Pemerintah Malaysia Melarang Syiah, Indonesia
Kapan?
Singapura Perlakukan Syi'ah dan Ahmadiyah Bukan
Bagian dari Islam ( sama dengan Malaysia dan Brunei ).Kapan di Indonesia ?
Masukan Untuk Menteri Agama Lukman Hakim
Saifuddin Terkait Risalah Amman
Negara Brunei terus
memantau pergerakan dan pengaruh Syiah di negaranya guna memastikan paham sesat
tersebut tidak menular terhadap rakyat negara negara petro dollar itu.
Pegawai Penyelidik Ugama
Kanan,
Jabatan Mufti Kerajaan,
Jabatan Perdana Menteri, Brunei, Mas Reduan Jumat berkata, kerajaan Brunei akan
sentiasa memantau pengaruh paham sesat tersebut agar tidak masuk dan merebak di
Brunei.
"Kami ambil pelajaran
dari pengaruh Syiah di Malaysia karena itu kita khawatir pemahaman ini akan
menular di Brunei.
"Kami tidak tahu apakah
ada aliran Syiah yang sedang bergerak secara sembunyi-sembunyi di Brunei,
secara terang-terangan tidak nampak, namun kami akan sentiasa memantau segala
perkembangan," ungkapnya sebagaimana dilansir 1utusan.com, 20-11-2013.
Beliau berkata demikian
kepada wartawan selepas menyerahkan kertas kerja berjudul 'Sumbangan Ulama
Bermazhab Syafie Kepada Ilmu dan Pembangunan Masyarakat di Negara Brunei
Darussalam' pada Simposium Serantau Ahli Sunnah Wal Jamaah 2013 di Dewan Seri
Sarjana, Universiti Tenaga Nasional (Uniten) Kajang, di sini hari ini.
(nisyi/syiahindonesia.com)
http://www.syiahindonesia.com/2015/10/pemerintah-brunei-awas-terhadap-ajaran-syiah-indonesia-kapan.html
http://www.syiahindonesia.com/2015/10/pemerintah-brunei-awas-terhadap-ajaran-syiah-indonesia-kapan.html
Posted on Oct 20th, 2015
Pernah orang Indonesia atas
nama ulama dari lembaga ulama Indonesia ketika menghadiri konferensi di
Malaysia justru mengusulkan untuk dipakainya mazhab kelima yakni Ja’fari
(maksudnya Syiah). Itu pada tahun 1997-an.
Tahu-tahu sosok yang “jualan” syiah di negeri tetangga itu hangat dibicarakan
para tokoh Islam, karena kabarnya Pak Harto mau mengangkanya jadi menteri agama
tahun 1998.
Para tokoh Islam sangat
khawatir, maka berita kejadian di Malaysia itu kalau diekspose di media maka
akan memberi gambaran kepada Umat Islam bahkan kepada Presiden Soeharto.
Diharapkan bisa diketahui jati dirinya, hingga agar tidak jadi diangkat jadi
menteri agama. Maka seorang wartawan menelepon kepada sumber berita yang
mengetahui masalah itu. Sayangnya, sumber berita yang sudah pernah menceritakan
itu, ketika dikonfirmasi, dia tidak mau untuk bicara, walau tidak menepisnya.
(Maklum, di zaman itu, orang banyak yang takut, sekalipun tingkatnya tokoh.
Giliran kini mereka tidak takut lagi, sayangnya justru tidak sedikit yang ikut
“ngedan”). Walaupun demikian, qadarullah muncul pernyataan yang beritanya
beredar pula sebagai berikut.
Benarkah Quraish Shihab penganut faham Syi’ah?
by nahimunkar.com – Posted on Apr 23rd, 2012
LPPI (Lembaga Penelitian dan
Pengkajian Islam) di Jakarta pernah mendapatkan surat pernyataan dari Osman Ali
Babseil (PO Box 3458 Jedah, Saudi Arabia, dengan nomor telepon 00966-2-651
7456). Usianya kini (tahun 2008) sekitar 74 tahun, lulusan Cairo University
tahun 1963.
Dengan sungguh-sungguh seraya
berlepas diri dari segala dendam, iri hati, ia menyatakan:
1. Sebagai teman dekat sewaktu mahasiswa di Mesir pada tahun 1958-1963, saya
mengenal benar siapa saudara Dr. Quraish Shihab itu dan bagaimana perilakunya
dalam membela aqidah Syi’ah.
2. Dalam beberapa kali dialog dengan jelas dia menunjukkan sikap dan ucapan
yang sangat membela Syi’ah dan merupakan prinsip baginya.
3. Dilihat dari dimensi waktu memang sudah cukup lama, namun prinsip aqidah
terutama bagi seorang intelektual, tidak akan mudah hilang/dihilangkan atau
berubah, terutama karena keyakinannya diperoleh berdasarkan ilmu dan
pengetahuan, bukan ikut-ikutan.
4. Saya bersedia mengangkat sumpah dalam kaitan ini dan pernyataan ini saya
buat secara sadar bebas dari tekanan oleh siapapun.
Pernyataan itu dibuat Osman
Ali Babseil pada bulan Maret 1998, menjelang Quraish Shihab akan diangkat jadi
menteri agama oleh Presiden Soeharto, dan banyak dari kalangan ummat Islam
sudah mengkhawatirkannya, karena masalah syiah itu. Kemudian Quraish Shihab
ternyata benar-benar diangkat jadi menteri agama republic Indonesia, namun dia
hanya sempat jadi menteri agama selama 70 hari, karena Presiden Suharto lengser
dari kursi kepresidenan pada tanggal 21 Mei 1998.
Ilustrasi: kolom-biografi.blogspot.com
***
Meskipun demikian, ternyata
QS tetap diangkat jadi menteri agama, dan pernah mengenyam sebagai menteri
selama 70 hari di tahun 1998 itu yang berakhir dengan berakhirnya kepemimpinan
Soeharto.
(nahimunkar.com)