jadi menurut ustadz Hanan wajar jika orang Syiah sujudnya
tidak sama arahnya. Mereka akan menghadap sesuai keyakinan mereka
masing-masing.
“Selanjutnya tentang Abu Lulu’ orang yang
menikam Umar bin Khotob. Mereka meyakini makam Abu Luluk ada di Iran, sementara
kalau melihat sejarah pak, ketika terjadi penikaman itu jama’ah sholat shubuh
masjid Nabawi ratusan bahkan ribuan yang ikut sholat di imami Umar pak. Sangat
tidak mungkin jika Abu Lulu’ bisa lari setelah menikam itu pak” kisahnya.
Ustadz Hanan menceriyakan bahwa versi sejarah,
Abu Lulu’ ditangkap kemudian dibunuh ditempat. Namun bagi versi Syiah tidak
demikian, mereka tetap meyakini Abu Lulu’ bisa lari ke Teheran dan mati disana,
hingga dibuatkan makamnya.
Kedunguan Syiah yang parah lagi menurut ustadz
Hanan ialah adanya riwayat yang perowinya seekor keledai bernama Ufair
tunggangan Rosul Muhammad. Mereka yakin bahwa kakek moyang Ufair yang generasi
ketujuh adalah keledai yang dipilih nabi Nuh ketika banjir besar terjadi.
“Nah ini bodohnya Syiah lagi pak, menurut syiah,
Ufair menyeburkan diri kesumur harapannya bisa nyusul Nabi Muhammad yang
lebih dulu wafat. Ufair ini berkata kakek moyang saya dulu dipilih nabi Nuh dan
berkata kelak akan ada keturunanmu yang jadi tunggangannya manusia terbaik, nah
itu saya kata Ufair si keledai” sorotnya.
Lagi-lagi Syiah bodoh pungkas ustadz Hanan,
dirinya mendengar hadist tersebut dibuktikan dengan mencari buku-buku biologi.
Ditemukan bahwa usia seekor keledai rata-rata 25 tahun maksimal 30 tahun. Dari
situ ustadz Hanan menyimpulkan bahwa generasi ketujuh diatas Ufair berjarak
rentang 210 tahun, sementara jarak turunnya nabi Nuh dan nabi Muhammad hampir
2000 tahun.