Pemimpin
Tertinggi Syiah Iran: Kami akan Balas Eksekusi Saudi
Senin, 04 Januari 2016 05:56 WIB
TEHERAN (Jurnalislam.com) - Arab Saudi
akan menghadapi balas dendam besar atas eksekusi tokoh Syiah terkenal, pemimpin
tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada hari Ahad setelah
pengunjuk rasa menyerang kedutaan Saudi itu di Teheran, World Bulletin melaporkan,
Ahad (03/01/2015).
"Darah yang tumpah secara tidak adil dari martir
ini akan menghasilkan konsekuensi yang cepat," Khamenei mengatakan kepada
para ulama di ibukota, mengenai Nimr al-Nimr yang dieksekusi bersama dengan 46
orang lainnya pada hari Sabtu (02/01/2015).
" Nimr al-Nimr ini tidak menghasut orang dalam
aksi bersenjata atau diam-diam bersekongkol melakukan plot tetapi satu-satunya
hal yang dia lakukan adalah melancarkan kritik kepada publik berdasarkan
semangat religius."
Khamenei menyebut pembunuhan Nimr sebagai kesalahan
politik pemerintah Saudi.
"Tuhan tidak akan mengampuni ... dan akan
menghantui para politisi rezim ini," tambahnya.
Kutukan terkuat datang dari rival lama Riyadh,
Teheran.
"Pemerintah Saudi juga mendukung gerakan teroris
dan ekstremis, tetapi menentang kritikus domestik dengan melakukan penindasan
dan eksekusi," kata juru bicara kementerian luar negeri Iran Hossein Jaber
Ansari.
"Mereka akan membayar harga tinggi karena
mengikuti kebijakan ini", ia memperingatkan.
Sebaliknya, Arab Saudi menuduh Iran mensponsori teror
dan merusak stabilitas regional, saat pertikaian diplomatik antara kedua negara
meningkat sejak Sabtu setelah eksekusi Saudi terhadap seorang tokoh Syiah
terkemuka.
"Rezim Iran adalah rezim terakhir di dunia yang
bisa menuduh orang lain mendukung terorisme, mengingat bahwa (Iran) adalah
sebuah negara yang mensponsori teror, dan dikutuk oleh PBB dan banyak negara,"
kata juru bicara kementerian luar negeri dalam pernyataan yang disiarkan kantor
berita resmi SPA.
Pernyataan itu adalah yang kedua setelah kementerian
luar negeri kerajaan mengumumkan telah memanggil duta besar Iran di Riyadh
untuk memprotes sebuah pernyataan "agresif" Teheran menentang
pelaksanaan eksekusi Saudi terhadap tokoh Syiah Nimr al-Nimr.
"Rezim Iran tidak memiliki rasa malu karena
berteriak mengenai masalah-masalah hak asasi manusia, bahkan setelah mereka
mengeksekusi ratusan warganya sendiri (Iran) tahun lalu tanpa dasar hukum yang
jelas," kata pernyataan itu.
Nimr, yang menghabiskan lebih dari satu dekade belajar
teologi di Iran dan telah menjadi kekuatan pendorong di belakang protes
anti-pemerintah yang dipimpin Syiah di Arab Saudi sejak 2011. Nimr ada di
antara sekelompok 47 Syiah dan Sunni yang dieksekusi hari Sabtu dengan alasan
"terorisme".
Pernyataan Iran mengungkapkan, "Wajah mereka yang
sesungguhnya sebagai pendukung terorisme, yang merupakan kelanjutan dari
kebijakan merusak keamanan dan stabilitas di kawasan sini," kata juru
bicara kementerian Saudi yang tidak dikenal.
"Dengan membela tindakan teroris ... rezim Iran
dianggap bermitra dalam kejahatan mereka dan benar-benar bertanggung jawab atas
kebijakan hasutan dan eskalasi."
Kementerian ini mengkritik gangguan mencolok di
negara-negara regional, termasuk di Irak, Yaman, dan Lebanon, serta Suriah di
mana Iran secara langsung turun tangan melalui Garda Revolusi dan milisi Syiah
yang menyebabkan kematian puluhan ribu warga Suriah.
Keterkaitan Iran dengan sel penyelundupan bahan
peledak dan senjata ke Bahrain dan Kuwait juga telah ditemukan, kerajaan
mengingatkan.
Arab Saudi dan Iran mendukung sisi berlawanan dalam
beberapa konflik di seluruh wilayah.
"Sistem peradilan Arab Saudi berlangsung
independen, adil dan transparan, tidak seperti Iran yang beroperasi
diam-diam," tambah pernyataan itu.
Deddy | World Bulletin | Jurnalislam
Riyadh Abaikan Ancaman Iran
Senin, 04 Januari 2016 06:03 WIB
Arab Saudi mengutuk reaksi resmi Teheran terhadap
eksekusi 47 orang pada hari Sabtu, termasuk seorang pendeta Syiah terkemuka,
yang dihukum karena melakukan tindakan terorisme, kantor berita resmi negara SPAmelaporkan Ahad (03/01/2015).
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Saudi yang
dikutip secara anonim oleh SPA menjelaskan pernyataan resmi yang dikeluarkan
oleh Teheran sebagai reaksi terhadap eksekusi tersebut "tidak dapat
diterima".
"Iran telah menunjukkan warna aslinya dengan
mengungkapkan pendapatnya mengenai tokohnya yang dieksekusi, menunjukkan
dukungan untuk terorisme," pejabat itu seperti dikutip.
Menurutnya, Iran menerapkan kebijakan polarisasi dan
bertanggung jawab atas meningkatnya kekacauan.
Pejabat itu juga menyampaikan bahwa Iran telah
berulang kali mengatakan PBB juga mendukung terorisme.
Dia juga mengatakan bahwa ratusan warga Iran telah
dieksekusi tahun lalu tanpa proses hukum yang jelas.
Pada hari Sabtu, pihak berwenang Saudi mengeksekusi 45
warga Arab, bersama dengan seorang warga Mesir dan seorang warga Chad, yang
dihukum karena melakukan tindakan berbahaya, menurut pernyataan pemerintah
Saudi yang dikutip oleh kantor berita.
Di antara mereka yang dieksekusi adalah Tokoh Syiah
Nimr Baqir al-Nimr, yang sebelum penangkapannya pada bulan Juli 2012, telah
memimpin protes massa terhadap pemerintah Saudi di provinsi Qatif di timur
kerajaan.
Dalam putusan yang dijatuhkan oleh pengadilan tinggi
Saudi pada 25 Oktober, pendeta Syiah, al-Nimr dihukum karena menghasut dan
mengobarkan pemberontakan.
Setelah eksekusi al-Nimr, Iran yang merupakan republik
Syiah, mengancam bahwa Arab
Saudi yang mayoritas Sunni, akan membayar "harga yang mahal" untuk
kematiannya.
Menurut Republik News Agency Iran,
Kementerian Luar Negeri Iran telah memanggil Arab Saudi kuasa usaha di Teheran
dan mengutuk keras eksekusi al-Nimr ini.
Teheran dan Riyadh yang selalu bersaing sengit saat
ini mendukung sisi yang berlawanan dalam konflik yang sedang berlangsung di
Suriah dan Yaman.
Deddy | Anadolu Agency | Jurnalislam