Saturday, October 3, 2015

Siapa Lagi Mukmin yang Masih Sanggup Berjuang di Suriah?

Posted by Muslimuna.com on Jumat, Oktober 02, 2015
Siapa lagi Mukmin yang masih sanggup berjuang di palagan perang di Sruiah? Setiap hari menghadapi kematian. Setiap hari pesawat tempur Rusia menumpahkan rudal. Setiap hari pesawat tempur rezim Bashar al-Asssad menghujani dengan bom 'barrel'.
Setiap hari pesawat tempur koalisi Amerika menyerang orang-orang yang masih bertahan di Suriah. Melengkapi penderitaan Mukmin di Suriah. Penderitaan tanpa batas. Penderitaan yang sudah tidak ada bandingan di muka ini. Perang yang sangat brutal. Tidak ada dalam sejarah kemanusiaan, seperti yang terjadi di Suriah.
Setiap hari hanya melihat pemandangan yang sangat mengerikan. Kematian, kehancuran, dan orang-orang yang terluka dan mengerang kesakitan. Setiap hari hanya melihat orang-orang berlarian mengusung jenazah, menyelamatkan diri dari kamatian, atau berlari meninggalkan rerunuhan gedung yang hancur, atau mengangkat korban dari timbunan reruntuhan gedung.
Sekali pesawat tempur rezim Bashar al-Assad, menjatuhkan bom 'barrel' lebih dari 100 orang tewas, dan ratusan lainnya luka-luka. Perang di Suriah, sejatinya hanyalah pembantaian massal atau 'horror' terhadap rakyat sipil, yang diperagakan oleh rezim Bashar al-Assad. Kekejian yang sangat biadab. Tapi, masih ada yang mengatakan bahwa membela Bashar al-Assad, menyelamatkannya dari kejatuhan Suriah ke tangan teroris?
Hanya dengan berbekal kata 'teroris' sekarang, Rusia, Amerika, Iran, dan Bashar, tanpa hati nurani melakukan pembantaian massal terhadap rakyat Suriah. Dengan alasan memerangi Daulah Islamiyah (ISIS), kemudian terus-menerus menghujani rakyat Suriah dengan rudal dan bom 'barrel'. Kekejian yang sangat biadab, dan tidak ada bandingannya dalam sejarah kemanusiaan.
Sungguh sangat ironi, September 2013, Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pernyataannya yang menjadi 'headliine' di New York Times, memperingatkan Amerika Serikat bahwa serangan yang dilancarkan terhadap Suriah "akan menghasilkan lebih banyak korban yang tidak bersalah dan akan terus terjadi eskalasi, berpotensi menyebarkan konflik jauh melampaui perbatasan Suriah”, ucap Putin.
Sekarang, dua tahun kemudian, Moskow melakukan kampanye pengeboman sendiri di Suriah, menargetkan para pejuang Islam, dan hanya ingin menyelamatkan rezim Assad dan meningkatkan bargainingnya secara geopolitik di Timur Tengah.
Tindakan Rusia ini hanya akan menciptakan bencana kemanusiaan dalam sejarah dunia Arab, dan hanya akan memperpanjang konflik, memperluas eskalasi lebih dalam, dan menghancurkan usaha-usaha penyelesaian politik.
Sejatinya, Putin tanpa malu, mengatakan kepada Charlie Rose (CNN), hari Minggu lalu, ketika ditanya tentang serangan udara Rusia itu, apakah tujuannya menyelamatkan Assad, "Itu benar.. kami memberikan bantuan kepada pemerintah Suriah yang sah”, tuturnya.
Perang di Suriah telah melibatkan ribuan pejuang asing, dan para pejuang asing itu terlibat di medan perang langsung menghadapi rezim Bashar al-Assad. Dengan serangan udara yang dilakukan oleh Putin, semakin mendorobg banyaknya para pejuang terjun ke Suriah.
Rezim Bashar al-Assad telah menggunakan semua jenis senjata, termasuk menggunakan bom 'barrel', gas sarin, dan melakukan pembantaian terhadap  anak-anak di  sekolah-sekolah, orang-orang di pasar sayur dan penjual di toko roti dan rumah-rumah penduduk sipil. Semuanya disasar dengan alasan menyerang 'teroris'.
Sekarang, tujuan kebijakan Putin tampaknya fokus memperkuat posisi Assad di pantai dan bagian depan wilayah Selatan, dan mendukung pasukan tentara Bashar yang sudah kehilangan nyali perang. Tapi, itu tidak akan pernah berhasil. Pasti akan gagal.
Moskow berada di persimpangan jalan di Suriah dan harus memilih antara penyelesaian politik atau eskalasi militer yang akan membuat "Afghanistan baru". Moskow pasti akan membayar mahal atas keterlibatannya dalam perang di Suriah. Menteri Pertahanan AS Ashton Carter, mengatakan bahwa serangan udara Moskow, diibaratkan "menuangkan bensin pada bara api".
Serangan udara Rusia itu, seperti menggembleng para Jihadis, seperti yang pernah terjadi di Afghanistan tiga dekade lalu. Inilah yang bakal terjadi. Tidak akan pernah mundur para Jihadis dari medan palagan. Mereka orang-orang yang dengan ikhlas mewakafkan jiwa dan raganya, bagi kemuliaan Islam. Mereka akan secara totalitas terus berperang dan tidak akan meninggalkan medan perang.
Suriah akan mirip dengan Afghanistan. Uni Soviet mengirim "tentara dan penasihat" ratusan ribu ke Afghanistan di awal 70 an. Ingin mengakhiri pemberontakan negeri di kaki Himalaya. Namun, Rusia dikalahkan oleh Mujahidin dan kemudian menarik pasukannya tahun 1989. Bersamaan runtuhnya imperium komunis Soviet.
Sekarang, dua puluh enam tahun kemudian, Rusia sedang berjudi dan mencoba mengalahkan para Mujahid di Suriah dengan serangan udara. Sementara Rusia mengandalkan tentara Assad, milisi Hizbullah, pasukan reguler Iran, di darat.
Presiden Rusia Vladimir Putin, Juli lalu,  menerima pemimpin Garda Revolusi Iran, Jenderal Qassem Suleimani, yang terlibat dalam perang di Irak. Sementara itu, dalam perang di Suriah, Hesbullah dalam dua tahun terakhir kehilangan 1500 pejuangnya. Inilah kenyataan  pahit yang harus diterima Iran dan Hesbullah.
Perang di Suriah yang melibatkan ribuan jihadis asing dan pejuang Islam di medan perang, dan pasti akan berakhir dengan kemenangan mereka. Serangan udara Rusia hanya akan lebih menggembleng mereka, menjadi orang-orang yang sabar, menanti janji Rabbnya, dan janji-Nya tidak akan pernah diingkari. 
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan 'Rabb kami adalah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka (seraya mengatakan), Janganlah kalian merasa takut dan janganlah kalian merasa sedih, dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalina. Kamlah pelindung-pelindung kallian dalam kehidupan dunnia dan di akhirat dann didalamya kalian memperoleh apa ang kalian inginkan dan memperoleh (pula) apa yang kalian minta. Sebagai rezeki yang tersedia bagi kalian, dan Rabb Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Siapakah yang leibh baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allahl, mengerjakan amal yagn shalih dan berkata “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerahkan diri”. (a-Qur'an : Fushllat : 30-33).
Semoga engkau tetap bershabar di bumi jihad Suriah, wahai para Mujahid. Wallahu'alam.