Sunday, July 24, 2016

Amerika Dan Rusia Dalam Invasi Brutalnya Atas Wilayah Suriah Keduanya Merupakan Dua Sisi Mata Uang Buatan Amerika!

Hasil gambar untuk kejahatan amerika di suriah

بسم الله الرحمن الرحيم
Militer Suriah didukung senjata udara Rusia, Sabtu sore (10/10/2015), bentrok sengit dengan oposisi bersenjata di barat daya Suriah… “Ini serangan udara darat secara luas pertama sejak Moskow memulai serangan militer di Suriah pada 30 September … Perang terpusat di dua propinsi Hamma dan Idlib wilayah selatan Suriah tempat aktifitas sejumlah oposisi bersenjata, disamping “Jabhah an-Nushrah.” (al-wathan, 10/10/2015)…
“Disebutkan, militer Suriah didukung kover udara Rusia, memulai serangan darat atas kubu oposisi di pantai al-Ghab yang strategis di dekat Hamma.” (BBC arab, 8/10/2015)… “Sebelumnya, kapal perang AL Rusia di laut Kaspia menembakkan 26 rudal jelajah ke wilayah Suriah.” (BBC arab, 7/10/2015) Sebelumnya, Rusia melakukan serangan udara atas wilayah Suriah pada 30/9/2015 setelah Parlemen Rusia secara bulat menyetujuinya.. “Presiden Suriah menegaskan, pengiriman angkatan udara Rusia ke Suriah terjadi atas permintaan dari negara Suriah lewat surat presiden Asad kepada presiden Putin, seperti yang dinyatakan oleh kantor berita Suriah.” (BBC arab, 30/10/2015)
Serangan Rusia itu didahului oleh serangan Amerika atas nama Koalisi Amerika pada 23/9/2015: “Para pejabat Amerika mengatakan, pesawat tempur, artileri dan rudal digunakan dalam serangan berkelanjutan… Aktifis mengatakan, lima serangan telah dilakukan atas bandara militer, tiga serangan udara atas kota Tel Abyadh, dan tiga serangan atas Brigade 93 dan kubunya di kota Ayn Isa… Presiden Amerika Barack Obama menugaskan Angkatan Udara melakukan serangan pada Senin 22/9/2015… Panglima komando sentral Amerika pada Selasa pagi membenarkan dilancarkannya serangan udara atas Suriah, sesuai laporan koresponden BBC di Washington, Paul Blake… Televisi Suriah mengutip dari pemerintah bahwa Washington telah lebih dulu menyampaikan kepada pemerintah Suriah akan menyerang Raqqa.” (Sudan today, 23/9/2015)
Serangan brutal Amerika dan Rusia itu dengan alasan memerangi terorisme. Amerika dan Rusia lupa atau pura-pura lupa, jika di sana ada terorisme maka itu adalah kejahatan-kejahatan diktator menggunakan rudal, artileri, bom barel dan penyiksaan sampai mati di dalam sekapan dan sarang mata-matanya… Adapun faktanya, tidak seperti klaim mereka. Mereka tidak memasuki wilayah Suriah lewat serangan udara, darat dan laut untuk memerangi terorisme yang mereka rekayasa sendiri, melainkan serangan-serangan brutal itu untuk melindungi diktator di Damaskus dan mempertahankanya tetap hidup sebagai antek saat ini sampai Amerika berhasil merekayasa antek berikutnya. Artinya, serangan itu adalah sarana menekan sebagai pendahuluan untuk pembicaraan politik antara rezim dengan oposisi saat dijinakkan untuk merekayasa alternatif baru bagi rezim diktator Bashar untuk menggantikannya dalam melayani kepentingan-kepentingan Amerika. Ini jelas dalam pernyataan mereka: “kementerian luar negeri Rusia menegaskan bahwa semua langkah Moskow di jalur Suriah ditujukan sebagai kontribusi dalam rekonsiliasi politik Suriah.” (Russia today, 8/10/2015) Amerika membuka jalan untuk itu. Amerika akhirnya mengumumkan apa yang disembunyikan bahwa Amerika tak ingin Bashar segera hengkang, tetapi setelah perundingan untuk menjamin transisi antek dari lama ke antek baru secara mulus yang menjamin berbagai kepentingan Amerika. Kerry mengatakan, “satu setengah tahun lalu kami katakan, Asad harus hengkang tetapi apa jangka waktu dan metodenya?… Keputusan ini harus diambil dalam kerangka proses Jenewa dan perundingan.” Ia menambahkan, “itu tidak harus terjadi pada hari pertama atau bulan pertama…” (Al-Arabiya. Sabtu, 5 Dzulhijjah 1436/19-9-2015)
Amerika mendapati dirinya dalam kesulitan di Syam. Amerika menduga perubahan wajah mudah dilakukan di Suriah seperti dilakukan di Mesir. Amerika berhasil menghanguskan revolusi Mesir dan membungkam mereka termasuk mereka yang disebut Islam moderat. Saat mereka gagal, Amerika mengeluarkan mereka sebagaimana memasukkan mereka. Amerika berhasil menghadirkan penjaga lama dengan potret lebih keji, lebih bengis dan lebih lancang di atas kebatilan, sampai penjaga lama baru itu berani mempermainkan seruan keagamaan atas nama pembaharuan!
Begitulah dugaan Amerika… Tetapi, dugaan itu segera berubah tidak menyenangkan. Koalisinya jatuh dan rusak. Koalisi itu disiapkan Amerika untuk menjadi pengganti. Tetapi, Koalisi tidak mampu meraih pilar di Suriah. Koalisi tetap tersingkir di luar Suriah, memuji Amerika agar dimasukkan ke dalam Suriah lalu memerintah. Namun, bagaimana hal itu bisa terjadi sementara masyarakat meneriakkan “hiya lillâh hiya lillâh –revolusi karena Allah, revolusi karena Allah” sedangkan koalisi meneriakkan sekulerisme?!
﴿أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ﴾
“Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (TQS an-Nahl [16]: 59)

Amerika pun berpikir dan menimbang. Amerika khawatir rezim akan jatuh sebelum Koalisi bisa disapih! Lalu Amerika mendukung rezim dengan orang-orang bayaran, Iran dan partainya di Iran lalu mereka menegakkan pilar rezim, tetapi sampai kapan… Sampai tanah di bawah kedua kakinya berguncang dan tidak tersisa lagi kecuali sekitar sepuluh persen wilayah Suriah berada di bawah kekuasaan atau sesuatu dari kekuasaannya… Amerika pun beralih ke cara “gencatan senjata” hingga enam bulan untuk memberi rezim kesempatan mengembalikan nafasnya. Meski demikian bahaya tetap mengancam rezim… Di sini datang bencana. Amerika menampakkan diri bersama orang-orang revolusioner dan sulit baginya memerangi revolusioner secara terbuka, sementara mereka telah menimpakan bahaya atas rezim padahal alternatif Amerika belum matang sama sekali. Disitulah terjadi permainan api keji agar Rusia melakukan tugasnya. Peran Rusia mendukung rezim dan menentang revolusioner secara terbuka. Perang terhadap revolusioner itu Rusia punya justifikasi. Rezim siap mengundang Rusia dengan perintah dari Amerika, dan itulah yang terjadi… Rusia setuju memainkan peran jahat keji di Suriah demi Amerika! Tak diragukan lagi, Rusia paham, keluarga Asad adalah antek Amerika dan Amerika akan menguasai pengaruh di Suriah sendirian, jika mampu, di tengah kelengahan umat… dan Amerika tak akan memungkinkan pengaruh Rusia. Bahkan hanya dengan goresan pena Amerika akan mengusirnya dari Suriah jika ingin. Bashar yang Rusia berperang untuk melindunginya, jika pilarnya kuat, akan mengusir Rusia seperti dahulu dilakukan oleh Anwar Sadat di Mesir! Putin beranggapan, dengan melayani Amerika di Suriah akan meredakan dari Rusia masalah perbatasan selatan seputar Ukraina. Tetapi, ini adalah satu masalah dan itu masalah yang lain! Terjerumusnya Rusia dalam memerangi kaum Muslim akan membuat Rusia merasakan bencana dan bencana bersama masalah Ukraina dan dampak-dampaknya sebagai satu point dari lautan kemarahan kaum Muslim terhadap Rusia. Dan sungguh, hari esok bagi orang yang menunggunya adalah dekat.

Wahai kaum Muslim:
Serangan Rusia dari udara, laut dan darat, dengan pangkalan dan penasehat mereka, adalah melalui koordinasi dengan Amerika, bahkan mewakili dan dengan perintah dari Amerika. Warga mereka sendiri bersaksi. “Surat kabar Guardian Inggris mengutip dari seorang senator di Kongres Amerika John McCain bahwa AS terlibat dengan Rusia dalam perang proxy di Suriah…” (Aljazeera, 5/10/2015) Boleh jadi, keputusan Amerika menghilangkan patriot di perbatasan selatan Turki adalah agar memungkinkan Rusia melakukan serangan tanpa cegatan rudal patriot. “Setelah dua tahun instalasinya, kementerian pertahanan Amerika memutuskan menarik rudal patriot dari Turki untuk melindungi Turki dari kemungkinan peluncuran rudal dari Suriah. Penarikan rudal patriot yang disebarkan pada musim semi 2013 akan dilakukan selama bulan ini seperti telah diputuskan, apapun perkembangan peristiwa di Suriah. Sumber AFP. (Russia today, 2/10/2015) Lalu ada perkara lain. Semua orang berakal paham, pesawat tempur dua negara jika terbang di langit yang sama, itu terjadi dengan koordinasi keduanya sebagai dua teman atau perang diantara keduanya sebagai musuh lalu saling tembak seperti perang manapun. Jika tidak, maka keduanya adalah dua teman yang berkoordinasi udara untuk merealisasi satu tujuan. Pernyataan kedua pihak menegaskan koordinasi ini. “kementerian luar negeri Rusia mengatakan dalam keterangan yang dilansir di situsnya, Kamis 8/10/2015: “sesuai tugas dari presiden Rusia Putin dan sejawat Amerikanya Barack Obama dalam penutupan pertemuan keduanya di sela-sela sidang umum PBB, menteri luar negeri mendiskusikan jalan penyelesaian situasi di Suriah, termasuk pentingnya menghindari terjadinya insiden di wilayah udara di atas Suriah dan penguatan proses rekonsiliasi politik di Suriah sesuai keterangan Jenewa 30/6/2015.” Keterangan itu menambahkan, kedua menteri luar negeri “memaparkan langkah-langkah implementasi kesepakatan Minsk seputar Ukraina yang ditandatangani pada 12 Februari…” (al-Hayat, edisi Rabu, 7/10/2015)
Bukan hanya itu, Amerika membuat Turki diam dari menentang serangan Rusia padahal itu di perbatasan Turki bahkan melanggar wilayah udaranya. Meski demikian, Turki bisu senjata bahkan lisan. Turki berbicara malu-malu untuk menjaga raut muka. Turki mengatakan tidak akan diam lain kali. Lalu lain kali itu datang dan datang lagi tetapi Turki tetap diam sebab Amerika ingin Rusia melakukan serangannya tanpa ada yang mencegat pesawat Rusia. Sikap diam Turki secara militer atas pelanggaran oleh pesawat Rusia itu tidak rahasia, tetapi secara terbuka. “… Turki menyebutkan, pesawat Rusia melanggar wilayah udara Turki di dekat perbatasan Suriah pada Sabtu dan Ahad lalu… Kemarin Turki mengatakan, pesawat Mig 29 yang tak dikenal mendekati delapan pesawat F 16 Turki… Militer Turki mengatakan, pesawat itu mengaktifkan radarnya untuk membidik, persiapan untuk meluncurkan rudal ke pesawat Turki.” (Al-Hayat, edisi Rabu, 7/10/2015) Meski demikian, Turki tidak mengambil langkah efektif apapun, tetapi hanya memanggil dubes dan memberi peringatan kerugian persahabatan! “Presiden Turki memperingatkan, Rusia akan banyak rugi jika menghancurkan persahabatan dengan Ankara. Ia mengatakan, Turki tidak akan terus sabar jika pesawat Rusia terus melanggar wilayah udara Turki. Turki memanggil dubes Rusia di Ankara kedua kalinya dalam dua hari “untuk memprotes keras” setelah pesawat tempur Rusia melanggar wilayah udara Turki lagi dari sisi perbatasan Suriah seperti yang diumumkan oleh pejabat kemenlu…” (Ad-Dustur, Rabu, 7/10/2015)

Wahai kaum Muslim:
Sungguh menyakitkan, negeri kaum Muslim menjadi medan bagi pesawat tempur, artileri dan kapal perang musuh. Bahkan untuk pertama kalinya dalam sejarah, umat islam diinvasi musuh lalu bertepuk tangan untuknya, memujinya dan memanggilnya. Namun, itu merupakan pengkhianatan kepada Allah, Rasul-Nya dan kaum Mukmin. Melainkan, dahulu umat islam memerangi musuh dan mengalahkannya. Namun, umat tidak memuji serangan musuh atas kaum Muslim atau memanggilnya agar mengubah pesawatnya atas negeri Islam! Dan kita hari ini mendengar dan menyaksikan orang yang memuji koalisi Amerika dalam agresinya bahkan menyalahkan jika misi harian dikurangi… Sebaliknya, kita mendengar dan menyaksikan orang yang memuji agresi Rusia dan menilai serangan udara Rusia sebagai aksi heroik! Sungguh itu adalah salah satu bencana amat besar. Hingga para antek beberapa waktu sebelumnya, mereka merasa malu mengumumkan keantekan mereka kepada kaum kafir penjajah. Mereka melayani tidak secara terbuka, apalagi mengumumkan dukungan kepada agresi atas negeri kaum Muslim… Saat ini, Amerika membentuk koalisi sejumlah negara untuk menyerang kaum Muslim dengan dalih memerangi terorisme. Rusia pun membentuk koalisi dengan Iran, Baghdad dan Damaskus yang tunduk padanya, juga dengan dalih memerangi terorisme. Pada waktu dimana mereka sendiri adalah poros dan sumber terorisme. Aksi brutal selalu menyertai mereka dimana mereka ada. Mereka sepakat memerangi Islam dan pemeluknya. Inilah kebiasaan musuh-musuh Islam. Mereka berselisih atas berbagai perkara, tetapi bersatu menentang Islam.
﴿هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ﴾
“Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (TQS al-Munafiqun [63]: 4)

Sungguh, Amerika adalah gembong agresi atas negeri kaum Muslim. Amerika memerangi kita di Syam, bukan hanya secara langsung, tetapi juga dengan beragam alat: lokal, regional dan internasional. Kadang dengan diktator Syam dan begundalnya. Jika diktator hampir jatuh, Amerika mendukungnya secara regional dari Iran dan partainya di Lebanon dan pengikut dari Irak. Jika hal itu tidak berguna, Amerika mengikat kesepakatan keji internasional. Maka Rusia mengikuti jejaknya berperang karenanya dalam kesepakatan yang merugi… Ini ditambah Eropa yang terus mengintai kita. Eropa beredar di seputar Amerika menyiapkan apa yang dikatakan untuk meraih satu atau beberapa hal!

Wahai kaum Muslim:
Kondisi yang kita alami ini, punya solusi yang sudah diketahui, bukan tidak jelas. Keberhasilannya, dengan izin Allah, telah dipastikan dan tak diragukan. Itu diucapkan oleh gua Hira’, hijrah Rasul saw dan al-Khilafah ar-Rasyidah; diumumkan oleh pantai ‘Uqbah, Thariq al-Andalus, kata-kata Harun, jawaban al-Mu’tashim, Hitin Shalahuddin pembebas al-Aqsha dan penakluk salibis, Ayn Jalut Quthuz dan Baibars yang membinasakan Tatar, dan sebaik-baik amir pembebas Qostantinopel… dan disetujui oleh permintaan tolong Perancis kepada al-Qanuni khalifah kaum Muslim untuk menyelamatkan kerajaannya dari keluarganya; dan ditegaskan oleh ketundukan Amerika untuk membayar pajak kepada daulah Islam demi keselamatan kapalnya di laut Mediterania… Kehilangan solusi itu diperingatkan oleh ucapan Abdul Hamid tentang Palestina dan Yahudi “jika al-Khilafah dihancurkan maka kalian akan mengambil Palestina tanpa bayaran?…” Dan itulah yang terjadi. Palestina diambil dan negeri kita jadi pentas agresi pendosa… Inilah solusinya, kita kembali kepada benteng kokoh, kepada al-Khilafah ar-Rasyidah. Di situ ada kemuliaan dunia dan akhirat… Inilah solusi itu… termaktub di al-Kitab dan tak terhapus, disebutkan di dalam sunnah Rasulullah dan tak terlupakan… tersimpan di lembaran-lembaran sejarah kemilau dan diingat oleh setiap orang yang punya pendengaran dan akal.
﴿إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ﴾
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (Tqs qaf [50]: 37)

Amerika Membunuh Muslim untuk Kepentingan Israel’

Seorang aktivis Islam Amerika Serikat, Abdul Khaaliq Nashid, mengatakan tentara Amerika mengirimkan agen-agennya ke negara-negara Muslim untuk membuat masalah dan mengatur lahan bagi invasi militer untuk kepentingan Israel.
“Mereka [pemerintah AS] melihat betapa mudahnya memancing protes di negara-negara Arab, mengirimkan tentara bayaran untuk membunuh orang, menyalahkan pembunuhan pada para pemimpin Arab dan kemudian membom negara-negara tersebut,” kata Abdul Khaaliq Nashid dalam sebuah wawancara dengan Press TV.
“Tujuan mereka selalu sama: mencuri sumber daya negara-negara Muslim dan mendapatkan dominasi dunia untuk kepentingan Israel,” kata Abdul Khaaliq, lulusan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang juga bekerja di Arab Saudi sebagai seorang analis sistem.
Aktivis juga mengatakan sasaran berikutnya Washington adalah Suriah dan sekarang berencana untuk mendestabilkan pemerintahan di sana.
Ratusan orang, termasuk pasukan keamanan, telah tewas selama bentrokan di Suriah sejak awal kerusuhan di pertengahan Maret.
Pemerintah Suriah menyalahkan kekerasan mematikan pada gerombolan bersenjata didukung asing.
Abdul Khaaliq memperingatkan umat Islam untuk tidak terpengaruh oleh “propaganda menarik” Barat untuk membawa kebebasan dan demokrasi ke negara mereka.
“Masalah kedok kemanusiaan ini adalah dalih untuk menyerang negara-negara Muslim,” tegasnya.
Dia mengutip Irak dan Afghanistan sebagai negara di mana AS “berpetualang membawa kebebasan” untuk massa Muslim telah menyebabkan kematian dan kehancuran besar.
AS menginvasi Afghanistan pada tahun 2001 dengan tujuan menggulingkan rezim Taliban, mengklaim militan telah menolak menyerahkan Osama bin Laden.
AS juga menginvasi Irak pada tahun 2003 dengan dalih menghancurkan dugaan senjata pemusnah massal (WMD) milik mantan diktator Saddam Hussein.
Banyak warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas akibat perang-perang ini.
Perang pimpinan Amerika di Afghanistan, dengan korban sipil dan militer di rekor tertinggi, telah menjadi perang terpanjang dalam sejarah AS. [Mel/Press TV/Islam Times]