Kita bisa mencontoh /Meniru sikap Imam
Syafi’i dalam menghadapi orang-orang bodoh.seperti apa al imam asy syafi'i
dalam bertutut menasehati kita menghadapi perdebatan kepada orang Bodoh.berikut
catatan kecil beliau rohimahullah.
Imam Syafi’i adalah seorang Ulama besar
yang banyak melakukan dialog dan pandai dalam berdebat dalam permas’alahan
agama.
Sampai-sampai Harun bin Sa’id berkata :
“Seandainya Syafi’i berdebat untuk mempertahankan pendapat bahwa tiang yang
pada aslinya terbuat dari besi adalah terbuat dari kayu niscaya dia akan
menang, karena kepandainnya dalam berdebat”. (Manaqib Aimmah Arbaah hlm. 109
oleh Ibnu Abdil Hadi).
Imam Syafi’i adalah seorang Ulama pembela
sunnah, sehingga tentu saja pada waktu itu banyak orang sesat yang memusuhinya,
karena cela’an Imam Syafi’i terhadap kesesatan mereka.
Berikut perkata’an Imam Syafi’i terhadap
mereka.
Imam Syafi’i berkata :
ﻳُﺨَﺎﻃِﺒُﻨِﻲ ﺍﻟﺴَّﻔِﻴْﻪُ ﺑِﻜُﻞِّ ﻗُﺒْﺢٍ
Orang jahil berbicara kepadaku dengan
segenap kejelekan
ﻓَﺄَﻛْﺮَﻩُ ﺃَﻥْ ﺃَﻛُﻮْﻥَ ﻟَﻪُ ﻣُﺠِﻴْﺒًﺎ
Akupun enggan untuk menjawabnya
ﻳَﺰِﻳْﺪُ ﺳَﻔَﺎﻫَﺔً ﻓَﺄَﺯِﻳْﺪُ ﺣُﻠْﻤًﺎ
Dia semakin bertambah kejahilan dan aku
semakin bertambah kesabaran
ﻛَﻌُﻮْﺩٍ ﺯَﺍﺩَﻩُ ﺍﻟْﺈِﺣْﺮَﺍﻕُ ﻃِﻴْﺒًﺎ
Seperti gaharu dibakar, akan semakin
menebar kewangian.
(Diwân Imam Asy-Syâfi’iy).
– Imam Syafi’i rahimahullah berkata :
“Orang pandir mencercaku dengan kata-kata jelek. Maka aku tidak ingin untuk
menjawabnya. Dia bertambah pandir dan aku bertambah lembut, seperti kayu wangi
yang dibakar malah menambah wangi”. (Diwan Asy-Syafi’i, hal. 156).
– Imam Syafi’i juga berkata : ”Berkatalah
sekehendakmu untuk menghina kehormatanku, diamku dari orang hina adalah suatu
jawaban. Bukanlah artinya aku tidak mempunyai jawaban, tetapi tidak pantas bagi
singa meladeni anjing”.
• Imam Syafi’i tidak mau berdebat dengan
orang bodoh
Walaupun Imam Syafi’i dikenal sebagai
ahli debat, tapi Imam Syafi’i tidak mau apabila harus berdebat dengan
orang-orang bodoh.
Imam Syafi’i berkata :
ﺍﺫَﺍ ﻧﻄَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻔِﻴْﻪُ ﻭَﺗُﺠِﻴْﺒُﻬُﻔَﺦَﻳْﺮٌ
ﻣِﻦْ ﺍِﺟَﺎﺑَﺘِﻪِ ﺍﻟﺴُّﻜُﻮْﺕُ
Apabila orang bodoh mengajak berdebat
denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi
ﻓﺎِﻥْ ﻛَﻠِﻤَﺘَﻪُ ﻓَﺮَّﺟْﺖَ ﻋَﻨْﻬُﻮَﺍِﻥْ
ﺧَﻠَّﻴْﺘُﻪُ ﻛَﻤَﺪًﺍ ﻳﻤُﻮْﺕُ
Apabila kamu melayani, maka kamu akan
susah sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti
hati
ﻗﺎﻟُﻮْﺍ ﺳﻜَﺖَّ ﻭَﻗَﺪْ ﺧُﻮْﺻِﻤَﺖْ ﻗُﻠْﺖُ
ﻟَﻬُﻤْﺎِﻥَّ ﺍﻟْﺠَﻮَﺍﺏَ ﻟِﺒَﺎﺏِ ﺍﻟﺸَّﺮِ ﻣِﻔْﺘَﺎﺡُ
Apabila ada orang bertanya kepadaku, jika
ditantang oleh musuh, apakah engkau diam ??
Jawabku kepadanya : Sesungguhnya untuk
menangkal pintu-pintu kejahatan itu ada kuncinya
ﻭﺍﻟﺼﻤْﺖُ ﻋَﻦْ ﺟَﺎﻫِﻞٍ ﺃَﻭْ ﺃَﺣْﻤَﻖٍ
ﺷَﺮَﻓٌﻮَﻓِﻴْﻪِ ﺃَﻳْﻀًﺎ ﻟﺼﻮْﻥِ ﺍﻟْﻌِﺮْﺽِ ﺍِﺻْﻠَﺎﺡُ
Sikap diam terhadap orang bodoh adalah
suatu kemulia’an. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu
kebaikan.
Lalu Imam Syafi’i berkata :
ﻭﺍﻟﻜﻠﺐُ ﻳُﺨْﺴَﻰ ﻟﻌﻤْﺮِﻯْ ﻭَﻫُﻮَ ﻧَﺒَّﺎﺡُ
Apakah kamu tidak melihat bahwa seekor
singa itu ditakuti lantaran ia pendiam ?? Sedangkan seekor anjing dibuat
permainan karena ia suka menggonggong ??
(Diwan As-Syafi’i, karya Yusuf Asy-Syekh
Muhammad Al-Baqa’i).
• Sulitnya berdebat dengan orang bodoh
menurut Imam Syafi’i.
Imam Syafi’i berkata :
“Aku mampu berhujah dengan 10 orang yang
berilmu, tapi aku pasti kalah dengan seorang yang jahil, karena orang yang
jahil itu tidak pernah faham landasan ilmu”.
• Imam Syafi’i berdebat bukan untuk
mencari kemenangan.
Imam Syafi’i berkata :
ﻣَﺎ ﻧَﺎﻇَﺮْﺕُ ﺃَﺣَﺪًﺍ ﻗَﻂُّ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻐَﻠَﺒَﺔِ
“Aku tidak pernah berdebat untuk mencari
kemenangan”. (Tawali Ta’sis hlm.113 oleh Ibnu Hajar)