Sunday, February 15, 2015

Di Malaysia, Ulama Jadikan Khutbah Jum’at untuk Jelaskan Bahaya Syiah

Kedah – Berbeda halnya dengan Indonesia, Khotib Jum’at di Malaysia secara terang-terangan menyinggung masalah kesesatan Syiah.
Ahli Jawatan Kuasa Persatuan Ulama Kedah, Abdullah bin Din, mengajak masyarakat Malaysia mewaspadai bahaya Syiah dalam khutbah Jum’atnya hari ini (22/11) di Masjid Al Hadi, Kedah.
Ulama Muda lulusan Yordania ini menilai ajaran Syiah bertentangan dengan Islam. Dengan ideologi takfirinya, Syiah justru mengkafirkan para sahabat Nabi yang mulia seperti Abu Bakar, Umar, dan Usman.
”Mereka juga menuduh para istri Nabi Muhammad telah melakukan Zina,” tutur Muhammad Pizaro yang sedang melakukan Roadshow bukunya di Malaysia menirukan ucapan Abdullah bin Din dalam khutbahnya di hadapan lima ratus jamaah.
Ketua Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) Kedah ini menilai Ahlussunah dan Syiah adalah dua ajaran yang berbeda. Karena ajaran Syiah jelas bertentangan dengan Islam dari segi pokok ajaran.
Dia pun mencontohkan kasus gugatan cerai dari perempuan penganut Syiah kepada suaminya yang seorang Ahlussunah.
”Mereka akhirnya bercerai dan istrinya menikah dengan seorang Syiah,” ujarnya menjelaskan peristiwa yang baru-baru ini terjadi di Kedah.
Sementara itu, Ketua Pertubuhan Solidariti Masyarakat Malaysia, Musthafa Mansor mengatakan, penjelasan bahaya Syiah lewat mimbar Jum’at memang menjadi pemandangan umum di Malaysia.
”Itu berlaku di seluruh Malaysia untuk menyadarkan bahaya Syiah kepada warga Malaysia,” ujarnya, Jum’at (22/11).
Selain upaya menyadarkan masyarakat, Ulama Malaysia memang menjadi garda terdepan untuk mendesak pemerintah agar tegas terhadap tokoh-tokoh penyebar ajaran Syiah.
”Di Malaysia, Syiah dilarang. Tapi kami melihat pemerintah harus lebih tegas untuk menangkap tokoh-tokoh Syiah,” pungkas pria kelahiran Perak ini.

seperti di Indonesia !!!
Bedah Buku ‘Zionis-Syiah Hantam Islam’ di Malaysia Diwarnai Pengrusakan

Kedah – Acara bedah buku “Zionis-Syiah Bersatu Hantam Islam” yang ditulis oleh jurnalis muslim Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi di Malaysia diwarnai pencabutan pamflet dan perusakan mobil salah seorang jamaah kajian.
Bedah buku yang diselenggarakan di Masjid Arrahmah Taman Wira, Kedah, Malaysia itu merupakan bagian dari rangkaian perjalanan dakwah Muhammad Pizaro ke berbagai wilayah nusantara, termasuk Indonesia, Malaysia hingga Thailand Selatan.
Menurut Syimir, salah seorang panitia penyelenggara roadshow bedah buku tersebut mengatakan, ada dua pamflet bedah buku yang hilang dari mesjid tersebut.
“Takmir masjid melihat ada orang yang gunting pamflet itu saat pagi dan petang,” ujar Syimir kepada Kiblatnet, Selasa 19 November 2013.
Selain pamflet yang dirusak, saat acara bedah buku berlangsung, salah satu mobil jamaah masjid yang tengah mengikuti kajian bedah buku tersebut mengalami pengrusakan pada mobilnya.
“Kaca mobil milik jamaah masjid dipecahkan, bahkan laptopnya diambil. Jama’ah yang dirusak mobilnya itu lapor ke imam masjid Ar-Rahmah,” ujar Syimir.
Acara kajian bedah buku itu dimulai sejak pukul 19.30 waktu setempat. Panitia acara menduga kejadian pengrusakan itu berlangsung saat acara tengah dilaksanakan.
“Dia baru sadar usai kajian dan melihat mobilnya sudah hancur,” ujarnya lagi.
Acara bedah buku “Zionis-Syiah Bersatu Hantam Islam” ini tengah digencarkan oleh para pegiat dakwah di nusantara. Setelah dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia, Pizaro melebarkan sayap dakwahnya hingga ke negeri tetangga. Sejak 15 November lalu dirinya berada di Malaysia dan kawasan muslim Pattani di Thailand Selatan untuk memberikan pemahaman bahaya ajaran syiah.
Kepada Kiblatnet, Muhammad Pizaro mengatakan bahwa kawasan nusantara memiliki peran penting dalam menangkal bahaya ajaran syiah yang dapat merusak ajaran Islam.
“Malaysia memiliki peran penting dalam menjaga akidah ahlusunnah wal jamaah di tanah Melayu. Hal ini dapat dilihat dari kebijakan kementerian dalam negeri Malaysia yang melarang syiah. Begitu juga dengan jakim (MUI-nya Malaysia, red),” ujar Pizaro. [sdqfajar]

Habib Rizieq Shihab [Wallahu A'lam Bishawab]   Dukung Undang-undang Pelarangan Ajaran Syiah di Indonesia

Bekasi – Habib Rizieq Shihab mendukung adanya peraturan atau undang-undang yang melarang aliran syiah menyebarkan ajarannya di Indonesia. Hal itu disampaikan oleh tokoh Front Pembela Islam dalam acara “Seminar Mengurai Problema Sunni-Syiah dalam Perspektif Ukhuwah” di Islamic Centre Bekasi pada Rabu pagi (11/12).
Habib Rizieq mengutarakan bahwa pernah ada Muktamar Sunni-Syiah pada 21-22 Januari 2007 di Doha, Qatar. Pada pertemuan itu para tokoh menyimpulkan tiga poin penting.
Pertama, dilarang menghina atau melecehkan segenap ahlul bait Nabi Saw termasuk seluruh istrinya. Seluruh sahabat Nabi tanpa terkecuali.
“Ini sudah menjadi kesepakatan, gak boleh ada lagi yang menghina keluarga Nabi, sahabat Nabi tanpa terkecuali. Kalau mau berdialog, bersaudara, bertoleransi maka poin pertama ini harus ditepati oleh semua pihak,” ujar Habib Rizieq dalam kesempatannya.
Yang kedua, dan ini tidak kalah pentingnya, tekan Habib Rizieq. Dilarang melakukan misionarisme ajaran tertentu di wilayah yang lain [?? perlu diperjelas, red] . Indonesia ini negeri Ahlu sunnah waljamaah. Oleh karenanya, orang-orang syiah tidak boleh melakukan misionaris syiah di Indonesia.
“Jadi, saya setuju dengan apa yang disampaikan Dr. Kamal tadi. Kalau di Malaysia ada undang-undang yang melarang syiah untuk menyebarkan ajarannya. Mestinya di Indonesia juga dibuat undang-undang yang sama,” ujar Habib yang disahuti teriakan takbir para hadirin.
“Tidak boleh saudara, syiah menyebarkan ajarannya di negeri sunni. Itu akan menimbulkan konflik. Begitu juga sebaliknya, gak ada kan cerita orang sunni ke Iran untuk mensunnikan Iran [ ?? sebaiknya dakwah ke Iran,red]. Gak ada sodara,” tegasnya lagi.
Habib menjelaskan bahwa di Iran itu penduduknya mayoritas beragama syiah. Jadi tidak boleh Ahlusunnah disana memaksakan ajarannya kepada orang syiah di Iran. Ia mempersilahkan jika Iran membuat peraturan melarang ajaran Ahlusunnah di negaranya [ ?????  ].
“Tapi kita juga punya hak untuk bikin aturan. Indonesia merupakan negeri Ahlusunnah wal jamaah. Selain Ahlusunnah wal jamaah, tidak boleh menyebarkan ajarannya di Republik Indonesia,” seru habib Rizieq diiringi pekikan ‘Allahu Akbar’ dari para jamaah.
Kemudian yang ketiga, mendorong para ulama untuk menggalakkan dialog. Jika ini terlaksana dengan baik. Maka, tidak akan ada lagi perpecahan yang terjadi.
Habib Rizieq menukil pernyataan Syaikh Yusuf Qardhawi yang kecewa terhadap syiah yang selalu melanggar komitmen. ”Anda boleh tinggal di negeri sunni kami tidak larang. Anda ingin mengamalkan ajaran anda silahkan. Tapi kenapa minoritas sunni di negara anda (Iran, red) kok diganggu? Sehingga sulit untuk menjalankan keyakinannya. Kami tidak pernah berusaha mensunnikan negeri syiah. Lalu kenapa anda mengirim dai-dai anda para misionaris untuk mensyiahkan negeri sunni?? Kalau itu yang anda lakukan berarti anda tidak serius membangun dialog peradaban sunni dan syiah,” ujar Habib mengutip perkataan Syaikh Yusuf Qardhawi.
Kenapa di masyarakat bawah masih ada yang mencaci sahabat, bahkan hingga tingkat pimpinan menerbitkan dan menerjemahkan kitab-kitab yang mencela sahabat dan istri Nabi Saw. Bahkan disebarluaskan di negeri Sunni. Kalau begini caranya, kata Yusuf Qardhawi. Saya mundur! Anda hanya memanfaatkan kami untuk menyebarluaskan ajaran syiah”.
Berdasarkan pemantauan Kiblatnet di lapangan, Habib Rizieq dipasangkan bersama Prof. Dr. Kamaluddin Nurdin, peneliti syiah Malaysia. Ratusan pesertsa seminar tampak memadati ruangan diskusi Islamic Centre Bekasi. Acara berakhir sekira pukul 11.30, menjelang shalat dzuhur. [sdqfajar]