Dalam sejarahnya, justru
Hijaz pada masa kekuasaan Turki Utsmani, Al-Haramain tidak aman dan nyaman. Sebelum Saudi menguasai
Hijaz, kaum muslimin jika berangkat haji seperti bersiap ke medan perang. Pergi dianggap hilang, jika
kembali seperti bayi yang terlahir.
Mengungkap Tuduhan Politisasi Ibadah Haji dan
Seruan Internasionalisasi al-Haramain
Seruan Internasionalisasi al-Haramain
Setiap tahun, saat musim haji tiba, selalu ada
suara miring ditujukan kepada Arab Saudi. Tudingan politisasi haji dan seruan
internasionalisasi al-Haramain didengungkan.
Terbaru, Syaikh Muhammad Hassan Al-Dedew,
dalam wawancara dengan TV Al-Jazeera, menyeru agar keputusan pembatalan haji
harus disepakati seluruh kaum muslimin dunia.
Padahal, Saudi tidak membatalkannya, tetapi
membatasi, untuk menjaga jiwa kaum muslimin di masa pandemi corona. Keputusan
ini pun didukung oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) maupun ulama dunia.
Jika ditelusuri ke sejarah, maka didapati
benang merah tuduhan dan propaganda keji terhadap Arab Saudi terkait
pelaksanaan ibadah haji.
Yang pertama, tudingan Arab Saudi mempolitisasi
ibadah haji. Dan kedua, seruan agar kepengurusan Al-Haramain di bawah dunia
internasional.
Kedua isu tersebut, dapat dilacak dari sejak
zaman pendiri Arab Saudi ke-3, Raja Abdul Aziz, rahimahullah.
Sejak 1927, Iran dan Turki pernah melarang
warganya menunaikan ibadah haji karena alasan politis.
Bahkan secara masif, Iran melakukan porpaganda
melalui media, bahwa kondisi di Al-Haramain tidak aman dan nyaman di bawah Arab
Saudi.
Hal ini sebagaiamana yang ditulis Al-Amir
Syaqib Arsalan, dalam bukunya “al-Irtasamaat al-Luthaf.”
Tetapi kenyataan tersebut terbantahkan setelah
salah seorang menteri Afghanistan, menunaikan ibadah haji pada masa Raja Abdul
Aziz dan tidak menemui apa yang dituduhkan Iran.
Dalam sejarahnya, justru Hijaz pada masa
kekuasaan Turki Utsmani, Al-Haramain tidak aman dan nyaman.
Sebelum Saudi menguasai Hijaz, kaum muslimin
jika berangkat haji seperti bersiap ke medan perang.
Pergi dianggap hilang, jika kembali seperti
bayi yang terlahir.
Situasi demikian terekam dalam tulisan-tulisan
sejarawan seperti As-Syaikh Abdul Rasyid, atau tokoh terkemuka Makkah, Husen
Basalamah.
Keduanya merupakan saksi hidup, yang mengalami
hidup di Hijaz pada masa pemerintahan Turki Utsmani dan Raja Abdul Aziz.
Muhammad Labib Batanun, dalam bukunya “Ar
Rihlah Al Hijaziyyah” juga menuturkan kondisi serupa.
Fakta sejarah ini juga didukung tulisan Syaikh
Utsman Sholeh di majalah “Hars Al Wathani,” tahun 1409, tentang kondisi
mengerikan di Hijaz saat dikuasai Utsmani.
Tonton lebih detail di penjelasan video Dr.
Sultan Al-Ashqah berikut ini:
Ditulis oleh: admin saudinesia.com
https://saudinesia.com/2020/07/25/mengungkap-tuduhan-politisasi-ibadah-haji-dan-seruan-internasionalisasi-al-haramain/
https://saudinesia.com/2020/07/25/mengungkap-tuduhan-politisasi-ibadah-haji-dan-seruan-internasionalisasi-al-haramain/
Tahukah Anda, tak Satu Pun Penguasa
Ottoman Berhaji, Mengapa?
IHRAM.CO.ID,
Kesultanan Ottoman berhasil mencatat prestasi gemilang dalam sejarah
Islam. Berkuasa selama kurang lebih tujuh abad lamanya (1299-1922), kekuasaan
kesultanan yang ketika itu berpusat di Turki tersebut mencapai Hongaria di
bagian utara, Somalia di bagian selatan, Aljazair di sebelah barat, dan Irak di
sebelah Timur.
Sejarah
juga mencatat patriotisme, kegigihan, dan komitmen para sultan Ottoman terhadap
tegak dan majunya peradaban Islam. Namun, di tengah-tengah kebesaran Ottoman,
ada satu fakta menarik yang belakangan menjadi bahan cibiran orientalis.
Para
orientalis menganggap jika para sultan tersebut memiliki komitmen besar
terhadap Islam, mengapa tak satupun dari mereka yang menunaikan haji ke Tanah
Suci? Nah lho.
Anggapan
bahwa tak seorang pun Sultan Ottoman berhaji memang benar adanya. Para sultan Ottoman
ternyata belum ada yang menyandang gelar haji. Dan belum ada satu referensi
kuat yang membuktikan mereka sudah berhaji.
Pembahasan
ini pun menggerakkan sejumlah sejarawan Turki meneliti kembali apa faktor di
balik belum berhajinya para sultan Ottoman?
Di
antaranya adalah Prof Muhammad Maqsud Ouglu. Dalam artikel yang diterbitkan
situs beyaztarikh.com, dia mengatakan alasan belum hajinya satu pun
pemimpin Ottoman karena murni faktor istitha’ah atau kemampuan. Kewajiban
berhaji terletak pada faktor ini.
Soal
biaya dan kemampuan bisik, tak perlu dipertanyakan. Namun, faktornya adalah
waktu dan faktor keamanan. Jangan bayangkan pergi berhaji pada masa itu seperti
sekarang. Butuh waktu berbulan-bulan dan kondisinya tak cukup aman.
Negara-negara
yang menjadi rute perjalanan haji pada 1517 tengah berkecamuk perang. Portugal
dan Spanyol menjadi ancaman yang mengintai negara-negara itu.
Dua
negara kuat tersebut ketika itu mencari kesempatan kapapun Istanbul
ditinggalkan oleh pemimpinnya. Jika tetap ditinggalkan untuk berhaji tentu ini
akan sangat berbahaya bagi stabilitas dan keamanan negara.
Ancaman
bahaya itu bukan tanpa alasan. Pada tahun yang sama, sejumlah data menyebutkan
Portugal telah mengirim pasukan untuk menguasai laut merah, Syam, dan Makkah.
Namun, rencana itu berhasil digagalkan gubernur Makkah pada waktu itu, yakni
Naumay.
Kendati
demikian, persoalan ini tetap manjadi perhatian serius para sultan. Mereka
mengirimkan wakil-wakil untuk menjadi badal haji. Ini dengan rujukan fatwa para
ulama Ottoman yang membolehkan badal haji bagi orang hidup karena satu dan lain
hal
Tiga Kejahatan Besar Penguasa Turki Utsmani,
Fakhri Basya Di Tanah Haram
Sejarah Dan Penyebab Runtuhnya Khilafah Turki
Utsmani, banyak yang tidak mengetahui sejarah sebenarnya
Asal Usul Turki Utsmani: Jalaluddin Rumi Dan
Sifat Keji Keturunan Tatar Mongol (Tahukah Anda, tak Satu Pun Penguasa Ottoman
Berhaji, Mengapa?)
Tiga Kejahatan Besar Penguasa Turki Utsmani,
Fakhri Basya Di Tanah Haram
Sejarah Dan Penyebab Runtuhnya Khilafah Turki
Utsmani, banyak yang tidak mengetahui sejarah sebenarnya
Fitnah Mubtadi’, Shufiyah (Thoriqoh), Syi’ah Terkait
Berdirinya Kerajaan Saudi Arabia (Fakta Ilmiyah)
Jangan Terpedaya "Gema Islam"
Erdogan. Fakta, Dia (Bangsa Turki) Bersama Bangsa Majusi Iran (Syi’ah) Dan
Bangsa Rusia (Komunis, Ortodoks) Berkonspirasi Membunuhi Ahlus Sunnah Syams
(Arab). Apa Haknya Mereka (Bertiga) Mendefinisikan “Para Mujahidin Ahlus Sunnah
Bangsa Arab Syam” Yang Harus Dibinasakan (License To Kill) ? Silahkan Bantah
Fakta-Fakta Dibawah.
Paham Sesat Sufi Salah Satu Sebab Runtuhnya
Turki Ustmani