Ada
sekelompok orang yang mengambil bagian harta dari Baitul-Maal, shalat bersama
orang-orang lainnya, namun mereka menyembah berhala secara diam-diam. Maka
didatangkanlah mereka ke hadapan ‘Ali bin Abi Thalib, lalu menempatkan mereka
di masjid – atau di penjara – .
‘Ali berkata, “Wahai sekalian manusia, apa pendapat kalian
tentang satu kaum yang mengambil bagian harta dari Baitul-Maal bersama kalian,
namun mereka menyembah berhala-berhala ini?”
Orang-orang berkata, “Bunuhlah mereka!”
Ali berkata, “Tidak, akan tetapi aku melakukan sesuatu kepada
mereka sebagaimana mereka dulu (yaitu para penyembah berhala) melakukannya
kepada ayah kita Ibrahim.”
Lalu ia membakar mereka dengan api. Hadits di atas diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Syaibah 10/142 & 12/392; sanadnya shahih.
Dari Suwaid bin Ghafalah: Bahwasannya ‘Ali pernah membakar
orang-orang zindiq di pasar. Ketika ia membakarnya, ia berkata, “Allah dan
Rasul-Nya benar.”
Kemudian ia berpaling dan akupun mengikutinya. Ia menengok
kepadaku dan berkata, “Suwaid?”
Aku berkata, “Benar,”
Aku lalu berkata, “Wahai Amiirul-Mukminiin, aku telah
mendengarmu mengatakan sesuatu.”
Ali berkata, “Wahai Suwaid, sesungguhnya aku tinggal bersama
kaum yang bodoh. Jika engkau mendengarku mengatakan, ‘Telah bersabda Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka itu benar.”
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 10/141 &
12/391-392; dan sanadnya hasan,
Syiah yang Dibakar
Imam Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Barri 12/270 mengatakan:
“Abul Mudhaffar Al Isfirayini mengatakan dalam Al-Milal wan-Nihal bahwa yang dibakar oleh ’Ali itu
adalah orang-orang Rafidlah yang mengklaim sifat ketuhanan pada diri ’Ali. Dan
mereka itu adalah Saba’iyyah. Pemimpin mereka adalah ’Abdullah bin Saba’,
seorang Yahudi yang menampakkan keislaman. Dia membuat bid’ah berupa ucapan
seperti ini.
Dan sangatlah mungkin asal hadits ini adalah apa yang kami
riwayatkan dalam juz 3 dari hadits Abu Thaahir Al-Mukhlish dari jalan ’Abdullah
bin Syariik Al-’Aamiriy, dari ayahnya ia berkata: Dikatakan kepada ’Ali, “Disana
ada sekelompok orang di depan pintu masjid yang mengklaim bahwa engkau adalah
Rabb mereka.”
Lantas beliau memanggil mereka dan berkata kepada mereka,
“Celaka kalian, apa yang kalian katakan?”
Mereka menjawab, “Engkau adalah Rabb kami, pencipta kami, dan
pemberi rizki kami.”
Ali berkata, “Celaka kalian, aku hanyalah seorang hamba seperti
kalian. Aku makan makanan sebagaimana kalian makan, dan aku minum sebagaimana
kalian minum. Jika aku mentaati Allah, maka Allah akan memberiku pahala jika
Dia berkehendak. Dan jika aku bermaksiat, maka aku khawatir Dia akan
mengadzabku. Maka bertaqwalah kalian kepada Allah dan kemballah.”
Tetapi mereka tetap enggan.
Ketika datang hari berikutnya, mereka datang lagi kepada ’Ali,
kemudian datanglah Qanbar dan berkata, “Demi Allah, mereka kembali mengatakan
perkataan seperti itu.”
Ali pun berkata, “Masukkan mereka kemari.”
Tetapi mereka masih mengatakan seperti itu juga.
Ketika hari ketiga, beliau berkata,”Jika kalian masih
mengatakannya, aku benar-benar akan membunuh kalian dengan cara yang paling
buruk.”
Tetapi mereka masih berkeras masih menjalaninya. Maka ’Ali
berkata, “Wahai Qanbar, datangkanlah kepadaku para pekerja yang membawa
alat-alat galian dan alat-alat kerja lainnya. Lantas, buatkanlah untuk mereka
parit-parit yang luasnya antara pintu masjid dengan istana.”
Beliau juga berkata, “Galilah dan dalamkanlah galiannya.”
Kemudian ia memerintahkan mendatangkan kayu bakar lantas
menyalakan api di parit-parit tersebut.
Ia berkata, “Sungguh aku akan lempar kalian ke dalamnya atau
kalian kembali (pada agama Allah).”
Maka ’Ali melempar mereka ke dalamnya, sampai ketika mereka
telah terbakar, ia pun berkata :
Ketika aku melihat perkara
yang munkar
Aku sulut apiku dan aku
panggil Qanbar
Ini adalah sanad yang hasan.”
Bantahan Ibnu Abbas
Diriwayatkan juga oleh Imam Al Bukhari dalam Shahih-nya, no. 3017,
bahwasannya ‘Ali radhiyallaahu ‘anhu pernah membakar satu kaum.
Sampailah berita itu kepada Ibnu ‘Abbas, lalu ia berkata,
“Seandainya itu terjadi padaku, niscaya aku tidak akan membakar mereka, karena
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Janganlah menyiksa dengan
siksaan Allah’. Dan niscaya aku juga akan bunuh mereka sebagaimana disabdakan
oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ‘Barangsiapa yang menukar agamanya,
maka bunuhlah ia.’”
Maka sampailah perkataan Ibnu Abbas itu pada ‘Ali, dan ia
berkata, “Benarlah Ibnu ‘Abbas.”
Perkataan Ali bin Abi Thalib ini diriwayatkan oleh Imam At
Tirmidzi no. 1458; dengan status shahih.
Dengan demikian, Ali bin Abi Thalib membenarkan pendapat Ibnu
Abbas serta mengoreksi pendapatnya terdahulu.