Tuesday, February 17, 2015

Pak Alwi Shihab, Provokator Yang Tidak Toleransi Dan Tidak Punya Hati

JUMAT, FEBRUARI 20, 2015

                                             
 
Oleh: Abu Husein At-Thuwailibi.
Kami Ahlus Sunnah Wal Jama'ah turut prihatin atas pembantaian yang dilakukan oleh segerombolan pengikut aliran sesat Syi'ah terhadap warga Ustadz Arifin Ilham di komplek Az-Zikra. 

Pembantaian dan serangan ini menunjukkan bahwa Syi'ah di indonesia sudah kuat, meski mereka tak sekuat sarang laba-laba, menunjukkan bahwa mereka telah berani namun tak seberani ubur-ubur, menunjukkan bahwa mereka telah banyak walau tak sebanyak telur unta, dan menunjukkan bahwa mereka tengah menggigil bagaikan ulat yang terkena garam laut.

Peristiwa berdarah di malam itu membuat prihatin banyak fihak baik dari kalangan awam maupun intelektual, baik salafi maupun haraki, namun sayang seribu sayang, hal itu tidak membuat Yang terhormat bapak Alwi Shihab bersimpatik dan turut prihatin, namun justru mengaggap bahwa Ustadz Arifin Ilham melakukan tindakan "provokatif" yang seolah-olah "wajar" terjadi peristiwa penyerangan itu walau dengan bahasa "kurang terpuji".

Alwi Shihab adalah tua bangka saudara kandung Muhammad Quraish Shihab dan Umar Shihab, dua tokoh penting yang menjadi "singa" penjaga bagi kelompok sesat Syi'ah Rafidhah di indonesia.

Mereka adalah dua orang tokoh Liberal yang mengaku Sunni, namun tidak pernah membela Sunni, justru senantiasa membela kelompok Syi'ah yang telah di fatwakan SESAT oleh MUI.

Untuk Pak Alwi Shihab, mesti anda ketahui bahwa spanduk yang di pasang oleh Ustadz Arifin Ilham adalah spanduk yang resmi dan tidak melanggar undang-undang atau mengarah kepada provokasi, sebab bunyi spanduk yang menyuarakan bahaya kesesatan Syi'ah itu sesuai dengan apa yang telah di fatwakan oleh Majelis Ulama Indonesia Jatim. Demikian pula MUI pusat yang mengeluarkan Fatwa akan sesatnya Syi'ah Rafidhah memalui diantaranya buku edaran yang di cetak dan disebarluaskan ke masyarakat Indonesia, tujuan dan motivasi MUI menerbitkan buku tersebut adalah untuk menjaga ideologi ummat Islam (mayoritas) di negeri ini dari berbagai penyimpangan dan aliran sesat yang mengancam keutuhan bangsa Indonesia semisal aliran sesat Syi’ah Rafidhah dari Iran yang menyusup ke Indonesia.

Karena Syi’ah Rafidhah yang berkembang di Indonesia sejak Revolusi Khomaini di Iran,apabila telah berkuasa dan semakin kuat maka dikhawatirkan akan melakukan hal yang serupa seperti di negeri-negeri Arab berupa konflik dan pembantaian berdarah terhadap ummat Islam, dan itu telah terjadi berupa PEMBANTAIAN BERDARAH YANG DILAKUKAN SEGEROMBOLAN PENGIKUT SYI'AH TERHADAP UMMAT ISLAM YANG TINGGAL DI KOMPLEK MASJID AZ-ZIKRA SENTUL PIMPINAN KH.ARIFIN ILHAM DIANTARANYA TERHADAP SEORANG HABIB KETURUNAN AHLUL BAIT.


Sebelumnya Syi'ah juga menyerang Masjid yang di jadikan sebagai kegiatan dakwah sunniyah oleh para pengikut Ustadz Ja'far Umar Thalib di jawa barat. Fakta ini membuktikan bahwa SYI'AH RAFIDHAH AKAN MELAKUKAN PEMBANTAIAN DAN KONFLIK BERDARAH YANG LEBIH DAHSYAT LAGI KE ATAS UMMAT ISLAM AHLUS SUNNAH YANG MEREKA ANGGAP KAFIR. SEBAGAIMANA MEREKA TELAH MERENCANAKAN MEMBUNUH SEJUMLAH DA'I DAN ULAMA DI NEGERI INI; DIANTARANYA ADALAH USTADZ FARID OKBAH, USTADZ ABU JIBRIL, USTADZ HARTONO AHMAD JAIZ DAN TEUNGKU SYAIKH ZULKARNAIN.



Dan yang perlu anda garis bawahi bapak Alwi Shihab, bahwasanya Syi’ah dengan Islam itu bukan “berbeda”, tapi “menyimpang”.


Syi’ah itu menyimpang dari Islam dan ajarannya sesat menyesatkan sebagaimana fatwa Kyai Haji Hasyim Asy’ari Rahimahullah (pendiri NU) dalam kitabnya Qanun Asasi dan fatwa Al-Imam Asy-Syafi'i Rahimahullah, bila anda tidak bisa baca kitab, saya berkenan menjumpai anda dan menunjukkan kepada anda kitab-kitab Syi'ah Rafidhah yang penuh dengan kesyirikan, kekufuran dan kesesatan yang nyata.

Perlu anda ketahui bahwa “perbedaan” dengan “penyimpangan” itu tidak sama. Fahmi Salim,Lc.MA pernah menyebutkan bahwa,"Ikhtilaf dengan Inhirof itu berbeda".

Contoh misal, kelompok Salafiyah dengan kelompok Asy’ariyah itu memilik banyak perbedaan,baik Ushul maupun furu’, akan tetapi kedua kelompok ini tidak menyimpang dari pokok ajaran Islam, Aswaja Salafi dan Aswaja NU, memiliki rukun Iman dan rukun Islam yang sama, kiblat yang sama, kitab suci yang sama, tidak seperti Syi’ah Rafidhah yang kitab sucinya bukan Al-Qur’an akan tetapi mushaf Fathimah khayalan, Syi’ah juga tidak berkiblat ke Ka’bah akan tetapi berkiblat ke Najaf di Iran dan Karbala di Iraq, adapun ke ka'bah, itu adalah Taqiyyah. Tentu ini sudah jauh menyimpang dari ajaran pokok Islam.

Demikian pula, Aswaja NU dan aswaja Salafi yang notabene-nya memiliki marja’ yang sama dalam fiqih ibadah, yakni Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali,yang semuanya adalah mazhab ahlus sunnah wal-jama’ah. [lihat artikel tgl 15/2/2015, titik temu NU-Wahabbi]

Aswaja NU cenderung bermazhab Syafi’i, sedangkan Aswaja Salafi cenderung bermazhab Hanbali.yang didalam dua kelompok ini terjadi perdebatan internal secara ilmiah yang berkepanjangan, tidak sebagaimana Syi’ah, Syi’ah tidak mengacu pada empat imam mazhab. Namun Syi’ah menciptakan Mazhab sendiri yaitu “Mazhab Ja’fariyah” yang mereka klaim sebagai Mazhab “Ahlul Bait” yang didirikan Imam Ja’far Shadiq. 
Nah dengan demikian,ini bukan sekedar perbedaan, tapi ini penyimpangan!!

Ketika seluruh Ummat Islam sedunia melaksanakan Shalat dalam satu hari sebanyak lima waktu,sementara Syi’ah melaksanakan shalat satu hari tiga waktu sebagaimana yang baru-baru ini tersebar luas di daerah jawa, dengan alasan di Jama’. Nah ini bukan perbedaan namanya, tapi penyimpangan.

Dengan demikian, tidak ada toleransi dengan kesesatan para kelompok sesat, dan tidak ada toleransi dengan kekafiran orang-orang kafir.

Bilamana anda mengumandangkan sikap "toleransi" terhadap kekafiran, maka ketahuilah bahwa sejatinya anda sangat TIDAK TOLERANSI DAN TIDAK PUNYA HATI.

Bukannya anda membela dan bersimpatik terhadap musibah yang dihadapi Ustadz Arifin Ilham, namun anda justru menyatakan bahwa mereka "provokatif". Tanpa disadari, anda benar-benar tidak punya toleransi dan tidak punya hati. !

Terimakasih


si Alwi Shihab.....

peternak “kambing hitam jahiliyah” wahabi ??!! [ gemar menuding wahhabi/penghina ( sifat ) Allah, al-Wahhab ], terkuak topeng Syi'ahnya !!!


SENIN, FEBRUARI 16, 2015
Tokoh - tokoh Syi`ah komentar setelah kasus di Al zikra
Ahmad Aunul Haq berbagi foto Haniy Ummu Umar.                                                                                                           
                                                            
                          copas dari IJABI Web Muhsin Labib :   
"Menanggapi pernyataan dari ust. Arifin Ilham yg membara-bara dan provokatif kami warga Syi'ah tdk akan gentar dan takut sedikitpun selama kami ada diatas kebenaran,jangan sekelas arifin ilham,sekelas obama dan wahabi antek yahudi pun akan kami lawan.camkan itu."
Bersiap siagalah wahai ikhwah...!
https://www.facebook.com/groups/110143232555/
Komentarku ( Mahrus  ali ):
Sebetulnya yang provokatif itu pernyataan anda sendiri bukan Ust Arifin Ilham. Terus  siapa yang memulai menyerang. Ust  Arifin  itu hanya menjawab dengan bijak  sekali, lalu di katakan provokatif. Omonganmu ini yang provokatif. Kalau perkataan anda ini jelas sumbar untuk menunjukkan keberanian. Hakikatnya licik sekali anda.

Bila anda benar  tidak takut  kepada orang sekelas Obama, maka  hadapi kepolisian yang sudah memenjarakan perajuritmu yang menyerang ke Yayasan Ust Arifin Ilham. Omonganmu itu adalah omongan kosong, tidak berbobot. Maklum ajaranmu  itu suka dusta dan anti kebenaran. Masak ajaran sedemikian ini di anggap ajaran benar. Masak ajaran yang mengkafirkan sahabat itu di anggap ajaran yang benar bukan ajaran yang salah.

Bila omonganmu benar , lihat Syi`ah sampang yang tidak berani kembali ke kampungnya. Apa pembelaanmu kepada mereka.

Omonganmu itu mengajak perang, tapi kita ini ketawa saja seperti omongan orang yang tak waras, omongan orang yang tidak berpikir positif.

Kamu jangan bawa nama wahabi, maunya  mencari simpati dari kalangan sunni. Realitanya yang kamu serang itu bukan wahabi. Dengan omongan bualanmu ini saya ingat ayat:

يَقُولُونَ لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Mereka berkata: "Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah daripadanya". Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mu'min, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.[1]

Bila anda merasa kuat, lalu anda melakukan aksi lagi ke tempat lain sebagaimana yang anda lakukan di tempat Al zikra. Saya ingatkan, jangan – jangan nanti anda akan mengalami nasib  seperti teman- temanmu di Sampang  yang tidak berani pulang itu


jangan lupa !!!
June 8, 2014
Astaghfirullah, Dr. Alwi Shihab Memunculkan issu Wahabi!
Kita sudah menulis bahwa NU, Muhammadiyyah, Irsyad, Persis, Washliyyah, SI, Wahhabi, Salafi adalah ahlussunnah, maka tidak boleh berpecah, dan tidak boleh mau diadu domba.
Sayyid Alwi bin Sayyid al-Maliki sendiri bahkan telah mengabadikan pujiannya untuk syaikh Muhammad bin abdul wahhab sebagai pemimpin ahli tauhid yang benar ucapannya dan bagus thariqatnya. Baca:
http://www.gensyiah.com/sayyid-alwi-al-maliki-imam-wahabi-adalah-imam-ahli-tauhid-buka-imam-sesat.html
Sudah kita terangkan bahwa yang mengangkat issu wahhabi untuk memecah belah ahlussunnah adalah politisi syiah. Baca:
http://www.gensyiah.com/issu-wahabi-dihembuskan-politikus-syiah.html
http://www.gensyiah.com/dari-dalam-sinagog-yahudi-pejabat-iran-memprovokasi-untuk-menghabisi-sunni-yang-disitilahkan-dengan-salafi-wahabi.html
sebenarnya Dr. alwi syihab sendiri pada tanggal 21 Desember 2013 di Aula Ahmad Soebardjo Kedutaan Besar Republik Indonesia di Abu Dhabi, di hadapan kurang 80 orang masyarakat Indonesia telah mengatakan bahwa konflik wahabi vs syiah itu disebabkan karena politik, namun sepertinya beliau terjebak sendiri dalam kata-katanya tersebut. Karena sekarang ini beliau sebagai Ketua Tim Bravo 5, tim bentukan pasangan Capres Jokowi-JK untuk menangkal seputar kampanye hitam menyangkut isu SARA yang diarahkan kepada Jokowi, maka beliau mengangkat issu wahhabi karena kepentingan politik sesaat.
Sebenarnya sangat kita sayangkan pernyataan Bapak Alwi Syihab tersebut, sebab kami khawatir bisa semakin mengeruhkan suasana bukan sebaliknya, Namun kita bisa memaklumi sebab sebelum karena kepentingan politik ini, bapak Alwi Syihab ternyata sudah condong membela syiah dan sentiment dengan wahhabi, bahkan bisa difahami sentiment dengan fatwa MUI yang menyatakan bahwa Syiah itu sesat dan menyesatkan.
Di Abu Dhabi beliau sdh menyatakan bahwa perbedaan antara sunni syiah itu sedikit! Dan beliau mengklaim bahwa NU dan Muhammadiyyah telah menyerukan MUI untuk berhati-hati dalam menyatakan sesat syiah. Lalu beliau berkata: “Padahal perbedaan yang ada hanyalah sedikit, hanya menyangkut masalah-masalah kecil, bukan hal-hal besar”. [ ?????? ]
Masyaallah!! Kami tidak tahu yang dimaksud masalah-masalah kecil itu apa. Apakah meyakini al-Qur`an muharraf dengan segala takwilnya itu kecil? Apakah masalah mengkafirkan sahabat Nabi itu kecil? Apakah mengingkari istri-istri Nabi dan putri putri Nabi selain Fatimah sebagai ahlulbait itu kecil? Apakah mengkafirkan semua umat islam selain kelompoknya itu kecil? Apakah meyakini sahabat Muawiyyah itu musuh Rasulullah, pemalsu hadits-hadits nabi beserta sahabat yang lain itu kecil? Apakah ghuluw kepada ahlulbait dan mengkambing hitamkan ahlulbait untuk kesyirikan mereka itu kecil?
Silakan baca:
http://www.gensyiah.com/syiah-mengkafirkan-sufi-bagian-1.html
http://www.gensyiah.com/syiah-mengkafirkan-kaum-shufi-bagian-2.html
http://www.gensyiah.com/syiah-mengkafirkan-asyairah-kaum-asyariyyah.html
http://www.gensyiah.com/mengkafirkan-syiah-berarti-menyerang-dan-menghancurkan-ahlussunnah-bag-i.html
http://www.gensyiah.com/bukti-pensyiahan-indonesia-secara-sistematis.html
http://www.gensyiah.com/bukti-pensyiahan-indonesia-secara-sitematis-bag-2.html
http://www.gensyiah.com/mui-jawa-timur-resmi-menetapkan-ajaran-syiah-sesat-dan-menyesatkan.html
Bapak Alwi Shihab lalu berkata:
“Keduanya sama bersyahadat, menunaikan zakat, sholat menghadap kiblat, berhaji di Mekkah, dan terdapat pula kesamaan dalam hal-hal lain sebagaimana umat Islam yang bermazhab Ahlus Sunnah. Adapun perbedaan-perbedaan yang ada, mestinya tak perlu diperuncing karena memang tak begitu signifikan”.
http://ahlulbaitindonesia.org/berita/1550/dr-alwi-shihab-hindari-mengkafirkan-sesama-muslim/
Kalau hanya ini tolak ukurnya, lalu kenapa sentiment kepada wahhabi? Kenapa diperuncing?
Sikap beliau sekarang ini mirip dengan sikap kakak kandungnya (Bapak Quraisy Shihab), yang mana bapak Quraisy shihab sangat getol membela syiah, hingga bapak KH. Ma’ruf amin Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat mengatakan: “Quraisy Syihab itu jelas mendukung syiah”
http://www.gensyiah.com/dr-maruf-amin-buku-mui-kesesatan-syiah-adalah-amanat-fatwa-1984.html
http://www.gensyiah.com/mengkritik-quraish-shihab-secara-ilmiah-bukti-bahwa-quraish-shihab-seorang-syiah.html
Kami lebih prihatin lagi jika benar Bapak Alwi Syihab berkata seperti yang diberitakan oleh tempo:
NU Dukung Prabowo, Alwi Shihab: Pengkhianat
Alwi Shihab mengatakan Nadlatul Ulama yang mendukung pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa adalah pengkhianat. Menurut dia, mereka telah disusupi kelompok Wahabi Salafi dengan menyerang pasangan capres Jokowi-JK.
”Berarti mereka mengkhianati NU, rumahnya sendiri juga para pendirinya,” kata dia di Pondok Pesantren Al-Islam, Kota Yogyakarta, Jumat, 6 Juni 2014. (Baca: Kampanye SARA ke Jokowi, Alwi Shihab: Itu Wahabi)
Wahabi, kata Alwi, mengunakan cara-cara fitnah untuk berkuasa. Dia mencontohkan mereka menyebarkan isu menyesatkan tentang Jokowi jelang dan selama masa kampanye ini, mulai dari Jokowi seorang Kristen atau banyak dikelilingi orang Kristen. Hingga, Jokowi keturunan Tionghoa dan anti-Islam, makin menunjukkan kentalnya nuansa politis demi menjatuhkan citra Jokowi agar gagal terpilih.
”Model gerakan (penyebaran fitnah) ini, menghalalkan segala cara agar bisa berkuasa,” kata mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I itu. Baca selengkapnya di: http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/06/06/269583022/NU-Dukung-Prabowo-Alwi-Shihab-Pengkhianat
Inilah yang semakin membuat kami prihatin, menuduh orang lain SARA tetapi beliau sendiri menghembuskan issu SARA, sampai menuduh NU yang memilih Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa berkhianat?!
Kok mudah sekali menuduh para Kyai dan umat islam yang berjumlah banyak yang memeilih pasangan Prabowo-Hatta berkhianat, hanya karena memilih Bapak Prabowo, tidak memilih calon yang dijagokan Bapak Alwi shihab.
Dengan logika yang sama seharusnya bapak Alwi lebih getol menyuarakan bahwa orang NU yang mendukung Syiah itu pengkhianat, sebab mengkhianati Ahlulbait, Imam Syafi’I, dan KH Hasyim Asy’ari.
http://meleksyiah.wordpress.com/2012/04/28/kh-hasyim-asyari-pendiri-nu-kecam-syiah/
semoga pilpres 2014 berjalan lancar tanpa kerusuhan
dan Indonesia dipimpin oleh pasangan yang membawa bangsa Indonesia bermartabat dan berwibawa serta umat islam Indonesia yang sunni ini dihindarkan dari aliran sesat yang juga bisa mengancam NKRI semisal Syiah. Aamiin
mohon maaf jika ada yang kurang berkenan./gensyiah.com

Ulama NU Jawa Timur : Kalau Wahabi Masih Ahlu Sunnah, Kalo Syiah Bukan

Pengikut Syiah dan pendukungnya sering kali menuduh pihak yang menuding Syiah sesat adalah agen zionis, pemecah belah umat dan terakhir dituduh Wahabi. Hampir selalu Wahabi yang menjadi kambing hitam jika terkait isu gerakan yang membongkar kesesatan Syiah.
Menariknya justru kalangan yang sering diposisikan sangat berseberangan dengan kelompok yang dituduh Wahabi, menyatakan hal sebaliknya. Hal itu terungkap dalam konferensi pers setelah acara tabligh akbar bertajuk Mengokohkan Ahlus Sunnah wal Jamaah di Indonesia, yang digelar Ahad kemarin (16/9 2012) di masjid Al-Furqan Dewan Dakwah Jakarta.

Sewaktu ditanya soal kenapa setiap ada upaya membongkar kesesatan Syiah, kalangan Syiah sering menyerang balik dengan menyatakan bahwa Wahabi dibelakang aksi yang menuduh Syiah sesat, Habib Zein Al Kaff mengatakan: wahabi sama-sama Ahlussunnah, kalau mereka (Syiah) bukan. Kalau wahabi kitab rujukannya sama, rukun Iman, rukun Islamnya juga sama, sedangkan Syiah berbeda, tegas Habib yang memimpin Yayasan Al-Bayyinat Jawa Timur dan anggota dewan Syuriah PWNU Jawa Timur tersebut.

Habib Zein dalam acara tabligh akbar Mengokohkan Ahlus Sunnah wal Jamaah di Indonesia, juga kembali mengulang pernyataanya pada November tahun lalu bahwa Habib yang masuk Syiah sudah bukan habib lagi. Saya katakan tidak ada Habib yang masuk Syiah, Habib yang masuk Syiah bukan Habib lagi, tapi sudah mantan Habib. (Dia) bukan habib lagi.(fq) eramuslim.com, Furqan Senin, 1 Zulqadah 1433 H / 17 September 2012 10:57 WIB

- See more at: http://www.nahimunkar.com/habib-zein....4rOikaZP.dpuf
coba tiru Malaysia !!!
Malaysia Larang Keberadaan Syiah, Pengikutnya Dipantau Ketat
Rabu, 29 Rabiul Akhir 1436 H / 18 Februari 2015 09:00 WIB

Sepanjang sejarahnya, syiah selalu melakukan kudeta terhadap kekuasaan dan mengguncang stabilitas negeri. Pemerintah Malaysia menyadari bahaya Syiah di negerinya, sebab itu Malaysia melarang penyebaran ajaran Syiah di sana.
“Kita tidak ingin berlaku perpecahan antar masyarakat seperti yang terjadi di Bahrain, Irak, dan beberapa negara Muslim lainnya,” ujar Menteri Dalam Negeri Malaysia, Dr. Ahmad Zahid Hamidi pada acara Pelatihan Kepemimpinan Muda Muslim Indonesia-Malaysia di Bogor (5/10/13).
Menurut pria yang pernah menjabat Menteri Pertahanan Malaysia ini, jumlah pengikut Syiah di Malaysia saat ini ada sekitar 300.000 orang. Mereka terus dipantau dengan ketat dan dilarang menyebarkan ajaran-ajarannya secara terbuka.Dalam beberapa tahun terakhir,  langkah-langkah mengawasi dan mengharamkan syiah di Malaysia ditingkatkan.
Sekretaris Kementerian Dalam Negeri Malaysia, Jenderal Datuk Seri Abdul Rahim Mohamad Radzi, sebagaimana dikutip islamtimes.org, menyampaikan agar mewaspadi media online yang menjadi sarana penyebaran ajaran Syiah.
“Perkembangan teknologi informasi merupakan salah satu faktor pertumbuhan mereka karena ajaran-ajaran mereka menyebar lewat berbagai situs sosial,” kata Radzi sambil mendesak agar gerakan Syiah segera dibasmi.
Dia mengatakan, langkah-langkah pemberantasan akan melibatkan Kementerian Dalam Negeri, polisi, Registrar of Societies, kontrol publikasi di bawah Percetakan dan Publikasi Act, pembatasan produksi CD dan DVD oleh Dewan Sensor Film dan pemantauan oleh Departemen Imigrasi.
Radzi lebih lanjut menambahkan, sejauh ini 10 negara bagian telah melarang gerakan Syiah dengan UU anti Syariah. Sementara pemerintah di 4 negara bagian lain yaitu  Pahang, Kelantan, Sabah dan Serawak juga akan mengambil langkah yang sama. Sementara itu, di kota Perak Ipoh, Departemen Agama Islam Perak telah menangkap dua warga, di antaranya seorang dokter perempuan atas dugaan keterlibatan mereka dalam gerakan Syiah.
Pada 13 Oktober 2013, Jabatan Agama Islam Selangor (JAIS) Malaysia menggerebek markas Syiah di Taman Seri Gombak dan menyita banyak barang bukti yang terkait dengan ajaran-ajaran sesat tersebut.
Menurut Petugas Divisi Penegakan JAIS Mohd Sharom Mat Maarof, penggerebekan terhadap markas Syiah itu dilakukan berdasar pada pasal 12C Pidana Pelanggaran Syariah (Selangor) Pengesahan 1995 karena menentang fatwa mufti Selangor dan pasal 7 tentang larangan penyebaran ajaran sesat. Bagaimana dengan Indonesia?
http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/malaysia-larang-keberadaan-syiah-pengikutnya-dipantau-ketat.htm#.VOQQwvmsUVB

 




Pendapat ulama rujukan NU sama dg wahabi

… agar Said Aqil Siradj Ketua Umum PBNU yang dikenal sangat membenci Wahabi dan para ulama muwahid hendaknya membaca kitab tersebut. “Pak Said Aqil Siradj suruh baca ini ya!”
Dalam acara bedah buku yang ditulis ustadz Aman Abdurrahman berjudul “Ya… Mereka Memang Thaghut” di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, salah satu pembicara ustadz Fuad Al Hazimi menepis stigma bahwa pembahasan tentang thaghut selama ini hanya digaungkan oleh kaum Wahabi ekstrim, dimana di antara golongan yang termasuk  thaghut adalah orang yang tidak berhukum dengan hukum Allah.
Permasalahan ini menjadi syubhat di tengah-tengah umat lantaran pemimpin yang tidak berhukum dengan hukum Allah hanya dikatakan kufur Ashghar, dianggap muslim dan harus di taati.
Dari makalah yang disampaikan ustadz Fuad dipaparkan bahwa pada dasarnya ulama dari berbagai kalangan termasuk Imam Baidhawi yang merupakan ulama mufassir yang menjadi rujukan kalangan Nahdliyyin meyatakan dengan tegas bahwa orang yang tidak berhukum dengan hukum Allah telah kafir dan wajib dijatuhi hukuman mati.
“Sekarang saya sampaikan fatwanya ulama orang Nahdliyyin, soalnya ada juga yang beranggapan ini  kelompok ekstrem Wahabi,” ungkap mantan Imam masjid Al Hijrah Sydney Australia, Ahad (11/3/2012).
Ia melanjutkan pembahasan dengan mengutip tulisan keterangan Imam Baidhowi dalam Tafsir Anwarut Tanzil Wa Asrarut Ta’wil.
“Imam Baidhowi, ulama tafsir panutan kaum Nahdliyyin menulis dalam Tafsir Baidhowi:
قال في تفسير قوله تعالى {وما أرسلنا من رسول إلاّ ليُطاع بإذن الله} [النساء: 64] : وكأنّه احتجّ بذلك على أنّ الذي لم يرضَ بحكمه -وإن أظهر الإسلام- كان كافراً مستوجب القتل، وتقريره أنّ إرسال الرسول لمّا لم يكن إلاّ ليطاع، كان من لم يطعه ولم يرض بحكمه، لم يقبل رسالتَه، ومن كان كذلك كان كافراً مستوجب القتل
( أنوار التنزيل وأسرار التأويل للإمام البيضاوي، 1/222)
Beliau menafsirkan ayat :
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ
“Dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah”. (QS An Nisa’ 64).
“…Dengan ayat ini sepertinya Allah ingin menegaskan bahwasanya barangsiapa yang tidak ridho dengan hukum (keputusan) yang telah ditetapkan oleh Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam –walaupun ia menampakkan keislamannya- orang ini telah kafir dan wajib mendapatkan hukuman mati.
Penegasan ini (dapat kita pahami dari ayat di atas) bahwasanya diutusnya seorang Rasul tidak ada tujuan lain kecuali agar ia dipatuhi dan diikuti. Oleh karena itu barangsiapa yang tidak mau patuh dan ridho dengan ketetapan dan hukum yang telah diputuskannya, tidak mau menerima risalahnya, orang seperti ini telah kafir dan wajib mendapatkan hukuman mati.”  (Anwarut Tanzil Wa Asrarut Ta’wil – Imam Baidhowy juz 1 hal 222).” Papar ustadz Fuad di hadapan ratusan hadirin yang memenuhi ruangan.
Di sela-sela pemaparannya, sambil berkelakar ustadz Fuad juga menyampaikan agar Said Aqil Siradj Ketua Umum PBNU yang dikenal sangat membenci Wahabi dan para ulama muwahid hendaknya membaca kitab tersebut. “Pak Said Aqil Siradj suruh baca ini ya!” ujarnya. [Ahmed Widad] (voa-islam.com)  Senin, 12 Mar 2012. (nahimunkar.com, 13 March 2012)
Komentarku ( Mahrus ali ):
Ada juga tokoh ulama yang di idolakan kalangan orang – orang NU, bahkan tafsir Jalalain karyanya juga menu pelajaran rutin di pesantren NU – Dia bernama Imam Suyuthi menyatakan  sebagaimana pendapat ulama wahabi sbb:
الدُّرُّ الْمَنْثُورُ ( ج 2 / ص 279 )

فَإذاً رَأَّوْا الامَامَ يَحْكُمُ بِغَيْرَ الْحَقَّ قَالُوا : قَدْ كَفَرَ فَمِنْ كَفَرَ عَدَلَهُ بِرَبِّهُ ،وَمِنْ عَدَلَ بِرَبِّهُ فَقَدْ أَشْرَكَ بِرَبِّهُ . فَهَؤُلَاءِ الأَئِمَّةُ مُشْرِكُوْنَ
Bila mereka melihat Imam menjatuhkan hukum yang tidak benar ( menurut al Quran ) , mereka  berkata: Imam telah melakukan kekufuran. Barang siapa yang menjalankan kekufuran ber arti telah mengenyampiungkan Tuhannya. Dan barang siapa berbuat demikian, sama dengan syirik. Para pemimpin itu musrik.  Durrul mantsur  279/2



Monday, February 16, 2015

Dari Suriah Untuk Yaman: Syiah Tidak Akan Mengalahkan Umat Islam

Jatuhnya Yaman ke tangan pemberontak Syiah Hautsi sejak September 2014 lalu telah mengundang perhatian umat Islam dan ulamanya. Salah satunya adalah Syaikh Abdullah Al-Muhaisini. Dari bumi jihad Suriah, beliau menyampaikan keutamaan Yaman, kondisi saat ini dan hal mendesak yang harus dilakukan oleh umat Islam. Berikut pesannya seperti diungkapkan di laman twitternya:
Saudara-saudaraku di mana pun kalian berada, kita mencintai saudara-saudara kita di Yaman karena Allah dan mereka pun mencintai kita dengan alasan yang sama! Saya berbicara terutama saya tujukan kepada para tokoh dan singa-singa Yaman, sekarang, kami tidak sedang berbicara kepada kalian tentang tenda-tenda Muslim Syam, tetapi tentang jatuhnya kota Shan’a.
Kota Shan’a telah melahirkan Imam As-Syaukani, Ibnu Amir Ash-Shan’ani, Ibnu Wazir, Al-Mu’alimi, dan masih banyak ulama lain.
Kabar gembira penaklukan Shan’a telah disampaikan oleh Nabi saw ketika sedang menggali parit perang Khandaq, beliau berkata, “Aku melihat gerbang Shan’a dari tempatku ini.” Maksudnya bahwa Yaman akan ditaklukkan sampai ke Baghdad dari Persia.
Shan’a dikabarkan oleh Nabi saw bahwa Islam akan menguasai dan mengaturnya. Beliau berkata, “… sehingga seorang yang berkendara dari Shan’a ke Hadramaut tidak akan takut kecuali hanya kepada Allah dan dari serangan serigala.”
Beliau mengabarkan tentang penduduk Yaman bahwa mereka adalah masyarakat yang paling lembut hatinya. Beliau bersabda, “Keimanan ada di Yaman dan hikmah juga terdapat di Yaman.”

Sekarang saatnya kita membuktikan keyakinan tersebut wahai umatku dan para mujahidin di Yaman.

Apa yang terjadi hari ini pada negeri kalian adalah persekongkolan yang hampir-hampir langit terbelah karenanya.

Allah dan orang-orang mukmin akan melihat amal kalian. Demi Allah, kami tahu kalian adalah manusia yang kuat dalam peperangan, sabar ketika bertemu dengan musuh. Tidak mungkin 10% Syiah Hauthi akan mengalahkan 90% Ahlus Sunah. Mustahil, cucu-cucu Ibnu Saba’ bisa menghancurkan cucu-cucu Abu Bakar dan Umar.
Yaman adalah amanah di pundak kalian. Sejarah akan mencatat sikap kalian hari ini. Sungguh, Islam akan datang dari perjuangan kalian. Wahai singa-singa Yaman, kami mengetahui kekuatan dan keteguhan kalian ketika di Damaj, kalian mampu mengusir seluruh Syiah Hauthi.
Demi Allah tidak mungkin para pengikut Abdullah bin Saba’ akan menguasai Shan’a kalau bukan karena pengkhianatan Presiden Hadi dan antek-anteknya.
Wahai penduduk Yaman, ingatlah bahwa pendiri Syiah Rafidhah adalah Abdullah bin Saba’. Ia adalah seorang Yahudi dari Shan’a, yang pura-pura masuk Islam untuk menghancurkannya. Sekarang, cucu-cucunya telah menguasai Shan’a.
Dahulu, Baghdad telah dijajah oleh Tatar, dengan bantuan Ibnu Alqami, seorang Rafidhah pegawai pemerintahan sendiri. Hari ini anak cucunya membukakan pintu bagi penjajah Amerika di Irak.

Inilah yang mereka inginkan: jatuhnya Shan’a.

Ibnu Taimiyyah berkata, “Demikian juga, jika orang-orang Yahudi memiliki negara di Irak, atau di wilayah lain, maka Syiah Rafidhah menjadi pendukung utama mereka! Mereka selalu setia kepada orang kafir.”

Ibnu Hazm berkata, “Kami tidak pernah mengetahui penduduk negeri mana pun yang lebih bernafsu untuk merusak Islam selain Rafidhah.” Kerusakan Rafidhah hari ini sudah tidak ada yang tersembunyi lagi bagi siapa pun.
Wahai para ksatria Yaman yang berwibawa, orang-orang memilih damai hingga Rafidhah datang dan menjajah San’a. Namun Allah telah memilih jihad untuk kalian.
Kami tahu tentang kalian bahwa kalian menolak kehinaan dan tidak akan tidur dalam kerendahan diri. Maka ingatlah sabda Nabi saw, “Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad di jalan Allah kecuali Allah akan menghinakan mereka.”
Demi Allah apa yang terjadi sekarang seolah-olah kami sedang membaca firman Allah, “Rencana yang jahat tidak akan menimpa kecuali orang yang merancang itu sendiri.” (Fathir: 43). Mereka telah membuat makar dan Allah pun membuat makar wahai para pejuang Yaman! Semoga Allah meneguhkan kalian
Saya tidak mengatakan besok, tetapi sekarang juga, wahai saudaraku para mujahid! Bersatulah dalam satu barisan dan janganlah berpecah belah wahai para ksatria!
Universitas Al-Iman—Allah telah memuliakan saya untuk mengunjunginya—adalah medan pertempuran tang terhampar di depan klaim, lantas apa yang masih kalian tunggu? Mereka menghancurkan rumah-rumah Allah dan menghina Bunda (Aisyah r.ah) kalian.
Wahai para pemuka kabilah, jika kalian berjihad maka bagi kalian pahala dan pahala bagi keluarga Anda. Jika kalian mundur—semoga Allah melindungi kalian—maka bagi kalian dosa kalian dan dosa orang-orang yang mundur karena kalian.
Wahai Syaikh yang mulia (Abu Basir Al-Wuhaisyi) dan segenap saudaranya, janganlah kalian mengabaikan saudara-saudara kalian. Kalian adalah para pahlawan dan ksatria perang. Ingatlah Allah!
Bukalah front untuk melawan musuh-musuh kalian, berlemah-lembutlah kepada saudara kalian, dan terimalah orang-orang baik dan satukanlah umat dalam satu barisan.

Wahai pasukan kuda Allah, majulah! Wahai tentara Ansharus Syariah, bertempurlah!

Perang telah dimulai! Gempurlah mereka dengan senjata dan bom kalian!

Allah telah memberi kenikmatan kepada kalian dengan menyadarkan kalian tentang keburukan Ali Saleh dan Hadi serta antek-anteknya. Mereka adalah serigala-serigala berbulu domba! Bagaimana dengan Syiah yang telah mencengkeramkan makarnya, apa reaksi kalian?
Wahai para pemuda Yaman, dari sini dan dari Syam aku ingatkan kalian, jika sekarang kalian tidak mau berjihad maka kalian telah melakukan dosa besar, dosa yang paling besar daripada dosa-dosa yang lain. Rasulullah saw bersabda, “Akan datang pada umat ini suatu zaman; para qari Qur’an mereka akan berkata, ‘Sekarang bukanlah zaman untuk berjihad.’ Barang siapa menemui masa itu, maka itulah masa jihad yang paling indah.
Jika mereka memalingkan kalian dari jihad, meninggalkan jihad, maka katakan kepada mereka, “Kami takut ancaman dari Allah Rabb semesta alam.”

Jika kalian berpaling ke belakang maka kalian akan diazab dengan azab yang pedih.

Apa yang kalian tunggu? Sekarang pintu-pintu jihad telah terbuka. Rumah-rumah di Surga telah dibuka. Bidadari-bidadari yang cantik telah berhias. Lalu adakah orang yang menjawab seruan ini?

Di manakah orang-orang yang siap?

Dan kalian wahai konglomerat Yaman, bantulah saudara kalian para mujahidin dengan harta kalian dan ketahuilah bahwa Allah telah mendahulukan jihad harta (sebelum jihad jiwa) dalam banyak firmannya.

Terakhir saya katakan (firman Allah), “Janganlah engkau menyangka bahwa itu buruk bagi kalian tapi itu adalah baik bagi kalian.”

Berapa banyak kita butuh waktu untuk meyakinkan masyarakat tentang kejahatan Ali Saleh dan antek-anteknya, terutama dengan keberadaan para ulama su’. Dengan alasan penguasa telah membangun masjid agung, mereka menjadikan itu sebagai kebaikan yang menutupi semua bentuk kemurtadan yang dilakukan dan semua perang terhadap Islam yang dilancarkan. Allah telah membongkar aibnya dengan keadilan-Nya.
Ya Allah berilah kemenangan kepada para Mujahidin di Yaman dengan hikmah dan iman. Satukanlah barisan mereka. Tolonglah agama dan Kitab-Mu melalui mereka. Bimbingkanlah mereka untuk menapaki jalan nabimu.[]


Sunday, February 15, 2015

Titik Temu Wahabi-NU

Friday, 13 February 2015, 14:00 WIB
Banyak orang terkejut ketika seorang ulama Wahabi mengusulkan agar kitab-kitab Imam Muhammad Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, diajarkan di pesantren-pesantren dan madrasah-madrasah Islam di Indonesia. Hal itu karena selama ini dikesankan bahwa paham Wahabi yang dianut oleh pemerintah dan mayoritas warga Arab Saudi itu berseberangan dengan ajaran Nahdlatul Ulama yang merupakan mayoritas umat Islam Indonesia.

Tampaknya selama ini ada kesalahan informasi tentang Wahabi dan NU. Banyak orang Wahabi yang mendengar informasi tentang NU dari sumber-sumber lain yang bukan karya tulis ulama NU, khususnya Imam Muhammad Hasyim Asy’ari. Sebaliknya, banyak orang NU yang memperoleh informasi tentang Wahabi tidak dari sumber-sumber asli karya tulis ulama-ulama yang menjadi rujukan paham Wahabi.

Akibatnya, sejumlah orang Wahabi hanya melihat sisi negatif NU dan banyak orang NU yang melihat sisi negatif Wahabi. Penilaian seperti ini tentulah tidak objektif, apalagi ada faktor eksternal, seperti yang tertulis dalam Protokol Zionisme No 7 bahwa kaum Zionis akan berupaya untuk menciptakan konflik dan kekacauan di seluruh dunia dengan mengobarkan permusuhan dan pertentangan.

Untuk menilai paham Wahabi, kita haruslah membaca kitab-kitab yang menjadi rujukan paham Wahabi, seperti kitab-kitab karya Imam Ibnu Taymiyyah, Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, dan termasuk kitab-kitab karya Syekh Muhammad bin Abdul Wahab yang kepadanya paham Wahabi itu dinisbatkan. Sementara untuk mengetahui paham keagamaan Nahdlatul Ulama, kita harus membaca, khususnya kitab-kitab karya Imam Muhammad Hasyim Asy'ari yang mendirikan Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.

Kami telah mencoba menelaah kitab-kitab karya Imam Muhammad Hasyim Asy’ari dan membandingkannya dengan kitab-kitab karya Imam Ibnu Taymiyyah dan lain-lain. Kemudian, kami berkesimpulan bahwa lebih dari 20 poin persamaan ajaran antara Imam Muhammad Hasyim Asy’ari dan imam Ibnu Taymiyyah. Bahkan, seorang kawan yang bukan warga NU, alumnus Universitas Islam Madinah, mengatakan kepada kami, lebih kurang 90 persen ajaran Nahdlatul Ulama itu sama dengan ajaran Wahabi.

Kesamaan ajaran Wahabi dan NU itu justru dalam hal-hal yang selama ini dikesankan sebagai sesuatu yang bertolak belakang antara Wahabi dan NU. Orang yang tidak mengetahui ajaran Wahabi dari sumber-sumber asli Wahabi, maka ia tentu akan terkejut. Namun, bagi orang yang mengetahui Wahabi dari sumber-sumber asli Wahabi, mereka justru akan mengatakan, "Itulah persamaan antara Wahabi dan NU, mengapa kedua kelompok ini selalu dibenturkan?" [dalangnya syi'ah, alwi shihab dkk, red. lamurkha ]

Di antara titik-titik temu antara ajaran Wahabi dan NU yang jumlahnya puluhan, bahkan ratusan itu adalah sebagai berikut. Pertama, sumber syariat Islam, baik menurut Wahabi maupun NU, adalah Alquran, hadis, ijma, dan qiyas. Hadis yang dipakai oleh keduanya adalah hadis yang sahih kendati hadis itu hadis ahad, bukan mutawatir. Karenanya, baik Wahabi maupun NU, memercayai adanya siksa kubur, syafaat Nabi dan orang saleh pada hari kiamat nanti, dan lain sebagainya karena hal itu terdapat dalam hadis-hadis sahih.

Kedua, sebagai konsekuensi menjadikan ijma sebagai sumber syariat Islam, baik Wahabi maupun NU, shalat Jumat dengan dua kali azan dan shalat Tarawih 20 rakaat. Selama tinggal di Arab Saudi (1976-1985), kami tidak menemukan shalat Jumat di masjid-masjid Saudi kecuali azannya dua kali, dan kami tidak menemukan shalat Tarawih di Saudi di luar 20 rakaat. Ketika kami coba memancing pendapat ulama Saudi tentang pendapat yang mengatakan bahwa Tarawih 20 rakaat itu sama dengan shalat Zhuhur lima rakaat, ia justru menyerang balik kami, katanya, "Bagaimana mungkin shalat Tarawih 20 rakaat itu tidak benar, sementara dalam hadis yang sahih para sahabat shalat Tarawih 20 rakaat dan tidak ada satu pun yang membantah hal itu." Inilah ijma para sahabat. [ persoalan ini tidak prinsipil, masalah furu'bisa dibicarakan baik-baik sebagai saudara seiman. red ]

Ketiga, dalam beragama, baik Wahabi maupun NU, menganut satu mazhab dari mazhab fikih yang empat. Wahabi bermazhab Hanbali dan NU bermazhab salah satu dari mazhab empat: Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali. Baik Wahabi (Imam Ibnu Taymiyyah) maupun NU (Imam Muhammad Hasyim Asy’ari), sama-sama berpendapat bahwa bertawasul (berdoa dengan menyebut nama Nabi Muhammad SAW atau orang saleh) itu dibenarkan dan bukan syirik.
Kendati demikian, Imam Muhammad Hasyim Asy’ari dalam kitabnya, al-Nur al-Mubin fi Mahabbah Sayyid al-Mursalin, mensyaratkan bahwa dalam berdoa dengan tawasul menyebut nama Nabi Muhammad SAW atau orang saleh, kita tetap harus yakin bahwa yang mengabulkan doa kita adalah Allah SWT, bukan orang yang namanya kita sebut dalam tawasul itu. Wahabi dan NU sama-sama memercayai adanya karamah para wali (karamat al-awliya) tanpa mengultuskan mereka.

Memang ada perbedaan antara Wahabi dan NU atau antara Imam Ibnu Taymiyyah dan Imam Muhammad Hasyim Asy’ari. Namun, perbedaan itu sifatnya tidak prinsip dan hal itu sudah terjadi sebelum lahirnya Wahabi dan NU.

Dalam praktiknya, baik Wahabi maupun NU, tidak pernah mempermasalahkan keduanya. Banyak anak NU yang belajar di Saudi yang notabenenya adalah Wahabi. Bahkan, banyak jamaah haji warga NU yang shalat di belakang imam yang Wahabi, dan ternyata hal itu tidak menjadi masalah. Wahabi dan NU adalah dua keluarga besar dari umat Islam di dunia yang harus saling mendukung. Karenanya, membenturkan antara keduanya sama saja kita menjadi relawan gratis Zionis untuk melaksanakan agenda Zionisme, seperti tertulis dalam Protokol Zionisme di atas. Wallahu al-muwaffiq. 

Ali Mustafa Yaqub
Ulama NU, guru besar di bidang hadits, anggota komisi Fatwa MUI,  sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal
[ beliau sangat keras penentangannya terhadap sekte sesat syi'ah]
Buku Ajaran Madzhab Imam asysyafii Yang Di Tinggalkan, penulis Firanda Andirja Abidin, Lc. M.A., penerbit Nashirussunnah
http://khittahnu.blogspot.com/2013/01/profil-sang-ulama-besar-kyai-h-hasyim.html


Untuk konteks Indonesia sekarang ini, yang paling berkepentingan membenturkan antara "Wahabi" dan NU adalah pihak SYIAH. 
SYIAH sebagai minoritas di Indonesia berusaha mencari muka dengan mengetengahkan "persamaan kultural" mereka dengan NU.
Saya juga sepakat bahwa stigma buruk pada "Wahabi" lebih banyak disebabkan oleh oknum-oknumnya.
 
Lha, sebagai manusia berakal: apakah kita akan menilai sebuah ajaran HANYA dengan melihat oknumnya, atau memahami teks-teks ajaran itu langsung dari sumbernya?
 
Bahasa lainnya: Jika "Wahabi" dicitrakan buruk dan "Anti Wahabi" dicitrakan santun lan bijaksana: Apakah kita lebih tertipu (lagi) dengan PENCITRAAN daripada membaca langsung dari sumbernya?
Jangan lupa, banyak orang Barat masuk Islam karena membaca langsung al-Qur'an, bukan karena melihat perilaku mayoritas Umat Islam yang mungkin masih jauh dari al-Qur'an dan al-Sunnah.
Saya sangat setuju dengan tulisan Kyai Ali Mustafa Yaqub di atas!
 
· 14 · February 13 at 4:04pm


99 Persen Pemahaman dan Pemikiran Sama, Arab Saudi Hormati KH. Hasyim Asyari
Kamis, 1 Jumadil Awwal 1436 H / 19 Februari 2015 23:20 wib
Hampir satu abad lebih, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH. Hasyim Asyari telah memberikan peringatan kepada umat Islam Ahlu Sunnah wal Jama'ah di Tanah Air mengenai pergerakan-pergerakan yang melenceng dari agama Islam.
Salah satu pesan almarhum yang kebanyakan publik tidak tahu ialah perihal penolakannya terhadap ajaran atau pergerakan Syiah. Persisnya sebelum revolusi Iran meletus, almarhum sudah memberitahukannya. Yang kemudian ia abadikan melalui banyak tulisan dan dicetak dalam bentuk buku.
"Dalam sekian banyaknya buku yang ditulis, beliau jelas sekali menentang Syiah. Persis sebelum revolusi Iran meletus," ucap KH. Ali Mustafa Yakub mengutip salah satu buku karya beliau yang disampaikan untuk wartawan voa-islam.com beberapa waktu yang lalu.
Ia juga mengatakan bahwa hampir 19 hingga 30 buku karya almarhum KH. Hasyim Asyari yang di dalamnya membicarakan dan menentang keberadaan Syiah. Tidak hanya Syiah Imamiyah, Syiah Zaidiyah pun ia tentang, sekalipun diketahui moderat.
"Hampir 19 hingga 30 buku yang menantang Syiah," tambahnya.  Beliau pun mengapresiasinya.
Namun, bukan hanya Kiai Ali yang mengapresiasi keberanian dan kebenaran yang diciptakan KH. Hasyim Asyari perihal Syiah. Arab Saudi pun yang mendapat "cap" Wahabi oleh beberapa kalangan Nahdiyin angkat topi kepada almarhum. Bahkan menurut Kiai Ali, beberapa buku ciptaan almarhum Hasyim Asyari memiliki banyak persamaan, yaitu hampir 90 persen ajaran dan pemahamannya dengan Arab Saudi.
"Atas pemikiran beliau, Saudi Arabia mengapresiasi sangat tinggi untuk KH. Hasyim Asyari. Merespons positif. Sembilan puluh persen pesan-pesan atau ajaran beliau ternyata sama seperti apa yang dijalankan oleh negara yang kaya minyak tersebut," aku beliau setelah mendapat perhatian khusus dari salah utusan Arab Saudi pada acara di salah hotel di Jakarta, malam (11/02/2015).
Untuk itu, Imam Besar Masjid Istiqlal ini mengusulkan agar buku-buku karya KH. Hasyim Asyari disebarluaskan ke sekolah-sekolah dan pesantren di seluruh Indonesia. Agar masyarakat NU khususnya, dan umumnya masyarakat paham bahwa beliau dan Arab Saudi "satu" pemahaman dan ajaran. Terutama perihal menentang keberadaan Syiah. 


bagaimana "tanggapan syi'aher Alwi Shihab.....

peternak “kambing hitam jahiliyah” wahabi ??!! [ gemar menuding wahhabi/penghina ( sifat ) Allah, al-Wahhab dan pengadu domba NU-Wahhabi]?? 


KH Ali Mustafa Yaqub: “Jangan Beri Kesempatan Orang Syiah Bicara di Masjid Istiqlal
Kewenangan memberikan izin tamu-tamu internasional untuk berceramah di Masjid Istiqlal Jakarta dipegang oleh Ketua Badan Pengelola Pelaksana Masjid Istiqlal, langsung dalam pengawasan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) RIJAKARTA (SALAM-ONLINE): Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, KH Prof Ali Mustafa Yaqub mengatakan ceramah ulama Syiah di Masjid Istiqlal sudah masuk dalam kategori membahayakan NKRI.
“Memang benar, ada ulama Syiah dari Iran yang memberikan ceramah di Masjid Istiqlal hari Jumat kemarin. Cuma yang mempunyai wewenang untuk memberikan izin itu bukan saya, tetapi Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal di bawah pengawasan Kementerian Agama,” kata Kiai Mustafa saat dimintai konfirmasi olehhidayatullah.com, Sabtu (22/11/2014).
Menurutnya, ceramah salah satu ulama Syiah asal Iran di Masjid Istiqlal hari Jumat (21/11/2014) lalu telah membuat keresahan kalangan Islam.
Ia membenarkan bahwa acara itu diadakan di Masjid Istiqlal pada hari Jumat kemarin. Ketika itu ia sedang ada urusan ke Pontianak. Awalnya informasi yang ia terima ada dua tamu, satu Imam Masjid Kubah (Madinah), satunya lagi dari Irak. Setelah tiba dari Pontianak baru Kiai Musthofa tahu bahwa yang ceramah itu justru dari Iran, bukan dari Irak.
Kepada hidayatullah.com Kiai Mustafa mengatakan bahwa ia sudah berulangkali memberikan masukan kepada Badan Pengelola Pelaksana Masjid Istiqlal untuk tidak memberikan kesempatan kepada ulama Syiah berceramah di Masjid Istiqlal karena hal itu hanya akan menimbulkan kontroversi, kecuali hanya untuk melaksanakan shalat saja.
“Silakan memberikan izin kepada tamu dari Iran (orang-orang Syiah, red) untuk melaksanakan shalat di Masjid Istiqlal, tapi jangan sampai memberikan kesempatan berceramah karena akan membahayakan umat Islam,” tegasnya mengulang nasihatnya yang diberikan kepada Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal Jakarta.
Apalagi menurut Kiai Mustafa, sudah jelas bahwa Syiah sendiri merupakan ancaman terbesar yang membahayakan umat Islam, khususnya NKRI. Jadi jangan sampai memberikan kesempatan kepada orang-orang Syiah untuk angkat bicara berceramah di Masjid Istiqlal.
Hanya saja nasihatnya sering tidak diindahkan. Apalagi, kewenangan memberikan izin tamu-tamu internasional untuk berceramah di Masjid Istiqlal Jakarta dipegang oleh Ketua Badan Pengelola Pelaksana Masjid Istiqlal, langsung dalam pengawasan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) RI, ujar Kiai Ali Mustafa. (hidayatullah.com)
salam-online Redaksi Salam-Online – Ahad, 30 Muharram 1436 H / 23 November 2014 07:18

Komunitas ‘Aswaja Garis Lurus’ Ajak Teladani Ketegasan Pendiri NU
Rabu, 26 November 2014 - 05:00 WIB
Komunitas ini dibangun guna meneruskan estafet perjuangan KH. Hasyim Asy’ari yang ia kenal merupakan figur kiai NU yang tegas, Sejumlah habaib, kiai muda dan aktivis Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja), pada Ahad (24/11/2014) lalu mengadakan silaturahim Nasional di Hotel Utami Surabaya untuk menyikapi berbagai kondisi yang dialami umat Islam secara keseluruhan dan umat Aswaja di Indonesia secara khusus.
KH. Luthfi Bashori Alwi, yang memimpin pertemuan nasional tersebut menegaskan bahwa para hadirin yang datang ke Silaturahim Nasional ini memiliki tujuan sama yaitu memperjuangkan Aswaja dari aliran-aliran yang menggerogoti.
Beliau menyebut komunitas ini dengan nama “Aswaja Garis Lurus”, karena perjuangannya untuk meluruskan aliran-aliran di luar Aswaja sekaligus meluruskan intern Aswaja yang bengkok, jelas Kiai Lutfi menerangkan alasan pentingnya pertemuan ini.
“Ada yang mengaku Aswaja tetapi condong kepada aliran sesat yang diimpor. Ini garis bengkok yang harus diluruskan,” tambahnya.

Komunitas yang akan ia bangun jelas Kiai asal Singosari ini pada prisipnya meneruskan estafet perjuangan KH. Hasyim Asy’ari yang ia kenal merupakan figur kiai NU yang tegas terhadap kemungkaran akidah.
“Syiah Zaidiyah yang oleh para sebagian ulama sebelumnya masih ada beda pendapat, tapi oleh Kiai Hasyim Asyari dinilai haram untuk diikuti warga NU,” tambahnya. Karena itu, Kiai Luthfi mengharapkan komunitas ini tidak ragu-ragu mengikuti ciri khas perjuangan (Alm) Kiai Hasyim Asyari.
“Ternyata, KH. Hasyim Asy’ari adalah kiai yang luar biasa tegas. Saya pernah berkesempatan masuk ruang perpustakaan pribadinya. Dari risalah-risalah yang beliau tulis, saya temukan kita seperti ini tidak ada apa-apanya dengan ketegasan beliau.”Kata Kiai Luthfi, ketegasan Kiai Hasyim inilah yang harus diteruskan perjuangannya.
Silaturahim “Aswaja Garis Lurus” ini akan merumuskan bentuk-bentuk perjuangan sesauai dengan garis pemikiran pendiri NU.
Silaturahim Nasional yang dihadiri oleh 75 peserta dari berbagai kota di Indonesia selanjutnya membentuk komisi-komisi untuk menangani isu-isu dan permasalahan dihadapi. Seperti komisi liberalisme, Syiah, Wahabi [baca tulisan Prof.DR.KH. Ali Mustafa Yakub MA diatas], pendidikan, dan media.

Aswaja NU: Perbedaan Sunni-Syiah Terlalu Banyak
Kamis, 29 Januari 2015 - 08:56 WIB
Menurut Muhammad Idrus Ramli dari ASWAJA Centre, hasil dialog menunjukkan banyak perbedaan mendasar dibanding persamaannya

Sebagaimana diketahui, “Dialog Terbuka Aswaja NU – Syi’ah” yang diselenggarakan hari Senin (26/01/2015) dihadiri pembicara dari pihak Aswaja NU adalah Muhammad Idrus Ramli  (Jember), sedangkan dari pihak Syi’ah Abdullah Uraidhi  (Jakarta) dan Abdillah Ba’abud (Malang), keduanya lulusan Iran.]
Menurut Muhammad Idrus Ramli dari ASWAJA Centre, hasil dialog menunjukkan banyak perbedaan mendasar dibanding persamaannya.
“Perbedaan Sunni dengan Syiah terlalu banyak daripada persamaannya, sebab bukan hanya dalam aqidah yang berbeda, dalam bidang ibadah juga sangat berbeda. Orang Syiah yang mengkafirkan sahabat, mencaci istri Rasul, meyakini tahrif Quran, dll,” ujarnya.

Perbedaan Syiah dan Sunni Masuk Wilayah Ushul
Senin, 3 November 2014 - 10:42 WIB
Syiah dinilai banyak dusta dan memelintir sejarah, khususnya tentang para Sahabat Nabi; Abu Bakar, Umar dan Usman.
Perbedaan antara Sunni (Ahlus Sunnah) dan Syiah adalah menyakut masalah ushul (pokok/dasar) dalam ajaran agama. Bukan perbedaan masalah furu’ (cabang).
“Perbedaan Syiah dengan Ahlu Sunnah masuk dalam ushul.Selain itu, sudah masuk ke ranah ‘pertentangan’ terhadap ajaran Islam sesungguhnya,” demikian kutipan yang disampaikan Ketua Umum Majelis Intelektual dan Ulama Muda (MIUMI) Pusat, Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi dalam Launching dan Bedah Buku “Teologi dan Ajaran Syi’ah Menurut Referensi Induknya”di Hotel Sofyan Betawi Jl. Cut Meutia No. 9 Menteng Jakarta Pusat Ahad (02/11/2014).
Ia juga menyampaikan, bahwa ajaran Syiah banyak dusta dan memelintir sejarah, khususnya tentang para Sahabat Nabi. Misalnya saja jika Ali adalah penentang kepemimpinan Abu Bakar, Umar, dan Usman.
“Dusta. Faktanya Ali membaiat seluruh sahabat, tegasnya.
Ia mengutip pernyataan-pernyataan kebencian kaum Syiah kepada Sahabat-Sahabat Nabi. Salah satunya Sahabat Umar Ibn Khatab.
“….andaikan aku masuk surga lalu bertemu Umar di sana, maka aku akan minta kepada Allah agar aku dipindahkan ke neraka,” demikian kata Hamid buku “Teologi dan Ajaran Syi’ah Menurut Referensi Induknya.*

Bedah Buku “Teologi dan Ajaran Syiah”
Perbedaan Sunni – Syiah Cukup Banyak, Sampai Tataran Konsep Syariah
Ahad, 1 Februari 2015 - 05:50 WIB
“Media-media mainstream tidak banyak yang mengerti Syiah. Kita baca jika ada berita konflik Sunni-Syiah, media mainstream tidak mencari sebab, tapi mereka manampilkan akibanya saja.”
Orang Sunni yang mengatakan Ahlus Sunnah sama dengan Syiah seharusnya melihat bagaimana Syiah itu menilai tentang Ahlus Sunnah. Kenyataannya, mereka membenci Ahlus Sunnah.
Demikian salah satu pernyataan  KH. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi pada acara bedah buku “Teologi dan Ajaran Syiah Menurut Referensi Induknya”, Jum’at (30/01/2015) di Hotel Elmi Surabaya.
“Dalam buku ini kita beberkan Syiah secara ilmiah apa adanya dari syari’ah sampai akidah,” tegas putra pendiri Pesantren Gontor tersebut.
Hamid menilai perbedaan Ahlus Sunnah dengan Syiah cukup banyak. Tidak hanya akidah yang telah jelas itu, tetapi sampai pada tataran konsep-konsep syariahnya berbeda.
“Syiah itu berbeda  dari beberapa sisi. Seperti tentang isu tahrif al-Qur’an, Sahabat Nabi Shallallhu ‘Alaihi Wassalam dan syariat. Mereka misalnya, mengkafirkan semua Sahabat kecuali tiga”, tambahnya.
Dalam keterangannya, Hamid mempertanyakan kampanye Syiah yang mengajak bersatu dengan Ahlus Sunnah.
“Kenapa Syiah sekarang mau menyama-nyamakan dengan Ahlus Sunnah. Sementara di sana (Iran – pen)  mereka justru membeda-bedakan. Jumlah Sinagog Yahudi lebih banyak dengan jumlah masjid Sunni, kata direktur INSISTS itu.
Bagi Hamid, buku-buku induk Syiah perlu diungkap.
Katanya, semakin banyak ajaran Syiah yang diungkap, masyarakat mulai memahami bahwa teologi Syiah menyimpan kebencian terhadap pengikut Nabi Shallallhu ‘Alaihi Wassalam, yaitu Ahlus Sunnah.
Pernyataan Hamid itu ditegaskan oleh Idrus Ramli dari Aswaja Center PWNU Jawa Timur itu.
“Kita menyampaikan apa adanya tentang Syiah. Bahwa Syiah mengandung bid’ah. Dalam bid’ah Syiah itu ada yang dhalal (sesat) dan ada yang sampai pada kekufuran,” ujar pakarnya.
“Jika kita baca kitab-kitab Syiah, akan ditemukan mengaku sendiri bahwa Tuhan Syiah tidak sama dengan Tuhan yang disembah orang Sunni. Itu seperti dikatakan sendiri oleh Ni’matullah al-Jazairi,” ujar kiai alumni pesantren Sidogiri Pasuruan ini.
Idrus Ramli dalam kesempatan ini banyak menerangkan tentang Ahlul Bait yang sering dijadikan Syiah sarana kampanye.
“Yang membela dan mencintai Ahlul Bait adalah Ahlus Sunnah bukan Syiah. Ahlus Sunnah memasukkan istri nabi sebagai Ahlul Bait, sedangkan Syiah meyakini istri nabi bukan Ahlul Bait. Syiah ini merusak Ahlul Bait”, tambahnya.
Idrus menilai Syiah tidak layak mengaku pengikut Ahlul Bait apalagi pecintanya. Sebab, Syiah sebenarnya tidak punya sanad ke Ahlul Bait.
“Justru sebaliknya, semua imam madzhab dalam Ahlus Sunnah pernah berguru kepada Ahlul Bait. Seperti imam Hanafi, Maliki, Syafi’i belajar ke ulama dari Ahlul Bait Sunni tegas kiai asal Jember.
Sementara pemateri ketiga disampaikan oleh Henri Shalahuddin, MA. Henri yang juga editor bukut tersebut berpendapat bahwa ajaran Syiah itu banyak yang aneh-aneh dan tidak rasional.
“Memang, kalau baca fatwa-fatwa dan kitab mereka, banyak sekali yang aneh”, ujarnya.
Dalam keterangannya ia menampilkan gambar-gambar dan scan kitab dalam slide yang atraktif.
Dalam bedah buku ini juga dihadiri oleh Dr. Adian Husaini dan Herry Mohammad, redaktur senior Majalah Gatra.
Menanggapi keterangan Henry, menurut Adian, meski banyak ajaran yang aneh tapi yang lebih aneh di Indonesia banyak yang suka keanehan.
Logika mereka juga terlalu rendah untuk didebat.
“Jangan terlalu melayani mereka. Kita perlu bentengi Sunni”, tegas Adian
Karena itu saran Adian, kita tidak hanya sampai membeberkan keanehan-keanehan itu saja namun sudah saatnya harus menyadarkan Syiah.
“Sekarang kita perlu bentuk dai-dai muda yang bisa menyadarkan Syiah. Kita ajari mahasiswa misalnya untuk bisa mensunnikan kembali Syiah,” ujarnya.
Herry Mohammad dalam kesempatan ini mengapresiasi buku yang diterbitkan (Institute for Study of Islamic Thought and Civilization) INSISTS itu.
“Ini satu-satunya buku di Indonesia tentang Syiah yang disajikan secara ensiklopedis dengan bahasa ilmiah,” kata wartawan senior ini.
Kata dia, kita mencari tema-tema pokok Syiah apa saja bisa didapatkan di buku ini.
Secara khusus, buku ini kata Herry diharapkan bisa menjadi rujukan utama memahami Syiah. Terutama untuk para insan media.
“Media-media mainstream tidak banyak yang mengerti Syiah. Kita baca jika ada berita konflik Sunni-Syiah, media mainstream tidak mencari sebab, tapi mereka manampilkan akibanya saja.”
Padahal, baginya, media harus tahu penyebab utama terjadinya gesekan Syiah tersebut.
Bedah buku ini diselenggarakan oleh Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (InPAS) Surabaya bekerja sama dengan INSISTS dan MIUMI Jawa Timur.
Buku Teologi dan Ajaran Syiah Menurut Referensi Induknya merupakan kumpulan artikel ilmiah yang ditulis oleh delapan belas penulis. Mengupas seluk-beluk ajaran Syiah dengan merujuk kepada referensi induk mereka.*

ASWAJA Garis Lurus: Pemerintah Bisa Larang Aktivitas Syiah 
[ seperti Malaysia dan Brunei Larang Keberadaan Syiah ]
Ahad, 15 Februari 2015 - 13:27 WIB
Pemerintah bisa melarang berkembangnya Syiah serta segera menutup segala aktifitas yang berafiliasi kepada ajaran Syiah.
Pejuang Ahlus Sunnah (ASWAJA) Garis Lurus, yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Ribath Al Murtadla Al Islami Singosari Malang, KH. Luthfi Bashori Alwi mengatakan peristiwa penyerangan gerombolan pembela Syiah terhadap jama’ah majelis Az-Zikra adalah bukti Syiah merupakan berbeda dengan Ahlus Sunnah.
“Islam Indonesia adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah sesuai peninggalan Wali Songo,” kata KH Luthfi kepada hidayatullah.com, Sabtu (14/02/2015).
Karena itu, menurutnya, karena Indonesia adalah Negara Ahlu Sunnah, lebih baik penganut Syiah bisa bergabung dengan Negara Syiah, di Iran.
“Di sanalah Syiah menjadi agama resmi bagi negara Iran,” tegas KH Luthfi yang juga Ketua Komisi Hukum dan Fatwa MUI Malang.
Demi keutuhan NKRI sebagai Bumi Ahlus Sunnah wal Jamaah yang berdaulat, maka kata KH Luthfi sudah seharusnya pemerintah baik pusat maupun provinsi lebih mendahulukan kepentingan ketentraman umat Islam mainstream.
Langkah yang bisa dilakukan pemerintah antara lain dengan cara melarang berkembangnya Syiah di Indonesia serta segera menutup segala aktifitas yang berafiliasi kepada ajaran Syiah,” tutup murid Syeikh Muhammad Alawi al-Maliki, Makkah al-Mukarrama ini.*