Monday, September 28, 2015

Dusta Kantor Berita Iran Pada Musibah Mina

MetroTV, Pemiliknya Anti Islam, Petinggi/Redakturnya Anti Islam, Medianya Anti Islam ! Muslim Yang Kaffah (QS. Al Baqarah: 208) Haram Menontonnya. ( baca referensi dibawah )
Metro TV Melansir Berita Hoax Media Iran (foto:google)
Oleh : A Syafiq
- Minggu, 27 September 2015
Islamedia – Di bulan ini, umat Islam dunia berduka atas musibah di tengah pelaksanaan ibadah haji di kota Mekkah. Namun, ditengah musibah tersebut, ada saja pihak yang ingin mengambil kesempatan dan keuntungan. Tepat beberapa jam setelah kejadian, Iran yang dipimpin pemimpin spiritualnya, Ayatollah Ali Khamenei, langsung “menunjuk hidung” dan menimpakan seluruh kesalahan kepada Arab Saudi tanpa memberikan kesempatan kepada otoritas KSA melakukan investigasi menyeluruh. Kemudian media-media pro Syiah Iran serempak membuat berita yang tidak dapat dipertanggung-jawabkan. Baca Al Jazeera, 24/9/2015.
Ada berita dari media Lebanon dan Iran yang mengabarkan bahwa Pangeran Muhammad Salman adalah penyebab terjadinya musibah di Mina yang menelan korban 717 meninggal dan lebih dari 800 orang cedera. Menurut laman tersebut, kedatangan Pangeran Salman yang berziarah dengan rombongan konvoi besar telah mengakibatkan jalur jamaah terpaksa dibelokkan. Setelah timbul kericuhan dan jatuh korban, rombongan tersebut buru-buru pergi dari tempat tersebut. Pihak kerajaan berusaha menutupi kejadian tersebut, yang kemudian dikabarkan ada 28 orang petugas dijadikan kambing hitam dan dihukum pancung
Benarkah kabar tentang Pangeran Salman yang menjadi penyebab utama musibah?

Benarkah sehari setelah musibah ada eksekusi hukuman pancung kepada petugas yang dianggap lalai?
Bisa dipastikan itu berita palsu alias hoax. Berita tersebut bersumberkan dari media – media yang selama ini punya track record yang buruk karena seringnya memproduksi / membuat berita palsu.

Berikut ulasan singkat berita palsu terkait musibah Mina, dan kemudian pemaparan daftar berita palsu yang dibangun media-media pro Syiah Iran.
HOAX 1: Pangeran Saudi Penyebab Musibah Mina
Pangeran Saudi Muhammad Salman dituding oleh media Lebanon Ad-Diyardan media Iran PressTV dan Al-Alam sebagai penyebab musibah Mina. Namun bukti yang digunakan media tersebut sangat lemah dan cenderung menyesatkan. Pada bagian pemberitaan media Al-Alam di menit ke 2:15, video lama kondisi Mina pada musim haji tahun 2012 digabung dengan tayangan situasi dan kondisi korban Mina tahun 2015. Lihat arsip Youtube 31 Oktober 2012.
Selain berita dari Al-Alam yang di dalam bagiannya mengandung dusta, terdapat indikasi kuat bahwa berita tersebut memang tidak benar, antara lain:
Tidak ada media-media international lain yang memberitakan tentang Pangeran Salman kecuali laman Lebanon dan Iran tersebut. Padahal peristiwa ini bisa dibilang sebagai musibah besar bagi umat Islam sedunia.
Dari saksi yang berada di lokasi kejadian, baik dari jamaah Haji Indonesia maupun dari negara lain, tidak ada yang mengatakan bahwa Pangeran Salman berada dekat dengan lokasi kejadian.
Malah justru ada faktor lain yang bisa diduga sebagai penyebab utama musibah tersebut, yaitu adanya kebiasaan jamaah dari Iran yang tidak disiplin waktu / jadwalnya dalam melempar jumrah, dan kebiasaan lain yang suka melawan arus balik agar lebih cepat kembali ke tempatnya.
Media As-Syarqul Awsath memberitakan bahwa pejabat di Muassasah Haji Iran menyebutkan ada sekitar 300 jemaah haji asal Iran telah melanggar pengaturan gelombang pelontaran Jamarat sehingga mengakibatkan penumpukan jemaah di Jalan 204 pada hari tasyriq pertama. Pergerakan ratusan jemaah haji asal Iran ini dimulai dari Muzdalifah pada Kamis pagi secara langsung menuju Mina guna melontar Jamarat. Mereka tidak kembali terlebih dahulu ke tenda-tenda mereka sebagaimana lazimnya jemaah haji, menunggu jadwal melontar yang ditentukan untuk mereka, dan dari Mina mereka kemudian kembali berlawanan arah di Jalan 204. Akibatnya jemaah haji yang tidak mematuhi jadwal melontar ini kemudian bertabrakan dengan jemaah haji yang menuju Mina guna melontar Jamarat pada waktu yang telah ditentukan buat mereka.
Kamera pemantau (CCTV) yang dipasang Pemerintah Arab Saudi telah merekam ketidakdisiplinan jemaah haji Iran ini pergi melontar Jamarat di luar waktu yang telah disediakan buat mereka. Padahal seharusnya jemaah haji Iran ini melontar beberapa jam setelah musibah terjadi, bersamaan jadwalnya dengan jemaah haji asal Turki.
Berdasarkan pantauan CCTV, media Arab News menjelaskan bagaimana 300 jemaah haji asal Iran yang melanggar disiplin sehingga menimbulkan kekacauan dan berakhir dengan musibah besar.
 arab-news-1
Jadi, berita yang sempat dikutip beberapa portal berita nasional di Indonesia tentang Pangeran Arab Saudi Muhammad Salman yang dianggap sebagai penyebab musibah tersebut bisa dipastikan HOAX.
HOAX 2: Hukuman Pancung Terhadap 28 Petugas
Sumber berita tentang dijatuhkannya hukuman pancung terhadap 28 petugas yang dianggap bertanggung jawab atas terjadinya musibah Mina bersumber dari kantor berita Iran Fars News Agency dan kantor berita Lebanon Ad-Diyar (yang berafiliasi dengan Hizbullah yang didukung Iran). Media nasional Okezone pada tanggal 25/7/2015 adalah media pertama yang melansir berita tersebut dari Ad-Diyar. Namun pada hari ini berita tersebut sudah tidak ada lagi, sepertinya sudah dihapus oleh admin Okezone. Kalau kita mengetikkan kata kunci: 28 pancung saudi … masih terlihat di mesin pencari Google.
Andai berita tersebut benar tentu bukan media Iran saja yang memberitakannya. Kenyataannya tidak ada satupun media besar di Arab Saudi yang memberitakan. Saya telah menanyakan ke teman saya sekaligus partner diskusi bedah kasus ini, Dinar Zul Akbar, yang saat ini sedang kuliah di Islamic University of Medina, bahwa menurutnya tidak ada berita seperti itu di Arab Saudi.
Jelas terasa sangat janggal beritanya, bayangkan saja .. peristiwa musibah Mina terjadi di hari Kamis, lha kok keesokan harinya (Jumat) dikabarkan bahwa otoritas Arab Saudi mengeksekusi 28 petugasnya, padahal investigasi belum kelar, tidak mungkin pemerintah Saudi langsung mengambil keputusan hukum qishash tanpa menggelar proses pengadilan. … Asal tahu saja, bahwa pelaksanaan qishash tidak semudah itu dijalankan. Hukum qishash atau pancung selalu ada proses pengadilan yang tidak sebentar, pembuktiannya harus bernar-benar kuat.
Media Arab Saudi KHBARNA, pada tanggal 26/9/2015, memberitakan bahwa kerajaan Arab Saudi membantah adanya eksekusi hukuman pancung kepada 28 petugasnya terkait musibah Mina.
Jadi, kabar hukuman pancung yang sangat janggal ini, namun sempat oleh Okezone, kemudian disebarluaskan secara berjamaah oleh berbagai portal berita nasional di Indonesia seperti MetroTV, Tempo, dan lain-lain tanpa melalui proses klarifikasi menyeluruh, adalah berita HOAX 1000%.
Sungguh menyedihkan, berbagai portal berita nasional kita yang bisa dibilang senior telah meninggalkan dua dari sepuluh elemen jurnalisme yaitu Elemen Kebenaran dan Elemen Disiplin Verifikasi. Ketika Negara A mengabarkan tentang Negara B ke seluruh penjuru dunia, sudah seharusnya media melakukan verifikasi, memeriksa kebenarannya pada pejabat otoritas di Negara B. Yang terjadi dalam pemberitaan musibah Mina ini, semua berita miring bersumber pada kantor berita Lebanon dan Iran, tanpa ada cover both side. Tak ada satupun narasumber dari kerajaan Arab Saudi atas berita miring tersebut.
.

Inilah Daftar Dusta Kantor Berita Iran, Fars News Agency dan media pro Syiah Iran lainnya
Fars News Agency merupakan corong berita pemerintah Iran yang sering membuat dan menyebarkan berita-berita dusta. Namanya pabrik berita dusta, maka kita bisa menyebutnya sebagai bapaknya kedustaan. Berbagai berita dusta yang dibuat dan sempat menghebohkan dunia internasional antara lain:
Dusta 1:

Pada tahun 2012, televisi Iran sengaja mengubah terjemahan pidato Presiden Mesir, Muhammad Mursi, yang disampaikan dalam bahasa Arab. Mursi mengutuk pemerintah Suriah (yang merupakan sekutu Iran) atas pembantaian terhadap rakyatnya dan mengajak dunia untuk membantu masyarakat Suriah menuju kebebasan dan kebangkitan. NAMUN pidato tersebut dipelesetkan / diubah oleh Televisi Iran dengan terjemahan bahasa Persia, agar dunia mau membantu masyakarat Bahrain merdeka dari pemerintah Mesir. Nama Suriah yang disebut Mursi, diubah oleh televisi Iran menjadi Bahrain. Jadi kesannya bahwa Mursi tidak melihat ada konflik di Suriah, saat Mursi menyebut negara-negara yang terkena musim semi Arab atau Arab Spring dalam pidatonya. Jelas saja, ini merupakan kedustaan yang sangat memalukan, demi kuatnya pengaruh Teheran di dunia Arab. Sumber: alarabiya.net.
Dusta 2:

Fars News Agency juga berdusta dengan menyatakan telah mewancarai Muhammad Mursi. Menurut media dusta tersebut, Mursi menyatakan secara resmi bahwa betapa pentingnya menjalin kembali hubungan antara Iran dan Mesir.
Tatkala dibantah maka Fars News Agency membantah kembali dengan merekayasa bunyi rekaman wawancara Presiden Muhammad Mursi (Elwatan News, 25/6/2012). Betapa luar biasa jahilnya media ini.
Kemudian pemerintah Mesir menegaskan bahwa rekaman wawancara tersebut adalah rekayasa dengan penggunaan tekhnologi suara, simak di siniMarebPress, 25/6/2012 atau World News, 26/6/2012. Selanjutnya Mesir akan menggugat Far News Agency yang membuat wawancara palsu tersebut (BBC, 27/6/2012).

Dusta 3:

Fars News Agency pernah mengabarkan berita dusta bahwa Kerajaan Arab Saudi akan menggusur makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk perluasan Masjid Nabawi. Isu ini telah memicu protes keras kaum muslimin dunia, termasuk di Indonesia.
Ketidakbenaran berita itu semakin tegas setelah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bertabayyun langsung dari pemerintah Arab Saudi. Hasil klarifikasi resmi adalah bahwa pemerintah Kerajaan Arab Saudi tidak ada sedikitpun rencana memindahkan makam Nabi. Yang benar, proyek perluasan Masjid Nabawi meliputi sayap Timur dan Barat masjid tanpa melakukan pengrusakan terhadap kuburan Nabi dan dua sahabatnya yang mulia. Kemudian Menag juga menghimbau agar umat muslim di Indonesia tidak terpancing dan tersulut emosinya oleh pihak-pihak yang ingin mengadu domba umat muslim di dunia. Baca Islam Pos dan Konsultasi Syariah.
Setelah dustanya diketahui seluruh dunia, original berita di situs media tersebut dihapus, namun kita bisa membaca arsip beritanya yang di-copas oleh The Free Library di sini: “Muslim World Stunned by S. Arabia’s Plan to Destroy Prophet’s Mosque” by Fars News Agency.
Dusta 4:

Masih segar dalam ingatan, bahwa pada awal April 2015, Al-Alam News Network pernah membuat berita palsu yang mengklaim bahwa Mufti Besar Arab Saudi Syeikh Abdulaziz al-Sheikh mengeluarkan fatwa bahwa suami boleh makan istri jika terjadi kelaparan ekstrim. Padahal website mufti Arab Saudi tidak mencantumkan adanya ‘fatwa’ itu. Sila baca CNN, 27 April 2015.
Dusta 5:

Fars News Agency ternyata sering mengarang berita dengan merekayasa foto. Salah satu contohnya adalah adanya pengakuan salah seorang reporter Amir Farsyad Ibrahimi yang pernah mengirim sebuah foto pada tahun 2008 dimana beliau berbaring di samping serdadu Israel tatkala ada rudal yang jatuh di kota Sderot. Foto tersebut kemudian direkayasa oleh Fars News Agency dengan mengarang sebuah berita bahwasanya ada rudal yang jatuh di padang Naqob yang menyebabkan dua serdadu Israel terluka. (Al Bilad Press).
Dusta 6:

Fars News Agency membuat berita dusta bahwa Kerajaan Arab Saudi telah menghapus rezim Zionis Israel dari daftar musuh. Fars News juga melaporkan bahwa Departemen Informasi Saudi memerintahkan media-media di negaranya untuk tidak mempublikasikan artikel tentang bahaya Israel bagi kawasan Timur Tengah. Parahnya media di Indonesia main kutip saja tanpa tabayyun, salah satu contoh: Republika, 10/10/2012. Ini sudah keterlaluan dustanya. Begitu konyol. Sungguh kurang kerjaan bila ada sebuah negara mempunyai daftar teman dan daftar musuh.
Dusta 7:

Fars News Agency berdusta tentang berita adanya gadis Suriah yang dirajam hingga tewas gara-gara punya akun FB. Anehnya, berita konyol ini juga disamber oleh berbagai portal berita nasional kita. Foto yang digunakan dalam pemberitaan tersebut ternyata adalah bagian dari film “The Stoning of Soraya M”. Simak ulasan detailnya di sini.
Dusta 8:

… Insya Allah, akan ditambah daftarnya bila sempat.
Maka tak aneh kalo media The Blaze menulis bahwa Fars News Agency memang sering menyajikan berita hoax yang aneh-aneh, konyol, berbau fitnah. Saya kutip pernyataannya dari sini, sebagai berikut:
The story appears to have originally been reported in English by Iran’s Fars News Agency,which doesn’t always have the best track record for reliability. For example, it reported last month on the “alien/extraterrestrial intelligence agenda” driving U.S. policy, which bizarrely linked President Barack Obama, Adolf Hitler and space aliens.
Itulah sebagian daftar dusta yang diproduksi kantor berita Iran Fars News Agency dan teman-temannya, bahkan sebagian penduduk Iran ketika mengomentari kedustaan Kantor Berita Iran berkata:
“Bukan hanya Kantor Berita Iran yang pendusta, bahkan pemerintahan Iran adalah pemerintahan yang dibangun atas kedustaan. Kami diperintah oleh pemerintahan dusta” [Al Bilad Press]
Maka sangat disayangkan bila berbagai portal media nasional kita main gampang banget nyamber berita dari media-media Iran yang disebut di atas yang selama ini sering memproduksi berita dusta / palsu / hoax, yang berakibat sebagian netizen atau Warga Negara Indonesia terpancing isu tanpa dasar kuat. Sangat disayangkan.
Clear ya…

Sekarang jawablah pertanyaan ini dengan jujur.
Apakah Anda masih mudah percaya atas kabar yang disampaikan pembawa berita yang sudah dikenal sebagai pembuat berita palsu?
Periksa hati nuranimu. Yakinilah bahwa tidak akan ada kebaikan sedikitpun atas segala sesuatu yang dibungkus dengan dusta dan fitnah. Jauhi taqiya.
Hati-hati, selain bertebaran berita dusta, di media sosial juga banyak bertebaran foto / gambar yang diragukan kebenarannya. Semoga kita semua bisa menyikapinya dengan kritis dan cerdas. Disiplin verifikasi / tabayun.
Wallahu a’alam bish showab.
Semoga para jamaah yang menjadi korban musibah Mina diterima amal ibadahnya dan mabrur hajinya. Dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan keridhoan. Aamiin.
Salam semangat tabayyun,




Terkait MetroTV anti Islam :