Sunday, July 24, 2016

Said Aqil Terima Baik Kunjungan Ulama Iran Ke PBNU, Umat Mau Dibawa Kemana?


Senin (30/5), kantor PBNU Pusat di Jakarta menerima kunjungan dua ulama Iran yaitu Hojjatul Islam Dr. Hasan Zamani, Ketua Hubjungan Luar Negeri Hauzah Ilmiah Qom, Iran dan Habib Abdul Ba’its, Khatib dan Imam Besar Masjid Jami’ Bandar Abbas, Provinsi Hurmuzgan, Iran serta Waliyyullah Muhammadi, Dubes Republik Islam Iran untuk Indonesia.

Mirisnya, rombongan tamu diterima langsung Ketua Umum dan Ketua PBNU, Prof. Dr. KH Said Agil Siraj dan Dr. H. Hanif Saha Ghafur, Sekjen PBNU, HA. Helmy Faisal Zaini dan H. Lutfi. A. Tamini, Sekjen Lembaga Kerjasama Ormas Islam.

Dalam kunjungan itu, Said Agil menjelaskan bahwa Islam Indonesia adalah Islam yang penuh dengan toleransi dan lapang dada. Dia juga menyebutkan tentang beberapa karya ulama Iran yang karyanya dipakai sebagai buku rujukan dalam pesantren-pesantren Syafiiyah di Indonesia.


“Seperti kitab Ihya Ulumuddin yang ditulis oleh Al Imam Al Ghazali,” kata Said Agil.

Umat mau dibawa kemana oleh PBNU? 

Menyikapi kedekatan hubungan para penganut Syiah dengan Kyai Said Aqil, pastilah ada pertanyaan besar dalam hal ini. Kemana arah PBNU membawa umat islam?

Sebagaimana diketahui bahwa polemik Sunni-Syiah adalah problem masa lalu yang tetap aktual hingga akhir zaman, keduanya tidak akan mungkin bersatu sebagaimana minyak dan air. Bersatunya Syiah atau Sunni dengan para pengkut agama lain jauh lebih mudah dibanding menyatukan kedua aliran yang memiliki Tuhan dan Nabi yang sama ini.

Di Iran, terutama di Teheran dengan mudah kita temui tempat-tempat ibadat agama lain selain Islam, seperti gereja milik umat Kristen dan Sinagoge sebagai tempat beribadah orang Yahudi, namun tak satu pun masjid milik pengikut Sunni yang bisa diguna pakai melakukan salat Jumat, sebagaimana di Mesir dan Malaysia yang tidak membolehkan kepada para penganut Syiah mendirikan masjid sendiri.

Di Indonesia juga demikian, jauh-jauh hari, demi menghindari adanya konflik antara kedua aliran di atas, maka Departeman Agama RI sebagai lembaga keagamaan resmi negara sudah mengeluarkan edaran terkait kesesatan Syiah yang jika dibiarkan tumbuh dan berkembang di negara ini akan melahirkan konflik. (nisyi/syiahindonesia.com)
http://www.syiahindonesia.com/2016/07/said-aqil-terima-baik-kunjungan-ulama.html

Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Tolak Campur Tangan Asing Dalam Konflik di Suriah ( terkesan bela al kadzabBashar assad )


Aqil Siradj dan LPOI. Detiknews


Pembantaian yang terjadi di Suriah mendapat perhatian khusus dari Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI). LPOI menentang Amerika Serikat yang bersikeras melancarkan aksi militer ke Suriah.

"LPOI menolak campur tangan asing dalam permasalahan di Suriah, apalagi rencana Amerika yang akan melancarkan aksi militer ke Suriah," Kata Ketua Umum LPOI KH. Said Aqil Siroj dalam Konfrensi Pers di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2013).

LPOI menekankan dalam aksi militer yang akan dilancarkan Amerika Serikat, Presiden Barack Obama harus menganalisis seribu kali. Serta meminta kepada seluruh kelompok yang bertikai di Suriah agar dapat menyelesaikan permasalahan yang ada tanpa kekerasan.

"Presiden obama harus menganalisis seribu kali dalam rencananya melakukan aksi militer di Suriah, jangan sampai permasalahan di suriah terjadi seperti di irak yang tak kunjung selesai," ujar Said.

Konflik yang terjadi di Suriah mangakibatkan jatuhnya banyak korban. LPOI berharap Pemerintah Indonesia sesegera mungkin mengevakuasi warga Negara Indonesia yang masih berada di Suriah.

"Kita LPOI juga meminta kepada pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri serta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk sesegera mungkin mengevakuasi sekitar 3 ribu WNI yang masih berada di Suriah," tuturnya.

Dalam acara yang diadakan di Gedung PBNU tersebut, dihadiri Ketua Umum NU Said Aqil Siroj dan Sekretaris Umum Lutfi A. Tamimi. Serta perwakilan beberapa Ormas yang tergabung dalam LPOI dari Syarikat Islam Indonesia Mufti dan Alif Ibrahim, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) Amin Lubis, Al-Wasliyah Aris Banaji, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Wahyudi Patra, dan Mathlaul Anwar Fadli Karim. 

Aqil Siradj: "AS Harus Menganalisis Seribu Kali untuk Serang Suriah"

Dugaan penggunaan senjata kimi di Suriah yang dituduhkan kepada pemerintah Basar al-Assad dan dijadikan dalih AS untuk menyerang negara itu mendapat perhatian khusus dari Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI). Dalam pernyataan hari ini, Rabu, 04/09/13, LPOI menentang Amerika Serikat yang bertindak seperti koboi untuk melancarkan aksi militer ke Suriah.
http://islamtimes.org/id/doc/news/298547/aqil-siradj-as-harus-menganalisis-seribu-kali-untuk-serang-suriah