Friday, December 18, 2015

Negara Teroris Syi’ah Iran : Anak Sunni Umur 17 Tahun (Setelah Ditahan 4 Tahun ) Dihukum Mati Meski Tak Bersalah. Disiksa Kehilangan Limpanya. Ibunya Mau Menggantikan Hukuman Matinya. Kekejamannya Melebihi Zionis Yahudi ! Syuhada, Insya Allah

sunni iran

Meski Tak Bersalah, Pemuda Sunni Iran Ini Dijatuhi Hukuman Mati

sunni iranIbu-Syahram

Mahkamah Agung Iran akhirnya memutuskan hukuman mati terhadap Barzan Nasrallah Zadeh, 22 tahun. Barzan ialah seorang remaja yang berasal dari Sanandaj, Propinsi Kurdistan, yang merupakan basis Ahlusunnah di Iran.
Surat keputusan akan segera dikirim ke departemen eksekusi umum. Itu artinya eksekusi akan dilakukan dalam waktu dekat.
Barzan ditangkap pada 29 Mei 2010. Ketika itu umurnya masih 17 tahun 5 bulan. Dalam masa penantian hukuman mati tersebut, dia ditahan di lobi 04 ruangan no 10 di Penjara Gohardasth, Karaj, sekitar 20 kilometer dari Teheran, sejak penangkapannya hingga saat ini.
Ayah Barzan, Muhammad Salim Barzan mengatakan, “anak saya lahir pada tahun 1992. Dia ditangkap saat usianya menginjak 17 tahun. Dia tidak memiliki apapun kecuali satu komputer pribadi. Setelah anak saya divonis hukuman mati. (Kami memprotes karena, red) anak saya tidak pernah membunuh siapa pun. Anak saya tidak pernah berhubungan dengan instansi apapun. Anak saya tidak pernah memiliki senjata tajam.
“Lalu saya katakan kepada salah satu pejabat, ‘kami akan menerima hukuman mati tersebut jika anak saya terbukti membunuh. Tetapi anak saya tidak pernah membunuh siapa pun, lalu mengapa anda menjatuhi hukuman mati kepadanya? Pejabat itu tidak bisa menjawab.”
Hakim mengeluarkan hukuman mati secara sepihak. Pasalnya, selama masa penahanan Barzan disiksa dan dipaksa membuat pengakuan palsu dalam bentuk video pada 16 November 2013.
Selain itu, Barzan dilarang menghadiri sidang. Bahkan pangacaranya pun, tidak boleh mengajukan pembelaan dan berkas-berkas dalam sidang.
Barzan Nasrallah Zadeh adalah pemuda sunni yang dieksekusi mati di Iran tanpa kejahatan apapun
Hakim yang memberi hukuman mati ialah Jaksa Agung Mohammmad dengan tuduhan bahwa Barzan “menentang Allah” dan “bekerja sama dengan instansi yang bertujuan mengacaukan negara”.
Perlu diketahui, Barzan ditangkap ketika pulang dari sekolah. dia disekap oleh intelijen Iran yang yang menyamar dengan mengunakan pakaian sipil.
Barzan ditembak di perutnya dan mengalami luka. Akhirnya, dia dilariikan ke rumah sakit setempat, disana Barzan hanya dirawat selama satu jam. Kemudian dia dipindahkan ke markas besar intelijen di Sanandaj.
Karena kelalaian medis, Barzan harus kehilangan limpanya. Semenjak itu, Barzan selalu bermasalah dengan kesehatan. Saat ia ditahan di penjara, Barzan tidak menerima perawatan medis sedikit pun.
Warga Sunni Iran memang kerap mendapat perlakuan diskriminatif dari pemerintah yang berhaluan Syiah. Warga Ahlusunnah di wilayah barat laut, barat daya dan tenggara Iran kerap mendapat pembatasan akses pendidikan, kesehatan. Tak jarang, sejumlah warga ditangkap dan dijatuhi hukuman mati seperti Barzan.
Penulis: Syafi’i Iskandar

Sumber: Balatarin.com, ppa-iran.com, mojahedin.org


Dai sunni hendak dieksekusi mati di iran, ibunda : biar aku saja yang mati dan menggantikan hukumannya

syahram

Rabu, 11 Nov 2015 – 05:53 0
Syahram Amiri Ahmadi
TEHERAN (gemaislam) –Vonis mati yang ditimpakan Mahkamah Agung Iran kepada salah seorang da’i sunni bernama Syahram Amiri Ahmadi membuat sang ibunda merasakan kepedihan yang mendalam. Pasalnya, sebelum Syahram divonis mati, sang adik telah terlebih dahulu dieksekusi oleh pemerintah Iran.
Jelang eksekusi matinya, ibunda Syahram yang bernama Kheir Faramarzi, menuliskan sebuah surat terbuka kepada pemerintah Iran.
“Hukum mati saja aku, sebagai pengganti dari hukuman anakku,” tulis Faramarzi yang dikutip dari laman alarabiya, Selasa (10/11/2015).
Dalam suratnya, Faramarzi mengungkapkan kesedihannya akan nasib yang dialami oleh anaknya. Syahram sendiri telah ditahan sejak 2009 silam selepas pulang dari masjid.
Kheir Faramarzi bersama foto dua anaknya
“Mereka ingin membunuh anakku Syahram pada usianya yang belum genap 30 tahun, padahal dia menghabiskan hari-harinya di sel pengasingan selama 7 tahun. Mereka memberikan vonis mati terhadap anakku hanya dikarenakan melakukan kegiatan keagamaan. Aku hanyalah seorang ibu yang tak berdaya, apa yang bisa aku lakukan?. Sedangkan mereka telah membunuh adiknya, Bahram Ahmadi,” lanjut Farmarzi.
Faramarzi kemudian meminta agar hukuman mati sang anak bisa dipindahkan pada dirinya.
“Hukum mati lah aku sebagai ganti dari hukuman anakku dan kalian bisa tenang. Kematian lebih mulia untukku daripada kehidupan yang sekarang aku jalani,” tutupnya.
Pihak berwenang Iran sendiri kini telah memindahkan Syahram ke penjara Rajai Syahr yang terletak di barat laut kota Teheran.
Siapa Syahram Amiri Ahmadi?
Syahram Amiri Ahmadi lahir pada tahun 1986 di wilayah Sanandaj, Provinsi Kurdistan. Ia adalah seorang da’i sunni yang berdakwah kepada masyarakat sekitar baik melalui dakwah langsung ataupun melalui media seperti penyebaran buku-buku dan vcd.
Pada tahun 2009, pemerintah Iran menangkapnya dengan tuduhan serius, diantaranya adalah memerangi agama Allah, membahayakan keamanan nasional dan beragam tuduhan lainnya. Pada malam penangkapannya, Syahram ditembak oleh pasukan keamanan pemerintah Iran dibagian punggungnya tanpa ada tembakan peringatan terlebih dahulu selepas pulang dari masjid.
Setelah tiga tahun dikurung dalam sel, akhirnya pemerintah Iran menggelar peradilan Syahram pada Oktober 2012. Dalam peradilan yang hanya berlangsung lima menit dan tanpa disertai pengacara Syahram, pemerintah Iran akhirnya memberikan vonis mati untuk Syahram.
Pihak keluarga sendiri berulang kali meminta agara Syahram diadili secara formal dengan menghadirkan pengacara dan pembelaan secara hukum. Sayangnya permintaan keluarga tidak ditanggapi oleh pemerintah Iran.(arc)
Sumber : https://gemaislam.com/748-748.html


Ratusan Demonstran Kutuk Iran di Depan Kantor PBB

30 Sep 2015 09:18
New York – Ratusan orang menggelar demonstrasi di depan kantor pusat PBB di New York, AS, di saat konferensi Majelis Umum PBB yang 70. Mereka mengutuk kebijakan politik dan intervensi Iran dalam urusan negara-negara Arab.
Aksi yang dilakukan pada Selasa (29/09) bertepatan dengan pidato Presiden Iran Hassan Rauhani di hadapan peserta konferensi.
Dilansir dari Al-Jazeera, para demonstran adalah aktivis dan oposisi Iran, Suriah dan Yaman. Kendati demo ini digelar setiap tahun oleh aktivis, namun kali ini pesertanya lebih banyak dan dari berbagai warga negara.
Demonstran mengangkat slogan-slogan mengutuk dukungan Iran terhadap organisasi-organisasi zalim di Suriah dan Yaman. Begitu juga, dukungan Iran terhadap faksi-faksi bersenjata yang membuat kerusuhan di negara Arab.
Mereka menuduh Iran berada di balik kekacauan dan kerusakan di Suriah, Yaman dan Iraq. Segala peran rezim Iran dalam menyelesaikan kekacauan itu harus ditolak.
Para demonstran juga mendesak PBB mengakhiri kebijakan Iran di wilayah Arab. Iran harus dipaksa untuk tidak mengganggu urusan negara tetangga.
Sementara itu, Rauhani dalam pidatonya menyampaikan tentang pecahnya krisis di lebih dari satu negara Arab. Menurutnya, krisis itu lebih buruk karena ada campur tangan militer negara lain.
Sumber: Al-Jazeera
Penulis: Hunef Ibrahim

PBB Kutuk Pelanggaran HAM di Iran dan Korut