Assyar'iah & Sufi Juga Membagi Tauhid
Menjadi 3
Ust Firanda Andirja
Siapa yang Membagi Tauhid Menjadi 3?
Darimana Dalilnya?
Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc, MA
Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc, MA
Apakah pembagian tauhid menjadi 3 sama
dengan trinitas? Ustadz firanda andirja
Ustadz dzulqarnain bin muhammad sunusi -
pembagian tauhid menjadi 3 seperti trinitas nashrani ? (lihat Comments)
Asal Mula Pembagian Tauhid Menjadi 3 Oleh Para
Salaf - Ustadz Firanda Andirja
Kenapa Salafi Membagi Tauhid Menjadi 3? -
Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
https://youtu.be/Waw22Qs356k
Inilah Kenapa Ahlul Bid'ah Membenci Pembagian
Tauhid. Ustadz Firanda Andirja
DR Arrazy Hasyim : Perbedaan Trilogi Tauhid
dengan Sifat 20 ! (Part 1) (121 Comments)
DR Arrazy Hasyim : perbedaan Trilogi dengan
Sifat 20 ! (Part 2 ) (55 Comments)
Tauhid
Dibagi menjadi 3 (tiga) Bagian, Mana dalilnya? Bid'ahkah ? Sesatkah ? (Bagian 1)
Tauhid
Dibagi menjadi 3 (tiga) Bagian, Mana dalilnya? Bid'ahkah ? Sesatkah ? (Bagian 2)
Tauhid
Itu Mengesakan Alloh yang Satu, Kok Dibagi Tiga? [Dalil-dalil & Alasan
Pembagian Tauhid, Asal-Usul Pembagian Tauhid, Akibat Tidak Mau Membagi Tauhid
Menjadi 3]
Pembagian
Tauhid Menurut Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah
http://lamurkha.blogspot.com/2015/03/pembagian-tauhid-menurut-ahlus-sunnah.html
Bantahan Ilmiyyah (Dengan Dalil Shahih Dan Sharih) Komprehensif Untuk Habib Rizeq Terkait Tuduhan Tajsim Dan Mujasimah Serta Trilogi Tauhid Kepada Salafi. Silahkan Kaji Dengan Jujur (Tanpa Vested Interested) Dan Bawa Keranah MUI. Demi Allah, Al-Haq Sangat Terang Benderang.
Kebencian
Habib Rizieq Syihab terhadap (Salafi) Wahhabi Sampai Ubun-ubun ! Trilogi
Tauhid, yang diajarkan oleh Ibnu Taimiyah dan disebarkan luaskan oleh Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab, masuk dalam kurikulum pendidikan Islam diseluruh
Indonesia, Inna lillahi wa Inna ilaihi Raji'un? [Bagian 5]
Pembagian
Tauhid Menjadi Tiga Adalah Trinitas? (Lihat Comments)
https://firanda.com/715-pembagian-tauhid-menjadi-tiga-adalah-trinitas.html
Pembagian Tauhid Dalam Al Qur’an
https://muslimah.or.id/7017-pembagian-tauhid-dalam-al-quran.html
Tauhid Itu Mengesakan Alloh yang Satu, Kok Dibagi Tiga?
Tauhid Itu Mengesakan Alloh yang Satu, Kok Dibagi Tiga?
Mengapa
Tauhid Dibagi Tiga
Penulis:
Asy-Syaikh Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad
Penjelasan
Makna Tauhid RUBUBIYYAH Disertai Dengan Dalil-Dalilnya
Tauhid
Rububiyah Mengharuskan Adanya Tauhid Uluhiyah
Asal
Usul Pembagian tauhid
Apakah
Pembagian Tauhid Adalah Bid’ah ?
Jawaban
seputar bid’ahnya pembagian tauhid menjadi tiga
Tauhid Dibagi
Tiga,. Itu Kan Bidah..?
https://feehas.wordpress.com/2016/01/02/tauhid-dibagi-tiga-itu-kan-bidah/
Habib Rizieq: Kurikulum Pelajaran Agama Ajarkan Trilogi Tauhid Wahabi
http://www.muslimedianews.com/2015/06/habib-rizieq-kurikulum-pelajaran-agama.html
Kesesatan Konsep Tauhid Trinitas Wahabi
Kesesatan Konsep Tauhid Trinitas Wahabi
Kenapa
Asy’ariyyun menolak Tauhid Uluhiyah ?
Tafsiran mereka terhadap tauhid terbatas pada tauhid rububiyah saja.
Mereka lupa akan tauhid uluhiyah dan ibadah hanya kepada Allah Subhaanahu
Wata’ala semata, padahal tauhid uluhiyah ini merupakan tauhid yang karenanya
para rasul diutus, sebagaimana firman Allah Subhaanahu Wata’ala:“Dan Kami
tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan
kepadanya: “Bahwasannya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Aku, maka
sembahlah oleh kamu sekalian akan Aku”. (al-Anbiya: 25)
Ia merupakan tauhid yang karenanya Allah menciptakan manusia,
sebagaimana firman-Nya:
وَمَا خَلَقْتُ
الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan sekali-kali Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar
mereka hanya beribadah kepada-Ku”. (adz-Dzariyat:56)
Oleh karena itu, kita dapatkan perbuatan bid’ah di dalam berbagai
bentuk ibadah dan terperosok di dalam perbuatan kesyirikan yang cukup banyak
sekali pada orang-orang yang berintisab kepada Asya’irah muta’akhkhirin,
disebabkan kelalaian mereka di dalam tauhid uluhiyah.
Ini tidak berarti bahwa Ahlus Sunnah menganggap remeh masalah tauhid
rububiyah, sekali-kali tidak begitu! Akan tetapi memulai (dakwahnya) sesuai
dengan dari mana Allah memulai dan dari mana pula Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam memulainya. Tauhid Rububiyah itu juga bersifat fitri, hampir
tidak ada yang mengingkarinya kecuali sangat jarang sekali. Dan kebanyakan
ayat-ayat yang berbicara tentang tauhid rububiyah itu dalam konteks
membicarakan konsekwensinya, yaitu tauhid ibadah dan ta’at (uluhiyah). Maka
dari itu tidak dikenal adanya suatu umat yang mengingkari tauhid Rububiyah.
Bahkan tidak ada satu golongan yang sepakat atas masalah ini sebenarnya; dan
sekiranya ada, niscaya Allah Subhaanahu Wata’ala menyebutkannya di dalam
kisah-kisah para nabi. Lain halnya dengan tauhid Uluhiyah, banyak sekali umat,
golongan dan kelompok yang tersesat darinya hingga saat ini.
Dari itu pula kita lihat bahwa para peneliti dan pemuka Asya’irah
memulai karya-karya mereka di dalam bidang aqidah dengan masalah-masalah
aqliyat, teori-teori, keyakinan-keyakinan dan pandangan-pandangan,
istilah-istilah teologis dan filosofis serta (ditegaskan) bahwasanya dali-dalil
naqli (sam’iyat, wahyu) tidak memberikan kepastian (keyakinan)! Dan bahwasanya
dalil-dalil aqli itu pasti dan meyakinkan. Lalu dibicarakan pula masalah
hudutsul’alam (alam ini baru), kepastian ada Pencipta dan lain-lainnya (yang
sangat sarat dengan) filsafat dan ilmu kalam, dan kemudian diakhiri dengan
pembahasan tauhid Rububiyah. [61]
Yang demikian itu sangat jauh berbeda dengan metode yang ditempuh oleh
Ahlus Sunnah, bahkan berbeda dengan metode (manhaj) al-Qur’an itu sendiri.
Ayat-ayat yang datang untuk mengukuhkan tauhid Rububiyah itu sedikit dibanding
dengan ayat-ayat yang datang untuk mengukuhkan tauhid Uluhiyyah, dan kebanyakan
ayat-ayat yang berkenaan dengan tauhid Rububiyyah itu datang untuk mempertegas
tauhid Uluhiyyah (tauhid Ibadah), sebagaimana dijelaskan di muka.
http://ustadzridwan.com/studi-kritis-tentang-akidah-ahlus-sunnah-wal-jamaah-dan-sikap-pergerakan-islam-modern-terhadapnya-5/
http://ustadzridwan.com/studi-kritis-tentang-akidah-ahlus-sunnah-wal-jamaah-dan-sikap-pergerakan-islam-modern-terhadapnya-5/
Penafsiran makna "Tauhid" yang
dibatasi pada "Tauhid Rububiyah" dan kelalaian mereka dari Tauhid
Uluhiyah dan Ibadah.
Kita telah memahami bahwa para rasul datang
mendakwahkan Tauhid Uluhiyah. Sebagaimana dalam Al-Qur'an surah Al-Anbiya' : 25,
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya: 'Bahwasanya tidak ada yang diibadahi (dengan haq) melainkan
Aku, maka sembahlah olehmu akan Aku."
Inilah tauhid yang menjadi tujuan diciptakannya
jin dan manusia, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur'an surah Adz-Dzariyat ayat
56 : "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku."
Manhaj Asy'ari dalam Tauhid Uluhiyah tidaklah
jelas. Hal ini karena beberapa sebab diantaranya adalah :
1. Definisi Al-Ilah yang mereka artikan sebagai
"Yang Maha Kuasa untuk mencipta" seperti disebutkan oleh Al-Baghdadi
yang dia nisbatkan kepada Abu Al-Hasan Al-Asy'ari.
2. Kitab-kitab karangan mereka dalam hal aqidah
tidak membahas Tauhid Uluhiyah secara khusus. Bahkan para tokoh Asy'ariyah
dalam tulisan-tulisan mereka menggunakan cara-cara ahli filsafat atau ahlu
kalam. Mereka memulai tulisan-tulisannya dengan pengertian-pengertian logika,
teori-teori, bukti kebenaran nyata berdasarkan akal, tashawwur dan berbagai
istilah ahlu kalam dan filsafat. Kemudian penyebutan dalil-dalil naqliyah
(tekstual) tidak memberikan faedah berupa keyakinan sedang dalil-dalil akal
adalah qath'I (pasti) dan yakin. Setelah itu pembicaraan berpusat sekitar
kejadian alam, penetapan pencipta dan hal-hal lain yang berasal dari filsafat
dan ilmu kalam, kemudian alur pembicaraan akhirnya tertumpu pada penetapan
Tauhid Rububiyah.
3. Asy'ariyah menetapkan bahwa kewajiban
pertama bagi mukallaf (orang yang sudah mencapai masa baligh) adalah an-Nazhar
(melihat) untuk menetapkan wujud Allah dan akhirnya keesaan Allah dalam dzat
dan perbuatan. Bukan berarti Ahlusunnah mengenyampingkan Tauhid Rububiyah,
tetapi orang-orang Asy'ariyah telah memulai dengan suatu hal yang tidak
dicontohkan oleh Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa salam. Sebab Tauhid
Rububiyah adalah fitrah, hampir-hampir tidak ada yang mengingkari secara
keseluruhan melainkan sedikit. Tidak pernah kita mengenal suatu umat yang
sepakat untuk mengingkari Tauhid Rububiyah, kalaulah ada kita akan dapatkan
dalam kisah-kisah para nabi. Sebaliknya kesesatan berbagai umat, firqah atau
kelompok terdapat pada penentangan terhadap Tauhid Uluhiyah.
4. Sebagai akibat dari penafsiran tauhid yang
dibatasi pada Tauhid Rububiyah oleh Asy'ariyah secara umum, kita jumpai
bermacam bid'ah dalam ibadah bahkan perbuatan syirik atau membela perbuatan
syirik pada orang-orang yang menisbatkan diri mereka kepada Asy'ariyah. Ini
karena sikap remeh dan menganggap enteng Tauhid Uluhiyah. Disamping itu Asy'ariyah
memang memiliki hubungan lama dengan Sufiyah. Al-Hafizh Ibnu Asakir menyebut
lima tabaqat (generasi) orang-orang yang menisbatkan diri mengambil dari Abu
Al-Hasan Asy'ari. Dari setiap tabaqat (generasi) terdapat orang yang
ber-intisab kepada sufi.
http://www.angelfire.com/journal2/alhidayah/AqidatusSalafi/AsyariyahDanAhlusSunnah.htm
http://www.angelfire.com/journal2/alhidayah/AqidatusSalafi/AsyariyahDanAhlusSunnah.htm