Milisi
pemberontak Syiah al Houthi Yaman membawa poster tokoh
Syiah
Libanon, Hassan Nasrullata, pemimpin Hizbullata.
Selasa, 5 Juli 2016 - 13:36
WIB
Seorang bekas tokoh Hautsi (Houthi) yang membelot
meminta agar rakyat Yaman memaafkannya atas kiprah dirinya di kelompok
bersenjata Syiah dukungan Iran itu, lapor Al-ArabiyaSenin
(4/7/2016).
“Mereka mulai melakukan aksi-aksi balas dendam yang membuktikan
bahwa mereka hanyalah sebuah kelompok bersenjata yang tidak bermoral atau tidak
memiliki nilai-nilai Qur`an atau sifat memaafkan seperti yang diajarkan
al-Qur`an,” kata Ali Al-Bikhaiti dalam wawancara dengan stasiun televisi Al-Hadath, lembaga
penyiaran satu grup dengan Al-Arabiya.
Bikhaiti, bekas juru bicara Hautsi dan anggota komite
politik kelompok pemberontak Syiah itu, mengaku membelot setelah mengetahui
bahwa kelompok itu memberikan “informasi karangan” yang dibuat oleh para
pemimpin milisi Hautsi kepada dirinya.
Dia juga menuding Hautsi membunuh para tawanan perang.
Dia mengajak saudara laki-lakinya agar mengikuti jejaknya dan membelot dari
kelompok bersenjata Syiah tersebut.
Bikhaiti mengaku berubah perasaannya terhadap Syiah
Hautsi setelah pembunuhan petinggi militer Yaman Hameed Al-Qushaibi pada Juli
2014. Mayat Qushaibi kabarnya dipamerkan ke publik oleh Syiah Hautsi.
“Orang-orang Hautsi mencuri apa yang ada di dalam
rumah-rumah [penduduk] dan kemudian membomnya. Yaman telah mengalami banyak
perang, tetapi tidak pernah sampai separah ini, seperti ini hanya terjadi di
Israel,” kata Bikhaiti kepada Al-Hadath.
Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebutkan lebih
dari 64.000 orang tewas di Yaman akibat perang sejak Maret tahun lalu.
Kebanyakan korban adalah warga sipil.*